Rabu, 06 Juni 2018

Para Penguasa di “Jantung” Uliaser --- pada masa Kolonial (1600an – 1942) ---

Oleh : Ferdy Lalala
Pengoreksi Naskah : Adryn. Anakotta

A.     Pendahuluan
Licer/Uliaser/Uliasa/Lijaser atau yang akhirnya kita kenal sekarang sebagai Lease, adalah nama bagi gugusan 3 pulau mini, Saparua, Haruku dan Nusalaut yang terletak di selatan pulau Seram. Nama Uliaser atau Lease sudah dikenal sejak zaman sebelum kolonial, meski dimasa kolonial lah, yaitu masa Portugis1, Belanda2, Inggris3 hingga ke zaman Jepang, nama itu secara eksplisit disebut dalam arsip berupa Laporan resmi, Laporan perjalanan dan sebagainya . Arsip-arsip mereka selalu berisikan nama ini, jika mendeskripsikan gugusan yang mereka maksud. Namun sering juga, mereka menyebut nama satu persatu Pulau dalam gugusan itu.
Jika dilihat secara sekilas, pulau Saparua terletak di tengah-tengah ke-3 pulau ini. Pulau Haruku terletak disebelah kiri, pulau Saparua ditengah, dan pulau Nusalaut terletak disebelah kanan agak kebawah. Mungkin karena letak “geografis” itulah, maka tak salah juga, jika pulau saparua bisa dibilang sebagai jantung dari uliaser.
Saat Portugis mulai menginjak kakinya di kepuluan Maluku pada tahun 15124, dan mulai “menata” sistim penjajahan mereka, gugusan pulau-pulau lain dieksplorasi. Tujuan eksplorasi itu, tentunya untuk berhubungan dengan penduduk pribumi dalam rangka pembelian dan perdagangan barang-barang yang dibutuhkan oleh mereka.

Salah satu yang dieksplorasi adalah gugusan Lease ini. Selain eksplorasi yang berkaitan dengan hal dagang, juga berhubungan dengan hal penyiaran agama atau misi penyebaran agama Kristen, dalam hal ini agama Katholik. Banyak pastor yang dikirim ke kawasan ini untuk tujuan itu5. Begitu juga yang dilakukan oleh Belanda, saat mereka berhasil mengusir Portugis dari Maluku. Semua itu ditandai dengan takluknya benteng, yang dikemudian hari dikenal sebagai Benteng Victoria pada 23 Februari 16056 oleh Steven van der Haghen.
Sejak saat itu, Belanda juga melakukan hal yang sama. Mereka mengeksplorasi daerah Lease. Di bagian-bagian daerah itulah, mereka berhubungan dengan penduduk pribumi dan mendirikan pos-pos dagang.
Awalnya pos-pos dagang itu sangat sederhana, dibangun dengan material yang tersedia.  Misalnya fort Hollandia di Siri Sori. Sebenarnya Hollandia bukan di kategorikan sebagai benteng, tapi hanyalah Redout/redoubt7. Redoubt atau redout adalah “benteng kecil”. Aslinya bangunan ini bermula dengan sebuah “gubuk” kayu yang berfungsi sebagai gudang untuk menyimpan barang dagangan sebelum tahun 1626. Ditahun 1626, mulai dibangun “benteng kecil” yang dilengkapi pagar kayu yang runcing. Tahun 1644, benteng kecil ini mengalami kerusakan parah. Sehabis perang Ambon jilid V (1652)8, dimasa Pemerintahan Pejabat Gubernur VOC Ambon, Simon Jacobszoon Cos  (1654-16569), benteng kecil ini mulai dipugar kembali dan diperbaiki dengan kayu10, dan diberikan nama Hollandia. Pada masa Pemerintahan Pejabat Gubernur VOC Ambon, Anthonio Hurdt (1667-166911),  ditahun 1669, dindingnya dibuat tinggi dan digali parit2 di sekelingnya12.
Pos di Negeri Ullath (1634)

 Begitu juga yang terjadi di Ullath, seperti yang ditunjukan dalam hasil lukisan berdasarkan “blusukan” Gubernur Amboina, Artus Gysels (1631-163413) ditahun 163314 ke Honimoa (Saparua). Lukisan itu diberi judul Oulath15. Begitu juga dengan di Booi, Pia. Mungkin yang sedikit lebih “mewah” adalah yang dibangun di Hatawano dan di Porto. Di Hatawano, dibangun benteng yang dinamakan Velsen pada tahun 1655 dan dibangun dengan landasan batu16. Di Porto juga seperti itu, dan diberi nama Delft, dibangun pada tahun 165617. Semua bangunan ini berfungsi sebagai gudang atau pos dagang sederhana.
Setiap pos dagang ini, dikepalai oleh seorang pejabat yang sering disebut posthouder, dengan hanya beberapa tentara (soldat).  Misalnya di Redout Beverwijk di Nusalaut dan di Redout Hollandia, hanya dijaga oleh 6 tentara18.
Bersamaan dengan meningkatnya aktivitas ditahun-tahun berikutnya, status2 pos dagang itu meningkat.
Di tahun 167119, terjadi gempa yang mengakibatkan rusaknya Hollandia dan Velsen yang sangat parah, dan kembali dibangun20. Melewati “proses panjang” sehingga diputuskan untuk dibangun
sebuah bangunan baru. Di tahun 169121, dibangunlah sebuah benteng yang diberi nama
di negeri Saparua. Bangunan ini adalah sebuah fort atau kastil yang berarti benteng dalam pengertian sebenarnya. Fungsinya juga meningkat menjadi “camptoiren” atau kantor dagang. 
Dengan dibangunnya Duurstede, maka seluruh aktivitas VOC di pulau Saparua dipusatkan di benteng Duurstede. Pos-pos dagang itu tetap ada dan berfungsi.  Awalnya semuanya dipusatkan di Hollandia. Di tahun 1692, semua aktivitas di Hollandia “ditarik” ke Benteng Duurstede,  Secara otomatis, maka status jabatan pemimpin pun ikut berubah, misalnya saja di Benteng Beverwijk, awalnya jabatan itu dinamai posthouder yang dijabat oleh sergeant (sersan), ditahun 1673, jabatan itu berubah menjadi opperhoofd atau supervisor22. Itu juga yang terjadi di benteng Duurstede.
Tentunya, sejak saat itulah, banyak pejabat yang ditugaskan untuk menduduki jabatan itu. Tahun-tahun yang sangat panjang, memunculkan begitu banyak pejabat dan “anak buah” dengan berbagai karakter yang turut mewarnai kehidupan sosial dimasa itu. Turun naiknya status Saparua (Honimoa), dari camptoir menjadi karesidenan, menjadi afdeling dan akhirnya onderafdeling mengakibatkan turun naiknya juga status jabatan yang diemban. Dari Posthouder, Hoofd, Opperhofd,Residen, Asisten Residen hingga Controleur (kontrolir).

Artikel ini menampilkan hal demikian, menampilkan para penguasa yang dalam sejarah kolonial pernah memiliki kekuasan seperti itu. Penyajian ini hanya dibatasi sesuai judul artikel, yaitu di wilayah Lease, yang otomatis hanya menampilkan para penguasa pada 2 Karesidenan yaitu karesidenan Saparua dan Karesidenan Haruku. Sayangnya, daftar penguasa yang ditampilkan tidaklah sempurna. Para penguasa yang ditampilkan hanyalah dari tahun 1600an hingga 1942 yang berarti hanya penguasa dari Belanda dan Inggris. Para penguasa dari Portugis di abad 16 atau tahun 1500an, serta dari Jepang di tahun 1943 tidak dihadirkan. Ini semua karena terbatasnya pengetahuan yang dimiliki penulis. Selain itu, para penguasa di jantung Uliaser itu juga tidaklah “lengkap”. Ada beberapa tahun yang “berlubang” terkhusus pada awal-awal periode di masa kekuasaan VOC. Hal ini disebabkan karena referensi yang dimiliki dan dibaca oleh penulis, jarang “membahas” tentang orang-orang ini. Sampai saat artikel ini dibuat, inilah yang dimiliki oleh penulis, sehingga jika suatu saat nanti, penulis memiliki sumber-sumber baru, maka isi artikel ini akan ditambahkan atau mungkin juga direvisi sesuai data terbaru.

B.  Administrasi kewilayahan
Sejak VOC mulai mapan, Saparua berstatus “karesidenan”, begitu juga dengan Haruku yang juga “karesidenan”, keduanya “mandiri” dengan wilayah masing-masing. Kedua wilayah karesidenan ini merupakan 2 dari 5 karesidenan yang berada dalam lingkup Gubernemen Ambon dimasa-masa awal VOC. 3 karesidenan yang lain adalah, karesidenan Larike, karesidenan Hila dan karesidenan Buru. Fungsi dari tiap karesidenan adalah Camptoir atau kantor dagang.   Karesidenan Saparua meliputi wilayah pulau Saparua, pulau Nusalaut, pantai selatan pulau Seram sampai ke Werinama dan Latu23.  Berdasarkan hal itulah, maka wilayah2 di pulau Seram yang termasuk karesidenan Saparua ini, disebut Seram Saparua. Misalnya, Latu, Hualoy, Amahai, Makariki, Souhuku, Tamilou dan lain-lain terkadang disebut sebagai Seram Saparua24. Karesidenan Haruku meliputi wilayah pulau Haruku, Tulehu, Waai, Tengah2, Suli, Pas Baguala (Paso dan sekitarnya), sebagian pantai selatan Seram hingga Kaibobu dan Rumahkai25.  Begitu juga daerah Seram yang masuk wilayah karesidenan Haruku, disebut sebagai Seram Haruku26. Status kedua karesidenan ini “bertahan” sampai tahun 1825. Sehingga dari arsip-arsip Belanda, hingga tahun ini, ada laporan, berita, atau korespondensi dari figur-figur  yang menjabat sebagai Residen Saparua atau dari Residen Haruku kepada atasan mereka yaitu Gubernur Amboina.

Di tahun 1825, melalui besluit (Surat Keputusan) Gubernur Jenderal Baron van der Cappelen no 19 tertanggal 8 Februari 1825, terjadi “restrukturisasi” organisasi wilayah pemerintahan, sehingga terjadi perubahan-perubahan wilayah. Berdasarkan pada besluit itulah, maka pada Gubernemen Maluku dilaksanakan perubahan dimaksud.
Karesidenan Saparua dan Haruku di satukan atau “dimerger”  kedalam sebuah wilayah “baru” yang disebut asisten karesidenan atau Karesidenan pembantu/cabang karesidenan atau biasa disebut sebagai Afdeling.
Penguasa diwilayah ini disebut Asisten Residen. Begitu juga yang dialami oleh karesidenan Hila dan Larike, keduanya disatukan. Buru dan Ambon hanya di “turunkan” statusnya menjadi asisten karesidenan sendiri-sendiri.
Dengan perubahan ini, maka asisten karesidenan Saparua dan Haruku memiliki wilayah kerja yang semakin luas, karena meliputi wilayah dari 2 wilayah karesidenan sebelum disatukan itu. Sehingga pada arsip2 Belanda sejak tahun ini, jika ada laporan atau korespodensi dari wilayah ini, maka berasal dari asisten residen Saparua dan Haruku atau biasa disebut Asisten Residen Saparua. Asisten karesidenan (afdeling Saparua Haruku) ini dibawah wilayah kekuasaan  Karesidenan Ambon.

Hingga tahun 1866, karesidenan Ambon terdiri dari Afdeling Ambon, Saparua + Haruku, Banda, Seram Selatan dan Barat, Hila, Wahai  dan Buru. Di tahun 1867, terjadi lagi reorganisasi pemerintahan. Saparua - Haruku tetap berstatus afdeling namun jabatan penguasa wilayahnya berubah dari Asisten Residen  menjadi Kontrolir dengan spesifikasi kelas 1.  Afdeling Banda dan Seram Selatan Barat dijabat oleh pejabat yang berstatus Asisten Residen, Afdeling Ambon dan Buru dipegang oleh kontrolir kelas 3, Afdeling Hila oleh Kontrolir kelas 2,sedangkan Wahai oleh Gezagheber sipil. Selain itu, afdeling Seram Selatan dan Barat dan Wahai digabungkan serta membawahi 3 onderafdeling yaitu : onderafdeling Amahai, Kairatu dan Wahai. Dimana Amahai dipegang oleh asisten residen, kairatu oleh kontrolir, dan wahai naik “jabatan” yaitu dipegang oleh kontrolir.
Ditahun 1881, berdasarkan pada keputusan Direktur Dalam Negeri,  Mr. Gerhardus Theodorus Hendrik Henny (1876-1882)  dan Gubernur Jenderal Hindia Fredrik Jacob (1881-1884) tertanggal 3 Juni 1881, terjadi perubahan lagi, dimana status Saparua diturunkan menjadi onderafdeling dan dimasukan dibawah wilayah afdeling ambon. Meski statusnya diturunkan tetapi jabatannya tetap kontrolir.
Jadi bisa dijelaskan seperti ini, karesidenan Ambon membawahi 3 afdeling yaitu :

1.         Afdeling Amboina
2.         Afdeling Buru
3.         Afdeling kepulauan barat daya dan tenggara (Maluku Tenggara – sekarang)

Afdeling Amboina membawahi 7 onderafdeling yaitu : Amboina, Saparua, Wahai, Kairatu, Kajeli, Amahai, dan Masarate.
Onderafdeling Saparua meliputi pulau Saparua, Nusalaut dan Haruku, yang bermarkas di Saparua.
Dengan penjelasan seperti ini, maka diharapkan kita tidak bingung, melihat perubahan jabatan dalam daftar para penguasa itu

C.       Para Penguasa
Seperti dijelaskan pada bagian pendahuluan, sebelum didirikannya benteng Duurstede di tahun 1691, pusat aktivitas ditempatkan di “fort” Hollandia, di Sirisori. Di negeri2 lain dibangun juga pos-pos dagang yang sederhana.
Belanda (VOC)  mulai menata sistim hubungan mereka dengan orang-orang pribumi Lease,tidak lama setelah direbutnya benteng Victoria ditahun 1605. Kontak pertama dengan para penguasa Lease dimulai pada tanggal 15 Februari 160527 yang berasal dari pulau Haruku. Dalam arsip Belanda, pulau Haruku disebut Oma atau Omo. Kontak ini kemudian dilanjutkan lagi pada tanggal 13 Maret 160928 yang ditandai dengan kontrak pertama antara para penguasa dengan VOC. Para penguasa yang hadir atau yang menandatangani kontrak itu adalah dari Hatoeaha (Hatuhaha – Pelau), Caibauw (Kaibauw), Caijlolo (Kailolo) dan Hoelialoe (Hulaliu)29
Sedangkan kontak pertama dengan para penguasa Pulau Saparua yang langsung ditandai dengan suatu hubungan kontrak dimulai pada tanggal 16 Mei 161730. Dari Saparua, “wakili” oleh penguasa dari Iha-Mau (Iha Islam dan Mau atau Mahu yang beragama Kristen) serta Soresorij (Siri Sori)31. Pada kontak ditanggal ini hadir juga penguasa dari Seram yaitu dari dari Pantai Selatan Seram, antara lain Cameryen (Kamarian), Chijcolaly (Tihulale), Loemekay (Rumakay), Latoo (Latu), Hooloy (Hualoi), Macrica (Makariki), Amahee (Amahai) dan Saoucou (Souhuku)32
Kontrak pertama ini kemudian dilanjutkan atau diperbaharui lagi pada tanggal 7 Juni 162133. Kali ini semua penguasa (orang kaia,patih,radja) pulau Saparua34 hadir dan menandatangani kontrak ini.
Jadi, “mungkin” berdasarkan pada kontrak2 inilah, VOC mulai membangun pos-pos dagang di Pulau Saparua.
Honomoa/Honimoa (1634)

Berdasarkan sumber dari Rumphius, Redout  Hollandia dibangun dalam tahun 1626, tapi kapan tepatnya, tidaklah diketahui. Saat Artus Gysels melakukan kunjungan kerja di Honimoa (Saparua) antara tahun 1632-1633, telah dibangun pos dagang di Ullath. Begitu juga saat ia berkunjung ke Ihamahoe (Iha dan Maoe).
Meski begitu, pusat kekuasaan mereka di Pulau Saparua, berada di Sirisori, sehingga para penguasa di Uliaser ini, dimulai dari pejabat yang berkuasa di tempat itu, hingga pusatnya di pindahkan ke  Saparua. Hal ini disebabkan karena pada tahun 1671, Redoubt Holandia mulai rusak dan runtuh pada tahun 1674 akibat tsunami.
Sejak tahun 1692 tepatnya tanggal 25 Juli 169235, semuanya dialihkan ke Saparua, di benteng Duurstede yang mulai dibangun pada tahun 1691, dan pemimpin disitu terkadang disebut hoofd, atau opperhoofd yang biasanya dijabat oleh seorang, onderkoopman, opperkoopman atau koopman.

Untuk lebih terstruktur, maka daftar ini disusun menurut status jabatan itu, berdasarkan kronologis yang berkaitan dengan, naik-turunnya posisi Saparua dan Haruku dalam pengorganisasian sistim pemerintahan di tanah jajahan. Awalnya, dari posthouder, kemudian berubah menjadi Hoofd (Opperhoofd), kemudian Residen, Asisten Residen hingga Controleur. Status jabatan Hoofd/opperhoofd “berubah” menjadi Residen, sejak VOC tidak lagi berkuasa di tahun 1799. Pada masa Hindia Belanda setelah penyerahan kembali dari tangan Inggris untuk kedua kalinya pada Maret 1817, sejak itulah pejabat-pejabat di wilayah “karesidenan” secara resmi disebut Resident. Hal ini mungkin akibat pengaruh sistim “administrasi” kekuasaan Inggris dalam masa pemerintahan interegnum (1796 – 1804 dan 1810 – 1817). Berdasarkan pada gambaran singkat itulah, maka daftar ini disusun menurut hal itu. Disusun berdasarkan “gelar” para penguasanya, bukan pada “status” kewilayahannya.

Isi artikel ini hanya berisikan nama-nama para penguasa dan biografi singkat hidup dan karir mereka sebelum bertugas di Saparua maupun setelah dimutasikan ke tempat lain. Selain itu, juga berisikan kehidupan “pribadi” mereka, hubungan keluarga mereka dengan keluarga-keluarga lain yang berpengaruh dimasa itu. Ada juga, beberapa penguasa, yang tak dijelaskan panjang lebar tentang “kehidupan” mereka, karena terbatasnya sumber.

A.      1. Masa Kekuasaan VOC 1602 – 1799
§    Bag I ( 1619 – 1701)

I.                    POSTHOUDER

1)       Gerret Westerman van Dantzik (1619- 162836)
Dalam Corpus Diplomaticum Neerlando-Indicum Volume I, yang disusun oleh Mr. J.E. Heeres, dimana berisikan koleksi kontrak2 VOC dengan para raja/penguasa pribumi, disebutkan bahwa pada tanggal 16 Mei 1617, telah ditandatangani suatu kontrak antara pihak VOC dengan para penguasa/raja dari Uliaser, seram, dan Ambon di Benteng Victoria. Pada kontrak itu, yang menandatangani dari pihak VOC adalah, J.P.Coen, Fredrik Houtman, Herman van Speult, Willem van Witsen, P. Pietersz Wagensveld, Cornelis van den Berg, Cornelis de Meyer, Daniel du Buquay, Laurens de Maarschalk,  Jan Cornelisz, J. van Breul, Maarten Jan Visscher, Charles Houw, Jan Graswinkel, Hendrik Lievensz, Christoffel van de Gracht, Josephuz Mostaard, Georgius Musschamp, Henri Woolman, Simon Colin, Mathieu de Klerk, Hans Jansz dan Gerrit Gerritsz Bak, sedangkan dari pihak pribumi ditandatangani oleh para raja/orangkaia/patih /para penguasa dari kawasan itu. Pihak VOC kemudian menunjuk  Gerret Westerman secara “resmi” untuk mengepalai daerah “Uliaser”, termasuk Nusalaut, Haruku hingga ke bagian pantai selatan Pulau Seram (Makariki,Amahai, Soahuku dan lain-lain).

Pada tahun 161737 ia diketahui berpangkat Sersan, tahun 1619 – 162638, ia berpangkat Letnan. Di tahun 162839 ia diketahui telah  berpangkat Kapten dan bertugas di ibukota Gubernemen Amboina sebagai Kapten Kastil (Benteng) Victoria. Ia  menggantikan  Kapten Kastil sebelumnya, Hans Juriaanszoon40,  yang sebelumnya menggantikan  Dominicus van Casiopyn karena  pada Agustus 162741 menuju Batavia. Gerret Westerman van Dantzik meninggal pada 14 Mei 164142

2)       xxxxxx  (1628?? – 1632?)
Periode 4 tahun ini “kosong”,  beberapa sumber tidak menyebut nama penguasa yang memimpin daerah Uliaser

II.                  HOOFD  (Opperhoofden)  van  HONIMOA


1)       Jan van de Voorde (1632 – 163743)
Tak banyak diketahui tentang orang ini, namanya “hanya” muncul dalam sumber Valentyn.



2)       Pieter Nuyts (1637 -164344)
Ia diketahui pertama kali datang ke “Nusantara” dalam tahun 1615 sebagai seorang adelborst (semacam ABK) bersama armada yang dipimpin Woutersz45.
Ia meninggal di tahun 1643 di Honimoa46. Nama istrinya tidak diketahui, namun berdasarkan sumber dari DS Hendrik Pontcasen47, istrinya hanya disebut Janda dari Pieter Nuyts (weduwe van Pieter Nuyts).
Honnomoa/Honimoa, menurut deskripsi Artus Gijsels (1634)


3)       xxxxxxx (1643 – 1648)
(rentang waktu 5 tahun, sejak 1643 – 1648 opperhoofd Honimoa/Saparua “kosong” karena berdasarkan  sekian data yang dipunyai oleh penulis, pada tahun-tahun ini, tak ada satupun nama orang yang dikaitkan dengan posisi opperhoofd Honimoa/Saparua. Misalnya seperti yang “disampaikan” di dalam Oud en Nieuw Oost Indien oleh Francois Valentijn, ia menyusun daftar yang “lumayan” lengkap, namun dimulai sejak tahun 1632 hingga 1643, tahun berikutnya, posisi ini kosong kemudian meloncat ketahun 1648 dan seterusnya. Pada perspektif ini, daftar yang disusun oleh Valentijn bisa dipercaya. Pertimbangannya adalah Valentijn mulai bertugas sekitar tahun 1662 sehingga rentang waktunya tidaklah terlalu jauh, dan tentunya Valentijn mendapatkan banyak sumber yang tersedia dimasa-masa itu. Namun pertimbangan ini pun, agak “janggal” karena rentang waktu ini “lumayan lama” bagi organisasi VOC dimana pemimpin sebuah kawasan kosong tanpa ada satupun yang ditunjuk. Ini agak kontradiktif dengan kebiasaan VOC, biasanya VOC akan menunjuk pejabat  dari pihak gubernemen atau ada pejabat yang merangkap jabatan atau pemimpin definitif sesegera mungkin, apalagi kawasan Honimoa merupakan daerah strategis dimasa itu. Jadi agak “tidak mungkin” daerah Honimoa tidak ada pejabat atau pemimpin sepanjang waktu itu. Jika begitu, maka “haruslah” ada nama pejabat atau orang yang namanya tercantum dalam data atau arsip VOC meski “sekecil” atau “minimal” sekalipun, namun seperti yang disampaikan oleh Valentijn, nama-nama tak ada satupun.
Mempertimbangkan kedua hal itu, maka penulis lebih memilih solusi yang bisa diterima, yaitu “membiarkan” tahun-tahun itu tetap “misteri” siapa tahu, pada saatnya nanti waktulah yang akan melengkapi dirinya sendiri)

                              ---------------  bersambung --------------

Catatan Kaki :

1.       Scholastic Luis Frois SJ by order of FR. Baltasar Dias SJ to The Jesuit in Portugal (dimuat pada Documenta Malucensia, Vol 1 (1542-1577 ), Hubert Jacobs, SJ, Institutum Historicum Societatis Iesu, Roma, 1974, hal 182 – 206. Surat ini ditulis di Malaka dan bertanggal 19 November 1556, secara eksplisit kata Liasse ada pada hal 203)
§    FR Pero Mascarenhas SJ by order of FR Rector Luis de Gois to The Jesuits of The College in Goa (dimuat pada Documenta Malucensia, Vol 1 (1542-1577 ), Hubert Jacobs, SJ, Institutum Historicum Societatis Iesu, Roma, 1974, hal 593 - 611. Surat ini di tulis di Ambon dan bertanggal 15 Juni 1570, secara eksplisit kata Lliasser/Licar/Liasor ada pada hal 610)
(Dalam surat ini, Mascarenhas telah eksplisit menyebut beberapa nama negeri yang berada di pulau Saparua yaitu Iha/Ihamahu (Hiamao – hal 603), Tuhaha (Tua/Tuha/Tuhaa – hal 600), Ullath (Ulate – hal 600), Sirisori (Fore-sore – hal 600)
§    Informations of FR Afonso Pacheco for FR Everard Mercurian, Generaal Rome (dimuat pada Documenta Malucensia, Vol 2 (1577-1606 ), Hubert Jacobs, SJ, Institutum Historicum Societatis Iesu, Roma, 1980, hal 9 – 10. Surat ini ditulis bertarikh November 1577, secara eksplisit kata Oliazer ada pada hal 9, juga disebut nama Nuzelao (Nusalaut)
§    Fransisco Chaves commisions by FR Duarte Leitao, Rector to FR Everard Mercurian, Generaal Rome (dimuat pada Documenta Malucensia, Vol 2 (1577-1606 ), Hubert Jacobs, SJ, Institutum Historicum Societatis Iesu, Roma, 1980, hal 58 – 62).  Surat ini bertanggal 20 November 1579, secara eksplisit Fransisco de Chaves menyebut ilhas do Liaser (hal 61)
§    FR Bernardino Ferarri, superior to FR Everard Mercurian, General Rome (dimuat pada Documenta Malucensia, Vol 2 (1577-1606 ), Hubert Jacobs, SJ, Institutum Historicum Societatis Iesu, Roma, 1980, hal 97 – 106. Surat ini ditulis di Ambon, bertanggal 12 Mei 1581, Ferarri dengan eksplisit menyebut Isole/Isola de Iliacer (hal 103,105)
§    FR Antonio Marta, visitor of Maluku to FR Claudio Acquaviva (dimuat pada Documenta Malucensia, Vol 2 (1577-1606 ), Hubert Jacobs, SJ, Institutum Historicum Societatis Iesu, Roma, 1980, hal 191 – 198. Surat ini ditulis di Ambon, bertanggal 30 Mei 1587, Marta “mendeskripsikan” wilayah Maluku lain  yang terdiri dari Amboino (Ambon), Veranula (Hoamual-Seram bag Barat), Saparua (Liacer – hal 192), Haruku (Homo), Nusalaut (Ruscelao)
  
2.       Beschrijvinge van’t eylant, stadt ende casteel van Ambona, midgaders die eylanden onder den archipela van Ambona sorterende door Steven van der Hagen, 1608   (di muat pada Memorie van Overgave Gouverneur Ambon ,Gerrit J. Knaap, 1987)
§    Memorie van Overgave Gouverneur Ambon, Jasper Janz, 25 Juni 1614 : ARA VOC 1064 folio 208r – 210v, atau VOC 1066 folio 386r – 388v  (di muat pada Memorie van Overgave Gouverneur Ambon , Gerrit J. Knaap, 1987)
§    Sommier verbael rackende de jegenwoordige constitutie door Philip Lucaszoon, 23 Mei 1631 : ARA VOC 1102 folio 292r – 313r  (dimuat pada Memorie van Overgave Gouverneur Ambon , Gerrit J. Knaap, 1987)
§    Bouwstoffen voor de geschiedenis de Nederlanders in den Malaischen Archipel Vol 1, P.A. Tiele, s’Gravenhage 1886

3.       W.C. Lennon Capten, Brief account of the present state of Amboina (dimuat pada Bronnen Betreffende Midden Molukken 1796-1902 oleh Chr. Fr. Fraasen. Sumber ini berada pada arsip Afschrift. IOR, Bengal Secret Consultations 8 July 1796 no. 18, P/BEN/SEC/36. Sumber ini diletakan oleh Fraasen pada periode tanggal 20 Maret 1796. Lennon secara eksplisit menyebut islands Saparoua, Nussalaut dan Haroekoe)
§  Opgave van op de Nederlanders in de Molukken buitgemaakte schepen, Ambon, maart 1796. Afschrift. IOR, Madras Secret Consultations 23 August 1796, P/SEC/MAD/2 f. 569-570 (dimuat pada Bronnen Betreffende Midden Molukken 1796-1902 oleh Chr. Fr. Fraasen. Sumber ini diletakan oleh Fraasen pada periode tanggal 25 Maret 1796. Pada sumber ini secara eksplisit menyebut Saproa)
§    Schout-bij-nacht Rainier, commandant van de expeditie ter inbezitneming van Ambon en Banda, aan gouverneur in Rade te Madras (Hobart), aan boord van de Orpheus voor het fort Nieuw-Victoria, Ambon, 11 April 1796. Afschrift. IOR, Madras Secret Consultations 21 June 1796, P/SEC/MAD/1 f. 64-68; Bengal Secret Consultations 8 July 1796 no. 3,P/BEN/SEC/36. (dimuat pada Bronnen Betreffende Midden Molukken 1796-1902 oleh Chr. Fr. Fraasen. Sumber ini diletakan oleh Fraasen pada periode tanggal 11 April 1796. Pada sumber ini secara eksplisit menyebut Saparowa, Nassalaut, Haroeko)
§    Resident van Ambon (Jones) aan gouverneur in Rade te Madras (Hobart), Ambon, 16 mei 1797.Afschrift. IOR, Madras Public Consultations 11 August 1797, P/241/73 f. 2488-2503. . (dimuat pada Bronnen Betreffende Midden Molukken 1796-1902 oleh Chr. Fr. Fraasen. Sumber ini diletakan oleh Fraasen pada periode tanggal 16 Mei 1797. Pada sumber ini, Residen Ambon asal Inggris, Jones secara eksplisit menyebut Saparooa, Noessa laut, Harooka)

4.       Lobato, Manuel, A Man in the Shadow of Magellan : Fransisco Serao, the first European in the Maluku Island (1511-1521), Revista de Cultura / Review of Culture, International Edition, série 111, 39, 2011, pp. 103-20
§    Lobato, Manuel, The Introduction of Islam in the Maluku Islands (Eastern Indonesia) : Early Iberian Evidence and Oral Traditions, Estudos Orientas Universidade Catolica Editora, pp 65-74
§    Tiele, Pieter Anthon, De Europeers in den Malaischen Archipel, eerste gedelte (1509 – 1529) ( dimuat pada Bijdragen tot de Taal, Land en Volkenkunde van Nederlandsch-Indie, 1877, hal 321-420)
§    De Argensola, Bartholemew Leonardo. The discovery and conquest of the Moluco and Philipine Islands, (edisi Inggrisnya diterjemahkan dan diterbitkan ulang London Printed, 1708)

5.       Aritonang ,Jan Sihar and Steenbrink,Karel, A history Christianity in Indonesia,  Leiden Brill 2008
§    Hubert, Jacobs, Documenta Malucensia vol 1 (1542-1577), 1974, vol 2 (1577-1606),1980 Institutum Historicum Societatis Iesu, Roma
§    Wessel, C. S.J, De Geschiedenis der RK Missie in Amboina (1546 – 1605), N.V Dekker & Van De Vegt en J.W. Van Leeuwen, Nijmegen – Utrecht, 1926
§    Visser, B.J.J, Msc. Onder Portugeesch-Spaansche vlag : De Katholieke missie van Indonesie 1511 – 1605, N.V. De R.K Boek Centrale, Amsterdam, 1934

6.       J. Keuning, ‘Ambonese, Portuguese and Dutchmen: the history of Ambon to the end of
the seventeenth century,’ in Meilink-Roelofsz, Opstall, and Schutte (eds.),  Dutch authors on
Asian history(Leiden: KITLV, 1988), 368.
§    De scheepstogt onder bevel van den Admiraal Steven van der Hagen. December, 1603.  (dimuat oleh J.K.J. de Jonge dalam De Opkomst van Het Nederlands Gezag In Oost-Indie (1595 – 1610), vol 3, S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, Amsterdam, Fredrik Muller, 1865, Hal 36)
§    Uittreksels uit нет dagboek gehouden door Hendrik Jansz. Craen, aan boord van неt schip gelderland, gezeild op den 18 december 1603 шt texel, in ebne vloot van 12 schepen, onder bevel van den Admiraal Steven van der Hagen en den vice admiraal Cornelis Bastiaensz. (dimuat oleh J.K.J. de Jonge dalam De Opkomst van Het Nederlands Gezag In Oost-Indie (1595 – 1610), vol 3, S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, Amsterdam, Fredrik Muller, 1865, Hal 185-186)

7.       www.atlasofmutualheritage.nl>Fort Duurstede/ Honimoa/Hollandia
§    Artus Gijsels, Gouverneur van Ambon aan den Gouv-Gen, Jacques Specx, 23 Mei 1632 (dimuat oleh P.A. Tiele dalam Bouwstoffen voor geschiedenis der Nederlanders in den Maleischen Archipel, Tweede deel, Martinus Nijhoff, 1890, hal 195)
§    Den Voortreffelijcken, Aensienlijcken Ende Vermaerden Staat Van Amboyna ' Door Anthonio Van Den Heuvel,  30 augustus 1633. ARA: VOC 1110 fol. 557 r-601 r. Dit stuk behandelt niet alleen Ambon, maar ook de gouvernementen Banda en de Molukken. Het gedeelte over Ambon is fol. 557r -573r (dimuat oleh Gerrit. J. Knaap dalam Memorien van Overgave van Gouverneurs van Ambon in den zeventiende en achtiende eeuw, S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1987, hal 94)
§    Remonstrantie aen d'ed. Heer Gouverneur Generael 'door Artus Gijsels 21 oktober 1635.
ARA: VOC 1118 fol. 312r-378v. Het gedeelte over Ambon is te vinden op fol. 312r-352v. Ook aanwezig in de Badische Landesbibliothek te Karlsruhe, collectie Gijsels nr 477 fol. 5r-50r  (dimuat oleh Gerrit. J. Knaap dalam Memorien van Overgave van Gouverneurs van Ambon in den zeventiende en achtiende eeuw, S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1987, Hal 123)

8.       Bor, Levinus. Amboinse Oorlogen door Arnold de Vlaming van Oudshoorn, Arnold Bon Boek-veerkoper, Delft, 1663

9.       Valentyn, Francois. Oud en Nieuw Oost Indie (twede deel) Beschyving van Amboina Vervattende......., Joannes van Braam, Dordrecht, 1724
§   Doren, van J.B.J. De Moluksche Laandvoogden van het jaar 1605 tot 1818, J.D.Sybrandi, Amsterdam, 1808 (hal 84-85)
§   Ludeking, E.A.W. Lijst van Gouverneurs van Ambon, Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 14 (1864), pp. 529-530
§   Niemeijer, Hendrik.E, End, Th van den, Schutte, G.J. Bronnen Betreffende Kerk en School in de gouvernementen Ambon, Ternate en Banda ten tijde van de VOC (1605-1791), Eerste deel (bijlagen halaman 30) HUYGENS ING (KNAW), Den Haag, 2015
§   Knaap, Gerrit.J. Memorie van Overgave van Gouverneur van Ambon in de zeventiende en achtiende eeuw, ‘S Gravanhage, Martinus Nijhoff, 1987 (hal XVI-XVII)

10.   Rumphius, George Everhard, Ambonse Historie, tweede gedelte, hal 74
§   Memorien van Overgave  Gub Amboina Jacob Hustaert 6 Juli 1662 : ARA: VOC 1240 folio 736—775, Arsip : Ambon 717 (dimuat oleh Gerrit. J. Knaap dalam Memorien van Overgave van Gouverneurs van Ambon in den zeventiende en achtiende eeuw, S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1987,    Hal 213)

11.   Valentyn, Francois. Oud en Nieuw Oost Indie (twede deel) Beschyving van Amboina Vervattende......., Joannes van Braam, Dordrecht, 1724
§   Doren, van J.B.J. De Moluksche Laandvoogden van het jaar 1605 tot 1818, J.D.Sybrandi, Amsterdam, 1808 (hal 95)
§   Ludeking, E.A.W. Lijst van Gouverneurs van Ambon, Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 14 (1864), pp.532
§   Niemeijer, Hendrik.E, End, Th van den, Schutte, G.J. Bronnen Betreffende Kerk en School in de gouvernementen Ambon, Ternate en Banda ten tijde van de VOC (1605-1791), Eerste deel (bijlagen halaman 30) HUYGENS ING (KNAW), Den Haag, 2015
§   Knaap, Gerrit.J. Memorie van Overgave van Gouverneur van Ambon in de zeventiende en achtiende eeuw, ‘S Gravanhage, Martinus Nijhoff, 1987 (hal XVI-XVII)

12.   MOG Gub Amboina Anthonio Hurdt  24 April  1669 : ARA: VOC 1271 folio 422r—437r, Arsip : Ambon 717 (dimuat oleh Gerrit. J. Knaap dalam Memorien van Overgave van Gouverneurs van Ambon in den zeventiende en achtiende eeuw, S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1987, Hal 227)

13.   Rumphuijs, Georgius Everhardus, De Ambonsche Historie behelsende een kort verhaal Der Gedenkwaardigste Geschiedenissen zo in Vreede als oorlog voorgevallen sedert dat de Nederlandsche Oost Indische Comp: Het Besit in Amboina Gehadt Heeft. "s-Gravenhage, Martinus Nijhoff (eerste deel), caput 12, hal 78
§   Valentyn, Francois. Oud en Nieuw Oost Indie (twede deel) Beschyving van Amboina Vervattende......., Joannes van Braam, Dordrecht, 1724
§   Doren, van J.B.J. De Moluksche Laandvoogden van het jaar 1605 tot 1818, J.D.Sybrandi, Amsterdam, 1808 (hal 35-59)
§   Ludeking, E.A.W. Lijst van Gouverneurs van Ambon, Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 14 (1864), pp. 526
§   Niemeijer, Hendrik.E, End, Th van den, Schutte, G.J. Bronnen Betreffende Kerk en School in de gouvernementen Ambon, Ternate en Banda ten tijde van de VOC (1605-1791), Eerste deel (bijlagen halaman 30) HUYGENS ING (KNAW), Den Haag, 2015
(Pada catatan kaki hal 122, Niemeijer menulis bahwa Gijsels ditunjuk menjadi gubernur melalui resolusi Raad van Indie tanggal 17 Januari 1631  (1628-1631),
§   Heeres, J.E, Corpus Diplomaticum Neerlando Indicum, 1596-1650 (eerste deel), CIV, Ambon 30 November 1631 (hal 252-254), CVII, Ambon, 17 Juni 1633 (hal 258-261)
§   Coohas, W.Ph, Generale Missiven van Gouverneurs-Generaal en Raden een Heeren XVII, Deel 1,hal 279 (Coolhas dalam catatan kaki, menyebut Gijssels sejak 9 Februari 1631)

14.  Gezicht op Ulat, expeditie A. Gijsels _ Atlas of Mutual Heritage.htm
15.  Idem
(kedua sumber ini menyebut lukisan yang berjudul Oulath tidak diketahui pelukisnya atau anonimous dan diperkirakan dilukis tahun 1690)
16.  www.atlasofmutualheritage.nl>Fort Duurstede/ Honimoa/Velsen

17.  www.atlasofmutualheritage.nl>Fort Duurstede/ Honimoa/Delft
§    Oudheidkundig Verslag 1921, door het Bataviasch Genootschap van Kunsten en Wetenschapen, S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1922, Hal 118

18.  Briev Gouverneur VOC Ambon, Herman van Speult aan Gouv – Gen, Pieter de Carpentier tanggal 16 September 1624 (dimuat oleh P.A. Tielle dalam Bouwstoffen voor de geschiedenis der Nederlanders in den Malaischen Archipel, twede dell ,S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1890, Hal 32)
19.  Waerachtig verhael van de Schriklijke Aardbevinge Nuonlanghs eenigen tyd herwerts, ende voor naemntlijck op den 17 February de jaers 1674.voorgevallen in/en ontrent de eylanden van Amboina, sebuah buku yang ditulis berdasarkan laporan yang dibuat. G.E. Rumphuijs tahun 1675
20.  Generale Missiven Gouverneur Generaal, Joan Maetsuyker tertanggal  31 Juli 1672, 1175 folio 68-83 (dimuat oleh W.Ph Coolhas dalam Generale Missiven Gouverneur Generaal aan Raad van Indie, derde deel, (1655-1675),hal 815)

21.  Generale Missiven Gouverneur Generaal Willem van Outhoorn tertanggal 31 Januari 1692 (dimuat oleh W.Ph Coolhas dalam Generale Missiven Gouverneur Generaal aan Raad van Indie, vol 5, (1686-1697) hal 442)
§    Valentyn, Francois. Oud en Nieuw Oost Indie (twede deel) Beschyving van Amboina Vervattende......., Joannes van Braam, Dordrecht, 1724 (hal 250)

22.  www.atlasofmutualheritage.nl>Fort Beverwijk
23.  Knaap, Gerrit. J, Kruidnagelen en christenen; De VOC en de bevolking van Ambon 1656-1696. Leiden 2004,  hal 106.
§    Vanharbeke, Maarten, Amboina, de VOC op Ambon in 1732 : een socio-economische analyse (skripsi di Universitas Gent, Hal 186)
§    Fraasen, Chr. Fr. Bronnen Betreffende Midden Molukken 1796 – 1902 (Register name Saparua Residentie)

24.  Idem
25.  Idem
26.  Idem
27.  J.E. Heeres , Corpus Diplomaticum Neerlando - Indicum versameling van politieke contracten en verdere verdragen door de Nederlanders in het oosten gesloten, van privilegebrieven aan hen veerlend, enz (1596-1650) (vol 1), s’Gravenhage Martinus Nijhof, 1907. Kontak awal ini dimuat pada bagian XV,  hal 33-34
28.  J.E. Heeres , Corpus Diplomaticum Neerlando - Indicum versameling van politieke contracten en verdere verdragen door de Nederlanders in het oosten gesloten, van privilegebrieven aan hen veerlend, enz (1596-1650) (vol 1).s’Gravenhage Martinus Nijhof, 1907. Kontak awal ini dimuat pada bagian XXVI , hal 58-59
29.  Idem
30.  Corpus Diplomaticum Neerlando - Indicum versameling van politieke contracten en verdere verdragen door de Nederlanders in het oosten gesloten, van privilegebrieven aan hen veerlend, enz (1596-1650) (vol 1), Mr. J.E. Heeres, s’Gravenhage Martinus Nijhof, 1907. Kontak awal ini dimuat pada bagian LV , hal 130-132
31.  Idem
32.  Idem
33.  J.E. Heeres , Corpus Diplomaticum Neerlando - Indicum versameling van politieke contracten en verdere verdragen door de Nederlanders in het oosten gesloten, van privilegebrieven aan hen veerlend, enz (1596-1650) (vol 1), s’Gravenhage Martinus Nijhof, 1907. Kontak awal ini dimuat pada bagian LXXI, hal 170 – 172

34.  Idem
(Pada catatan kaki, J.E. Heeres menjelaskan tentang para penguasa pulau saparua yang hadir, ia mengutip deskripsi Valentijn. Valentijin menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan para princapalien (penguasa), yang hadir adalah dari Radjas van Oelath (4 negeri), van Toehaha, van Paperoe, hoofden van Haria, van Tiow, van Boi, van Sirisori, van Ihamahoe (Iha dan Maoe, 8 negeri). Maksud dalam kurung adalah jumlah negeri-negeri (petuanan) yang masuk dalam “yuridiksi” wilayah kekuasaan Negeri itu dimasa itu).
Catatan tambahan :
Penulis belum menemukan data, sumber maupun referensi untuk menjelaskan daerah-daerah yang dimaksud oleh Valentyn yang masuk dalam kekuasaan negeri Ullath, sedangkan untuk Iha-Mahoe, 8 “negeri” yang dimaksud adalah Iha, Matalete, Hatala, Mahu, Hatulesi, Soulima, Pia/Hukom, Ohoe (Koelor) atau menurut Arnold de Vlaming van Oudshoorn : Iha, Mahu, Nolloth, Kulor, Pia, Sirisori, Matalete dan Hatala
Lihat sumber :
v    Valentyn, Francois. Oud en Nieuw Oost Indie (twede deel) Beschyving van Amboina Vervattende......., Joannes van Braam, Dordrecht, 1724, bag 1 (hal 86)
v    Memorie van Overgave Arnold de Vlaming van Oudshoorn tanggal 24 Mei 1656 (dimuat oleh Gerrit. J. Knaap dalam Memorien van Overgave van Gouverneurs van Ambon in den zeventiende en achtiende eeuw, S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1987, Hal 198)

35.  Generale Missiven Gouverneur Generaal, Willem van Outhoorn tertanggal 11 Desember 1692 (dimuat oleh W.Ph Coolhas dalam Generale Missiven Gouverneur Generaal aan Raad van Indie, vol 5, (1686-1697) hal 512)

36.  Catatan kaki nomor : 30
§    Memorie van Adriaen Blocq Martensz nagelaten aan zijn opvolger als Gouverneur van Ambon, Steven van der Haghen tanggal 4 Juli 1617 (dimuat oleh P.A. Tielle dalam Bouwstoffen voor de geschiedenis der Nederlanders in den Malaischen Archipel, eerste deel ,S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1886, Hal 201, 206)
§    Briev Gouverneur VOC Ambon, Herman van Speult aan Gouv – Gen, Pieter de Carpentier tanggal 31 Agustus 1619 (dimuat oleh P.A. Tielle dalam Bouwstoffen voor de geschiedenis der Nederlanders in den Malaischen Archipel, eerste deel ,S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1886, Hal 250, 251)
§    Briev Gouverneur VOC Ambon, Herman van Speult aan Gouv – Gen, Pieter de Carpentier tanggal 15 Juni 1622 (dimuat oleh P.A. Tielle dalam Bouwstoffen voor de geschiedenis der Nederlanders in den Malaischen Archipel, eerste deel ,S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1886, Hal 313, 316, 327)
§    Briev Gouverneur VOC Ambon, Herman van Speult aan Gouv – Gen, Pieter de Carpentier tanggal 15 Mei 1624 (dimuat oleh P.A. Tielle dalam Bouwstoffen voor de geschiedenis der Nederlanders in den Malaischen Archipel, twede deel ,S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1890, Hal 11)

37.  Catatan kaki nomor : 30
38.  Briev Gouverneur VOC Ambon, Herman van Speult aan Gouv – Gen, Pieter de Carpentier tanggal 31 Agustus 1619 (dimuat oleh P.A. Tielle dalam Bouwstoffen voor de geschiedenis der Nederlanders in den Malaischen Archipel, eerste deel ,S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1886, Hal 250, 251)
§    Briev Gouverneur VOC Ambon, Herman van Speult aan Gouv – Gen, Pieter de Carpentier tanggal 15 Juni 1622 (dimuat oleh P.A. Tielle dalam Bouwstoffen voor de geschiedenis der Nederlanders in den Malaischen Archipel, eerste deel ,S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1886, Hal 313, 316, 327)
§    Briev Gouverneur VOC Ambon, Herman van Speult aan Gouv – Gen, Pieter de Carpentier tanggal 15 Mei 1624 (dimuat oleh P.A. Tielle dalam Bouwstoffen voor de geschiedenis der Nederlanders in den Malaischen Archipel, twede deel ,S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1890, Hal 11)

39.  Valentyn, Francois. Oud en Nieuw Oost Indie (twede deel) Beschyving van Amboina Vervattende......., Joannes van Braam, Dordrecht, 1724 bag 2 (hal 1-4)
§    Jan van Gorcum tertanggal 6 Agustus 1627,  ( di muat oleh Coolhas, W.Ph, dalam : Jan Pietersz Coen : Bescheiden Omtrent Zijn Bedrijf In Indië, zevende deel, S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1952, hal 1127 dan catatan kaki no 8 hal 1822)
§    Herman van Speult tertanggal 10 Agustus 1619 ( di muat oleh Coolhas, W.Ph, dalam : Jan Pietersz Coen : Bescheiden Omtrent Zijn Bedrijf In Indië, zevende deel, S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1952, hal 453 dan catatan kaki no 12,  hal 899)
(Valentyn berbeda dengan Coolhas dalam penentuan waktu Westerman menjadi Kapten Kastil Victoria, Valentyn dalam daftar menyebut tahun 1628 - 1641, Coolhas menyebut sejak tahun 1630 – 1641).

40.  Valentyn, Francois. Oud en Nieuw Oost Indie (twede deel) Beschyving van Amboina Vervattende......., Joannes van Braam, Dordrecht, 1724 bag 2 (hal 1-4, dan 35)

41.  Jan van Gorcum tertanggal 6 Agustus 1627,  ( di muat oleh Coolhas, W.Ph, dalam : Jan Pietersz Coen : Bescheiden Omtrent Zijn Bedrijf In Indië, zevende deel, S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1952, hal 1127 dan catatan kaki no 8 hal 1822)

42.  Valentyn, Francois. Oud en Nieuw Oost Indie (twede deel) Beschyving van Amboina Vervattende......., Joannes van Braam, Dordrecht, 1724 bag 2 (hal 4)
§    Rumphius, George Everhard, de Ambonse Historie, Eerste deel  Hal 186
(Rumphius menyebut tanggal 27 Mei, sedangkan Valentyn menyebut tanggal 14 Mei sebagai tanggal kematian Gerret Westerman, dan kemudian “dikoreksi” menjadi tanggal 27 Mei pada hal 35)

43.  Valentyn, Francois. Oud en Nieuw Oost Indie (twede deel) Beschyving van Amboina Vervattende......., Joannes van Braam, Dordrecht, 1724 bag 2 (hal 2-3 dan 36)

44.  Valentyn, Francois. Oud en Nieuw Oost Indie (twede deel) Beschyving van Amboina Vervattende......., Joannes van Braam, Dordrecht, 1724 bag 2 (hal 3 – 5 dan 36)
§    Brief van DS (Dominus – Pendeta) Justus Heurnius aan Raad van Indie Artus Gijsels, Ambon 8 september 1636, NA VOC 1121 folio 1473-1474 (dimuat oleh Hendrik. E. Niemeijer, Th. Van den End, G.J. Schutte dalam :  Bronnen betrefende kerk en in de Gouvernementen Ambon, Ternate en Banda ten tijde van VOC 1605-1791, deel 1, Huygens ING (KNAW) 2015, hal 205)
§    Brief van DS (Dominus – Pendeta) Justus Heurnius aan Kerkenraad van Batavia, Ambon 9 september 1636, ANRI Archief Kerkenraad Batavia 136, folio 202-203 (dimuat oleh Hendrik. E. Niemeijer, Th. Van den End, G.J. Schutte dalam :  Bronnen betrefende kerk en in de Gouvernementen Ambon, Ternate en Banda ten tijde van VOC 1605-1791, deel 1, Huygens ING (KNAW) 2015, hal 207)
§    Brief van DS (Dominus – Pendeta) Justus Heurnius aan Gouverneur General Antonio van Diemen, Ambon 8 Agustus 1637, NA VOC 1125, folio 751 – 754 (dimuat oleh Hendrik. E. Niemeijer, Th. Van den End, G.J. Schutte dalam :  Bronnen betrefende kerk en in de Gouvernementen Ambon, Ternate en Banda ten tijde van VOC 1605-1791, deel 1, Huygens ING (KNAW) 2015, hal 220)
§    Gerard Demmer, Gouverneur van Ambon en Raad aan Gouverneur General en Raden, 31 Mei 1644 (dimuat oleh J.E. Heeres  dalam Bouwstoffen voor de geschiedenis der Nederlanders in den Malaischen Archipel, deerde deel ,S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1890, Hal 222)
§    Calenbach, Jacobus Richard, Justus Heurnius : eene bijdrage tot de geschiedenis des Christendoms in Nedelandsch Oost Indie (Disertasi doktoral di Universitas Utrecht pada 5 Mei 1897), Hal 211 dan 222

45.  Uit een brief van Herman van Speult aan den Geuverneur General J.P. Coen in datum 4 Mei 1620 ((dimuat oleh P.A. Tielle dalam Bouwstoffen voor de geschiedenis der Nederlanders in den Malaischen Archipel, eerste deel ,S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1886, Hal 459. Catatan kaki no 1 oleh Tielle)

46.  Valentyn, Francois. Oud en Nieuw Oost Indie (twede deel) Beschyving van Amboina Vervattende......., Joannes van Braam, Dordrecht, 1724 bag 2 (hal 3 dan 36)


47.  Attestatie voor de Raad van Justitie betreffende het gedrag van DS Hendrick Pontcasen, Ambon 9 Januari 1646.   ANRI, Archief Kerkenraad Batavia 191, folio 281-285 (dimuat oleh Hendrik. E. Niemeijer, Th. Van den End, G.J. Schutte dalam :  Bronnen betrefende kerk en in de Gouvernementen Ambon, Ternate en Banda ten tijde van VOC 1605-1791, deel 1, Huygens ING (KNAW) 2015, hal 254)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar