(bag 1)
- Pengantar
Artikel yang kami terjemahkan ini berasal dari manuskrip yang ditulis oleh Georg Everhardus Rumphius pada akhir abad ke-17. Manuskrip ini pada tahun 2002, diterbitkan ulang dan diberi catatan kaki oleh Chris van Fraasen dan Hans Straver dengan judul De Ambonse Eilanden onder VOC, Zoals opgetekend in De Ambonsche Landsbeschrijving.
Buku ini kami dapatkan dari pemberian Chris van Fraasen sendiri karena kami berkomunikasi dengannya pada bulan Mei 2021 melalui email dalam bentuk pdf. Buku pemberian dari Chr van Fraasen ini hanya terdiri dari 23 halaman, karena hanya pada bagian “pembahasan” negeri-negeri di Pulau Haruku dan Saparua (hal 93 – 113).
Khusus pembahasan untuk negeri-negeri di pulau Saparua pada buku ini ada pada halaman 100 – 113, dimana Rumphius mendeskripsikan 14 negeri yang ada di pulau Saparua pada masa itu, yaitu Sirisori, Ulat, Itawaka, Tuhaha, Ouw, Paperu, Saparua, Tiouw, Boi, Porto, Haria, Ihamahu, Nolloth dan Iha.
Pada penerjemahan ini, kami membagi menjadi 2 bagian, dimana bagian pertama menyajikan deskripsi singkat tentang negeri Sirisori hingga negeri Tiouw, sedangkan bagian kedua dimulai dari negeri Boi hingga negeri Iha. Pada hasil terjemahan ini, kami menambahkan beberapa catatan tambahan dan gambar ilustrasi untuk menambahkan apa yang telah ada dalam buku ini.
Akhirnya... selamat membaca... semoga pengetahuan kita tentang sejarah negeri-negeri kita sendiri di pulau Saparua, semakin bertambah.
- Terjemahan
Pulau Lease
Pulau kedua atau pulau di tengah, yang disebut Uliasara atau Lease dan sekarang biasa disebut Honimoab, dipisahkan dari [pulau] Oma (Haruku) oleh “saluran” sempit dengan lebar sekitar setengah mil dan panjangnya sekitar 3 mil. Lebarnya sangat tidak rata dan memiliki bentuk yang aneh. Jika dilihat dari timur ke arah barat daya, bentuknya menyerupai huruf Z dan karenanya dapat dibagi menjadi 3 bagian. Di bagian tengah dan tersempit, yang lebarnya 1 mil, terletak pantai Honimoa, yang dengannya seluruh pulau itu dinamakan.
- Sirisori
Pada masa lalu, di atas batu karang yang tidak jauh dari pesisir, negeri Sirisori berada dan kini terletak di pesisir. Penduduknya sebagian datang atau berasal dari Onin, yang disebut Woni oleh orang Ternate, wilayah muka/depan pulau Papua, yang terletak di timur laut dari sudut pulau Seram, sekitar 26 mil jauhnya.
Penduduknya adalah beragama Kristen dan beragama Islam sejak zaman Portugis. Dulunya, negeri ini memiliki 400 hingga 500 laki-laki berbadan sehat, dibawah pimpinan Patih Hermanc, dan terbagi ke dalam 6 soa, yaitu :
1. Siatuna dibawah pimpinan Patih sendiri
2. Sopahelu Waken dibawah pimpinan Inas Tuahule
3. Samahu dibawah pimpinan Pelu Besid
4. Soupouhatu dibawah pimpinan Seiminae, tempat hunian Abraham Toulusapu sekarang
5. Pei Waka dibawah pimpinan Hualo Latupau, tempat hunian Lehu Walo sekarang
6. Suhula dibawah pimpinan Salatalohi Torihula, dimana tempat hunian Kamariane.
Keenam soa ini kemudian terbagi menjadi dua “kelompok”. Kelompok pertama terdiri dari 3 soa yaitu Siatuna, Simahu dan Pei Waka, sementara kelompok kedua disebut Peleto, terdiri dari soa Sopohe-Luakan, soa Sopohatu dan Souhala.
Negeri ini secara tradisional dihuni dengan sangat baik. Mereka berada dibawah kekuasaan seorang raja, yang kemudian menjadi patih. Yang pertama mereka sebut Tehuputihf; ia digantikan oleh putranya yang bernama patih Temanue, yang memiliki 3 orang putra, yaitu : 1. Hermang, 2. Mahubesi, 3. Patih Naia. Putra pertama dan yang terakhir adalah beragama Kristen, sedangkan putra kedua beragama Islam.
Patih Herman memerintah hingga pemerintahan Yang Mulia Demmerh. Putranya bernama Manuel, yang meninggal tanpa memiliki seorang putra. Setelah kematian Patih Herman, Mahubesi yang memerintah. Tetapi karena dia mencoba menyebarkan agama Islam, maka Demmer menangkapnya dan memenjarakannya di kastili, serta mengangkat Patih Manuel sebagai gantinya.
Honomoa, ca. 1633 |
Patih Naia tidak memerintah, tetapi telah melayani [VOC] dengan setia di masa lalu saat peperangan, dengan meminta bantuan raja-raja Alfur di Seram. Putranya adalah patih Lourenso Ainusa yang memimpin pasukan selama peperangan dan memiliki seorang putra bernama Lourenso Kuliba. Selama periode berkuasa, Yang Mulia De Vlaminghj mempercayakan wewenang dan perwalian negeri kepada Francisco Molek, orangkaija dari [pulau] Oma dan dari Onin di Papua, yang sebelumnya telah lama menjadi seorang guru; hal ini secara bertahap telah merampas nama dan otoritas patih. Akhirnya, pada tahun 1670, Jacob Saluwanil, putra dari Mahubesi, setelah memeluk agama Kristen, memerintah, dengan penolakan dan perlawanan sengit dari para pendukung patih Mole. Mereka menganggap figur yang telah dikristenkan ini sepenuhnya tidak sah, mengklaim bahwa dia dan ayahnya adalah anak-anak “haram” dan sama sekali tidak berasal dari keturunan patih. Namun, mereka tidak dapat membuktikan hal itu secara meyakinkan.
Tampaknya di antara garis-garis keturunan besar di Sirisori, sudah menjadi kebiasaan bagi satu saudara memeluk agama Islam, dan yang lainnya memeluk agama Kristen, sehingga mereka tidak mau memiliki hubungan dengan orang yang memalukan itu di negeri, dan menjadi skandal di kalangan kaum Kristen. Orang Islam tidak memiliki soa yang terpisah, tetapi tergabung dalam hubungan-hubungan itu.
Ternate mengangkat seorang sengadji untuk memimpin mereka, dan semua keturunannya disebut sengadji. Pada masa de Vlamingh, sekitar 30 keluarga dari Iha bergabung dengan merekam, kebanyakan berasal dari Hatala dan Wateleten. Mereka tinggal di wilayah ini, ketika saudara-saudara mereka yang lain melarikan diri ke wilayah lain1, dan menjadi Kristen. Wilayah kelompok Muslim terletak di sisi timur negeri. Kadang-kadang beberapa orang memeluk agama Kristen. Dalam perang terakhir, mereka diperintahkan untuk tidak menjalankan agama mereka lebih lama dari kehidupan pemimpin agama mereka : yang setelah kematian pemimpin agama itu, mereka tidak boleh menyebarkan agama Islam ke orang lain2. Di masa kini, negeri itu memiliki 569 laki-laki berbadan sehat, 2329 jiwa dan 120 buah dati.
Awalnya kompeni atau VOC mendirikan sebuah pos dagang sederhana dengan pagar di sini – setelah mereka menetap/memiliki pos sejenis sebentar di Ulat – dimana kapitein Westermano bermarkas, kemudian diikuti oleh kapitein Pieter Christiaan.
Sekitar tahun 1626, ketika benteng di Oma dan Baguala didirikan, sebuah benteng kecil juga didirikan di sini oleh Gubernur Jan van Gorcum. Pada tahun 1654, laksamana De Vlamingh mendirikan sebuah benteng kecil yang disebut Hollandia, dikelilingi oleh parit air, dan pada tahun 1669, temboknya diperkuat. Biasanya seorang koopman (kepala pedagang) dengan 30 serdadu bermarkas di sini, dan koopman itu sebagai pemimpin bagi pulau itu, dan di dekatnya didirikan sebuah rumah untuk seorang pendeta3.
Sudut Tenggara
2. Ulat
Ulat dulunya adalah sebuah negeri di pegunungan tinggi di sebelah timur pulau, jaraknya sekitar 1 jam perjalanan kaki di sebelah timur negeri Sirisori. Di masa kini, negeri Ulat berlokasi di lereng gunung di pesisir pantai berbatu. Negeri ini dipimpin oleh seorang radja, yang merupakan urutan pertama di antara orangkaja pulau Leasep. Seorang radja bernama Manuel memerintah negeri ini, yang meninggal di tahun 1637. Ia kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Laurens, yang meninggal tahun 1668, dan kemudian digantikan oleh..... dan di masa kini dipimpin oleh Anthonie Maiasanq.
Penduduk negeri ini terbagi menjadi 2 soa, soa pertama dipimpin oleh radja, soa kedua dipimpin oleh patih. Negeri ini memiliki 284 laki-laki berbadan sehat, 1329 jiwa dan 97 dati. Negeri ini biasanya digabungkan dengan negeri negeri Itawaka dan Ouw dalam 1 kora-kora, namun negeri Ouw dipisahkan dari penggabungan ini, karena radja mereka (radja Ulat) merupakan urutan pertama di pulau Lease.
Di masa lalu, para pendeta menetap di gunung ini4, karena pada waktu itu tidak/belum ada benteng yang dibangun di Sirisori. Pertama kali, pendeta Rogeriusr di tempatkan di sini, dan kemudian pendeta Heurnius yang berperan penting dalam penyebaran agama Kristen di wilayah ini dan menghasilkan banyak buku dalam bahasa Melayu5. Garnisun pertama Belanda di tempatkan di sini, dibawah pimpinan kapitein Westerman, yang kemudian berpindah ke Sirisori.
3. Titawaka
Titawaka atau Itawaka, berlokasi ½ mil di utara negeri Ulat, namun di masa kini berlokasi di pantai Hatuana (Hatawano), di sebelah timur dari benteng Huis te Velzen. Negeri ini dipimpin oleh seorang patih bernama Isaac Patinais, dengan 136 laki-laki berbadan sehat, 441 jiwa dan 84 buah dati, serta memiliki..... soa. Negeri ini bergabung dalam 1 kora-kora dengan negeri Ulat.
4. Tuhaha
Di antara negeri Itawaka, Ulat dan Sirisori, di tengah wilayah itu, negeri Tuhaha berlokasi di atas batu besar di tepi sungai yang mengalir deras. Namun di masa kini, negeri ini telah dipindahkan ke pesisir pantai Hatuana, berdekatan dengan benteng Huis te Velzen. Negeri ini memiliki seorang radja yang dulu bernama Michiel; kemudian putranya yang bernama Pieter Mahubessit berkuasa, seorang laki-laki tua, dan di masa kini dipimpin oleh putranya yang bernama Cornelis Pietersu. Ia memimpin/memiliki patih lain di bawah kekuasaannya. Di masa kini, negeri ini memiliki 251 laki-laki berbadan sehat, 869 jiwa dan 102 buah dati, dan awalnya digabungkan dengan negeri Sirisori dalam 1 kora-kora, tetapi kini negeri ini memiliki 1 kora-kora mereka sendiri. Raja negeri ini berada di urutan ketiga dalam urutan orangkaja di pulau Leasev.
5. Ouw
Ouw adalah sebuah negeri yang dulunya terletak di sebuah bukit tidak jauh dari pantai, sekitar ½ mil dari negeri Sirisori ke arah timur. Negeri ini dipimpin oleh seorang patih bernama Pieter Anakotaw, yang menggantikan saudaranya yang bernama Anthoniox. Negeri ini memiliki 376 laki-laki berbadan sehat, 1419 jiwa dan 86 buah dati, serta dibagi ke dalam..... soa.
Di negeri ini, tanah yang baik digunakan untuk membuat pot terbaik dan tembikar lainnya dan didistribusikan ke seluruh pulau Ambon.
Sedikit di bawah lokasi negeri ini, ke arah tenggara, terletak negeri Tetuwaruy, yang kita sebut Titawara, terletak di sudut paling selatan di bagian timur ini. Wilayah ini adalah tanjung yang berbahaya dan sangat beresiko untuk dilayari, karena curam dan arus yang sangat kuat. Negeri ini sekarang ditempatkan di bawah negeri Ouw bersama-sama di pesisir, dan dipimpin oleh orangkaja bernama Thomas Lukumahuz, dan digabungkan dalam 1 kora-kora bersama negeri Ouw.
Ini adalah negeri-negeri yang terletak di bagian timur pulau Lease. Negeri-negeri ini adalah Ulisiwa dan beragama Kristen sejak zaman Portugis.
Sisi Barat
6. Paperu
Paperu dulunya berada/berlokasi di pegunungan tinggi, membelakangi negeri Haria dan Boi, namun agak lebih dekat ke arah teluk negeri Tiouw. Di masa kini, karena wilayahnya agak sempit, negeri ini dipindahkan/ditempatkan di Hatuana, berdekatan dengan benteng Huis te Velzen. Negeri ini dipimpin oleh seorang radja bernama Marcus Musaaa, dan kini dipimpin oleh Pieter Patieuwbb yang merupakan saudaranya. Radja negeri Paperu berada di urutan kedua dalam urutan orangkaja di pulau Leasecc. Selain radja, ada juga Latumahina “radja wanita”, disebut demikian karena mereka berasal dari putri radja6. Jika radja perempuan ini pada umumnya memiliki permintaan, maka radja juga harus menjadi juru bicara mereka. Namun kebiasaan ini dihilangkan beberapa tahun lalu. Radja perempuan seperti ini juga ditemukan di negeri Porto dan Titawai. Di masa kini, negeri ini memiliki 150 laki-laki berbadan sehat, 503 jiwa dan 70 buah dati, serta terbagi dalam soa.
7. Saparua
Saparua dulunya merupakan negeri terpisah atau tersendiri, yang terletak di antara negeri Sirisori dan negeri Tiouw. Oleh Yang Mulia De Vlamingh, negeri ini digabungkan ke negeri Paperu dan dipindahkan ke wilayah Hatuana (Hatawano)dd. Tetapi pada tahun 1670, negeri Saparua dipisahkan lagi dan ditempatkan di sebelah negeri Tiouw di pesisir. Negeri ini dulunya dipimpin oleh seorang Radja, kemudian dipimpin oleh seorang cavaljero7/ee, yang bernama Nisamateff, dan di masa kini dipimpin oleh seorang patih bernama Francisco Animolegg. Negeri ini memiliki 42 laki-laki berbadan sehat, 178 jiwa dan 19 dati, serta terbagi dalam soa.
8. Tiouw
Tiouw terletak di bagian tengah pulau, sebelumnya terletak di bukit yang tinggi yang jaraknya kira-kira 1 jam perjalanan dari pantai ke bukit tersebut, dan kini berlokasi di pesisir, di sebuah teluk kecil dimana pegunungan negeri Porto di belakangnya. Negeri ini dipimpin oleh seorang patih bernama Joris Latulorihh dan memiliki 143 orang laki-laki berbadan sehat, 477 jiwa dan 56 dati.
Ketiga negeri ini (Paperu, Saparua dan Tiouw) bergabung bersama dan berlayar dalam 1 kora-kora.
====== bersambung =====
Catatan Kaki
1. Yaitu pantai selatan Seram
2. Jelas dimaksudkan bahwa setelah kematian ulama akan “mengakhiri” agama Islam di Sirisori, dengan asumsi bahwa komunitas Muslim di negeri itu terlalu kecil untuk menyediakan ulama baru sendiri. Sejarah menunjukan bahwa harapan VOC tidak terpenuhi. Sirisori masih memiliki wilayah Kristen dan Islam
3. Benteng Duurstede, yang dikenal melalui pemberontakan Pattimura, terletak di pusat kota negeri Saparua, baru didirikan pada tahun 1690-1691. Benteng ini menggantikan benteng Hollandia, Delft dan Huis te Zelven
4. Ulat atau Ulate berarti gunung/bukit
5. Justinus Heurnius, pendeta di pulau Saparua pada 1633 – 1636
6. Radja : vorst, perempuan : vrouw
7. Cavalheiro adalah kata Portugis yang bermakna “Yang Mulia”
Catatan Tambahan
a. Nama Lease atau Uliasar, mungkin untuk pertama kalinya dituliskan secara eksplisit dalam surat-surat misionaris Katholik pada tanggal 15 November 1556, dari Louis Frois SJ dan Balthasar Dias. Mereka secara eksplisit menulis Liase yang merujuk pada pulau Saparua.
§ Lihat Hubert Jacobs, SJ, Documenta Malucensia, Vol 1 (1542-1577 ), Institutum Historicum Societatis Iesu, Roma, 1974, chapter VI (Documents), hal 175—206
b. Nama Honimoa mungkin untuk pertama kalinya disebutkan dalam sebuah laporan pada tanggal 9 September 1622, oleh Gubernur VOC Amboina, Herman van Speult. Penyebutan nama Honimoa oleh Herman van Speult ini adalah lokasi pendirian pos dagang VOC.
§ Lihat W.P.Coolhas , Jan Pietersz Coen : Bescheiden Omtrent Zijn Bedrif in Indie, zevende deel (volume 7), Tweede deel (bagian kedua), Martinus Nijhoff, s’Gravenhage, 1953, dokumen CLI (dokumen 151), hal 1006 – 1019, khusus halaman 1012.
c. Patih Herman masih disebutkan sebagai Patih van Sirisori dalam bulan Agustus 1637 oleh Pendeta Justinus Heurnius
§ Lihat Brief van Ds Justus Heurnius aan de Kamer Amsterdam. Ambon, 8 Agustus 1637. NA, VOC 1125, folio 751-754 (dimuat oleh Hendrik E Niemeijer, dkk dalam Bronnen Betreffende Kerk en Scholen in de gouvernmenten Ambon, Banda, ende Ternate ten tijde van de VOC, 1605-1791, eerste deel, eerste band [untuk Gubernemen Amboina], Den Haag, 2015, dokumen 92, hal 217 – 222, khusus hal 220)
§ Lihat J.A. Grothe, Archief voor de Geschiedenis der Oude Hollandsche Zending, deel VI, Utrecht, 1891, hal 371 – 374.
d. Pelu Besi, mungkin maksudnya adalah Pelupessij. Laporan dari pendeta Jacobus Montanus pada bulan Mei 1674, menyebut/menulis Peloebessy sebagai orangkaja Sirisori yang beragama Islam/Moorschen.
§ Lihat Rapport Betreffende een Visitatie van Kerken en Scholen op Ambon, Manipa, Buano, Ceram, Saparua en Nusalaut door Ds Jacobus Montanus. Ambon, Mei 1674. NA, VOC 1300, folio 906r-927v (dimuat oleh Hendrik E Niemeijer, dkk dalam Bronnen Betreffende Kerk en Scholen in de gouvernmenten Ambon, Banda, ende Ternate ten tijde van de VOC, 1605-1791, eerste deel, eerste band [untuk Gubernemen Amboina], Den Haag, 2015, dokumen 194, hal 438 – 458, khusus hal 456)
e. Seimina, mungkin maksudnya adalah Saimima
f. Tehuputi, dalam tradisi lisan ditulis Tehupoty, adalah putra dari Liesowa. Liesowa sendiri adalah putra dari Lahakela dan Halakone (dari mata rumah Titaleij). Lahakela adalah salah satu anak dari Masbait Pusan
§ Lihat http://louhataamalatu.blogspot.com/2017/02/sejarah-negeri-siri-sori.html
g. Herman, dalam tradisi lisan disebut sebelum dibaptis dan menyandang nama Herman, namanya adalah Pattiluwa
§ Lihat http://louhataamalatu.blogspot.com/2017/02/sejarah-negeri-siri-sori.html
h. Demmer dalam catatan ini adalah Gerard Demmer, Gubernur VOC Amboina yang memerintah pada periode 23 Maret 1642 – 14 September 1647.
§ Lihat Doren, van J.B.J. De Moluksche Laandvoogden van het jaar 1605 tot 1818, J.D.Sybrandi, Amsterdam, 1808 (hal 78-84)
§ Lihat Ludeking, E.A.W. Lijst van Gouverneurs van Ambon, Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 14 (1864), pp. 528
i. Kastil ini adalah benteng Victoria di Ambon
j. De Vlamingh dalam catatan ini adalah Arnold de Vlamingh van Outshoorn. Ia menjadi Gubernur VOC Amboina pada 4 September 1647 – Agustus 1650 (periode pertama) dan pada Februari 1654 – Mei 1656 (periode kedua, namun dalam jabatan/status sebagai komisaris jenderal untuk 3 gubernemen, Ambon, Banda dan Ternate)
k. Pada memorie van overgave atau nota penyerahan jabatan Gubernur VOC Amboina, Jacob Hustaerdt tertanggal 6 Juli 1662, disebutkan bahwa De Vlamingh van Outshoorn menunjuk Francisco Mole sebagai Patih van Siri sori (perwalian) dikarenakan figur patih yang sebenarnya, masih kecil.
§ Lihat Memorie........door Jacob Hustaerd, 6 Juli 1662. ARA : VOC 1240 folio 736-775, Arsip : Ambon 717 (dimuat oleh Gerrit Knaap, Memories van Overgave van Gouverneurs van Ambon in de 17th en 18th century, Martinus Nijhoff, s’Gravenhage, 1987, dokumen XVII, hal 203-218, khusus hal 213)
l. Jacob Saluwani, dalam arsip gereja ditulis dengan nama J. Silwane, patih van Sirisori
§ Lihat Rapport Betreffende een Visitatie van Kerken en Scholen op Ambon, Manipa, Buano, Ceram, Saparua en Nusalaut door Ds Jacobus Montanus. Ambon, Mei 1674. NA, VOC 1300, folio 906r-927v (dimuat oleh Hendrik E Niemeijer, dkk dalam Bronnen Betreffende Kerk en Scholen in de gouvernmenten Ambon, Banda, ende Ternate ten tijde van de VOC, 1605-1791, eerste deel, eerste band [untuk Gubernemen Amboina], Den Haag, 2015, dokumen 194, hal 438 – 458, khusus hal 456)
m. Drs Frans Hitipeuw dalam sumbernya, menyebut bahwa keluarga-keluarga ini bersama dengan putra dari raja kedua kerajaan Iha, meninggalkan istana dan “melarikan diri” bersembunyi di hutan dan kemudian menuju ke Sirisori.
§ Lihat Drs Frans Hitipeuw, Kerajaan Iha berinteraksi dalam dengan segala suku bangsa di abad XVII dalam perjuangan nasional (dimuat pada buku Interaksi antar suku bangsa dalam masyarakat majemuk, Depdikbud, Jakarta, 1989, hal 51 – 107, khusus halaman 68)
n. Hatala dan Watalete/Matalete adalah 2 soa dalam kerajaan Iha.
o. Kapitein Westerman dalam catatan ini adalah Gerret Westerman van Dantzig. Ia bertugas di Saparua pada periode 1619-1628. Pada saat ia bertugas di pulau Saparua, ia masih berpangkat Letnan, kemudian ia dipindahkan ke kastil Victoria Ambon, menjadi Kapitein Kastil Victoria (1628-1641).
§ Lihat artikel Para Penguasa di “jantung” Uliaser --- pada masa kolonial (1600an -1942), bagian 1, yang diposting pada blog ini
p. Francois Valentijn dalam sumbernya menyusun urutan para regents (para orangkaja) di pulau Saparua, yaitu 1. Radja van Ulat, 2. Radja van Paperu, 3. Radja van Tuhaha, 4. Patih van Sirisori, 5. Patih van Ouw, 6. Patih van Haria, 7. Patih van Boi, 8. Patih van Tiouw, 9. Patih van Itawaka, 10. Radja van Porto, 11. Orangkaja van Noloth, 12. Radja van Saparua, dan 13. Patih van Ihamahu
§ Lihat Francois Valentijn, Oud en Nieuw Oost Indien, tweede deel (volume 2), bagian 1, tweede boek (buku kedua), vierde hoofdstuk (bundel keempat), Joanes van Braam, Dordecht, 1724, halaman 85 – 91, khusus hal 90-91
q. Francois Valentijn menulis namanya Anthoni Mayassan, sedangkan Ds (pendeta) Nicolaas Hodenpijl menulis namanya Anthoni Mayassa. Tidak diketahui secara pasti, kapan Anthonie Maiasan/Anthoni Mayassan/Mayassa menjadi Radja van Ullath, namun menurut Valentijn, ia menjadi Ouderling sejak tahun 1684 hingga meninggal tahun 1704 dan digantikan oleh Isaac Pati Naya, patih van Itawaka. Jadi mungkin ia mulai menjadi Radja van Ulath pada tahun 1684 atau sebelum tahun itu.
§ Lihat Valentyn, Francois, Omstandig Verhaal van de Geschiedenissen En Zaakenhet Kerkeyke Ofte Den Godsdienstbetreffende , Zoo In Amboina, Als In Alle De Eylanden, daar Onder Behoorende..........deerde deel, vyfde hoofdstuk, Joannes van Braam, Gerard onder De Linden, Dordrecht en Amsterdam, 1726, hal 144
§ Lihat Valentyn, Francois, Omstandig Verhaal van de Geschiedenissen En Zaakenhet Kerkeyke Ofte Den Godsdienstbetreffende , Zoo In Amboina, Als In Alle De Eylanden, daar Onder Behoorende..........deerde deel, vyfde hoofdstuk, Joannes van Braam, Gerard onder De Linden, Dordrecht en Amsterdam, 1726, hal 145
§ Lihat Rapport betreffende een visitatie van kerken en scholen op Saparua, Nusa laut en de zuidkust van ceram door ds. Nicolaas hodenpijl en de ouderlingen Anthoni Mayassa en Joannes Pattikayhatu. Saparua, juli 1695. ANRI, Archief Kerkenraad Batavia 136, bundel rapporten en extracten 1692-1705, ongefolieerd Afschrift. (dimuat oleh Hendrik.E. Neimeijer, Th. Van den End dan G.J. Schutte dalam Bronnen Betreffende Kerk en School in de Gouvernemente Ambon, Ternate en Banda ten tijde van de VOC, 1605-1791,eerste deel, tweede band (1605-1789), hal 110-119, Huygens ING (Knaw) Den Haag 2015
r. Rogerius dalam catatan ini adalah predikant Jacobus Rogerius. Ia bertugas di Gubernemen Ambon sejak Desember 1653 hingga Mei 1655.
s. Isaac Pattinai, atau menurut sumber Valentijn ditulis Isaac Pati Naya. Figur ini pada tahun 1704 menggantikan Anthoni Mayassan menjadi Ouderling atau penatua dalam status sebagai patih van Itawaka (lihat catatan tambahan huruf q). Mungkin ia menjadi Patih van Itawaka pada sekitar 1680an.
t. Pieter Mahubesi atau kadang ditulis Pedro Mahubesi, telah disebutkan sebagai Radja van Tuhaha dalam bulan Desember 1636
§ Lihat Gerrit Knaap, Crisis and Fairlure : War and Revolt in the Ambon Island 1636 – 1637 (dimuat dalam jurnal Cakalele, volume 3, 1992, hal 1-26, khusus halaman 15)
§ Lihat artikel terjemahannya dengan judul Krisis dan Kegagalan : Perang dan Pemberontakan di Kepulauan Ambon 1636-1637, bagian 1 dan 2, khusus bagian 2, yang diposting di blog ini
u. Valentijn menulis namanya Kornelis Pieterszen
§ Lihat Francois Valentijn, Oud en Nieuw Oost Indien, tweede deel (volume 2), bagian 1, tweede boek (buku kedua), vierde hoofdstuk (bundel keempat), Joanes van Braam, Dordecht, 1724, halaman 85 – 91, khusus hal 87
v. Lihat catatan tambahan huruf p di atas
w. Menurut Gerrit Knaap yang merujuk pada arsip zielbeschrijvinge (sensus jiwa/penduduk), Pieter Anakota digantikan oleh Thomas Neira (komunikasi pribadi tanggal 27 Mei 2021).
x. Kami belum bisa mengidentifikasi lebih lanjut figur Anthonie yang disebut sebagai saudara Pieter Anakota ini.
y. Negeri Tetuwaru mungkin untuk pertama kalinya disebutkan secara eksplisit dalam memorie van overgave Gubernur VOC Amboina, Jasper Janszoon, tanggal 25 Juni 1614
§ Lihat Memorie........van Jasper Jansz, 25 Juni 1614. ARA : VOC 1064 folio 208r-210v (dimuat oleh Gerrit Knaap, Memories van Overgave van Gouverneurs van Ambon in de 17th en 18th century, Martinus Nijhoff, s’Gravenhage, 1987, dokumen XVII, hal 15-19, khusus hal 19)
z. Laporan dari pendeta Jacobus Montanus pada bulan Mei 1674, menyebut/menulis namanya Thomas Licamahoe, orangcay van Titewaroe
§ Lihat Rapport Betreffende een Visitatie van Kerken en Scholen op Ambon, Manipa, Buano, Ceram, Saparua en Nusalaut door Ds Jacobus Montanus. Ambon, Mei 1674. NA, VOC 1300, folio 906r-927v (dimuat oleh Hendrik E Niemeijer, dkk dalam Bronnen Betreffende Kerk en Scholen in de gouvernmenten Ambon, Banda, ende Ternate ten tijde van de VOC, 1605-1791, eerste deel, eerste band [untuk Gubernemen Amboina], Den Haag, 2015, dokumen 194, hal 438 – 458, khusus hal 456)
aa. Marcus Musa dalam sumber lain ditulis sebagai Marcus Nusa atau Markus Musa Lawalata. Menurut sumber dari Chr Fr van Fraasen dan Hans van Straver, Marcus Musa menjadi Radja van Paperu sekitar tahun 1660. Ini berarti bahwa Marcus Musa menjadi Radja, saat negeri Paperu telah dipindahkan ke wilayah Hatawano pada tahun 1653.
§ Lihat Jouverd F. Frans dan Christwyn. R. Alfons, Paperu dan Lumatau, Universitas Pattimura, Ambon 2013, hal 49 – 50
§ Lihat Chr Fr van Fraasen (edisi bahasa Belanda) Paperu : Negorij en Geslacht, hal 50-51 dan catatan kaki no LXXI (nomor 71)
bb. Pieter Patieuw dalam sumber lain disebut Pieter Patireuw Lawalata atau Pieter Pattiheu. Disebutkan dalam sebuah sumber bahwa figur ini yang menjual tanah Mahuputy (diperbatasan Noloth) kepada Haulusy dari Ihamahu. Menurut sumber dari Frans Hitipeuw, masyarakat membeli tanah Mahuputy dari Noloth dan tanah Amaritang dari Paperu, dan membeli beberapa tanah lagi milik Guanatadi (pemimpin) van Mardika, Balthasar Gomes. Menurut memorie van overgave Gubernur VOC Amboina, Dirk de Haas, tertanggal 14 Mei 1691, disebutkan bahwa Balthasar Gomes dalam tahun 1689 telah menjadi Gnattahoedij van Mardika. Negeri Ihamahu dianggap menjadi negeri sendiri pada tahun 1682
Dari informasi ini, maka kemungkinan Pieter Patieuw telah menjadi Radja van Paperu sekitar 1684 – 1689.
§ Lihat Jouverd F. Frans dan Christwyn. R. Alfons, Paperu dan Lumatau, Universitas Pattimura, Ambon 2013, hal 49 – 50
§ Lihat Chr Fr van Fraasen (edisi bahasa Belanda) Paperu : Negorij en Geslacht, hal 50-51 dan catatan kaki no LXXI (nomor 71)
§ Lihat Drs Frans Hitipeuw, Kerajaan Iha berinteraksi dalam dengan segala suku bangsa di abad XVII dalam perjuangan nasional (dimuat pada buku Interaksi antar suku bangsa dalam masyarakat majemuk, Depdikbud, Jakarta, 1989, hal 51 – 107, khusus halaman 71, dan catatan kaki nomor 31 di halaman 79)
§ Lihat Instructie .............door Dirk de Haas, 14 1691. ARA : VOC 1497 folio 33v-63v, Arsip Ambon 716c (dimuat oleh Gerrit Knaap, Memories van Overgave van Gouverneurs van Ambon in de 17th en 18th century, Martinus Nijhoff, s’Gravenhage, 1987, dokumen XXIV, hal 272-284, khusus hal 277)
cc. Lihat catatan tambahan huruf p di atas
dd. Menurut Gerrit Knaap, negeri Saparua, Paperu dan Tiouw dipindahkan ke Hatawano pada tahun 1653 (komunikasi pribadi tanggal 13 April 2021)
ee. Kami menerjemahkan kata ini (Cavalhero atau Cavaljero) sebagai “kapitan”
ff. Francois Valentijn menulis namanya sebagai Nissawata
§ Lihat Francois Valentijn, Oud en Nieuw Oost Indien, tweede deel (volume 2), bagian 1, tweede boek (buku kedua), vierde hoofdstuk (bundel keempat), Joanes van Braam, Dordecht, 1724, halaman 85 – 91, khusus hal 88)
gg. Menurut Gerrit Knaap yang merujuk pada arsip zielbeschrijvinge (sensus jiwa/penduduk), Francisco Animole menjadi Patih van Saparoea pada 1687 – 1695 (komunikasi pribadi tanggal 29 April 2021)
hh. Kami belum bisa mengidentifikasi figur ini dari sumber-sumber lain.... tetapi mungkin figur Joris Latulori ini digantikan oleh Patih Adriaan Paoeta, yang dalam tahun 1712 disebutkan telah menjadi Patih van Tiouw.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar