4.
Problematika
Lamber/Lambert Nitalessy/Titaley
Pada 1 halaman
terakhir dari narasi sejarah Pisarana itu, sang penulis memberi judul pada sub
judul terakhir yaitu Tjeritera Lamber Nitalessy.
Tjeritera
Lamber Nitalessy ini terdiri dari 2 alinea saja yang garis besarnya
menceritakan bahwa Lamber Nitalessy adalah seorang schuterij (pada dokumen
tertulis schutry), yang komandannya adalah Tuan Kaatje Siegers. Lamber
Nitalessy juga disebut sebagai seorang juru tulis di kantor Tuan Controleur
Saparua.
Disebut juga karena tjantiknya (tertulis seperti itu) Lamber Nitalessy, maka Controleur dan Tuan Kaatje Siegers bermufakat untuk “merubah” marga Nitalessy menjadi Titaley sehingga menjadi Lamber/Lambert Titaley, kemudian mereka menjadikan ia menjadi Radja Saparua, karena pada saat itu negeri Saparua “membutuhkan” seorang radja.
Disebutkan juga bahwa nama Controleur yang terlibat dalam kasus ini adalah Tuan Controleur Roos.
Terlihat dengan jelas bahwa peristiwa ini tidak ditulis/disebutkan dengan jelas/pasti kapan hal ini terjadi, tahun berapa?
Penyebutan
nama Tuan Controleur Roos dan komandan Schuterij Tuan Kaatje Siegers sebagai
aktor-aktor peristiwa ini bisa ditelusuri sehingga kita bisa menentukan kapan
hal ini terjadi.
a. Tuan Controleur Roos yang
dimaksud adalah Karel Hendrik Ferdinand Roos yang menjadi Controleur
di Saparua pada 1885-18931, setelah
sebelumnya menjadi controleur di Afdeling Ambon (1884-18852). Ia menggantikan Controleur sebelumnya, Johan Rudolph
Abbeg Jr (1881-18853). Setelah 8 tahun memerintah di
Saparua, ia kemudian digantikan oleh Cornelis van de Velde (1893-18984).
b. Tuan Kaatje Siegers yang dimaksud adalah Jacob Eduard (kotji) Siegers. Ia adalah seorang schuterij di Saparua yang berpangkat kopral pada minimal 1860-18625, berpangkat Letnan 2 (1865-?6) hingga menjadi Komandan Schuterij Saparua pada minimal 1879-19127
Jika kita
melihat deskripsi singkat kedua aktor diatas, serta memahami dengan benar
alinea pada halaman 12, maka peristiwa pada narasi sejarah Pisarana “haruslah”
terjadi pada periode 1885-1893.
Penulisan kata
“haruslah” jika kita berpegang teguh pada “kebenaran” narasi itu. Pada narasi
itu tertulis bahwa Tuan Controleur dan Tuan Kaatje bermufakat menjadikan
Lamber/Lambert Nitalessy menjadi Lamber/Lambert Titaley dan “memangkatkan”
/menjadikannya sebagai Radja Saparua.
Itu berarti
peristiwa ini terjadi di masa pemerintahan Controleur Karel Hendrik Ferdinand
Roos (1885-1893), tidaklah mungkin ini terjadi sebelumnya,
tidaklah mungkin terjadi sebelum Roos menjadi Controleur Saparua, atau
sederhananya sebelum tahun 1885.
Apakah benar demikian? Apakah narasi sejarah Pisarana itu benar dalam kasus ini?
Ada sebuah
arsip pemerintah Hindia Belanda yang membantah isi dari narasi ini. Arsip yang
dimaksud berasal dari tahun 1882, yaitu Afschrift. NA, Koloniën 2.10.02, mr.
48/1883, bertanggal 30 November 18828.
Arsip ini
tentang Laporan (umum) situasi “kamtibmas” di karesidenan Ambon pada bulan
November 1882 itu dari Johan Gerhard Friedrich Riedl, Resident
Ambon (1880-1883).
Pada akhir laporan ini, tertulis demikian:
De betrokken Kontroleur42 deelde mede dat de radja van Saparoea43 bij hem geklaagd had over de handelwijze der militairen aldaar, die ongevraagd de negorijbosschen in gingen om brandhout en andere producten te verzamelen. Het noodige werd terzake verrigt
Terjemahan:
Controluer (Saparua) menyatakan/melaporkan bahwa Radja van Saparoea mengeluh kepadanya tentang perilaku para anggota militer/prajurit di sana, yang mengambil kayu bakar dan atau hasil hutan lainnya milik negeri Saparua tanpa ijin/tanpa melapor kepada Radja.
Pada kalimat itu, secara jelas terlihat pada kata Kontroleur dan Radja van Saparoea tertulis angka 42 dan 43 yang maksudnya adalah nomor catatan kaki untuk dijelaskan maksud/pengertian lebih jauh/luas dari kata yang diberi nomor itu.
Chr.Fraasen yang memuat arsip ini dalam bukunya: Bronnen Betreffende Midden Moluken 1796-1902, menjelaskan pada catatan kaki (dalam konteks arsip ini) bahwa kata Kontroleur yang diberi nomor 42 maksudnya adalah Controleur Saparua, Johan Rudolph Abbeg Jr, sedangkan kata Radja van Saparoea yang diberi nomor 43, maksudnya adalah Radja Saparua, Lambert Titaley (L.Titaley).
Pertanyaan “kritis” yang bisa muncul saat memahami isi dari arsip ini adalah mengapa pada arsip itu tidak ditulis secara eksplisit saja nama Controleur dan nama Radja van Saparoea, serta bukti apa yang menjadi dasar dari Fraasen, sehingga ia yakin bahwa J.R. Abbeg dan Lambert Titaley adalah benar yang dimaksud dalam laporan itu?
Arsip-arsip VOC maupun Hindia Belanda saat menjelaskan tentang identitas seseorang yang menduduki sebuah jabatan, ada yang disebutkan/ditulis secara eksplisit dan ada yang juga tidak, hanya menulis nama jabatan dari orang yang dimaksud. Konteksnya adalah saat mereka tidak menulis secara eksplisit nama orang, itu berarti mereka telah mengetahui identitas orang itu, orang itu telah menjabat beberapa tahun sebelumnya, atau orang itu telah “familiar”. Intinya adalah orang yang menulis/membuat laporan itu, tahu siapa yang ia maksud dan yakin bahwa penerima/pembaca laporan akan tahu, identitas orang yang ia maksud, karena penerima/pembaca laporan adalah orang yang “hidup” pada periode yang sama dengan penulis/pembuat laporan dan orang yang ia maksud itu. Selain karena alasan ini, juga karena alasan “teknis” saja demi sebuah “efisiensi” laporan.
Fraasen
memberi nomor catatan kaki karena konteks laporan itu adalah konteks waktu
dimana laporan itu dibuat, sehingga pembaca yang “hidup” setelah periode
laporan itu tidak tahu persis siapa yang dimaksud dalam laporan itu, jika tidak
diberi keterangan/penjelasan yang memadai.
Fraasen
tentunya tahu dan yakin identitas orang yang dimaksud pada laporan itu, dengan
melihat sumber-sumber lain, arsip-arsip lain, referensi lain, tidak hanya
berpatokan pada 1 sumber saja.
Misalnya tentang Johan Rudolph Abbeg Jr, Fraasen bisa melihat sumber lain, yaitu Almanak en Naam Register voor Nederlandsch – Indische voor het jaar 18829, 188310,188411,188512 atau sumber-sumber lain yang “sezaman” dengan waktu/periode laporan itu. Begitu juga dengan Lambert Titaley, Fraasen tentunya memiliki sumber-sumber lain.
Penulisan 2
jabatan pada arsip diatas yaitu Kontroleur dan Radja van Saparoea secara
“sejajar”, “bersama” itu berarti orang yang menduduki jabatan itu adalah orang
yang menjabat 2 jabatan itu pada periode yang sama. Tidaklah mungkin orang yang
belum menjabat (misalnya Radja) ditulis secara “bersamaan” dengan orang yang
telah menduduki jabatan lainnya (misalnya Controleur). Bisa saja ditulis
bersamaan meski yang satu belum menjabat, namun akan diberi penjelasan.
