Pemerintahan
Hindia Belanda
Oleh
Adryn Anakotta
Resident Maluku, H.J. Jansen saat inspeksi di pelabuhan Ambon |
I.
Bagian XI (1935 – 1942) :
Resident der Molukken
1. Bauke Jan Haga (1935 – 19371)
a.
Neeltje.Grietje. van Witzenburg
(lihat figur ini pada artikel sebelumnya,
bagian ke-17 figur no 4)
2. Hermen.Jan. Jansen (Mei – Nov
19372)
a.
Anna van Brouwer (1894 - 1954 )3
Hermen Jan Jansen
lahir pada 14 Agustus 1892 di Zwole4 dan meninggal pada 18 Februari
1942 di Ambon5. Ia adalah putra dari Willem Jansen dan Johana Maria
Zwart6.
Menikah dengan Anna
van Brouwer pada tanggal 18 September 1914 di Sneek, Netherland7.
Istrinya ini adalah
putri dari Pieter Brouwer (1868 -??) dan Maike Meyer (1871 – 1910), lahir pada
tanggal 9 Mei 1894 di Leerbroek, serta meninggal pada 19 Februari 1954 di
Utrecht8
Pernikahan mereka
dikaruniai 6 anak, yaitu9 :
a. Willem Pieter Jansen (16
November 1915 - ??)
b. Maike Johana Maria (28 Maret 1917
- ??)
c.
Petronella
Adriana Jansen (10 April 1919 - ??)
d. Cornelis Jansen (1921 - ??)
e. Johana Elisabeth Jansen (1923 -
??)
f.
Anna
Elisabeth Jansen (1925 - ??)
§
Hermen/Herman
Jan Jansen dimakamkan di pemakaman Belakang Soya, Ambon10.
3. P. Brouwer (Nov 1937 – Maret
193811) Pejabat
a. xxxxx
4. H.J. Jansen (Maret 1938 – Feb
194212)
a.
Anna van Brouwer (1894 – 1954)
(lihat figur no 2 di atas)
Catatan Penjelasan
Pada tanggal 1 Februari 194213,
Kota Ambon diserang oleh Jepang dan akhirnya takluk. Sejak saat itu, kekuasaan
Hindia Belanda berakhir dan digantikan oleh Jepang.
J. Penutup
Sejarah kekuasaan Belanda yang panjang
diselingi 2 kali pemerintahan Inggris menghadirkan begitu banyak cerita, salah satunya
adalah perkawinan. Seperti terlihat pada artikel panjang ini, para wanita yang
menjadi “the first ladies” dan menjadi figur “sentral” berasal dari lingkaran
“kekuasaan” itu sendiri. Para wanita itu adalah putri, cucu, keponakan, cicit
dan atau memiliki hubungan keluarga dengan figur-figur berkuasa.
Selain berasal dari “strata”
itu, para wanita lain juga “menyusup” dalam kehidupan para Gubernur, mereka
berasal dari kaum pribumi. Meskipun tidak menikah resmi serta dijadikan nyonya
rumah, namun pengaruh mereka pun turut menciptakan “kehidupan sosial” yang
unik.
Keturunan mereka yang setengah
bule hadir dan jadi bagian “integral” dari kehidupan sosial di masa itu hingga
sekarang.
“Panorama” kehidupan model ini,
yang kemudian diulas oleh sejarahwan Gerrit J Knaap dalam artikelnya, A City of Migrants: Kota Ambon at the end of
the seventeenth century14.
Pola kehidupan ini juga
berkelindan dan terhubung serta memunculkan “figur-figur” lokal, kaum burgher
Ambon yang “masuk” dan akhirnya bertugas di “pemerintahan” menjadi Pegawai
Negeri.
Cerita ini pun diulas dengan
menarik oleh sejarahwan Universitas Indonesia asal Maluku, Richard. Z. Leirissa
dalam Social Development in Ambon during
the 19th century : Ambonese Burger15.
Sejarah sosial yang demikian
panjang, mungkin menjadi salah satu faktor terbentuknya pola pikir dalam
“budaya” orang-orang Ambon.
Pola pikir yang “merujuk” pada
keberhasilan seorang anak jika ia menjadi pegawai negeri, atau seorang anak
disebut “menjadi orang” jika ia berseragam dinas dan menjadi pegawai
pemerintahan. Pola pikir ini masih tetap awet hingga sekarang.
----------
SELESAI --------
Catatan Kaki
1.
Jong, Chr.G.F. de. De
Protestantse kerk in de Midden-Molukken vol 2 1900 1942, 2 vol WGNZOK, (Zoetermeer 2004
dan Leiden 2006), Bijlage VI, Bestuurhoofden der Molukken 1800 –
1942, hal 647
Ø Fraasen,
Ch, F. Van, en Jobse, P.
Bestuurshoofden, gouvernementsambtenaren en militaire commandanten, 1900
– 1942 (dimuat dalam Bronnen Betreffende de Midden-Molukken 1900 – 1940, deel
4, Instituut voor Nederlandse Geschienis, Den Haag, 1997, hal 43)
2.
Idem
3.
AlleFriezen in Leeuwarden (Netherlands), Civil registration
marriages
Burgerlijke Stand Sneek - Tresoar, Bron: boek, Part: 2053, Period: 1914, Sneek, archive 30-34, inventory number 2053, September 18, 1914, Huwelijksregister 1914, record number 63
Burgerlijke Stand Sneek - Tresoar, Bron: boek, Part: 2053, Period: 1914, Sneek, archive 30-34, inventory number 2053, September 18, 1914, Huwelijksregister 1914, record number 63
Ø Jansen,
Petronella Adriana (Nellie), Memoires van Nellie Jansen voor mijn
kleinkinderen, 2004, hal 10,12, 20
Ø Jansen,
Petronella Adriana (Nellie), Memoires van Nellie Jansen voor mijn
kleinkinderen, 2004, hal 10,209
Ø Jansen,
Petronella Adriana (Nellie), Memoires van Nellie Jansen voor mijn
kleinkinderen, 2004, hal 165,168,209
Ø Heldersche Courant | 1945 | 10 oktober 1945 |
pagina 4 (sumber koran yang berisi pemberitahuan kematian H.J. Jansen, Resident
van Molukken)
6.
AlleFriezen in Leeuwarden (Netherlands), Civil registration
marriages
Burgerlijke Stand Sneek - Tresoar, Bron: boek, Part: 2053, Period: 1914, Sneek, archive 30-34, inventory number 2053, September 18, 1914, Huwelijksregister 1914, record number 63
Burgerlijke Stand Sneek - Tresoar, Bron: boek, Part: 2053, Period: 1914, Sneek, archive 30-34, inventory number 2053, September 18, 1914, Huwelijksregister 1914, record number 63
7.
AlleFriezen in Leeuwarden (Netherlands), Civil registration
marriages
Burgerlijke Stand Sneek - Tresoar, Bron: boek, Part: 2053, Period: 1914, Sneek, archive 30-34, inventory number 2053, September 18, 1914, Huwelijksregister 1914, record number 63
Burgerlijke Stand Sneek - Tresoar, Bron: boek, Part: 2053, Period: 1914, Sneek, archive 30-34, inventory number 2053, September 18, 1914, Huwelijksregister 1914, record number 63
- National Archives / Archives South Holland in Den Haag
(Netherlands), Civil registration births
Leerbroek, May 10, 1894, record number 9
Ø The Utrecht Archives in Utrecht (Netherlands), Civil
registration deaths
-, Utrecht, archive 1221-1, inventory number 1981, February 22, 1954, record number 441
-, Utrecht, archive 1221-1, inventory number 1981, February 22, 1954, record number 441
9.
Jansen, Petronella Adriana (Nellie), Memoires van Nellie Jansen
voor mijn kleinkinderen, 2004
10.
Jansen, Petronella Adriana (Nellie), Memoires van Nellie Jansen
voor mijn kleinkinderen, 2004, hal 168,209
11.
Jong, Chr.G.F. de. De
Protestantse kerk in de Midden-Molukken vol 2 1900 1942, 2 vol WGNZOK, (Zoetermeer 2004
dan Leiden 2006), Bijlage VI, Bestuurhoofden der Molukken 1800 –
1942, hal 647
Ø Fraasen,
Ch, F. Van, en Jobse, P.
Bestuurshoofden, gouvernementsambtenaren en militaire commandanten, 1900
– 1942 (dimuat dalam Bronnen Betreffende de Midden-Molukken 1900 – 1940, deel
4, Instituut voor Nederlandse Geschienis, Den Haag, 1997, hal 43)
12.
Idem
13.
Chauvel, Richard, Nationalist, Soldier and Separatist: The
Ambonese Island from the Colonialism to revolt, 1880 – 1950, KITLV Press,
Leiden, 1990, Chapter IX, hal 173
14.
Knaap, Gerrit, J. A City of Migrants: Kota Ambon
at the end of the seventeenth century
15.
Leirissa,
R.Z. Social Development in Ambon during
the 19th century : Ambonese Burger (dimuat dalam Jurnal Cakalele vol 6, 1995)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar