Rabu, 09 Juli 2025

Radja, Pattij dan Orangkaija Pulau Saparua, 1695 – 1792


(bagian 1)

Adryn Anakotta


A.     Pendahuluan

Sebuah negeri tanpa pemimpin yang memimpin masyarakatnya, mengatur, mengelola, dan menata negerinya melalui berbagai kebijakan dan aturan yang dibuatnya, tentunya tidaklah mungkin. Begitu juga yang terjadi pada negeri-negeri atau desa-desa di kepulauan Ambon selama periode kolonialisasi di abad ke-18. Para pemimpin negeri-negeri itu umumnya menggunakan 3 gelar yaitu Radja, Pattij, dan Orangkaija yang melekat saat mereka diangkat dan mulai memerintah. Pastilah pengangkatan mereka dilandasi oleh berbagai pertimbangan dan alasan dari “atasan” mereka yang notabene adalah VOC. Berdasarkan pada pembacaan arsip-arsip, pertimbangan dan alasan dimaksud, biasanya dan paling “prinsipil” adalah berkaitan dengan “garis keturunan” calon pemimpin. Sangatlah jarang, VOC mengangkat figur calon yang berasal dari luar atau di luar “ring 1” keluarga besar figur yang digantikan atau dari figur-figur pemimpin sebelumnya.  

Tulisan ini merupakan kelanjutan dari tulisan kami sebelumnya yaitu artikel mengenai Radja, Pattij dan Orangkaija Pulau Saparua 1670 – 1695. Periode yang dicakup hampir 1 abad lamanya dari tahun 1695 hingga ke tahun 1792. Tentunya bahwa ada periode yang “berlubang” dalam pemerintahan para figur di tiap negeri, terkhususnya pada periode tahun-tahun terakhir pergantian abad dari abad XVII ke abad XVIII. Namun kiranya, ini bisa menjadi usaha minimal dalam menyusun daftar para Raja, Pattij, dan Orangkaija di tiap negeri yang berada di Pulau Saparua dalam periode 1670 – 1792, serta mungkin bisa menjadi sumbangan untuk tiap negeri agar bisa mengetahui identitas para pemimpin negerinya dalam periode dimaksud.

Daftar ini kami buat dan kami susun berdasarkan pada sumber primer yaitu arsip-arsip VOC, khususnya arsip-arsip Gubernemen Amboina, selain itu kami juga menggunakan sumber-sumber sekunder seperti arsip-arsip gereja maupun daftar para “Raja” yang pernah ditulis atau pernah dipublikasikan secara terbatas, tetapi sumber-sumber demikian hanyalah “pembanding” untuk diverifikasi lebih lanjut oleh sumber-sumber primer.

Tulisan ini kami bagi menjadi 2 bagian, dimana bagian pertama berisi nama-nama Radja, Pattij dan Orangkaija di 7 negeri, yang dimulai dari negeri Saparua, Tiouw, Paperu, Booi, Haria, Porto dan Tuhaha. Pada bagian kedua, akan menyajikan data dari negeri Ihamahu, Nolloth, Itawaka, Ouw, Ullath dan berakhir pada negeri Siri Sori. Negeri Iha dan Kulur, meskipun secara wilayah berada di pulau Saparua, namun dalam tulisan ini, akan ditempatkan di bagian “lain” sesuai dengan konteks zaman serta wilayah administratif kedua negeri itu selama periode yang tercakup.

Semoga tulisan ini bisa bermanfaat, minimal untuk mengetahui para figur hebat di masa lalu, menempatkan, menilai, memahami dan “mengapresiasi” figur-figur dimaksud sesuai dengan konteks zaman mereka. Pastilah ada kebijakan, tindakan, dan “skandal” yang dilakukan yang tidak “proporsional” dalam perspektif dan penilaian kita di masa kini , tetapi suka tidak suka, haruslah diakui bahwa mereka telah “membentuk”, “menentukan” dan “mewarisi” seluruh aspek historiografi dan cetak biru di masing-masing negeri pada masa lalu yang “melahirkan” generasi kita di masa kini. Semoga………

 

B.     Pulau Honimoa

1.        Negeri Saparua [Pisarana Hatusiri Amalatu]

Resolusi pengangkatan Pieter Sawaitoe (1708)

a.     Orangkaija: Francisco Arimole (1687 – 1708a)

b.     Radja: Pieter Sawaitoe (8 Mei 1708 – Januari 1749)

c.     Radja: Adriaan Maijasang (16 Januari 1749 – Oktober 1756)

d.     Radja: Jan Pieterszoon Mannoe Samma (21 Oktober 1756 – Februari 1770)

e.     Radja: Anthonij Petrus Mannoe Samma Latoe Pikahoelan (7 Februari 1770 – Januari 1785)

f.      Radja: Matheus Simatauw (1 Februari 1785 – 1792b)

g.     Radja: Pieter Titaleij (1802 - 1803)

 

Resolusi pengangkaran Laurens Adrianszoon (1748)

2.       Negeri Tiouw [Lounusa Hatalepu Amapatij]

a.     Pattij: Joris Latoelorij (1670 – 1695c)

b.     Orangkaija: Adriaan Paoeta (1703d – 1719)

c.     Pattij: Frans Adriaanszoon (5 November 1719 – 1748)

d.     Pattij: Laurens Adriaanszoon Pikasiwa (19 Oktober 1748 – 1771)

e.     Pattij: Johannes Kaijhena Mataheloemoeale (7 Februari 1770 – 1776)

f.      Pattij: Johannes Noenolata Mataheloemoeal (19 Januari 1776 – 1784)

g.     Pattij: David Pattiwaijl (27 Oktober 1784 – 1788)

h.     Pattij: Matheus Hans Matahelumual (4 Februari 1788 - 1792)

i.      Pattij: Matheus Hermanus Matahelumual (1792 – 1806)

 

Resolusi pengangkatan Paulus Salepattij (1766)

3.       Negeri Paperu [Tounusa Amalatu]

a.     Radja: Pieter Pattijleuw (1686 – Januari 1697f)

b.     Radja: Marcus Catipeg (1697g – 170)

c.     Radja: Domingos Taralou (21 Juni 1715 – 1716/1717/1718h)

d.     Radja: Pieter Annakotta (1717/1718i – 1719i)

e.     Radja: Pieter Matheus Maijrisaj (1726/1727j – Juni 1731)

f.      Radja: Pieter Pattijmesing (5 Juni 1731 – Mei 1753)

g.     Radja: Matheus Pattijmessingk (8 Mei 1753 – Oktober 1757l)

h.     Radja: Pieter Pattijmessing Latulawalawalatam (Oktober 1757 – 1766)

i.      Radja: Paulus Salepatij (1 November 1766 - 1772)

j.       Radja: Hans Abraham Wattimena (10 Oktober 1772 – Desember 1777)

k.     Radja: Frans Lawalata (5 Desember 1777 – 21 Juli 1783)

l.      Radja: Johannes Lawalata (21 Juli 1783 – 1792n)

m.   Radja: Johannes Lawalatao (179 – 1803)

 

Resolusi pengangkatan Isaac Manoetoe (1735)

4.      Negeri Booi [Samahu Amalatu]

a.     Pattij: Francisco Leijsoua (1692 – 1720p)

b.     Pattij: Matheus Sekawaijle (30 Januari 1720 – 1726)

c.     Orangkaijaq: Johannes Noensoepa (5 Maret 1726 – 1735)

d.     Pattij: Isaac Manoetoe (16 September 1735 – 1766r)

e.     Pattij: Johannes Pikahatouas (7 September 1766 – 1774)

f.      Pattij: Frans Lokete Pattijasina (13 Desember 1774 – 1776)

g.     Pattij: Abraham Eduard Petrus Manusama (9 Maret 1776 – 1785)

h.     Pattij: Jesajas Pattiradjawane (3 Agustus 1785 – 1792t)

i.      Pattij: Eliza Manusama (179 – 1803)

 

Resolusi pengangkatan Matheus Latoepauw (1732)

5.       Negeri Haria [Leawaka Amapatij]

a.     Pattij: Jan Talahatouau (1692 – 1709u)

b.     Pattij: Andries Koumese (7 Mei 1709 – 1717v)

c.     Pattij: Jan David Nariaij (1717v – Januari 1732)

d.     Pattij: Matheus Latoepauw (31 Januari 1732 – Juli 1741)

e.     Pattij: Marcus Sahuwete (11 Juli 1741 – Februari 1770)

f.      Pattij: Marcus Hermanus Manhoetoekiaij (7 Februari 1770 – Januari 1778)

g.     Pattij: Jeremias Manoehoetoe (31 Januari 1778 – 1792)

h.     Pattij: Lambertus Hermanus Manuhutu (179 – 1805)

 

Resolusi pengangkatan Isaac Latoehaijle [1738]

6.      Negeri Porto [Samasuru Amalatu Poru Amarima]

a.     Radja: Francisco Liliasa (1681 – 1713w)

b.     Radja: Abraham Isaac Franszoon (31 Januari 1713 – Maret 1728)

c.     Radja: Anthonij Petrus Latoeharij (6 Maret 1728 – Desember 1738)

d.     Radja: Isaac Latoehaijle (10 Desember 1738 – April 1768)

e.     Radja: Salomon Issac Nanlohij (12 April 1768 – 1792x)

f.      Radja: Matheus Elias Nanlohij (179 – 1803)

 

Resolusi pengangkatan Lucas Franszoon Tanalepij (1754)

7.       Negeri Tuhaha [Beinusa Amalatu]

a.     Radja: Cornelis Pieterszoon (1689 – 1695)

b.     Radja: Marcus Mourits Janszoon (1706y – Juni 1731)

c.     Radja: Joris Rahaijkajaz (5 Juni 1731 – Oktober 1746)

d.     Radja: Frans Pieterszoon (10 Oktober 1746 – 1754aa)

e.     Radja: Lucas Pieterszoon Tanalepij (13 Maret 1754 – 1770)

f.      Radja: Louis Fransz Pikaoeliabb (7 Februari 1770 – 23 Juli 1789)

g.     Radja: Marthen Tanalepij (15 Agustus 1789 – 1792cc)

h.     Radja: Fransz Pieterszoon Tanalepij (179 – 1806)

====== bersambung =====

Catatan Kaki

a.     Belum diketahui secara pasti, kapan Francisco Arimole mengakhiri masa jabatannya sebagai Orangkaija van Saparua. Kami telah memeriksa dan mencoba memverifikasi informasi pada arsip dari tahun 1696 – 1708, namun belum menemukan informasi tentang pemberhentian dan penggantian Francisco Arimole, yang juga cukup menyulitkan adalah isi resolusi pengangakatan Pieter Sawaitoe sebagai Radja van Saparua pada Mei 1708, dimana tidak disebutkan secara eksplisit figur yang digantikannya. Oleh karena itu, untuk sementara kami “menyimpulkan” bahwa Francisco Arimole tetap menjabat hingga tahun 1708, entah hingga ia meninggal atau diberhentikan karena alasan teknis.  

b.     Figur Matheus Simatauw disebut secara eksplisit sebagai Radja van Saparua, terakhir kali pada arsip per Oktober dan Desember 1789, sehingga kami memperkirakan bahwa figur ini masih menjabat hingga minimal tahun 1791. Mungkin juga ia masih menjabat hingga awal tahun 1796, saat Inggris mengambil alih pemerintahan dari tangan Belanda, dan mungkin juga ia masih menjabat 1-2 setelah tahun 1796 dan kemudian diganti oleh Pieter Titaleij, yang namanya secara eksplisit telah disebut sebagai Radja van Saparua dalam arsip tahun 1803.