Jika memahami ini, maka Johan Rudolph Abbeg saat menjadi Controleur Saparua (1881-1885), Lambert Titaley juga menjadi Radja Saparua, atau sebaliknya atau sederhanya, kedua orang ini “berkuasa” pada periode yang “sama”
Jadi, narasi
sejarah Pisarana itu keliru pada informasi ini. Lambert Titaley telah menjadi
Radja van Saparua minimal bersama dengan J.R. Abbeg menjadi Controleur Saparua
(1881-1885) atau sederhananya, L. Titaley telah menjadi radja antara tahun 1881-1885. Jika merujuk pada Laporan Riedel, maka Lambert Titaley minimal telah
menjadi Radja pada November 1882 itu.
Ini berarti,
saat K.H.F. Roos mulai bertugas sebagai Controleur Saparua (1885),
Lambert Titaley sudah menjadi Radja Saparua!
Itu berarti pula, L. Titaley tidak diangkat/ditunjuk atau apapun istilahnya oleh Controleur Roos, seperti secara eksplisit digambarkan dalam narasi sejarah Pisarana itu. Kedua sumber ini sangat kontradikif.
Jika
mengandaikan bahwa seorang Controleur bisa mengangkat seorang radja (meskipun
ini bukan kebiasaan pejabat pemerintah), maka Lambert Titaley
“seharusnya” diangkat oleh J.R. Abbeg sebelum/dalam bulan November 1882 itu.
Ini dengan asumsi bahwa Lambert Titaley menjadi Radja dalam bulan November
1882, tentunya sebelum Laporan Riedel per 30 November 1882 itu. Bagaimana jika,
Lambert Titaley menjadi Radja sebelum bulan November, misalnya hingga Desember 1881,
tetaplah ia diangkat oleh J.R. Abbeg, bukan oleh K.H.F. Roos!
Bagaimana jika mundur lagi, misalnya tahun 1880, maka ia diangkat oleh Controleur Fredrik August Hennige (1879-188013), atau Controleur Gerardus Adrianus Schouten (1880-188114) bukan oleh Controleur Roos!
Kotjie Siegers/Jacob Eduard Siegers |
Kita perlu
melihat soal figur Tuan Kaatje Siegers yang disebutkan turut terlibat dalam
“kasus” Lambert Titaley.
Jacob Eduard
(kotji) Siegers atau Tuan Kaatje Siegers adalah Komandan Schuterij Saparua (min
1879-1912).
Jika “kebiasaan” seperti yang disebutkan diatas dilakukan, maka J.E. Siegers “telah” melakukannya dengan J.R. Abbeg atau F.A. Hennige, bukan dengan Controleur Roos.
Selain itu, coba kita pahami isi dan makna dari kalimat dalam Laporan itu:
Radja Saparoea mengeluh atau (tidak suka/protes) kepada Controleur tentang sikap/perilaku/kebiasaan para anggota militer di Saparua yang mengambil kayu bakar dan hasil hutan lainnya di hutan-hutan negeri Saparua,tanpa ijin/tanpa melapor kepada Radja.
Pemahaman yang
lebih luas tentang arti/makna dari kalimat itu adalah : kebiasaan para
prajurit/anggota militer di Saparua itu, bukan baru terjadi, telah lama
dilakukan, bukan baru dilakukan 1-2 kali, itu sudah sering
dilakukan. Kebiasaan itu telah diketahui Radja Saparua sejak lama! Maka Radja Saparua bukan baru saja diangkat/ditunjuk. Ia telah “lama”
menduduki/menjabat/menjadi Radja sebelum tanggal 30 November 1882 saat laporan
itu dibuat, dan telah lama mengetahui kebiasaan anggota militer itu.
Yang pasti
adalah, Lambert Titaley telah menjadi Radja sebelum tanggal 30 November 1882,
entah itu beberapa bulan sebelumnya, atau 1-2 tahun sebelumnya.
Maka tidak
salah juga, Fraasen di bagian register nama-nama, pada nama Lambert Titaley,
Fraasen menulis tahun pemerintahan Lambert Titaley adalah minimal 1880 –
minimal 1900.
Yang berarti bahwa minimal di tahun 1880, Lambert Titaley telah menjadi Radja van Saparoea!
Kesimpulan
sederhananya adalah Controleur Roos dan Tuan Kaatje Siegers tidak punya peranan
apa-apa dalam masalah Lambert Titaley seperti isi narasi sejarah Pisarana.
Lambert Titaley telah menjadi Radja van Saparoea sejak lama, sebelum K.H.F. Roos memulai tugasnya di Saparua pada tahun 1885 itu.
Hal menyangkut perubahan nama marga/keluarga, yang dalam kasus ini marga Nitalessy menjadi Titaley, tidak diberi catatan kritis karena menurut penulis itu adalah hal “sensitif”, menyangkut “rahasia-rahasia” keluarga yang harus dihormati oleh orang lain. Kita hanyalah orang luar, yang sering tidak tahu persis apa yang terjadi, alasan sebenarnya itu terjadi. Kita hanyalah orang luar yang sering melihat sebuah “peristiwa” dari pinggiran, tentunya dengan kacamata yang berbeda.
Andaikan hal
itu benar-benar terjadi, menurut penulis itu sesuatu yang wajar-wajar saja,
bukan sesuatu yang melanggar hukum. Bukankah hal itu juga terkadang dilakukan
oleh keluarga kita, dengan segala alasan yang hanya bisa “dipahami, diterima” dalam
keluarga? Misalnya, sang anak/cucu/cicit "dimasukkan" marganya
mengikuti marga kakeknya untuk mendapatkan harta, "mengabadikan" nama
marga agar tidak hilang dan lain-lain.
Lagipula,
seperti yang tersurat dalam narasi sejarah itu, ditulis bahwa: sebab Lambert
Nitalessy adalah keluaran dari perempuan Titaley.
Pemahaman penulis terhadap kata keluaran pada kalimat itu berarti ibu, nenek atau “siapapun” yang berjenis kelamin perempuan dari Lambert Nitalessy adalah bermarga Titaley. Ini berarti pula, Lambert Nitalessy memiliki hubungan dengan keluarga Titaley.
Secara jujur,
penulis tidak memiliki sumber yang bisa dijadikan alasan untuk mengiyakan atau
membantah apakah benar atau tidak peristiwa perubahan nama keluarga itu.
Penulis hanya membuat pertanyaan-pertanyaan logis untuk menanggapi informasi itu serta mengajak kita berpikir, menjawab dan merenungkan jawaban-jawaban itu dengan jujur
Apakah logis
seorang Lambert Nitalessy yang telah berusia 40 tahun (lahir tahun 184513)
tiba-tiba digantikan nama keluarga/marganya oleh “orang luar” demi kepentingan
sebuah jabatan, yaitu hanya untuk menjadi Radja Saparua?
Ataukah lebih logis, jika perubahan nama marga itu (jika hal itu benar terjadi) dilakukan saat ia masih kecil dan dilakukan oleh keluarganya sendiri?
Atau
pertanyaan lain, bagaimana kita menjelaskan dengan argumentasi yang baik
serta logis suatu pertanyaan: bagaimana bisa, Johan Robert yang adalah
putra kandung dari Lambert Nitalessy, dan lahir pada 8 Desember
187215, tiba-tiba menjadi Johan Robert Titaley, pada saat
ayahnya Lambert Nitalessy belum berganti nama keluarga menjadi Lambert
Titaley? Bukankah seperti tersirat dalam narasi itu, pergantian nama
keluarga barulah terjadi minimal pada tahun 1885?
Bagaimana
mungkin Johan Robert yang dibaptis pada tanggal 27 April 187316 (berusia
4 bulan lebih), tiba-tiba akta baptisannya tertulis Johan Robert Titaley,
padahal ayahnya Lambert masih bermarga Nitalessy? Bukankah Lambert Nitalessy
berganti menjadi Lambert Titaley pada tahun 1885? Bukankah seharusnya Johan
Robert itu adalah Johan Robert Nitalessy, bukan Johan Robert Titaley?
Jika mau
diperdebatkan lagi, dari ketujuh anak Lambert Nitalessy, 6 anak lahir pada
periode 1872-188317, dan 1 anak lahir pada tahun 189118.
Seharusnya keenam anaknya bermarga Nitalessy bukan Titaley, karena
ayah mereka barulah berganti marga pada tahun 1885. Tapi faktanya, keenam anak
itu semuanya bermarga Titaley.
Ini sesuatu yang kontradiktif dan tidak logis, bukankah lebih bisa diterima, jika ayah mereka telah berganti marga (jika ini benar-benar terjadi), saat ayah mereka masih kecil?
Johana Titaley (1891-?) putri bungsu Lambert Titaley
Bagaimana
mungkin Johan Robert yang dibaptis pada tanggal 27 April 187316 (berusia
4 bulan lebih), tiba-tiba akta baptisannya tertulis Johan Robert Titaley,
padahal ayahnya Lambert masih bermarga Nitalessy? Bukankah Lambert Nitalessy
berganti menjadi Lambert Titaley pada tahun 1885? Bukankah seharusnya Johan
Robert itu adalah Johan Robert Nitalessy, bukan Johan Robert Titaley?
Jika mau
diperdebatkan lagi, dari ketujuh anak Lambert Nitalessy, 6 anak lahir pada
periode 1872-188317, dan 1 anak lahir pada tahun 189118.
Seharusnya keenam anaknya bermarga Nitalessy bukan Titaley, karena
ayah mereka barulah berganti marga pada tahun 1885. Tapi faktanya, keenam anak
itu semuanya bermarga Titaley.
Ini sesuatu yang kontradiktif dan tidak logis, bukankah lebih bisa diterima, jika ayah mereka telah berganti marga (jika ini benar-benar terjadi), saat ayah mereka masih kecil?
a. Penulis asli dokumen bukanlah
orang dalam lingkaran “satu” pemerintah negeri Saparua, sehingga narasinya
tentang kasus Lambert Nitalessy/Titaley tidak sesuai dengan fakta sebenarnya.
b. Kesalahan-kesalahan mendasar yang
dibuat penulis dalam kasus Lambert Nitalessy/Titaley berimplikasi pada
kontradiktifnya hal-hal yang menyangkut pribadi Lambert Nitalessy, misalnya
terhadap anak-anaknya.
c. Kesalahan-kesalahan itu menjadi
bukti/dasar bahwa sang penulis tidak tahu persis apa yang terjadi, hanya
melihat dari jauh atau mendengar “gosip” dan kemudian menulisnya, tanpa
verifikasi lanjutan.
d. Kesalahan-kesalahan itu juga
semakin memperkuat dugaan, bahwa penulis dokumen bukan orang “hidup” di masa
itu. Ini juga memperkuat dugaan periode tentang penulis dalam kasus mengenai
ejaan pada dokumen.
e. Narasi tentang kasus Lambert Nitalessy/Titaley lebih banyak ditulis berdasarkan cerita-cerita bukan berdasarkan sumber/arsip yang valid.
f. Ada nada subjektif/ketidaksukaan (pendapat pribadi saya) pada narasi tentang.
A. Beberapa “kesimpulan sementara”
dan saran
Pembacaan dan
penyajian beberapa catatan kritis berujung pada munculnya beberapa “kesimpulan
sementara” yang bisa didapatkan.
1. Narasi sejarah Pisarana seperti
disebutkan diatas, kemungkinan paling besar adalah sebuah “intepretasi pribadi”
terhadap tradisi lisan yang telah dipercaya oleh masyarakat selama ini.
2. Penulisan narasi sejarah dalam
hal narasi sejarah Pisarana seperti disebutkan, pada akhirnya
menimbulkan berbagai pertentangan di dalamnya. Penulisannya tidak “menggunakan”
dan bersumber dari sumber-sumber valid, namun lebih condong bergantung pada
tradisi lisan yang sudah bias (terutama pada kasus radja Majasang Simatauw).
3. Penulisan (pengutipan) narasi
sejarah Pisarana itu tidak mengikuti kronologis kesejarahan dengan
baik, seperti “meloncat-loncat” dan banyak hal yang tidak jelas/pasti. Ini
berimplikasi pada timbulnya permasalahan dan pertentangan di dalamnya (dalam
kasus Radja Majasang Simatauw)
4. Narasi sejarah Pisarana ini
sebaiknya tidak dijadikan “narasi sejarah” satu-satunya atau yang paling
benar dan menjadi “sejarah” resmi dari negeri Pisarana Hatusiri Amalatu
(Saparua)
5. Perlu dipikirkan untuk menyusun
ulang/merekonstruksi narasi sejarah Pisarana yang lebih “netral”, tidak bias,
tidak bertendensi kepentingan agar minimal bisa “diterima” oleh semua kalangan.
6. Problematika cerita Radja
Majasang Simatauw perlu “ditinjau” kembali dengan lebih jujur, kritis dan
bermartabat.
B. Penutup
Betapa pun
sebuah narasi sejarah Pisarana itu “bermasalah”, namun pada noktah
tertentu, narasi itu harus dihargai dan dihormati. Ia harus dihargai dan
dihormati karena merupakan usaha mulia untuk “mengkonversi” tradisi,
pengetahuan akan sejarah sebuah negeri ke bentuk tulisan/dokumen. Selain itu,
narasi sejarah Pisarana ini (dalam bentuk tulisan) adalah satu-satunya yang ada
(sepengetahuan penulis) dan tidak ada yang lain.
Meskipun
narasi sejarah Pisarana ini adalah satu-satunya, bukan berarti kita dengan
sikap fanatis memperlakukan dokumen itu sebagai kebenaran tunggal yang tak bisa
dilihat, dibaca dengan sikap kritis. Bagaimana pun, narasi sejarah itu tetaplah
ditulis oleh manusia yang serba terbatas, yang memiliki kepentingan, yang bisa
salah.
Catatan kritis
ini dibuat bukan berarti penulis menolak atau tidak mengakui narasi sejarah
ini. Penulis hanya ingin “mendudukkan” dan “menjelaskan” problematika yang ada
dalam narasi itu, jika kita tetap secara membabi buta menganggap narasi inilah
yang paling benar dan yang lain adalah salah.
Upaya “kritis”
ini dilakukan sebagai bagian rasa cinta, hormat, dan kepedulian terhadap sebuah
negeri. Kiranya anak-anak adat bisa menundukkan kepala, merendahkan hati, untuk
memikirkan hal ini lebih baik. Bermodalkan sikap itu, maka diharapkan narasi
sejarah ini bisa “direkonstruksi” kembali dan menyusun ulang narasi sejarah
yang bisa dianggap dan diputuskan serta akhirnya diterima sebagai sejarah resmi
sebuah negeri.
Tentunya
catatan kritis ini, bukan kebenaran tunggal, bukan sesuatu yang telah selesai,
karena terbatasnya pemahaman, wawasan, sumber-sumber dari penulis.
Artikel ini
juga tidak “memaksa” semua orang untuk mengakui, mempercayai dan menyukainya.
Jika ada yang tidak setuju, tidak mengakui, sebaiknya bisa menulis antitesa
dari artikel ini, dengan argumentasi, arsip, sumber-sumber valid yang bisa
diperiksa bersama-sama.
Jika kita bisa
melakukan hal itu, maka kita semua bisa saling belajar, saling menghargai,
saling berdiskusi dalam bingkai kekeluargaan, tanpa emosi dan berjiwa besar
Kiranya, usaha
mulia itu bisa direstui oleh para leluhur kita dan semoga apa yang dilakukan
demi kebaikan dan kemajuan negeri Pisarana di masa depan. Semoga.
--- selesai---
Catatan Kaki:
1. Almanak
en Naamregister voor Nederlandsch - Indie voor het jaar 1886,
Batavia, 1886 hal 214
·
Almanak en
Naamregister voor Nederlandsch - Indie voor het jaar 1887, Batavia,
1887 hal 217
·
Almanak en
Naamregister voor Nederlandsch - Indie voor het jaar 1888, Batavia,
1888 hal 243
·
Almanak en
Naamregister voor Nederlandsch - Indie voor het jaar 1889, Batavia,
1889 hal 251
·
Almanak en
Naamregister voor Nederlandsch - Indie voor het jaar 1890, Batavia,
1890 hal 253
·
Almanak en
Naamregister voor Nederlandsch - Indie voor het jaar 1891, Batavia,
1891 hal 234
·
Almanak en
Naamregister voor Nederlandsch - Indie voor het jaar 1892, Batavia,
1892 hal 233
·
Almanak en
Naamregister voor Nederlandsch - Indie voor het jaar 1893, Batavia,
1893 hal 233
2. Almanak
en Naamregister voor Nederlandsch - Indie voor het jaar 1885,
Batavia, 1885 hal 205
3. Almanak
en Naamregister voor Nederlandsch - Indie voor het jaar 1883,
Batavia, 1883 hal 198
·
Almanak en
Naamregister voor Nederlandsch - Indie voor het jaar 1882, Batavia,
1882 hal 257
·
Almanak en
Naamregister voor Nederlandsch - Indie voor het jaar 1884, Batavia,
1884 hal 205
·
Almanak en
Naamregister voor Nederlandsch - Indie voor het jaar 1885, Batavia,
1885 hal 205
4. Almanak
en Naamregister voor Nederlandsch - Indie voor het jaar 1896,
Batavia, 1896 hal 238
·
Almanak en
Naamregister voor Nederlandsch - Indie voor het jaar 1894, Batavia,
1894 hal 236
·
Almanak en
Naamregister voor Nederlandsch - Indie voor het jaar 1895, Batavia,
1895 hal 239
·
Almanak en
Naamregister voor Nederlandsch - Indie voor het jaar 1897, Batavia,
1897 hal 241
·
Almanak en
Naamregister voor Nederlandsch - Indie voor het jaar 1898, Batavia,
1898 hal 241
5. Besluit
gouverneur-generaal (Sloet van de Beele) 3 december 1861 no. 4, Batavia.
Afschrift. NA, Koloniën 2.10.02, 7320.
§ Fraasen, Chr,
Bronnen Betrefende Midden Molukken 1796 – 1902, Naam Register Siegers, Jacob
§ Staat van toegekende
beloningen aan niet-Europese deelnemers aan de in de maanden september –
december 1860 ondernomen expeditie op Seram, behorend bij het
gouvernementsbesluit van 3 december 1861 no. 4.Afschrift. NA, Koloniën 2.10.02,
7320
§ Genealogie Jacob Eduard
(kotji) Siegers oleh Maarten Diederik Etmans (kiriman dari seorang keturunan
Jacob Eduard Siegers kepada penulis)
6. Genealogie
Jacob Eduard (kotji) Siegers oleh Maarten Diederik Etmans (kiriman dari seorang
keturunan Jacob Eduard Siegers kepada penulis)
§ Fraasen, Chr,
Bronnen Betrefende Midden Molukken 1796 – 1902, Naam Register Siegers, Jacob
7. Kort
verslag van de resident van Ambon (Riedel) over de stand van zaken in de
residentie over de maand april 1881, Ambon, 2 mei 1881.Afschrift. NA, Koloniën
2.10.02, mr. 492/1881.
§ Legercommandant
(luitenant-generaal Haga) aan gouverneur-generaal (Van Rees), Batavia, 21 juli
1888.No. 5. Afschrift. NA, Koloniën 2.10.02, mr. 579/1888.
§ Genealogie Jacob
Eduard (kotji) Siegers oleh Maarten Diederik Etmans (kiriman dari seorang
keturunan Jacob Eduard Siegers kepada penulis)
§ Fraasen, Chr,
Bronnen Betrefende Midden Molukken 1796 – 1902, Naam Register Siegers, Jacob
8. Kort
verslag van de resident van Ambon (Riedel) over de stand van zaken in de
residentie over de maand november 1882, Ambon, 30 november 1882. Afschrift. NA,
Koloniën 2.10.02, mr. 48/1883
9. Catatan
Kaki no 3
10. Idem
11. Idem
12. Idem
13. Almanak
en Naamregister voor Nederlandsch - Indie voor het jaar 1880,
Batavia, 1880 hal 255
14. Almanak
en Naamregister voor Nederlandsch - Indie voor het jaar 1881,
Batavia, 1881 hal 266
15. http://genealogs.nl/getperson.php?personID=P1815&tree=7
§ Etmans, M.D. De
Bevolking van Saparoea, hal 122, 177, 218
16. Idem
17. http://genealogs.nl/getperson.php?personID=P1815&tree=7
§ Etmans, M.D. De
Bevolking van Saparoea, hal 122, 177, 218, 272, 230, 232, 323, 204
18. http://genealogs.nl/getperson.php?personID=P1815&tree=7
§ Etmans, M.D. De Bevolking van Saparoea, hal 122, 177
Tidak ada komentar:
Posting Komentar