Oleh:
Theodore. W. Pietsch
[University of Washington]
Diskusi dan Kesimpulan
Apa – jika memang ada – yang disimpin Samuel Fallours di rumahnya di Ambon dalam bak air selama 4 hari, 7 jam itu?? Bahwa ia memiliki “sesuatu”, tampaknya mungkin, karena begitu banyak orang yang membuktikan keberadaannya, tetapi apa sebenarnya itu?. Dugaan terbaik adalah ia memiliki seekor dugong. Meskipun cukup waktu untuk membuat sketsa yang akurat, tapi, separuh bagian atas ilustrasi Fallours, berbeda dengan tubuh dan kepala dugong, [lebih] tampak seperti manusia biasa dan nyata.
Dugong atau duyung dalam bahasa Melayu dan zeekoe (yaitu seacow) dalam bahasa Belanda, adalah “putri laut” atau mermaid dari kepulauan Hindia Timur, anggota ordo mamalia Sirenia, yang juga termasuk hewan manati dan sapi laut steller yang telah punah. Sebagai penghuni permukaan perairan yang tenang, dimana kadang-kadang terlihat menjelajah di padang rumput laut di bawah laut, dugong dianggap oleh penduduk pribumi sebagai setengah manusia. Disebutkan memiliki air mata yang nyata, yang jika dikumpulkan diyakini menjadi jimat cinta yang sangat kuat; sebenarnya, ada sejenis wewangian yang dalam bahasa Melayu air mata dujung yang merupakan terjemahan literal dari “the tears of dugong”. Seperti diketahui, literatur populer penuh dengan cerita legenda tentang keberadaan putri duyung, dan hubungan cinta antara putri duyung dan laki-laki, yang pasti berawal dari imajinasi pelaut selama pelayaran laut yang panjang serta didorong oleh rasa jauh dari rumah untuk waktu yang lama, [sehingga] melihat “sirenne” dan salah mengira mereka sebagai wanita/gadis (Nishiwaki, 1972: 192, 194-196; Beekman, 1981: 244 -245).
Dalam buku 11 dari Herbarium Amboinense-nya, Georg Everhard Rumph, atau lebih dikenal sebagai Rumphius (1750: 180) menyatakan bahwa doejong, manati, zeekoe, atau zeewijfje, semua nama vernakular untuk Dugong dugon, adalah hewan yang “bertanggung jawab” atas banyak legenda tentang “putri laut”44. Namun terlepas dari bukti ini, Valentijn (1726: 330 – 335) sangat membela keberadaan makhluk-makhluk ini dengan memberikan laporan saksi mata, cerita, dan banyak sumber tidak langsung lainnya. Menurut A.C.V. van Bemmel (1959: 34), cerita Valentijn, jika dilihat secara keseluruhan, adalah serangan terselubung terhadap Rumphius: “Valentijn menyindir deskripsi Rumphius tentang Dugong. Ia mengajak pembaca untuk membuat perbandingan antara [laporan] Rumphius dan kisahnya sendiri yang panjang lebar dan gambar putri duyung yang fantastis. Mungkinkah ada yang menganggap serius anggapan “lelaki tua” itu bahwa hewan dan putri duyung-nya Valentijn adalah sama dan satu?”. Tapi, menurut L.B. Holthius (komunikasi pribadi, 17 Mei 1989) Van Bemmel “ terlalu sinis pada Valentijn. Valentijn tidak menyebut Rumphius dalam catatannya tentang putri duyung, dan ketika berurusan dengan Dugong, dia sangat tepat melaporkan pengamatan Rumphius pada spesies itu. Saya tidak melihat cemoohan atau komentar tidak menyenangkan terhadap Rumphius,dan penyebutan “lelaki tua” oleh Valentijn, jelas dimaksudkan dengan tujuan baik”45
Dalam kasus “Sirenne” milik Samuel Fallours, dapat disimpulkan bahwa terjadi penipuan, setidaknya dari pihak seniman (pelukis), terutama ketika seseorang menyadari bahwa catatan yang menyertai gambarnya ditulis sebagai orang pertama. Jika, pada kenyataannya, kebenaran diperluas dengan sengaja, orang mungkin bertanya, mengapa Fallours berusaha keras untuk menyebarkan mitos putri duyung-nya. Motif perilaku ini, mungkin adalah keuntungan pribadi.
Mungkin, bisa diduga bahwa Fallours jauh lebih tertarik untuk menyenangkan pelanggannya daripada soal keakuratan ilmiah. Terlepas dari janji berulang kali oleh Renard bahwa tidak ada gambar [milik] Fallours seperti yang muncul di Poissons, Ecrevisses et Crabes, yang dibumbui melebihi kebenaran46, dapat dikatakan bahwa tidak ada satu pun gambar yang sepenuhnya akurat dari setiap spesies hidup (Pietsch, 1984). Penggunaan warna-warna dalam lukisan yang diterapkan, lebih sering daripada tidak, dengan cara sewenang-wenang dan sama sekali tidak memiliki kesamaan dengan hewan yang hidup. Yang lebih disayangkan adalah ketidakakuratan yang besar dari banyak “penerjemahan” itu sendiri, menjadi tidak mungkin diidentifikasi dengan spesies yang sebenarnya. Pada panggul ikan dan kulit kepiting, para seniman telah menambahkan sedikit wajah manusia, matahari, bulan, bintang, dan bahkan apa yang tampak seperti pot kecil berisi tanaman bunga47. Lebih buruk lagi, deskripsi pernyataan singkat dengan setiap gambar, umumnya tidak lebih dari pemalsuan (fabrikasi)48.
Sebagai hasil dari proses kompleks menyalin salinan yang dijelaskan di atas, kita juga bisa melihat bagaimana kesalahan, baik disengaja atau tidak, dapat dimasukan dan dibesar-besarkan seiring waktu49. Penggunaan warna yang tepat setiap kali lukisan diulang/disalin, kemungkinan besar menjadi membosankan juga, [maka] seniman akhirnya memutuskan bahwa warna apa pun yang tersedia akan digunakan, selama itu bagus dan jelas serta berkontribusi pada keseluruhan produksi yang memuaskan. Meskipun semua ini pasti telah berkontribusi, setidaknya sebagian, pada ketidakakuratan produk akhir, itu tidak cukup menjelaskan beberapa sosok yang benar-benar aneh, putri duyung hanyalah salah satu dari beberapa representasi yang tidak dapat dipercaya50. Ini bisa saja dimodelkan setelah spesimen nyata busuk atau rusak, sehingga rekonstruksi pada lukisan Fallours tidak memiliki kemiripan dengan penampilan aslinya. Atau, mungkin mereka telah “disatukan”, bukan dari alam seperti yang sering dilaim dalam buku Renard, tetapi dari deskripsi verbal yang diberikan oleh saksi mata, atau dalam beberapa kasus oleh pihak kedua atau ketiga yang ingatannya tentang apa yang sebenarnya mereka lihat telah memudar. Akhirnya, mengingat persaingan sengit untuk mendapatkan lukisan Fallours, terutama di antara para pejabat VOC yang ditempatkan di timur, bukan tidak mungkin, bahwa Fallours sepenuhnya menyadari nikmat dan imbalan finansial yang bisa diperoleh dengan dengan menghasilkan satu lagi hewan buas yang benar-benar luar biasa untuk pelindungnya yang tidak kritis, terwujud pada hewan yang tidak biasa ini, termasuk putri duyung, melalui penemuan parsial atau bahkan asli.
Di sisi lain, jika motif Fallours memang untuk kepentingan pribadi, mungkin dipertanyakan mengapa seniman tersebut hanya membuat satu gambar putri duyung. Berbeda dengan ikan dan udang-udangan, yang beberapa salinannya dapat ditemukan di berbagai manuskrip yang masih ada (dan yang diterbitkan oleh Ruysch, Renard, Valentijn dan Prevost), putri duyung hanya terwakili satu kali, dalam rangkaian gambar untuk Gubernur Van der Ste, dan hanya diterbitkan oleh Renard; ukiran Valentijn, seperti yang telah disebutkan, [adalah] disalin dari aslinya. Tampaknya, jika Fallours bermaksud untuk mendapatkan keuntungan dari gambar putri duyung, dia akan membuat banyak salinannya juga.
Mungkin juga dipertanyakan, apakah Fallours benar-benar melihat putri duyung itu saat masih hidup. Meskipun catatan yang menyertai gambar asli dikatakan didasarkan pada pernyataan yang dibuat oleh seniman, Renard menjelaskan bahwa informasi itu dimodifikasi dan ditambah oleh orang lain: ”Saya telah... menulis penjelasan tentang ikan-ikan dengan tanganku sendiri bahwa saya dapat belajar dari orang yang menggambarnya, serta dari orang lain yang telah melihatnya dalam keadaan hidup... dalam 3 tahun terakhir telah datang banyak penyelam dari Maluku yang telah sangat membantu saya dalam memperbaiki keseluruhan pekerjaan”17. Dalam kilasan tentang kemungkinan bahwa komentar asli tentang putri duyung dapat diubah, sangat mengejutkan untuk menyadari betapa kecilnya perubahan, dapat mengubah cerita secara signifikan. Misalnya, penghapusan satu fakta dari pernyataan Fallours, kata “hidup”, [akan] membuka cara penafsiran yang sangat berbeda dari fakta-fakta yang diketahui.
Jika keyakinan disingkirkan bahwa “Sirenne” itu hidup di rumah Fallours di Ambon, dapat diduga bahwa hewan itu mati di Buru; bagaimana pun juga, tidak akan mudah membawa binatang sepanjang 5 kaki dari Buru ke Ambon, [yang] jaraknya lebih dari 60 mil di atas laut, [dan masih] hidup di perahu kecil. Tampaknya, lebih mungkin bahwa binatang itu dibawa [dalam] keadaan mati ke Ambon, dimana Fallours menyimpannya di bak air selama 4 hari, [dan] selama itu pula, dia menggambarnya. Mungkin juga makhluk yang mati itu, datang dalam kondisi yang buruk, dan dalam pembuatan gambarnya, Fallours tidak hanya bergantung pada bangkai, tetapi juga pada imajinasinya sendiri dan informasi orang lain.
Singkatnya, jelas bahwa lukisan hewan laut yang dibuat oleh Samuel Fallours, meski tidak akurat untuk memastikannya, bukan hanya murni fantasi51. Pemeriksaan karyanya menunjukan bahwa sebagian besar figurnya dimodelkan setelah spesimen nyata, sebagaimana dibuktikan oleh fakta bahwa sebagian besar dapat diidentifikasi dengan taksonomi hidup. Pengamatan yang cermat mengungkapkan bahwa hanya sekitar 10% dari 460 ilustrasi Fallours yang direproduksi oleh Renard termasuk dalam kategori yang dapat disebut benar-benar fantastis52. Jelaslah, [bahwa] Fallours tidak menyadari pentingnya warna dan morfologi bagi taksonomi hewan yang digambarnya, tetapi sebagian besar bukti yang tersedia mendukung usaha jujur, untuk menghasilkan catatan/laporan yang bermanfaat tentang zoologi laut Ambon.
Catatan Kaki
44. Betapa pun mustahilnya makhluk mitos ini bagi kita hari ini, keberadaan mereka secara umum diterima oleh banyak sarjana Renaissanse dan selanjutnya, hingga pada abad ke-19. Bahkan naturalis Swedia yang terkenal, Carolus Linnaeus (1707 – 1778) menyatakan kemungkinan tersebut : dalam sebuah surat kepada Royal Swedish Academy of Sciences, dia menulis bahwa sains masih belum pasti tentang keberadaan makhluk seperti itu. Jika akademi bisa mendapatkan spesimen, baik dalam keadaan hidup atau [telah] diawetkan, itu akan menjadi salah satu penemuan terbesar yang pernah dilakukan (Linnaeus kepada K. Vetenskapsakademien, tertanggal 29 Agustus 1749, Bref och Skrifvelser, 1 (2) : 129-130; lihat juga Broberg, 1983: 178)
45. Holthius (komunikasi pribadi, 17 Mei 1989) menunjukan lebih jauh bahwa kritik terhadap Valentijn ini adalah bagian dari sejarah panjang tuduhan yang tak berdasar: “Cerita bahwa Valentijn mencuri manuskrip dari buku hewan milik Rumphius [Amboinsch Dierboek] tidak pernah terbukti, tetapi masih tetap bergema [lihat Haan, 1902: 17-25; Beaufort, 1959: 57; Bemmel, 1959a: 27, 1959b: 37-38; Serton, 1971: 5; Beekman, 1981: 23]. Bahkan teks Valentijn [1726: 347-516] yang menyertakan gambar-gambar Fallours [dalam “Verhandeling der Ongemeene Visschen van Amboina] yang kita ketahui sekarang dibuat asli dari deskripsi Valentijn terhadap gambar-gambar yang tidak akurat, pada suatu waktu dianggap telah dicuri dari Rumphius”. Contoh terbaik dari [tuduhan] ini diberikan oleh H.J. Veth (1879: 7) : Rumphius telah telah menulis karya zoologi lain, yang belum pernah diterbitkan, setidaknya tidak dengan namanya sendiri. Itu mungkin telah dimasukan dalam bagian ketiga dari karya besar Valentijn, yang di sana, seperti di tempat lain dalam karyanya, secara konsisten tidak menyebutkan nama Rumphius”. Karena buku Veth (1879) pada waktu itu sangat berpengaruh, itu menjadi satu-satunya catatan ringkas tentang sejarah zoologi Indonesia, tuduhan ini sudah diterima secara umum. Padahal memang pengakuan tidak diberikan setiap saat, Valentijn dalam Oud en Nieuwe Oost-Indien, sering mengutip karya-karya terbitan Rumphius, dan juga menyebut bahwa ia menggunakan catatan-catatan Rumphius (L.B. Holthius, komunikasi pribadi, 17 Juli 1989)
46. “Karena ini adalah salah satu karya paling berharga untuk memperkaya sejarah alam sejak lahirnya kesusasteraan, saya [Renard] sangat berhati-hati untuk menyelidiki sumbernya, dan menghasilkan bukti-bukti dari fakta yang saya tampilkan di sini. Saya menyatakan itu semua ada di jilid pertama….. di salin persis dari aslinya….. Saya berani menjamin kebenaran ini di depan mata kota [Amsterdam] yang hebat ini, dan di hadapan seluruh Republik ini, dimana….. banyak orang….. adalah saksi dari fakta, bahwa tidak ada yang dibumbui di luar kebenaran dalam koleksi gambar ini.
Ada pun jilid kedua….. Saya telah menghasilkan….. pengesahan terkait kebenaran. Namun karena itu tidak layak bagi saya untuk meninggalkan keraguan dalam benak public tentang itikad baik yang harus dimiliki oleh seorang editor dalam menerbitkan karya-karya sepenting ini, saya akui bahwa pelukis telah melebih-lebihkan dan secara berlebihan mengubah beberapa salinan yang telah dia berikan dari koleksi, yang darinya saya telah mendasarkan jilid kedua ini, dan bahwa saya telah bersusah payah memisahkan dalam karyanya, apa yang benar dan diakui yang seperti itu dalam pengesahan, dari apa yang dilebih-lebihkan….. Sementara itu, saya mengakui tidak ada salinan yang asli, namun itu telah ditandatangani dengan nama saya” (Renard, 1719, 1754, “Declaration sur Ouvrage”, tak berhalaman, dalam Poissons, Ecrevisses et Crabes).
47. Lihat Renard (1719, 1754,1782) 1, gbr 192,198; 2, gbr 6,37,157,185,190,193,214,216
48. Selain kisah putri duyung yang mustahil, kita “dipaksa” untuk percaya bahwa Ecrevisse des Montagnes, lobster berduri Panulirus ornatus (Fabricius), hidup di pegunungan, tidak suka ular, memanjat pohon, suka makan buah, dan bertelur merah berbintik biru sebesar merpati (Renard, 1719, 1754, 1783, 2 gbr 45, 187). Kita selanjutnya melihat bahwa Sambia atau Loop-Visch, ikan Anglerfish dari “keluarga” Antennariidae (lihat Pietsch dan Grobecker, 1987: 4-5, gbr 1), ditangkap oleh seniman di atas pasir : “Saya membiarkannya hidup selama 3 hari di rumah saya; ia mengikuti saya kemana saja dengan sangat akrab, seperti anjing kecil” (Renard, 1719,1754, 1782, 2 lempengan 7, gbr 33). Bouaya, seekor pipefish, mungkin Syngnathoides biaculeatus (Bloch), “bersiul begitu keras sehingga dapat didengar dari jarak jauh di laut. Dapat dilipat seperti sapu tangan dan dimasukan ke dalam saku. Saat dilepas, ia segera berubah kembali ke bentuk semula” (Renard, 1719, 1754, 1782, 1, lempengan 12, gbr 73). Lihat juga catatan kaki no 17 di atas
49. Holthius (1959: 97, gbr 9) memberikan contoh yang mencolok tentang hasil konyol yang diperoleh dari penyalinan gambar yang berulang dan tidak akurat
50. Untuk contoh lain dari organisme yang benar-benar aneh, yang tampaknya merupakan persilangan antara ikan dan cumi-cumi, lihat Monstre qui fut peche au pass de Baguewal karya Renard (1719, 1754, 1782, 2, lempengan. 44, fig. 185 )
51. Sangat sedikit penulis abad ke-19 dan 20 yang mengatakan sesuatu yang baik tentang karya Fallours, yang diterbitkan dalam Poissons, Ecrevisses et Crabes karya Renard. Seorang kritikus anonim, yang menulis untuk Göttingische Gelehrte Anzeigen pada tahun 1815 (22 Mei 1815: 802), menggambarkan “buku bergambar ikan-ikan India” yang diterbitkan oleh Renard sebagai “ hamper tidak layak untuk disebut…..: gambar-gambar itu jelas dibuat oleh tangan yang tidak terampil, tanpa pengawasan dari orang yang berpengetahuan, dan oleh karena tanpa pengamatan yang akurat dari bagian-bagian karakteristik hewan; mereka “dilemparkan” ke atas kertas dengan kelalaian sedemikian rupa sehingga hanya memiliki kegunaan ilmiah yang kecil”. Bashford Dean, dalam karyanya Bibliography of Fishes (1923: 307) menulis bahwa buku Renard berisi “gambar-gambar yang digambar dengan kasar dan diwarnai secara barbar tentang….. ikan-ikan Hindia Timur. Beberapa deskripsi pendek dan penuh kecacatan terlihat”. Claus Nissen (1951: 20) menyebut pekerjaan itu tidak dapat diterima, tidak memadai, dan seringkali fantastis. Dan akhirnya, dalam kritik yang terbaru, Peter Dance (1978: 47, 48) menyebut buku Renard sebagai “phantasmagoria”, contoh sempurna untuk membuktikan bahwa “lisensi artistic [di antara illustrator sejarah alam abad ke-18] terkadang menimbulkan keresahan. Kemustahilan berenang dan merayap terliput dalam 100 lempengan pada buku berfolio ini, yang disajikan oleh Renard kepada publik yang meragukan.......ikan, kepiting, dan lobster yang dibentuk secara aneh dan berwarna-warni......”. Tapi seperti yanh disimpulkan Dance (1978; 50), “Renard telah menunjukan seberapa jauh mungkin untuk menyimpang dari..... jalan kejujuran ilmiah..... mungkin juga bisa dimaafkan, karena meskipun dia sama sekali gagal untuk memberikan ilmu, hal itu adalah hadiah langka untuk bisa menjadi hiburan
52. Jika kita mengabaikan pewarnaan dan banyaknya kesalahan dalam jumlah dan penempatan fitur anatomi tertentu, dan sebaliknya berkonsentrasi pada pola warna dan karakter generik dan familial kunci tertentu, kita bisa mengaitkan sebagian besar gambar Fallours dengan hewan yang ada/nyata (Pietsch, 1984: 67). Penyelidikan saya menunjukan bahwa dari 415 ikan yang digambarkan dalam buku Renard (1719, 1754, 1782), ada 250 atau sekitar 60% dapat diidentifikasi sebagai spesies, dapat ditambahkan 93 dapat digolongkan dalam genus, dan 38 lainnya ke dalam famili. Dari 40 gambar udang-udangan, yang sebelumnya diidentifikasi oleh Prof. L.B. Holthius (1959: 92), 24 dapat dinamai dengan spesiesnya, 6 ke dalam genus, dan 4 lainnya ke famili.
REFERENCES
§ BEAUFORT, L. F. de, 1959 Rumphius's fishes. Pp 57-62, In: H. C. D. de Wit (editor), Rumphius Memorial Volume. Hollandia, Baarn.
§ BEEKMAN, E. M., 1981 The poison tree. Selected writings of Rumphius on the natural history of the Indies. University of Massachusetts Press, Amherst. Pp xii + 260.
§ BEMMEL, A. C. V. van, 1959a Rumphius's treatises on mammals. Pp 27-35, In: H. C. D. de Wit (editor), Rumphius Memorial Volume. Hollandia, Baarn.
§ BEMMEL, A. C. V. van, 1959b Rumphius as an ornithologist. Pp 37-56, In: H. C. D. de Wit (editor), Rumphius Memorial Volume. Hollandia, Baarn.
§ BENTHEM JUTTING, W. S. S. van, 1939 A brief history of the conchological collections at the Zoological Museum of Amsterdam, with some reflections on 18th century shell cabinets and their proprietors, on the occasion of the centenary of the Royal Zoological Society "Natura Artis Magistra." Bijdragen tot de Dierkunde 27: 167-246.
§ BODEMANN, E., 1867 Die Handschriften der Königlichen öffentlichen Bibliothek zu Hannover. Hahn'sche Hof-Buchhandlung, Hanover. Pp viii + 656.
§ BOESEMAN, M., 1970 The vicissitudes and dispersal of Albertus Seba's zoological specimens. Zoologische Mededelingen 44(13): 177-206.
§ BROBERG, G., 1983 Homo sapiens: Linnaeus's classification of man. Pp 156-194, In: T. Frängsmyr (ed.), Linnaeus, the man and his work. University of California Press, Berkeley, Los Angeles, and London.
§ CRAWFURD, J., 1856 A descriptive dictionary of the Indian islands & adjacent countries. Bradbury & Evans, London. Pp 459.
§ DALTON, B., 1977 Indonesian handbook. Moon Publications, Chico, California. Pp iv + 588 + viii.
§ DANCE, P. S., 1978 The art of natural history. Overlook Press, Woodstock, New York. Pp 224.
§ DEAN, B., 1923 Bibliography offishes. Published by the Museum, New York. Vol. 3, Pp xiii + 707.
§ EEGHEN, I. H. van, 1967 Gegevens over de vervaardigers, hun internationale relaties en de uitgaven N—W, papierhandel, drukkerijen en boekverkopers in het algemeen. Vol. 4, Pp 279, In: I. H. van Eeghen, De Amsterdamse boekhandel 1680-1725. Scheltema and Holkema, Amsterdam.
§ ENGEL, H., 1986 Hendrik Engel's Alphabetical list of Dutch zoological cabinets and menageries. Second, enlarged edition. P. Smit, A. P. M. Sanders, and J. P. F. van der Veer, editors. Rodopi B.V., Amsterdam. Pp x + 340.
§ HAAN, F. de, 1902 Rumphius en Valentijn als geschiedschrijvers van Ambon. Pp 17-25, In: M. Greshoff(editor), Rumphius gedenkboek. 1702-1902. Koloniaal Museum, Haarlem.
§ HOLTHUIS, L. B., 1959 Notes on pre-Linnean carcinology (including the study of Xiphosura) of the Malay Archipelago. Pp 63-125, In: H. C. D. de Wit (editor), Rumphius memorial volume. Hollandia, Baarn.
§ HUWAE, A., 1971 A brief description of Ambon. Pp 3-10, In: Preliminary report on Ambon survey1970. Institute of Marine Research, National Institute of Oceanology, Indonesian Institute of Science, Djakarta.
§ LINNAEUS, C, 1758 Systema naturae. . . . Editio decima, reformata. Laurentius Salvius, Holmiae. Vol. 1, Pp 824.
§ MASSIE, R. K., 1980 Peter the Great. His life and world. Knopf, New York. Pp xii + 909.
§ MÜLLER, P. L. S., 1776 Des Ritters Carl von Linne vollständiges Natursystem nach der zwölften Lateinischen Ausgabe, und nach Anleitung des Holländischen Houttuynischen Werkes, mit einer ausführlichen Erklärung, ausgefertigt von Philipp Ludwig Statius Müller. G. N. Raspe, Nürnberg, Supplement, Pp 21.
§ NIEMEIJER, J. W., 1973 Cornells Troost 1696-1750. Van Gorcum, Assen, Pp viii + 450.
§ NISHIWAKI, M., 1972 General biology. Pp 194-196, 204, In: S. H. Ridgway (editor), Mammals of them sea. Biology and medicine. Thomas, Springfield.
§ NISSEN, C, 1951 Schöne Fischbücher kurze Geschichte der ichthyologischen Illustration und Bibliographie fischkundlicher Abbildungswerke. Lothar Hempe, Stuttgart. Pp 108.
§ PIETERS, F. F. J. M., 1980 Notes on the menagerie and zoological cabinet of Stadholder William V of Holland, directed by Aernout Vosmaer. Journal of the Society for the Bibliography of Natural History 9: 539-563.
§ PIETSCH, T. W., 1984 Louis Renard's fanciful fishes. Natural History, New York 93(1): 58-67.
§ PIETSCH, T. W., 1986 Fallours, S. Fishes of the Indo-west Pacific. A collection of handcoloured drawings. Antiquariaat Junk, Natural History & Travel, Catalogue 241, Item No. 74, Pp 36-39.
§ PIETSCH, T. W., and GROBECKER, D. B., 1987 Frogfishes of the world: systematics, zoogeography, and behavioral ecology. Stanford University Press, Stanford, California. Pp xxiv + 420.
§ PIETSCH, T. W., and RUBIANO, D. M., 1988 On the date of publication of the first edition of Louis Renard's Poissons, ecrevisses et crabes: Histoire naturelle des plus rares curiositez de la Mer des Indes. Archives of Natural History 15: 63-71.
§ PITOT, A., 1905 T'Eylandt Mauritius. Esquisses historiques (1598-1710). Precedees d'une notice sur la decouverte des Mascareignes et suivies d'une monographic du dodo, des solitaires de Rodrigue et de Bourbon et de l'oiseau bleu. Coignet Freres and Cie., Port Louis, Mauritius. Pp iii + 372 + xv.
§ RENARD, L., n.d. [1719] Poissons, ecrevisses et crabes de diverses couleurs et figures extraordinaire, que l'on trouve autour des Isles Moluques, et sur les cötes des Terres Australes: peints d'apres nature durant la regence de Messieurs Van Oudshoorn, Van Hoorn, Van Ribeek & Van Zwoll, successivement gouverneurs-generaux des Indes Orientales pour la Compagnie de Hollande. Ouvrage, auquel on a employe pres de trente ans, & qui contient un tres-grand nombre de poissons les plus beaux & les plus rares de la Mer des Indes: Divise en deux tomes, dont le premier a ete copie sur les originaux de Monsr. Baltazar Coyett, ancien gouverneur des isles de la Province d'Amboine, presentement directeur des dites isles & president des Commissaires ä Batavia; le second tome a ete forme sur les recueils de Monsr. Adrien van der Stell, gouverneur regent de la dite Province d'Amboine, avec une courte description de chaquepoisson. Le tout muni de certificats & attestations authentiques. Louis Renard, Amsterdam. 2 Vols. in 1: Vol. 1, Pp 4 + 43 pis.; Vol. 2, Pp 2 + 57 pis.; index.
§ RENARD, L., 1754 Poissons, ecrevisses et crabes, de diverses couleurs et figures extraordinaire, que Von trouve autour des Isles Moluques, et sur les cötes des Terres Australes: peints d'apres nature durant la regence de Messieurs Van Oudshoorn, VanHoorn, VanRibeek& Van Zwoll, successivement gouverneurs generaux des Indes Orientales pour la Compagnie de Hollande. Ouvrage, auquel on a employe pres de trente ans, & qui contient un tres-grand nombre de poissons les plus beaux & les plus rares de la Mer des Indes: Divise en deux tomes, dont le premier a ete copie sur les originaux de Monsr. Baltazar Coyett, ancien gouverneur & directeur des isles de la Province d'Amboine, & president des Commissaires ä Batavia. Le second tome a ete forme sur les recueils de Monsr. Adrien van der Stell, gouverneur regent de la dite Province d'Amboine, avec une courte description de chaque poisson. Le tout muni de certificats & attestations authentiques. Donne au public par Mr. Louis Renard, agent de S. M. Brit, ä Amsterdam, & augmente d'une preface par Mr. Arnout Vosmaer. Reinier and Josue Ottens, Amsterdam. 2 Vols. in 1: Vol. 1, Pp 12 + 43 pls.; Vol. 2, Pp 2 + 57 pls.; index.
§ RENARD, L., 1782 Natuurlyke Historie Indische Zeeen; behebende de visschen, kreeften en krabben van verschalende kleuren en buitengewoone gedaanten, van de Moluksche Eilanden en op de kusten der Zuidlyke Landen: door wylen den Wel-Edelen Heere L. Renard, agent van zyne Groot-Britannische Majesteit, te Amsterdam, met eene voorreden van den Wel-Edelen Heere A. Vosmaer, opzichter der kabinetten van natuurlyke Historie van zyne doorl. hoogheid den Heere Prinse van Oranje, enz. enz. enz., en beschrijvingen door den Wel-Edelen Heere P. Boddaert, M.D. oud-raad der Stad Vlissingen, lid van de Keizerlyke Academie der Natuur-Onderzoekers, van de Maatschappyen der Wetenschappen te Haarlem en Vlissingen, van het Provinciaal Genootschap te Utrecht, der Natuurbeschouwers te Berlin en Halle, en van de Maatschappy van Ober-Lauznits. Abraham van Paddenburg and William Holtrop, Amsterdam. 2 vols. in 1: Vol. 1, Pp 56 + 43 pls.; Vol. 2, 57 pls.
§ RUMPHIUS, G. E., 1750 Herbarium Amboinense, plurimas conplectens arbores, frutices, herbas, plantas terrestres & aquaticas, quae in Amboina, et adjacentibus reperiuntur insulis, adcuratissime descriptas juxta earum formas, cum diversis denominationibus, cultura, usu, ac virtutibus. Quod & insuper exhibet varia insectorum animaliumque genera, plurima cum naturalibus eorum figuris depicta. Omnia magno labore ac studio multos per annos conlegit, & duodecim libris Belgicis conscripsit.. . .Nunc primum in lucem edidit, & in Latinum sermonem vertit Joannes Burmannus.. . . Changuion and Utywerf, Amsterdam. Vol. 6, Pp viii + 256, 90 pls.
§ RUSSELL, P., 1803 Descriptions and figures of two hundredfishes; collected at Vizagapatam on the coast of Coromandel. Bulmer, London. Vol. 1, Pp i-vii + 78 + 100 pls. + 4 unpaged.
§ SCHEFFER, J. , 1939 De tentoonstellung van boeken, teekeningen en andere voorwerpen uit de bibliotheek van het Kon. Ned. Zoöl. Gen. "Natura Artis Magistra" ter gelegenheit van het 100 jarig bestaan van het Genootschap. Bijdragen tot de Dierkunde 27: 115-163.
§ SERAPHIM, H.-G., 1929 Joachim Hinrich von Bülow und seine Bibliothek. Vorarbeiten zur Geschichte der Göttinger Universität und Bibliothek, Vol. 6. Vandenhoeck and Ruprecht, Göttingen, Pp 94.
§ SERTON, P., 1971 English summary of the introduction. Pp 1-30, In: P. Serton, R. Raven-Hart, W. J. de Kock, and E. H. Raidt (editors), Francois Valentyn. Description of the Cafe of Good Hope with the matters concerning it. Van Riebeeck Society, Cape Town. Part I, Ser. 2, No. 2.
§ VALENTIJN, F. , 1724 Beschryving van Amboina, vervattende een wydluftige verhandeling van het zelve, en van alle de eylanden, daar onder behoorende, te weten, van't groot eiland Ceram, Boero, Amboina, Honimoa, Noessa-Laoet, Oma, Manipe, Bonoa, Kelang, en meer andere eylanden, in het werk voorkomende; beheizende een treffelyke landbeschryving van alle die eylanden, volgens zeer nette kaarten; mitsgaders een verhaal van de gewoonten, zeden, en plegtigheden van de inwoonders der zelven. En een omstandig verhaal van de oudste wereldlyke geschiedenissen, en zaaken, in Amboina, en in alle de voorschreven eylanden, tot nu toe voorgevallen. Met zeer veel nette prentverbeeldingen verciert, en opgeheldert door Francois Valentyn, onlangs bedienaar des Goddelyken woords in Amboina, Banda, opgeheldert door Francois Valentyn, onlangs bedienaar des Goddelyken woords in Amboina, Banda, enz. Vol. 2, Pp 351 + x + 282 + viii + 48, In: F. Valentijn, Oud en nieuw Oost-Indien, vervattende een naaukeurige en uitvoerige Verhandelinge van Nederlands mogentheyd in die gewesten, benevens eene wydluftige beschryvinge der Moluccos, Amboina, Banda, Timor, en Solor, Java, en alle de eylanden onder dezelve landbestieringen behoorende; het Nederlands comptoir op Suratte, en de Zevens der groote mogols; als ook een keurlyke verhandeling van't wezentlykste, dal men behoort te weten van Choroman del, Pegu, Arracan, Bengale, Mocha, Persien, Malacca, Sumatra, Ceylon, Malabar, Celebes of Macassar, China, Japan, Tayouan of Formosa, Tonkin, Cambodia, Siam, Borneo, Bali, Kaap de Goede Hoop en van Mauritius. Te zamen dus beheizende niet alleen eene zeer nette beschryving van alles, wat Nederlands Oost-Indien betreft, maar ook't voornaamste dat eenigzins tot eenige andere Europeers, in die gewesten, betrekking heeft. Met meer dan thien honderd en vyftigprentverbeeldingen verrykt. Alles zeer naaukeurig, in opzigt van de landen, Steden, sterkten, zeden der volken, boomen, gewasschen, land- en zee-dieren, met alle het wereldlyke en kerkelyke, van d'oudste tyden af tot nu toe aldaar voorgevallen, beschreven, en met veele zeer nette daar toe vereyschte kaarten opgeheldert door Francois Valentyn, onlangs bedienaar des Goddelyken woords in Amboina Banda enz. In vyf deelen. Joannes van Braam and Gerard Onder de Linden, Dordrecht and Amsterdam.
§ VALENTIJN, F. , 1754 Verhandeling der zee-horenkens en zee-gewassen in en omtrent Amboina en de nabygelegene eilanden, door Francois Valentyn, in zyn leven bedienaar des Goddelyken woords in Amboina, Banda, enz. Met zeer nette prentverbeeldingen verrykt. Als mede het afbeeldzel van den schryver. Dienende tot een vervolg van de Amboinsche Rariteitkamer, beschreven door Georgius Everhardus Rumphius. Joannes van Keulen, Amsterdam. Pp vi + 70. [A reprinting of Valentijn, 1726, 3(2), Chaps. 11-13: 517-586.]
§ VALENTIJN, F., 1773 Abhandlung von Schnecken, Muscheln und Seegewächsen, welche um Ambo'me und den umliegenden Inseln gefunden werden. A Is ein anhang zu Georg Eberhard Rumph 's Amboinischen Raritätenkammer. Müller, Vienna. Pp viii + 148 + 2. [German translation of Valentijn, 1754, by Philipp Ludwig Statius Müller.]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar