---- Jejak-jejak sebuah “nama” dalam Arsip dan Sumber
serta
Perbincangan dalam ruang waktu ----
(Bag I - Lanjutan)
Oleh
Adryn
Anakotta & Kotje Novaria Anakotta/W
|
Peta dari Diogo Ribeiro (1525)
|
Bukti-bukti
selanjutnya akan dipaparkan oleh penulis untuk menyajikan serta “menguatkan”
ketiga pemahaman ini.
1. 6 tahun kemudian, ditahun 1562, sebuah surat
dari Frater Pero Mascarenhas kepada Frater Antonio Quadros di Goa India dan
surat ini ditulis dari Ternate pertanggal 16 April 16521. Surat ini
berisikan “19 point” dan nama negeri Oma (Homa) serta Hatuhaha (Atuaas) ditulis
secara eksplisit dalam surat ini. Nama Oma (Homa) tertulis pada point ke-4, 5,
6, sedangkan Hatuhaha (Atuaas) pada point ke-5.
Fragmen dari isi surat itu sebagai berikut
:
(point 4) : Esta cruesa ustavao
com os christao, porque chados a hum lugar que se chama Homa
.............................
(point 5) : Este laguar de Homa
com todas estas vexa........ ..pelejando os mais dos dias huns christaos arrenegados
que se chamao os Atuaas..........A este laguar de Homa foi
Capitao d’el rei de Ternate................
(Point 6) : Esta huma
molherzinha christa em Homa de qual parece que...............
Jacobs memberikan catatan
kaki pada kata-kata yang digarisbawahi oleh penulis (dalam teks catatan kaki
bernomor 7 dan 8)
Jacobs menulis demikian
(no 7 dan 8)2 :
The Kampong Oma on the south
coast of Haruku, one of the Ulliaser islands east of Ambon
(Negeri Oma terletak dipantai
selatan pulau Haruku, salah satu pulau dari gugusan Uliaser, yang letaknya
disebelah timur pulau Ambon)
People of Hatuhaha, which is the
name of the North part of Haruku, but a that time still a kampong there, the
present day Rohomoni on the West Coast. A present Rohomoni is a muslim kampong
and Oma is a christian village.
The Relacao Vasconcelos calls
this Hatuhaha : Athua Grande in opposition to Athua pequeno, which is the
kampong Tuhaha in Saparua. The towns now lying on the coast were in those days
pitched on heights more inland
(penduduk) Hatuhaha adalah nama
untuk wilayah yang terletak di bagian utara pulau Haruku, tetapi dimasa itu
(maksudnya dimasa surat ini ditulis), hanya berupa atau merujuk pada negeri
Rohomoni, yang dimasa sekarang terletak di pantai bagian barat. Dimasa sekarang
negeri rohomoni adalah negeri muslim dan negeri Oma adalah negeri Kristen.
Relecao Vascencelos (maksudnya
menurut buku yang berjudul Relecao Vascencelos) menyebut Hatuhaha ini
(maksudnya Hatuhaha dalam surat ini) adalah Athua Grande (Hatuhaha besar)
berbeda dengan Athua Pequeno (Hatuhaha Kecil) yaitu negeri Tuhaha yang terletak
di pulau Saparua)
Jacobs mengutip sumber dari Valentyn3
dan Ioan Petri Maffei SJ4 untuk menguatkan catatan kaki diatas
2.
Surat dari Brother Fernao Osario SJ kepada Kaum
Jesuit di College Santo Antao Portugis tertanggal 15 Februari 1563, dan ditulis
di Ternate5
Surat ini berisi “36 point” dan secara
eksplisit menyebut/menulis nama pulau Nusalaut (Rosolao) pada point ke-12 dan
Oma (Homa ) pada point ke-18.
Isi surat itu sebagai berikut :
Point (12) : ...............queimarao
hum luguar de christaos em huma ilha que se chama Rosolao, que esta obra
de oito legoas de Ative .................
Point (18): Em este tempo
vierao dous Portuguezes em huma laguar que se chama Homa, da outra Banda,
a chamar algum dos Padres.............
Huberts Jacobs memberikan catatan kaki pada
kata-kata itu (no 25 dan 32)6
Jacobs menulis :
Nusalaut, the smallest of the
three Uliaser island
(Nusalaut, pulau terkecil dari
ketiga pulau pada gugusan Uliaser)
Oma in Haruku.
(Negeri Oma di Pulau Haruku)
|
Peta dari Gaspar Viegaz (1537) |
3.
Surat dari Brother Manuel Gomes SJ kepada Kaum
Jesuit di India tertanggal 15 April 1564 dan ditulis di Hatiwe7
Surat ini berisi “30 point”, nama negeri
Ullath (Ulate), Oma (Homaa) dan Hatuhaha (Atuaa) ditulis secara eksplisit pada
point ke-25 dan 28.
Isi surat itu sebagai berikut :
Point (25): Dahy o mandou o
Padre chamar para homandar a lugar chamado Ulate .......
Point (28) : ........a hum lugar
chamado Homaa............hum lugar grande de mouros chamado Atuaa..................
Jacobs menulis catatan kaki untuk kata-kata
itu (no 32, 33 dan 35 dan 36)8
Ulat in Saparua. The nearby
Muslim village was Sirisori (no 32)
(Negeri Ullat di Pulau Saparua,
berdekatan dengan Siri sori (islam) yang merupakan negeri muslim)
From the description it clearly
appears that formerly Ulat was not situated on the coast, but more inland on a
hill (no 33)
(dari deskripsi/gmbaran ini
(maksudnya deskripsi pada point 27), dengan jelas bahwa negeri Ullath pada
awalnya letaknya tidak di tepi pantai, tetapi di perbukitan / gunung)
Oma in Haruku. The name Oma is
also used for the entire island and for its south half
(Negeri Oma di pulau Haruku.
Nama Oma juga digunakan untuk keseluruhan pulau itu dan atau untuk wilayah
daerah bagian selatan (pulau itu)
Hatuhaha on Haruku also used as
name of its North half
(Hatuhaha di pulau Haruku, nama
ini juga digunakan untuk wilayah bagian utara (dari pulau itu))
4.
Surat dari Frater Pero Mascarenhas kepada Kaum
Jesuit di India, tertanggal 15 Juni 1570, yang ditulis di Ambon9
Surat ini berisi “ 37 point” di mana negeri
Sirisori (Fore-sore), Ullath (Ulate), Tuhaha (Tua), Iha/Ihamahu (Hiamao), Lease
(Lliaser) pada point 12, 13, 19, 35.
Fragmen surat itu sebagai berikut :
Point (12) : ...............esperaodo
pera a ylha de Fore-sore .............os
Principais do lugar de Ulate.........
Point (13) ...............terra
visitar o lugar de Tua ..............
Point (19) :............a lugar
de Hiamao
Point (35) : .........este
lugares forao de Oma e alguns outros do Lliaser
Jacobs menulis catatan kaki (no
12,13,15,25)10
Ø
Sirisori in Saparua, at present
a double kampong : Sirisori Kristen and Sirisori islam
(Negeri Sirisori di pulau
Saparua, dimasa sekarang merupakan negeri “kembar” yaitu Sirisori Kristen dan
Sirisori Islam)
Ø
Ulat, a little south of
Sirisori along the same coast, its people appear to be Christians already
(Negeri Ullath, negeri yang
terletak sedikit ke arah selatan dari Sirisori dan menempati wilayah
di sepanjang pantai yang sama dengan Sirisori. Masyarakat negeri Ullath telah
lebih dulu memeluk agama Kristen sebelumnya)
Ø
Tuhaha at present on the north
coast of saparua, formerly near ulat and sirisori more inland on a hill. One
should remember that all the village situated at present on the coast were
lying, at the time, at some distance from it in the mountains
(Tuhaha di masa sekarang
terletak di pantai utara pulau Saparua, pada awalnya berdekatan dengan negeri
Ullath dan Sirisori di wilayah pegunungan. Hal pertama yang harus dipahami
bahwa semua negeri yang di masa sekarang terletak di tepi pantai, pada awalnya
berada di wilayah pegunungan)
Ø
Ihamahu in Saparua, on the
north coast
(Negeri Iha /Ihamahu, negeri
yang terletak di pantai utara (pulau saparua)
Untuk point ke-35, Jacobs juga menampilkan
varian penulisan nama “lease” yang dikenal dimasa itu, yaitu Licar, Lliacer dan
Liasor11
|
Anonymous Map (1535) |
5. Surat dari Frater Jeronimo de Olmedo SJ kepada
kaum Jesuit di Goa India, tertanggal 12 Mei 1571, dan ditulis di Ambon12.
Surat ini berisikan “28 point” dan nama Hatuhaha, Oma (Homa), Sirisori (Sore-zore)
dan Ullath (Ulate) ditulis dalam surat secara eksplisit.
Fragmen surat itu sebagai berikut :
Point (5) : presa que despois
disto fizerao foi na lugar de Atuaa.........
Point (7) : ............de
christaos que se chama Homa ...............
Point (11) : ...........que se
chama Sore-zore...........
Point (11)...........Ubra huma
legoa chamado Ulate
Jacobs memberikan catatan kaki untuk kata
Atuaa, dan menulis sebagai berikut13 :
Hatuhaha in Haruku, now the
name of the north of the island, comprising four muslim village, formerly
identical with one of them, Rohomoni on the west coast. It is the Athua-grande
of some Portuguese sources, in opposition to the Athua-pequeno which is Tuhaha
in Saparua.
(Hatuhaha di pulau Haruku, nama
wilayah di bagian utara pulau (haruku), yang terdiri dari 4 negeri muslim, yang
salah satunya merujuk pada negeri Rohomoni, yang dimasa sekarang terletak di
pantai barat. Hatuhaha ini (di pulau haruku) juga disebut sebagai Athua grande
(Athua besar) dalam beberapa sumber Portugis, sedangkan pada sisi lain, ada
nama Athua Pequeno (Athua kecil), yang merujuk pada negeri Tuhaha di pulau
Saparua)
6.
Pada indeks nama di akhir buku volume pertama
ini, Huberts Jacobs memberikan deskripsi penjelasan sebagai berikut14
:
Ø
Hatuhaha : on Haruku island, is present day Rohomoni
and comprises some more villages, is called Athua grande
Ø
Ihamahu (Hiamao) : Village in Saparua
Ø
Nusalaut (Rosolao) : one of the Ulliaser islands
Ø
Oma (Homa)
: Village in Haruku, borders on Hatuhaha
Ø
Saparua : island near Ambon, formerly Liase of
Ulliaser
Ø
Sirisori (Sorecore) : Village in
Saparua, formerly name of Saparua island
Ø
Tuhaha (Tua/Tuaha/Tuhaa) : Christian Village in
saparua
Ø
Ulat : Village of Saparua
Ø
Uliaser (Liasse, Liaser) : name formerly used
for Haruku
Penjelasan tentang kata
Saparua, Sirisori dan Uliaser yang ditulis oleh Jacobs :
Maksud Jacobs saat menulis
penjelasan Sirisori yang menyebut bahwa formerly name of Saparua island (nama
awal yang digunakan untuk pulau saparua) adalah menurut konteks surat yang
menyebut Sirisori (Foresore/Sorecore) sebagai negeri tapi juga “mewakili” nama
pulau. Hal ini harus dipahami sebagai sedikit keliru dengan memahami konteks
waktu di saat itu serta terbatasnya pemahaman geografi, begitu juga dengan
penjelasan tentang kata Uliaser yang menyebut nama awal yang digunakan untuk
pulau Haruku. Bukan maksud bahwa nama Uliaser adalah nama lama untuk pulau
Haruku, tetapi nama yang disebut dalam surat Louis Frois SJ yang kembali
sedikit keliru seperti saat ia menyebut Sirisori.
Pada surat ini, saat ia ingin
merujuk pulau Haruku ternyata ia menulis kata Liasse (yang sebenarnya keliru),
dan saat ia ingin merujuk Lease, ia menulis Sirisori sebagai sebuah negeri tapi
juga sebuah nama pulau
7. Information (keterangan) dari Frater Afonso Pacheco kepada
Frater Everard Mercurian di Roma pada November 157715. Surat ini
berisikan “2 point” dan secara umum mendeskripsikan wilayah “Maluku” serta
menyampaikan data golongan orang Katholik di wilayah itu.
Fragmen surat itu sebagai berikut :
Point (1) : Las Malucas son
infinitas islas : entre ellas grandes de 300 legoas como Morotai, y de 150 como
Morotia, y outras pequenas de 4 como Ternate, y 20 como Amboino, Tidor, Oliazer, Nuzelao,
Athua, Ouma, Abouro.
Hubberts
Jacobs memberikan catatan kaki pada kata-kata yang digarisbawahi (no
2-6)16
Ø
Oliazer
: Uliaser, in Indonesian Lease, is now the collective name of the three island
east of Ambon : Haruku, Saparua and Nusalaut, but in 16th century it was mostly
used for the island of saparua only
(Uliaser,
dalam padanan bahasa indonesia disebut lease, di masa sekarang merupakan nama
untuk gugusan 3 pulau yang terletak di sebelah timur pulau Ambon, yaitu pulau Haruku, Saparua dan Nusalaut, tetapi pada abad 16, kata uliaser hanya digunakan
untuk pulau Saparua)
Ø
Nuzelao
: Nusalaut
Ø
Athua
: Athua is an ambigous name in the Portuguese sources. Sometimes it stands for
Hatuhaha which is the north part of haruku (also athua grande), other times it
stands for Tuhaha, a village in saparua (also athua pequeno)
(Athua
merupakan nama yang ambigu dalam sumber-sumber portugis. Terkadang digunakan
untuk merujuk hatuhaha di sebelah utara haruku, tapi terkadang juga merujuk pada
negeri Tuhaha di pulau saparua)
Ø
Ouma
: Oma, village on the south coast of haruku. The name also used for the south
half of the island and sometime for haruku itself
(Oma,
nama sebuah negeri di pantai selatan haruku. Nama ini juga digunakan untuk
wilayah selatan pulau haruku, tapi
kadang-kadang sebagai nama pulau haruku secara keseluruhan)
Ø
Abouro
: Aboru, another village on the south coast of haruku, east of oma
(Aboru,
nama negeri lain yang terletak di pantai selatan pulau haruku dan di sebelah
timur negeri oma)
8. Surat
dari Fransisco Chaves dan Frater Duarte Leitao kepada Frater Everard Mercurian,
di Roma tertanggal 20 November 157917. Surat ini berisikan “11
point” dimana pada point 7 itu disebutkan para Misionaris kadang-kadang
mengunjungi kepulauan “Lease”. Pada surat itu tertulis Ilhas do Liaser18.
Fragmen surat itu adalah :
Point (7) : Fazem entre o ano algumas
saidas as ilhas do Liaser e a outras de christao que
distao..............
|
Peta dari Fernao vaz Dourado (1571) |
9. Surat dari Frater Manuel Texeira kepada Frater Everard Mercurian di Roma tertanggal 30
Januari 158019. Surat ini berisikan “8 point”, dimana pada point ke-8
menyebutkan tentang kunjungan misionaris ke kepulauan “Lease”. Pada point itu
tertulis secara eksplisit Ilhas de Liacer20.
Fragmen surat itu sebagai berikut :
Point (8) : Que foy o irmao visitar
o christao das ilhas de Liacer, e que nesta visitacao...........
10. Surat
dari Frater Bernadino Ferari kepada
Frater Everard Mercurian di Roma tertanggal 12 Mei 1581 dan ditulis dari Ambon21.
Surat ini berisikan “18 point” dimana pada point ke-17 berisikan rencana
dirinya untuk berkunjung ke kepulauan “Lease”. Pada point ke-17, Ferari menulis
Isole/Isola dell Iliacer22.
Fragment surat itu :
Point (17) : ..............tanto
in questa isola de Amboino come quelle dell isole dell Iliacer e dopo
tornarme..............
11. Surat dari Frater Antonio Marta kepada Frater Claudio Acquaviva
tertanggal 30 Mei 1587 dan ditulis di Ambon23. Surat ini berisikan
“15 point”. Pada point ke-2, Marta “mendeskripsikan bahwa gugusan pulau Ambon,
bukanlah “Maluku” tapi hanya bagian dari wilayah itu. Ia juga menjelaskan bahwa
gugusan pulau Ambon dan sekitarnya terdiri dari beberapa pulau. Pada point ini
ia menulis Liacer24.
Fragment surat itu :
Point (2) : Amboino non e
propriamente Maluco, ma e una parte di quest’ archipelago per si, che sotto ‘l
suo nome contiene Veranula, Homa, Liacer et Ruscelao.
Jacobs menulis catatan kaki (no
2)25 :
Veranula (Waranula) : stands for
west Seram
Homa : for Haruku
Liacer : for Saparua
Ruscelao : for Nusa Laut
Wessel menerjemahkan point 2 dari
surat Martha dalam bahasa Belanda, dan menulis demikian26 :
Amboina is niet eigenlijk Maluco,
maar vormt een gedelte dezer einlandenwereld. Behalve omvat het Veranula
(Ceram), Homa (Haroekoe), Liacer (Saparoea) en Roscelao (Noessa Laoet)
Mungkin di antara surat-surat sebelumnya,
ini merupakan deskripsi paling jelas dan eksplisit tentang pulau Ambon dan
pulau-pulau di sekitarnya, terutama tentang istilah Lease dan tetangganya.
Ini juga merupakan bukti sahih bahwa sejak
awal, minimal di masa Portugis, nama Lease adalah nama “lama” untuk dan hanya
untuk pulau Saparua.
12. Surat
dari Frater Pero Nunes kepada Frater
Claudio Acquaviva tertanggal 5 Juni 1587 dan ditulis di Ambon27.
Surat ini berisikan “12 point”, dimana penyebutan Rocelao pada point ke-7 dan
islas del Liacer pada point ke-828.
Isi surat itu :
Point (7) : ............el
padre su vista por una isla que ilaman Rocelao
Point (8) : En las demas islas
del Liacer allo el padre mismo despensere............
13. Surat Frater Antonio
Marta kepada Frater Claudio Acquaviva tertanggal 15 Mei 1592 yang ditulis di
Ambon29. Surat ini berisikan “14 point” dimana penyebutan
Liacer dan Roscelao ada pada point 1230.
Isi surat itu :
Point
(12) : ............una delle isole de Amboino, chamada Liacer, et ancora
otra chiamata Roscelao ...................
Jacobs menulis
catatan kaki tentang kata Liacer31 :
Liacer
: called at present day Saparua
(dimasa
sekarang disebut (dikenal) dengan nama Saparua)
14. Surat dari Lorenso Masanio kepada Frater Claudio
Acquaviva tertanggal 15 Mei 1593 dan ditulis di Ambon32. Surat
ini berisikan “15 point” dimana penyebutan Isola de Liaser dan Tua (Tuhaha)
pada point ke-10 serta Liaceri (penduduk pulau Lease/saparua) pada point ke-1233.
Fragmen surat itu sebagai berikut :
Point (10) : ..........un giorno cometter un noste
forte nel isola del Liaser, chamato Tua....................
Point (12) : Li Liaceri pigliarno una
champana de bandanesi con alguna gente
Jacobs memberikan catatan kaki tentang kata Tua (no
23) dan Liaceri (33)34 :
Tua : Tuhaha in
Saparua island. It is now on the north coast, but at the time it was on a hill
more inland toward the south, near Sirisori and Ulat
(Tua : Negeri
Tuhaha di pulau Saparua, yang dimasa kini terletak pada pantai utara pulau
saparua, tetapi dimasa itu terletak di pegunungan dibagian selatan
berdekatan/berbatasan dengan negeri Sirisori dan Ulat)
Liaceri : here,
people of saparua
(Liaceri) :
di sini (maksudnya menurut konteks surat ini) adalah penduduk pulau saparua
------------------------------------------------------------
Kita perlu “berhenti” sebentar di sini, karena
sejak tahun 1593 – 1599, surat-surat yang dikirim oleh para misionaris Portugis
tidak lagi secara eksplisit menulis tentang “lease” dalam surat mereka.
Pada tahun 1596, untuk pertama kalinya
armada bangsa Belanda, memasuki kawasan “nusantara”. Armada penjelajah pertama
bangsa Belanda ini dipimpin oleh Cornelis de Houtman tiba di pelabuhan Banten
(sumber Belanda menyebutnya Bantam) pada 22 Juni 159635
Kita berhenti sebentar, untuk melihat
laporan-laporan awal para penjelajah Bangsa Belanda, apakah mereka
mendeskripsikan tentang kawasan “lease” atau hanya mendeskripsikan secara umum
kawasan itu, atau bahkan tidak sama sekali.
Setahun sebelum kedatangan de Houtman, di
negeri “Belanda” terbit sebuah buku yang menjadi kunci pembuka era eksplorasi
ke dunia timur oleh bangsa “Belanda”. Pada tahun 1595, terbit buku Itinerario
near oost ofte Portugaels Indien (Catatan Perjalanan ke Timur/Hindia Portugis)36, yang ditulis oleh John Huyghen van
Linschoten.
Buku
ini merupakan hasil “pengalaman” Linschoten saat bekerja di Goa India, selama 5
tahun sebagai Sekretaris Archibisop Goa, Vicente de Fonseca37.
Ia
adalah seorang “Belanda” yang bekerja sejak tahun 1584 – 1589, dan sejak awal
Januari 1589 berlayar ke Cochin serta kembali ke Portugal pada awal tahun 1592.
Pada bulan september 1593, ia kembali ke rumah orangtuanya di Enkhuizen.
Isi
buku ini tidak mendeskripsikan kawasan “Lease” hanya menjelaskan tentang Pulau
Ambon, Banda dan Maluco (Ternate dan sekitarnya)38.
Pulau
Ambon dideskrispikan hanya dalam1alinea saja39
Begitu juga jurnal-jurnal perjalanan van
Houtman pada tahun 1596 itu, jurnal perjalanannya hanya menyebut Maluku/Ternate
(Moluco), Banda (Bandam) dan Ambon (Aboyno)40 secara umum saja
2
tahun kemudian, pada tahun 1598, tidak kurang dari 5 ekspedisi, jumlah
seluruhnya 22 kapal meninggalkan Belanda menuju Hindia Timur. 13 Kapal melewati
Tanjung Pengharapan, 9 kapal melewati Selat Magellan. Armada besar ini dipimpin
oleh Jacob Cornelis van Neck, Wybrand Van
Warwijk, dan Jacob Van Heemskerck.
Armada
besar ini berangkat dari pelabuhan Texel pada 1 Mei 159841
Van Neck tiba di Banten (Bantam) setelah 6
bulan berlayar42.
Armada
Van Warwijk dan Van Hemskerck kemudian menuju ke Ambon. Pada tanggal 3 Maret
159943 Jacob van Hemskerck tiba di pantai Hitu, Pulau Ambon, dan kembali
menuju serta tiba di Banda pada 15 Maret 1599. Dalam Jurnalnya yang dibuat di
Banten pada 20 Januari 1600, Wybrand van Warwijk, menyebut Ambon dengan kata
Ambona dan Caboina44.
(saat tiba di pantai Hitu, Armada van Warwijk
kemudian menuju ke Ternate pada bulan Mei 1599, dan kembali dari Ternate
sekitar bulan Agustus menuju Belanda. Ia tiba di Banten dan menulis jurnal ini)
Armada
van Hemskerck “menetap sebentar” di Banda hingga Juli 1599, dan kembali menuju
Banten pada Agustus 1599.
Selain
Jurnal yang dibuat oleh van Warwijk, Jacob van Heemskerck juga menulis jurnal
perjalanan itu.
Pada
jurnalnya, ia menyebut bahwa tanggal 3 Maret 1599, armada mereka tiba di Hitu.
Ia menyebut Hitu dengan nama Ytu/Itu45
Ia
menyebut pulau Seram sebagai eylant Ceyran/Ceyra/Seyra dan Ambon dengan kata
Ambuona, Anbuena46.
Setelah
tiba di Hitu pada 3 Maret 1599, mereka kemudian kembali menuju Banda. Armada
ini dari Hitu berangkat pada 11 Maret 1599 dan melalui timur pulau Ambon dan
memasuki jalur pulau Seram pada tanggal 13 Maret 1599.
Heemskeerk
menulis “pengalaman” tanggal 13 Maret pada hari sabtu itu sebagai berikut47:
Penulis
menggaris bawahi kalimat dalam jurnal van Heemskeerk itu.
Terjemahan
garis besar dari kalimat itu :
Kapal Zeelandia (salah satu kapal
dari armada itu) bergerak melalui jalur barat daya pulau Seram dan terlihat
lebih kurang 8 mil di bagian selatan pulau itu terdapat 5 dari 6 pulau yang
di dalamnya dengan/ termasuk pulau Ambon (Anbuena).
De
Jonge juga memberikan catatan kaki (no 2) dan menulis48 :
Haroekoe,
Honimoa (Saparua), Noesa-laut en eenige andere kleinere eilanden
(maksud
de Jonge adalah 5 pulau kecil itu adalah pulau Haruku, Honimoa/Saparua,
Nusalaut dan satu pulau kecil di sekitarnya (kemungkinan adalah pulau Molana –
catatan tambahan dari penulis))
Heemskeerk
tidak menulis secara eksplisit nama-nama pulau yang ia maksudkan dengan 5 buah
pulau itu, tapi De Jonge memberikan catatan kaki untuk menjelaskan maksud
kalimat Heemskeerk. Tentunya pemahaman ini berasal dari “visualisasi”
perjalanan armada Heemskeerk yang berasal dari jurnal itu.
Jika
kita membacanya secara teliti, maka visualisasi perjalanan itu, adalah armada
itu berlayar dari Hitu, memutar ke arah timur pulau Ambon, memasuki “celah”
antara tanjung Liang dan Waipirit, bergerak di sepanjang pantai selatan pulau
Seram, dan (mungkin) berbelok di depan tanjung Kuako Amahai Soahuku, berlayar
di “belakang” pulau Saparua dan menuju ke pulau Nusalaut.
Visualisasi
ini diperkuat oleh jurnalnya pada tanggal 14 Maret yang menyebut bahwa mereka
“melewati” pulau Nusalaut (Nosolao/Nusola)49
|
Peta dari Bartolomeu Velho (1560) |
Sementara
itu sekitar bulan Mei 1599, berangkat Armada yang dipimpin oleh Steven van der
Haghen dari negeri “Belanda”. Armada ini berlayar selama 10 bulan, tiba pada 13
Maret 1600 di Banten, dan tiba sekitar bulan Mei 1600 di pantai Hitu
------------------------------------------------------------
Agar penyajian artikel ini bisa dibaca
secara kronologis, maka kita berhenti sebentar dan kembali ke surat-surat dari
Para Misionaris Katholik Portugis.
==== Bersambung ====
Catatan Kaki :
1. Hubert Jacobs, SJ, Documenta Malucensia, Vol 1
(1542-1577), Institutum Historicum Societatis Iesu, Roma, 1974, chapter VI
(Documents), hlm 344-354
2. Idem
(hlm 348)
3. Valentyn, Francois. Oud en Nieuw Oost Indie
(twede deel) Beschyving van Amboina Vervattende......., Joannes van Braam,
Dordrecht, 1724, hlm 94-95 atau 91-95
4. Maffei,
Ioan Petri SJ, Relacao Vasconcelos, 1600,hlm 231 - 233
5. Hubert Jacobs, SJ, Documenta Malucensia,
Vol 1 (1542-1577), Institutum Historicum Societatis Iesu, Roma, 1974, chapter
VI (Documents), hlm 362-379
·
Wessels, C. De Geschiedenis
der RK Missie in Amboina (1546-1605), Nijmegen Utrecht, 1926, hlm180 no 7
6. Hubert Jacobs, SJ, Documenta Malucensia,
Vol 1 (1542-1577), Institutum Historicum Societatis Iesu, Roma, 1974, chapter
VI (Documents), cat kaki no 25 dan 32,hlm369 dan 372
7. Hubert Jacobs, SJ, Documenta Malucensia,
Vol 1 (1542-1577), Institutum Historicum Societatis Iesu, Roma, 1974, chapter
VI (Documents), hlm 439-455
8. Idem
(hlm 452-454)
9. Hubert Jacobs, SJ, Documenta Malucensia,
Vol 1 (1542-1577), Institutum Historicum Societatis Iesu, Roma, 1974, chapter
VI (Documents), hlm 593-611
·
Wessels, C. De Geschiedenis
der RK Missie in Amboina (1546-1605), Nijmegen Utrecht, 1926, hal 49-50
dan hlm 182 no 10
10. Hubert Jacobs, SJ, Documenta Malucensia, Vol 1 (1542-1577),
Institutum Historicum Societatis Iesu, Roma, 1974, chapter VI (Documents), cat
kaki no 12,13,15, dan 25, hlm 600, 602
11. Hubert Jacobs, SJ, Documenta Malucensia, Vol 1 (1542-1577),
Institutum Historicum Societatis Iesu, Roma, 1974, chapter VI
(Documents), hlm 610
12. Hubert Jacobs, SJ, Documenta Malucensia, Vol 1 (1542-1577),
Institutum Historicum Societatis Iesu, Roma, 1974, chapter VI
(Documents), hlm 617-629
13. Hubert Jacobs, SJ, Documenta Malucensia, Vol 1 (1542-1577),
Institutum Historicum Societatis Iesu, Roma, 1974, chapter VI (Documents), cat
kaki no 12, hlm 619-620
14. Hubert Jacobs, SJ, Documenta Malucensia, Vol 1 (1542-1577),
Institutum Historicum Societatis Iesu, Roma, 1974, chapter VI (Documents),
Indeks, hlm 727, 728, 740, 741, 748, 750, 754
15. Hubert Jacobs, SJ, Documenta Malucensia, Vol 2 (1577-1606),
Jesuit Historical Institute, Roma, 1980, chapter V (Documents), hlm 9-10
16. Hubert Jacobs, SJ, Documenta Malucensia, Vol 2 (1577-1606),
Jesuit Historical Institute, Roma, 1980, chapter V (Documents), cat kaki no
2-6, hlm 9-10
17. Hubert Jacobs, SJ, Documenta Malucensia, Vol 2 (1577-1606),
Jesuit Historical Institute, Roma, 1980, chapter V
(Documents), hlm 58-62
18. Idem
(hlm 61)
19. Hubert Jacobs, SJ, Documenta Malucensia, Vol 2 (1577-1606),
Jesuit Historical Institute, Roma, 1980, chapter V
(Documents), hlm 64-67
20. Idem
(hlm 66)
21. Hubert Jacobs, SJ, Documenta Malucensia, Vol 2 (1577-1606),
Jesuit Historical Institute, Roma, 1980, chapter V
(Documents), hlm 97-106
·
Wessels, C. De Geschiedenis
der RK Missie in Amboina (1546-1605), Nijmegen Utrecht, 1926, hal 186, Ferari,
Bernadino, no 1
22. Hubert Jacobs, SJ, Documenta Malucensia, Vol 2 (1577-1606),
Jesuit Historical Institute, Roma, 1980, chapter V (Documents), hal 105
·
Wessels, C. De Geschiedenis
der RK Missie in Amboina (1546-1605), Nijmegen Utrecht, 1926, hlm 73
23. Hubert Jacobs, SJ, Documenta Malucensia, Vol 2 (1577-1606),
Jesuit Historical Institute, Roma, 1980, chapter V (Documents), hlm191-198
·
Wessels, C. De Geschiedenis
der RK Missie in Amboina (1546-1605), Nijmegen Utrecht, 1926, hal 188, Marta,
Antonio, no 1
24. Hubert Jacobs, SJ, Documenta Malucensia, Vol 2 (1577-1606 ),
Jesuit Historical Institute, Roma, 1980, chapter V
(Documents), hlm 192
·
Wessels, C. De Geschiedenis
der RK Missie in Amboina (1546-1605), Nijmegen Utrecht, 1926, hlm 85
25. Hubert Jacobs, SJ, Documenta Malucensia, Vol 2 (1577-1606 ),
Jesuit Historical Institute, Roma, 1980, chapter V
(Documents), hlm 192
26. Wessels, C. De Geschiedenis der RK Missie in Amboina
(1546-1605), Nijmegen Utrecht, 1926, hlm 85
27. Hubert Jacobs, SJ, Documenta Malucensia, Vol 2 (1577-1606),
Jesuit Historical Institute, Roma, 1980, chapter V
(Documents), hlm 204 - 210
·
Wessels, C. De Geschiedenis
der RK Missie in Amboina (1546-1605), Nijmegen Utrecht,
1926, hlm 188, Nunez, Pero, no 4
28. Hubert Jacobs, SJ, Documenta Malucensia, Vol 2 (1577-1606),
Jesuit Historical Institute, Roma, 1980, chapter V
(Documents), hlm 207, dan 208
29. Hubert Jacobs, SJ, Documenta Malucensia, Vol 2 (1577-1606),
Jesuit Historical Institute, Roma, 1980, chapter V
(Documents), hlm 326-331
·
Wessels, C. De Geschiedenis
der RK Missie in Amboina (1546-1605), Nijmegen Utrecht, 1926, hlm188,
Marta, Antonio, no 10
30. Hubert Jacobs, SJ, Documenta Malucensia, Vol 2 (1577-1606),
Jesuit Historical Institute, Roma, 1980, chapter V
(Documents), hlm 330
·
Wessels, C. De Geschiedenis
der RK Missie in Amboina (1546-1605), Nijmegen Utrecht, 1926, hlm 99
31. Hubert Jacobs, SJ, Documenta Malucensia, Vol 2 (1577-1606),
Jesuit Historical Institute, Roma, 1980, chapter V (Documents), catatan
kaki, hlm 330
32. Hubert Jacobs, SJ, Documenta Malucensia, Vol 2 (1577-1606),
Jesuit Historical Institute, Roma, 1980, chapter V
(Documents), hlm 346-354
·
Wessels, C. De Geschiedenis
der RK Missie in Amboina (1546-1605), Nijmegen Utrecht,
1926, hlm 191, Masonio, Lorenzo, no 1
33. Hubert Jacobs, SJ, Documenta Malucensia, Vol 2 (1577-1606),
Jesuit Historical Institute, Roma, 1980, chapter V (Documents), hlm 351
dan 352
·
Wessels, C. De Geschiedenis
der RK Missie in Amboina (1546-1605), Nijmegen Utrecht, 1926, hlm 116
34. Hubert Jacobs, SJ, Documenta Malucensia, Vol 2 (1577-1606 ),
Jesuit Historical Institute, Roma, 1980, chapter V (Documents), catatan
kaki, hlm 351 dan 352
35. Rouffaer, G.P en Ijzerman, J.W, De eerste schipvaart der
Nederlanders naar Oost-Indie onder Cornelis de Houtman, 1595 – 1597, eerste
boeck van Willem Lodewycksz, Martinus Nijhoff, S,Gravenhage, 1915, capiteel
16, hlm 71-77
36. Burnel, Arthur Coke, The voyage of Jhon Huyghen van
Linschoten to the East Indies : from the old old English translation, 1598,
first book, the first volume, London, 1885, Introductio, hlm xxx
37. Idem
(hal xxv)
38. Burnel, Arthur Coke, The voyage of
Jhon Huyghen van Linschoten to the East Indies : from the old old English
translation, 1598, first book, the first volume, London, 1885, chapter
xx, hlm 115-118
39. Idem
(hlm 116)
40. Rouffaer, G.P en Ijzerman, J.W, De
eerste schipvaart der Nederlanders naar Oost-Indie onder Cornelis de Houtman,
1595 – 1597, eerste boeck van Willem Lodewycksz, Martinus Nijhoff,
S,Gravenhage, 1915, capiteel 19, Hal 100, capitel 29, hlm 125
41. De Jonge, J.K.J.De Opkomst van het
Nederlandsch Gezag in Oost-indie (1595-1610), tweede deel, S’Gravenhage,
Martinus Nijhoff, Amsterdam, Frederik Muller, 1864, hlm 203
42. Idem
(hlm 205)
43. Idem
(hlm 207),
44. Brief van Wybrand van Warwijk,
geschreven den 20 January 1600 in,t schip Amsterdam, voor Bantam (dimuat
dalam De Jonge, J.K.J. De Opkomst van het
Nederlandsch Gezag in Oost-indie (1595-1610), tweede deel, S’Gravenhage,
Martinus Nijhoff, Amsterdam, Frederik Muller, 1864, hlm377, 378)
45. Journaal gehouden door den
vice-admiraal Jacob van Heemskeerk 1598-1600, (dimuat dalam De Jonge,
J.K.J. De Opkomst van het Nederlandsch Gezag in Oost-indie (1595-1610), tweede
deel, S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, Amsterdam, Frederik Muller,
1864, hlm419)
46. Idem
(hlm 422, 423, 424, 425)
47. Idem
(hlm 425)
48. Idem
(cat kaki no 2, hal 425)
49. Idem
(hlm 425, 426)
Luarbiasa isi blog ini, beta seperti ada di ruang Katalog Perpustakaan. Referensi yang hebat dan tentu beta kasi apresiasi yang tak terhingga. Danke sudara tuang. Beta kebetulan beta juga Bloger, dan konsen untuk Maluku dengandgl ruang lingkupnya.
BalasHapusIni alamat Blog beta ; http://alifurusupamaraina.blogspot.com/
E-mail ; Komunitasembun90green@gmail.com
Salam
Danke bung M. Thaha Pattiiha atas apresiasinya... tapi mungkin pujiannya terlalu "berlebihan"... ya mungkin dengan blog sederhana ini, ktong bisa menyumbang sedikit terhadap kebiasaan literasi buat generasi muda Maluku.... ya siap tau katong bisa saling "membagi" dan katong juga bisa belajar banyak dari blog yang bung punya...dnke banya bung...
Hapusooo ia... beta lupa... mungkin abang bisa menshare artikel yang ada di blog abang ke grup Facebook kami, Walang Bastori Saparoea...tujuannya agar para anggota mempunyai banyak artikel-artikel senada untu dibaca... dnke...
Hapus