Selasa, 22 Juli 2014

Saparuh Hidop e


 JEJAK PISARANA TANAH KAYONG
(24-03-2014)
  

Pisarana Kecil
Sebelumnya tak pernah sedikit pun terlintas dalam benak akan berada di Tanah Kayong, Tanah Bangsa Melayu Kalimantan Barat. Berada jauh dari Ibukota Pontianak, menyusuri ratusan mil anak sungai yang membelah daratan, kota kecil Teluk Batang menjadi titik awal untuk memulai masa depan yang sebenarnya.
Pisarana Kecil terlahir dari kisah cinta seorang Pelaut Ternate berdarah Sangihe Talaud di Sulawesi Utara kepada Mawar Merah Anak Adat Negeri Saparua di Uli Lease Maluku. Menghabiskan masa kecil di atas Kota Berbatu Karang, Pisarana Kecil ditenun oleh kerasnya kehidupan menjadi lelaki tangguh yang siap menggantikan jejak Sang Pelaut Tua di kemudian hari nanti.

Akhirnya masa itupun tiba, lima tahun lamanya mengarungi luasnya lautan menerjang kerasnya gelombang, Pisarana Muda diajarkan bahwa betapa sulitnya jalan menemui kehidupan. Jalan-jalan terjal itu dilalui dengan penuh semangat meskipun tak mudah, lelah menapakan kaki melintasi jalanan terjal, Pisarana Muda tak langsung menyerah di ujung lautan. Menggantungkan harapan baru setinggi langit di Tanah Para Dewata untuk menemui kehidupan yang lain.
Lima tahun kedua yang penuh cucuran keringat, mengumpulkan keping-keping kehidupan di bawah terik matahari  dalam genggaman para dewata namun Upu Aman Lanite Yesus Kristus tetap jaga dan pelihara. Hingga pada akhirnya wajahpun harus tertunduk lesu, penuh air mata, merasakan dukacita yang mendalam, semangat yang tak kenal menyerah sempat padam karena kepergian selamanya Ama dan Ina menghadap Sang Ilahi.

Ama dan Ina

Pada kesempatan yang lain mencoba beranikan diri bertaruh nyawa di Tanah Papua yang konon katanya Surga Kecil Jatuh Ke Bumi. Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan dijalani apalah daya tak mampu untuk bertahan. Tempaan dan keganasan Belantara Rimba Papua melewati batas kemampuan, Pisarana Muda pun menyerah di separuh perjalanan.
Kembali pulang, Kembali pulang, tetapi dengan satu tekad Kabaresi, untuk tetap merajut kehidupan yang terkoyak dan tak menentu ini menjadi berguna bagi orang banyak di suatu waktu nanti. Yang Maha Kuasa pun sudah memperhitungkan segalanya, ada harga ada pengorbanan yang harus dibayar, dan matahari timur itu pun terbit biaskan sinarnya terangi jalan.

Ungkapan syukur pun dipanjatkan setinggi langit kepada Upu Aman Lanite Yesus Kristus atas keajaiban-keajaiban besar dalam kehidupan yang sudah dipersiapkan bagi Pisarana Muda, dan beta pun harus tabaos dengan lantang. Berkatilah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar