BOTOL MANCI
Dalam cerita rakyat Maluku “Botol Manci” mungkin bisa
disamakan dengan “Kurcaci”1 dalam mitologi Nordik yang tinggal di gua-gua dan bawah tanah. Makhluk gaib ini
bertubuh kecil dan memakai topi mirip “Santa Claus” seperti dalam “Tradisi menjelang
Natal” serta memegang botol susu. Mungkin saja kata botol manci diadaptasi dari
kata botol susu dan manci tersebut. Bentuk fisiknya diciri-cirikan seperti manusia namun berukuran
lebih kecil dan pendek, ada yang masih bayi, ada yang tua berjanggut panjang.
Mereka hidup di alam lain yang sewaktu-waktu dapat dilihat oleh mata manusia. Botol manci bagaikan sebuah “mitos, legenda, dongeng”, namun
di balik mitos tersebut ada orang-orang tertentu dapat melihatnya dengan nyata.
Adalah mereka yang terlahir dengan “sarong, sarung”2, menurut
kepercayaan masyarakat Maluku konon mereka memiliki indera keenam yang dapat
melihat dan merasakan keberadaan makhluk-makhluk gaib di dunia lain. Botol
manci sering muncul pada saat “mati-mati
galap” (menjelang malam) hingga waktu malam, ditandai cahaya warna-warni,
kelap-kelip seperti cahaya kunang-kunang yang menyala-nyala.
Peristiwa-peristiwa aneh yang sering terjadi seperti anak
kecil yang hilang tanpa jejak berhari-hari selalu dikaitkan dengan ulah
daripada botol manci, anak hilang tersebut disembunyikan oleh botol manci untuk
dijadikan teman bermain. Biasanya baru ditemukan saat penduduk dan orang tuanya
meminta bantuan dari “dukun kampung, orang pintar” maka atas petunjuk mereka anak
hilang tersebut baru dapat ditemukan, ada yang kedapatan sedang bermain dengan botol
manci, ada pula yang mendapat piring emas
karena petunjuk dari botol manci3. Diceritakan pula bahwa anak-anak yang pernah
disembunyikan botol manci dalam proses pertumbuhan fisik akan mengalami masalah
pada bentuk tubuhnya yang kemudian menjadi “cebol, kerdil” atau tidak
akan tinggi lagi. Dunia medis dan kedokteran sudah menerangkan dengan jelas bahwa
lahirnya orang-orang cebol, kerdil dan sebagainya diakibatkan karena faktor genetika atau
persilangan “kromosom seks x dan y”4 yang tidak sempurna dari orang tuanya.
NENE JAGANTI
Cerita “Nene Juganti, Nene Jaganti” sangat populer di
kalangan masyarakat Maluku. Nene itulah sapaan untuk nenek dalam bahasa
hari-hari Maluku. Cerita-cerita rekaan atau dongeng penghantar tidur ini biasanya
dipakai untuk menakuti anak-anak agar menuruti perintah orang tua. Sosok nene jaganti adalah nenek tua
renta yang hidup sendirian di tengah hutan rimba dan sewaktu-waktu mendatangi
desa-desa pesisir mencari manusia terutama anak-anak yang nakal untuk dijadikan
santapannya. Nene jaganti digambarkan
seperti seorang “perempuan raksasa”
yang menyeramkan, memiliki indera penciuman yang tajam, sehingga dapat
mengetahui keberadaan manusia dalam jarak jauh... mirip-mirip Mak Lampir kali
ya! Hahaha
TETE MOMO
Dalam bahasa hari-hari Maluku, tete adalah sebutan
untuk kakek. Dari mana asal mula sebutan atau istilah “tete momo”? tidak
diketahui pasti! namun penulis menduga kebiasaan masyarakat Maluku dalam
membahasa, mencipta dan mengistilahkan suatu “sosok jahat” dengan
mengumpamakan kakek atau orang tua yang sudah lanjut usia, berambut putih dan
berwajah buruk, lalu kemudian digabungkan dengan kata “momok”5.
Cerita “tete momo” adalah cerita rekaan orang tua untuk menakuti anak-anak yang
kemudian membudaya dari generasi ke
generasi di Maluku. Tete momo adalah “sosok kakek” yang sangat
menakutkan, selalu datang menangkap anak-anak nakal yang suka melawan perintah
orang tua.
Capat sono jang sampe tete momo loko (cepatlah tidur jangan sampai
ditangkap kakek tua) begitulah kata-kata sakti orang tua yang membuat nyali
ciut, bisa dipastikan anak-anak yang tengah “barmaeng pawela” (asyik bermain)
pun terdiam, cepat-cepat mencuci kaki, naik ke kasur, lalu tidur dengan
ketakutan... Hahaha
Istilah tete momo pun mengalami perluasan makna yang
dikaitkan dengan sosok “setan, jin, iblis” dan sebagainya. Tentunya jika ada sosok jahat
yang menakutkan, harus ada pula sosok baik yang menjaga dan membela. Maka
kemudian diciptakan pula istilah “Tete Manis” yang dalam kebudayaan Maluku
telah bercampur/berasimilasi dengan tradisi Kristen, dianggap sebagai manifestasi keberadaan
“Tuhan Yesus” di tengah-tengah umat-Nya. Menurut kepercayaan dan tradisi masyarakat
Maluku, sosok Tete Manis adalah “Yesus Kristus” itu sendiri, sosok
yang baik hati, penyayang dan segala-galanya.
Di balik “cerita-cerita rakyat” atau “dongeng” seperti
ini terdapat pesan moral yang ingin disampaikan bahwa dalam kehidupan ada sifat
baik dan sifat buruk, sifat baik diikuti dan ditaati, sifat buruk ditanggalkan dan dibuang
jauh-jauh. Pendidikan moral yang diajarkan orang tua kepada anak-anaknya dalam
lingkup keluarga seperti inilah yang memainkan peranan penting pada tumbuh
kembang anak-anak nantinya. Perlahan-lahan dongeng sebelum tidur mulai hilang
dari pendengaran kita, kebiasaan mendongeng orang tua kepada anaknya pun mulai
luntur tergerus jaman, cerita-cerita ini telah tergantikan dengan kecanggihan teknologi
yang ikut mempengaruhi tumbuh kembang dan karakter anak-anak masa kini.
Mari budayakan mendongeng kembali untuk anak cucu
kita!.
Sumber :
1.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kurcaci
2.
http://biologimediacentre.com/sistem-reproduksi
3. sarong,
sarung (dialek maluku) : selaput yang membungkus pada saat lahir, terdiri dari
selaput sakus vitelinus, amnion, korion dan alantois
4.
http://lyphosse.blogspot.com/botol-manci
5. www.
sensusxp.com/span-classoverlay : faktor
genetika (kromosom x dan y) yang mengakibatkan lahirnya orang “cebol, kerdil”
dsbnya
6. http://kbbi.web.id/momok
momok/mo·mok/ n 1 hantu
(untuk menakut-nakuti anak); 2 ki sesuatu yg menakutkan krn berbahaya, ganas,
dsb
mantap Ontjo..urband legend!
BalasHapusnene Luhu deng Swanggi mana?
salam hantu_belau :D
"Nene Luhu" deng "Suanggi" masih dalam proses penggarapan cerita CLAM_J!! Tunggu saja!!
BalasHapusSalam Hantu Balau!! Hahahaeee
Tapi memang botol manci ni beta opa oma deng om om samp skarang masi carita kata dulu dong dapa lia akang .... smpe beta search di google par lia akang nii..thank's par infonya
BalasHapusKalau botol manci itu memang ada. Bukan dongeng Beta pernah liat pada waktu usia 10 thn.
HapusSemoga artikel ini bermanfaat buat Andass Raossel! Terima Kasih sudah berkunjung ke blog negeri saparua.
BalasHapusBeta pernah didatangi botol manci sekitar thn 1975 umur 5 tahun, waktu sedang tidur bt di gili2(dikelitik) dan dicubit, bt mama dengar kadang beta tertawa deng menangis. Sehingga pas beta mama masuk kamar botol manci langsung menghilang. Seingat beta botol manci orangnya sudah tua, pendek kerdil dan berjanggut panjang. Jadi pas dicubit karena sakit beta sempat liat itu botol manci. Hahaha.. pengalaman dolo2 yg lucu...
BalasHapusSetuju
Hapusbotol manci di beta pung kampong di Seram - Kairatu ,biasanya muncul di rumpun pohon sagu, kalu jaganti itu derivasi dari kata Gigantic(besar)..
BalasHapusBotol manci tu jamur....jamur deng akang pung jaring.
BalasHapusBotol manci tu jamur....jamur deng akang pung jaring.
BalasHapus