c.     Belum diketahui secara pasti, kapan Joris Latoelori mengakhiri masa jabatannya sebagai Pattij van Tiouw.

d.     Tahun 1703 yang digunakan sebagai “tahun awal” pemerintahan Adriaan Pauta sebagai Orangkaija van Tiouw adalah asumsi dan “estimasi” kami berdasarkan pada penafsiran informasi dan penjelasan pada arsip per Oktober 1707, dimana disebutkan secara eksplisit bahwa Orangkaija van Tiouw Adrian Pauta memimpin arumbai dari negeri Paperu, Saparua dan Tiouw di tahun 1707, yang sejak tahun 1704 telah dialihkan dari negeri Saparua ke negeri Tiouw sebagai pemimpin arumbai tersebut. Hal ini membuat kami berasumsi bahwa kemungkinan Adriaan Pauta juga telah memimpin arumbai ketiga negeri tersebut pada tahun 1704 [dengan pertimbangan rentang tahun 1704 ke tahun 1707], sehingga minimal ia telah menjadi Orangkaija van Tiouw pada tahun 1703.

e.     Johanes Kaijhena Mataheloemoeal adalah kepala soa kedua atau tweede steem di negeri Tiouw pada saat mengganti Laurens Adrianszoon.

f.      Pada arsip tahun 1698, disebutkan Radja van Paperu meninggal dunia pada …. Januari 1697 [tanggalnya tidak ditulis, hanya ditandai dengan tanda titik-titik], dan tidak disebutkan siapa yang menggantikannya

g.     Figur Marcus Catipe sebagai Radja van Paperu belum kami temukan dalam arsip beserta tahun pemerintahannya. Nama figur ini disebutkan sebagai bekas Raja Paperu [gewezen raja der negorij Paperu] pada arsip tahun 1783 yaitu resolusi pengangkatan Johanes Lawalata [figur huruf l] sebagai Raja Paperu, dimana disebutkan bahwa Johanes Lawalata adalah cicit [agter klein zoon] dari Marcus Catipe, bekas Raja Paperu. Kami mencoba mengestimasi bahwa jarak antara cicit ke kakek buyutnya berkisar antara 75 – 100 tahun, sehingga diperkirakan bahwa Marcus Catipe memerintah mungkin dalam periode 1683 – 1708, dan setelah “mengamati” daftar dan urutan para Raja Paperu dalam periode 1683 – 1708, maka kemungkinan “logisnya” Marcus Catipe menjadi Raja di antara figur Pieter Pattijleuw dan Domingos Taralou, sehingga mungkin ia menggantikan Pieter Pattijleuw yang meninggal di tahun 1697, dan ia kemudian digantikan oleh Domingos Taralou.

h.     Belum diketahui secara pasti, kapan Domingos Taralou mengakhiri masa jabatannya. Namun dengan mempertimbangkan kemungkinan awal periode kepemimpinan Pieter Annakota [lihat penjelasan catatan kaki huruf i], maka Domingos Taralou mengakhiri masa jabatannya mungkin dalam rentang tahun 1716 – 1718.

i.      Belum diketahui secara pasti, kapan Pieter Annakota mulai menjadi Raja Paperu. Tahun paling awal penyebutan Pieter Annakota secara eksplisit sebagai Raja Paperu yang baru bisa kami temukan berasal dari arsip per Oktober 1718, sehingga minimal ia telah menjadi Raja Paperu dalam tahun 1718 atau 1 tahun sebelumnya yaitu tahun 1717.

j.       Belum diketahui secara pasti, kapan Pieter Matheus Maijrisa/Maijlisa mulai menjadi Raja Paperu. Tahun paling awal penyebutan Pieter Matheus Maijrisa secara eksplisit sebagai Raja Paperu yang baru bisa kami temukan berasal dari arsip per September 1727, sehingga minimal ia telah menjadi Raja dalam tahun 1727 atau 1 tahun sebelumnya yaitu tahun 1726. Pada arsip tahun 1727 tersebut, namanya secara eksplisit ditulis Pieter Matheus, namun pada arsip per November tahun 1766, tentang resolusi pengangkatan Paulus Salepatij [figur i] sebagai Radja Paperu, disebutkan bahwa Paulus Salepatij adalah sepupu kedua [na neef] dari Matheus Maijrisa/Maijlisa, bekas Raja Paperu. Kami mengamati daftar dan urutan Raja Paperu, dimana ada 2 figur yang menggunakan/menyandang nama Matheus yaitu Pieter Matheus dan Matheus Pattijmessing, namun sepertinya yang dimaksud sebagai Matheus Maijrisa/Maijlisa adalah Pieter Matheus, karena Matheus Pattijmessing adalah anak dari Pieter Pattijmessing dan mereka tidak menggunakan nama Maijrisa/Maijlisa dibelakang nama mereka. Mungkin juga figur Pieter Annakota dan Pieter Matheus Maijrissa/Maijlisa adalah figur yang sama, tetapi mungkin juga figur yang berbeda.

k.     Pada resolusi pengangkatan Matheus Pattijmessing per tanggal 8 Mei 1753, disebutkan bahwa Matheus Pattijmessing adalah putra dari Radja Pieter Pattijmessing

l.      Matheus Pattijmessing diberhentikan dari jabatannya per Oktober 1757, karena keluhan masyarakat negeri Paperu, dan untuk sementara waktu digantikan oleh ayahnya Pieter Pattijmessing

m.   Pada arsip per Oktober 1765, namanya tertulis Pieter Latulawalawalata.

n.     Arsip tahun terakhir yang menyebutkan secara eksplisit Johanes Lawalata sebagai Raja Paperu berasal dari arsip per Januari 1790, sehingga kami memperkirakan bahwa ia masih menjabat hingga tahun 1792, karena arsip tahun 1792 tidak diinformasikan tentang penggantian Raja Paperu

o.     Sepertinya Johanes Lawalata [figur l dan m] adalah figur yang sama.

p.     Belum diketahui secara pasti kapan Francisco Leysoua mengakhiri masa jabatannya sebagai Pattij van Booi. Arsip tahun terakhir yang baru bisa kami temukan yang secara eksplisit menyebut dirinya sebagai Pattij van Booi berasal dari arsip per Oktober 1709, dimana ia disebut sebagai pemimpin arumbai negeri Booi, Haria dan Porto, sehingga minimal ia masih menjadi Pattij hingga 1 tahun berikutnya yaitu tahun 1710. Kami menyimpulkan untuk sementara bahwa ia mengakhiri masa jabatannya pada tahun 1720 saat digantikan oleh Matheus Sekawaijle, karena belum menemukan informasi penggantian dirinya dalam rentang tahun 1710 – 1720.

q.     Pada resolusi pengangkatan dirinya per tanggal 5 Maret 1726, Johanes Noensoepa disebut secara eksplisit sebagai Orangkaija van Booi.

r.      Tidak diketahui secara pasti kapan Isaac Manoetoe meninggal dunia, namun pada resolusi pengangkatan Johanes Pikahatoua [figur e] per tanggal 7 September 1766 sebagai Pattij van Booi, disebutkan bahwa karena Isaac Manoetoe telah meninggal dunia maka diangkatlah Johanes Pikaholua sebagai penggantinya. Jadi Isaac Manoetoe meninggal dunia, mungkin pada bulan Agustus 1766 atau antara Juni – Juli 1766.

s.      Pada resolusi pengangkatan Frans Lokete Pattijasina tertanggal 13 Desember 1774, disebut Frans Lokete Pattijasina adalah putra dari Pattij Johanes Pikahatoua. Juga disebutkan bahwa Johanes Pikahatoua telah berusia 63 tahun sehingga ia lahir, sekitar tahun 1710/1711.

t.      Jesajas Pattiradjawane masih disebutkan secara eksplisit sebagai Pattij van Booi hingga periode Oktober 1790, sehingga ia masih menjabat minimal hingga tahun 1791, dan tidak ada informasi penggantian dirinya di tahun 1792.

u.     Pada arsip gereja per tanggal 23 Mei 1695, disebutkan Pattij van Haria bernama Cornelis Tarahate, sehingga nama Pattij van Haria, mungkin memiliki varian nama: Jan Cornelis Talahatoua/Tarahate. Belum diketahui secara pasti kapan ia mengakhiri masa jabatannya, tetapi minimal hingga tahun 1696. Kami menyimpulkan sementara ia mengakhiri masa jabatannya hingga tahun 1709 saat digantikan oleh Andries Koumese.

v.     Pada laporan per Mei 1718 disebutkan bahwa Pattij van Haria [tidak ditulis namanya secara eksplisit] divonis pada Oktober 1717. Kami berasumsi bahwa figur Pattij yang dimaksud adalah Andries Koumese dan ditahun 1717 juga ia diberhentikan karena vonis itu, dan kemudian digantikan oleh Jan David Nariaij [kami juga belum menemukan informasi secara pasti kapan Jan David Nariaij mulai menjabat]. Ini masih bersifat asumsi, dan akan direvisi jika kami menemukan arsip/sumber yang menyatakan sebaliknya atau lebih jelas.

w.    Tahun terakhir penyebutan Francisco Ririasa secara eksplisit sebagai Radja van Porto yang bisa kami temukan berasal dari arsip tahun 1696, dan menyimpulkan untuk sementara, Francisco Ririasa memerintah hingga tahun 1713 hingga digantikan oleh Abraham Isaac Franszoon, karena sejak tahun 1696 – 1713 belum didapatkan informasi penggantian dirinya, atau ada figur lain selain dirinya dan figur Abraham Isaac Franszoon

x.     Laporan per Juli 1789, Salomon Isaac Nanlohij secara eksplisit masih disebut namanya sebagai Radja van Porto, sehingga kami meyakini ia masih menjadi Raja van Porto hingga tahun 1792

y.     Arsip paling awal yang kami dapati yang secara eksplisit menyebut Marcus Maurits Franszoon sebagai Radja van Tuhaha berasal dari arsip per Maret 1707, hingga minimal ia telah menjadi Radja van Tuhaha 1 tahun sebelumnya yaitu tahun 1706.

z.     Pada resolusi pengangkatan Joris Rahaijkaija sebagai Radja van Tuhaha, ia disebutkan sebagai keponakan dari Raja Marcus Mauritsz Janzoon, yaitu anak dari saudara laki-laki Marcus Mauritsz Janszoon.

aa.   Belum diketahui secara pasti kapan Radja Fransz Pieterszoon meninggal dunia, namun pada resolusi pengangkatan Lucas Pieterszoon Tanalepij sebagai Radja van Tuhaha per tanggal 13 Maret 1754, disebutkan Radja Fransz Pieterszoon telah meninggal beberapa waktu lalu, sehingga ia meninggal mungkin pada Februari 1754 atau antara Desember 1753 – Januari 1754.

bb.  Pada resolusi pengangkatan Louis Fransz Pikaoelia sebagai Radja van Tuhaha per tanggal 7 Februari 1770, disebutkan ia adalah keponakan dari Radja Lucas Pieterszoon Tanalepij, yaitu anak dari saudara perempuan Radja Lucas Pieterszoon Tanalepij.

cc.  Arsip per Januari 1792, Marthen Tanalepij masih disebut secara eksplisit sebagai Radja van Tuhaha, sehingga kami meyakini ia masih menjabat minimal 1 tahun berikutnya di tahun 1793 atau beberapa tahun lagi hingga digantikan oleh Fransz Pieterszoon Tanalepij [figur h]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar