Oleh : Ferdy Lalala
Pengoreksi Naskah : Adryn.
Anakotta
A.
Pendahuluan
Licer/Uliaser/Uliasa/Lijaser atau yang
akhirnya kita kenal sekarang sebagai Lease, adalah nama bagi gugusan 3
pulau mini, Saparua, Haruku dan Nusalaut yang terletak di selatan pulau Seram.
Nama Uliaser atau Lease sudah dikenal sejak zaman sebelum kolonial, meski
dimasa kolonial lah, yaitu masa Portugis1, Belanda2,
Inggris3 hingga ke zaman Jepang, nama itu secara eksplisit
disebut dalam arsip berupa Laporan resmi, Laporan perjalanan dan
sebagainya . Arsip-arsip mereka selalu berisikan nama ini, jika
mendeskripsikan gugusan yang mereka maksud. Namun sering juga, mereka menyebut
nama satu persatu Pulau dalam gugusan itu.
Jika dilihat secara sekilas, pulau
Saparua terletak di tengah-tengah ke-3 pulau ini. Pulau Haruku terletak
disebelah kiri, pulau Saparua ditengah, dan pulau Nusalaut terletak disebelah
kanan agak kebawah. Mungkin karena letak “geografis” itulah, maka tak salah
juga, jika pulau saparua bisa dibilang sebagai jantung dari uliaser.
Saat Portugis mulai menginjak kakinya
di kepuluan Maluku pada tahun 15124, dan mulai “menata” sistim
penjajahan mereka, gugusan pulau-pulau lain dieksplorasi. Tujuan eksplorasi
itu, tentunya untuk berhubungan dengan penduduk pribumi dalam rangka pembelian
dan perdagangan barang-barang yang dibutuhkan oleh mereka.
Salah satu yang
dieksplorasi adalah gugusan Lease ini. Selain eksplorasi yang berkaitan dengan
hal dagang, juga berhubungan dengan hal penyiaran agama atau misi penyebaran
agama Kristen, dalam hal ini agama Katholik. Banyak pastor yang dikirim ke
kawasan ini untuk tujuan itu5. Begitu juga yang dilakukan oleh
Belanda, saat mereka berhasil mengusir Portugis dari Maluku. Semua itu ditandai
dengan takluknya benteng, yang dikemudian hari dikenal sebagai Benteng Victoria
pada 23 Februari 16056 oleh Steven van der Haghen.
Sejak saat itu, Belanda juga melakukan
hal yang sama. Mereka mengeksplorasi daerah Lease. Di bagian-bagian daerah
itulah, mereka berhubungan dengan penduduk pribumi dan mendirikan pos-pos
dagang.
Awalnya pos-pos dagang itu sangat
sederhana, dibangun dengan material yang tersedia. Misalnya fort
Hollandia di Siri Sori. Sebenarnya Hollandia bukan di kategorikan sebagai
benteng, tapi hanyalah Redout/redoubt7. Redoubt atau redout adalah
“benteng kecil”. Aslinya bangunan ini bermula dengan sebuah “gubuk”
kayu yang berfungsi sebagai gudang untuk menyimpan barang dagangan
sebelum tahun 1626. Ditahun 1626, mulai dibangun “benteng kecil” yang dilengkapi pagar
kayu yang runcing. Tahun 1644, benteng kecil ini mengalami kerusakan parah.
Sehabis perang Ambon jilid V (1652)8, dimasa Pemerintahan Pejabat
Gubernur VOC Ambon, Simon Jacobszoon Cos (1654-16569), benteng
kecil ini mulai dipugar kembali dan diperbaiki dengan kayu10,
dan diberikan nama Hollandia. Pada masa Pemerintahan Pejabat Gubernur VOC
Ambon, Anthonio Hurdt (1667-166911), ditahun 1669,
dindingnya dibuat tinggi dan digali parit2 di sekelingnya12.
Begitu juga
yang terjadi di Ullath, seperti yang ditunjukan dalam hasil lukisan berdasarkan
“blusukan” Gubernur Amboina, Artus Gysels (1631-163413) ditahun 163314 ke
Honimoa (Saparua). Lukisan itu diberi judul Oulath15. Begitu juga
dengan di Booi, Pia. Mungkin yang sedikit lebih “mewah” adalah yang dibangun di
Hatawano dan di Porto. Di Hatawano, dibangun benteng yang dinamakan Velsen pada
tahun 1655 dan dibangun dengan landasan batu16. Di Porto juga
seperti itu, dan diberi nama Delft, dibangun pada tahun 165617.
Semua bangunan ini berfungsi sebagai gudang atau pos dagang sederhana.
Setiap pos dagang ini, dikepalai oleh
seorang pejabat yang sering disebut posthouder, dengan hanya beberapa
tentara (soldat). Misalnya di Redout Beverwijk di
Nusalaut dan di Redout Hollandia, hanya dijaga oleh 6 tentara18.
Bersamaan dengan meningkatnya aktivitas
ditahun-tahun berikutnya, status2 pos dagang itu meningkat.
Di tahun 167119,
terjadi gempa yang mengakibatkan rusaknya Hollandia dan Velsen yang
sangat parah, dan kembali dibangun20. Melewati “proses panjang”
sehingga diputuskan untuk dibangun
sebuah bangunan baru. Di tahun
169121, dibangunlah sebuah benteng yang diberi nama
di negeri Saparua. Bangunan ini adalah
sebuah fort atau kastil yang berarti benteng dalam pengertian sebenarnya.
Fungsinya juga meningkat menjadi “camptoiren” atau kantor dagang.
Dengan dibangunnya
Duurstede, maka seluruh aktivitas VOC di pulau Saparua dipusatkan di
benteng Duurstede. Pos-pos dagang itu tetap ada dan
berfungsi. Awalnya semuanya dipusatkan di Hollandia. Di tahun
1692, semua aktivitas di Hollandia “ditarik” ke Benteng
Duurstede, Secara otomatis, maka status jabatan pemimpin pun ikut
berubah, misalnya saja di Benteng Beverwijk, awalnya jabatan itu
dinamai posthouder yang dijabat oleh sergeant (sersan), ditahun
1673, jabatan itu berubah menjadi opperhoofd atau supervisor22. Itu
juga yang terjadi di benteng Duurstede.
Tentunya, sejak saat
itulah, banyak pejabat yang ditugaskan untuk menduduki jabatan itu. Tahun-tahun
yang sangat panjang, memunculkan begitu banyak pejabat dan “anak buah” dengan
berbagai karakter yang turut mewarnai kehidupan sosial dimasa itu. Turun
naiknya status Saparua (Honimoa), dari camptoir menjadi karesidenan,
menjadi afdeling dan akhirnya onderafdeling mengakibatkan turun naiknya juga
status jabatan yang diemban. Dari Posthouder, Hoofd, Opperhofd,Residen, Asisten
Residen hingga Controleur (kontrolir).
Artikel
ini menampilkan hal demikian, menampilkan para penguasa yang dalam sejarah
kolonial pernah memiliki kekuasan seperti itu. Penyajian ini hanya
dibatasi sesuai judul artikel, yaitu di wilayah Lease, yang otomatis hanya
menampilkan para penguasa pada 2 Karesidenan yaitu karesidenan Saparua dan
Karesidenan Haruku. Sayangnya, daftar penguasa yang ditampilkan tidaklah
sempurna. Para penguasa yang ditampilkan hanyalah dari tahun 1600an hingga 1942
yang berarti hanya penguasa dari Belanda dan Inggris. Para penguasa dari
Portugis di abad 16 atau tahun 1500an, serta dari Jepang di tahun 1943 tidak
dihadirkan. Ini semua karena terbatasnya pengetahuan yang dimiliki penulis.
Selain itu, para penguasa di jantung Uliaser itu juga tidaklah “lengkap”. Ada
beberapa tahun yang “berlubang” terkhusus pada awal-awal periode di masa
kekuasaan VOC. Hal ini disebabkan karena referensi yang dimiliki dan
dibaca oleh penulis, jarang “membahas” tentang orang-orang ini. Sampai saat
artikel ini dibuat, inilah yang dimiliki oleh penulis, sehingga jika suatu saat
nanti, penulis memiliki sumber-sumber baru, maka isi artikel ini akan
ditambahkan atau mungkin juga direvisi sesuai data terbaru.
B. Administrasi kewilayahan
Sejak VOC
mulai mapan, Saparua berstatus “karesidenan”, begitu juga dengan
Haruku yang juga “karesidenan”, keduanya “mandiri” dengan wilayah
masing-masing. Kedua wilayah karesidenan ini merupakan 2 dari 5
karesidenan yang berada dalam lingkup Gubernemen Ambon dimasa-masa awal
VOC. 3 karesidenan yang lain adalah, karesidenan Larike, karesidenan Hila
dan karesidenan Buru. Fungsi dari tiap karesidenan adalah Camptoir atau kantor
dagang. Karesidenan Saparua meliputi wilayah pulau Saparua,
pulau Nusalaut, pantai selatan pulau Seram sampai ke Werinama dan Latu23. Berdasarkan
hal itulah, maka wilayah2 di pulau Seram yang termasuk karesidenan Saparua
ini, disebut Seram Saparua. Misalnya, Latu, Hualoy, Amahai, Makariki, Souhuku,
Tamilou dan lain-lain terkadang disebut sebagai Seram Saparua24.
Karesidenan Haruku meliputi wilayah pulau Haruku, Tulehu, Waai, Tengah2, Suli,
Pas Baguala (Paso dan sekitarnya), sebagian pantai selatan Seram hingga Kaibobu
dan Rumahkai25. Begitu juga daerah Seram yang masuk
wilayah karesidenan Haruku, disebut sebagai Seram Haruku26. Status kedua
karesidenan ini “bertahan” sampai tahun 1825. Sehingga dari arsip-arsip
Belanda, hingga tahun ini, ada laporan, berita, atau korespondensi
dari figur-figur yang menjabat sebagai Residen Saparua
atau dari Residen Haruku kepada atasan mereka yaitu Gubernur Amboina.
Di tahun
1825, melalui besluit (Surat Keputusan) Gubernur Jenderal Baron van
der Cappelen no 19 tertanggal 8 Februari 1825, terjadi “restrukturisasi” organisasi
wilayah pemerintahan, sehingga terjadi perubahan-perubahan wilayah. Berdasarkan
pada besluit itulah, maka pada Gubernemen Maluku dilaksanakan
perubahan dimaksud.
Karesidenan Saparua dan
Haruku di satukan atau “dimerger” kedalam sebuah wilayah “baru” yang
disebut asisten karesidenan atau Karesidenan pembantu/cabang karesidenan atau
biasa disebut sebagai Afdeling.
Penguasa diwilayah ini
disebut Asisten Residen. Begitu juga yang dialami oleh karesidenan Hila dan
Larike, keduanya disatukan. Buru dan Ambon hanya di “turunkan” statusnya
menjadi asisten karesidenan sendiri-sendiri.
Dengan perubahan ini, maka
asisten karesidenan Saparua dan Haruku memiliki wilayah kerja yang semakin
luas, karena meliputi wilayah dari 2 wilayah karesidenan sebelum
disatukan itu. Sehingga pada arsip2 Belanda sejak tahun ini, jika ada laporan
atau korespodensi dari wilayah ini, maka berasal dari asisten residen Saparua
dan Haruku atau biasa disebut Asisten Residen Saparua. Asisten karesidenan
(afdeling Saparua Haruku) ini dibawah wilayah
kekuasaan Karesidenan Ambon.
Hingga
tahun 1866, karesidenan Ambon terdiri dari Afdeling Ambon,
Saparua + Haruku, Banda, Seram Selatan dan Barat, Hila,
Wahai dan Buru. Di tahun 1867, terjadi lagi reorganisasi
pemerintahan. Saparua - Haruku tetap berstatus afdeling namun jabatan
penguasa wilayahnya berubah dari Asisten Residen menjadi Kontrolir
dengan spesifikasi kelas 1. Afdeling Banda dan Seram Selatan Barat
dijabat oleh pejabat yang berstatus Asisten Residen, Afdeling Ambon dan Buru
dipegang oleh kontrolir kelas 3, Afdeling Hila oleh Kontrolir kelas 2,sedangkan
Wahai oleh Gezagheber sipil. Selain itu, afdeling Seram Selatan dan Barat dan
Wahai digabungkan serta membawahi 3 onderafdeling yaitu : onderafdeling Amahai,
Kairatu dan Wahai. Dimana Amahai dipegang oleh asisten residen, kairatu oleh
kontrolir, dan wahai naik “jabatan” yaitu dipegang oleh kontrolir.
Ditahun
1881, berdasarkan pada keputusan Direktur Dalam Negeri, Mr.
Gerhardus Theodorus Hendrik Henny (1876-1882) dan Gubernur Jenderal
Hindia Fredrik Jacob (1881-1884) tertanggal 3 Juni 1881, terjadi perubahan
lagi, dimana status Saparua diturunkan menjadi onderafdeling dan dimasukan
dibawah wilayah afdeling ambon. Meski statusnya diturunkan tetapi jabatannya
tetap kontrolir.
Jadi bisa dijelaskan
seperti ini, karesidenan Ambon membawahi 3 afdeling yaitu :
1. Afdeling Amboina
2. Afdeling Buru
3. Afdeling kepulauan barat daya dan tenggara (Maluku Tenggara
– sekarang)
Afdeling Amboina membawahi
7 onderafdeling yaitu : Amboina, Saparua, Wahai, Kairatu, Kajeli, Amahai, dan
Masarate.
Onderafdeling Saparua
meliputi pulau Saparua, Nusalaut dan Haruku, yang bermarkas di Saparua.
Dengan penjelasan seperti
ini, maka diharapkan kita tidak bingung, melihat perubahan jabatan dalam daftar
para penguasa itu
C. Para
Penguasa
Seperti
dijelaskan pada bagian pendahuluan, sebelum didirikannya benteng Duurstede di
tahun 1691, pusat aktivitas ditempatkan di “fort” Hollandia, di Sirisori. Di
negeri2 lain dibangun juga pos-pos dagang yang sederhana.
Belanda (VOC) mulai
menata sistim hubungan mereka dengan orang-orang pribumi Lease,tidak lama
setelah direbutnya benteng Victoria ditahun 1605. Kontak pertama dengan
para penguasa Lease dimulai pada tanggal 15 Februari 160527 yang
berasal dari pulau Haruku. Dalam arsip Belanda, pulau Haruku disebut Oma atau
Omo. Kontak ini kemudian dilanjutkan lagi pada tanggal 13 Maret 160928 yang
ditandai dengan kontrak pertama antara para penguasa dengan VOC. Para penguasa
yang hadir atau yang menandatangani kontrak itu adalah dari Hatoeaha (Hatuhaha
– Pelau), Caibauw (Kaibauw), Caijlolo (Kailolo) dan Hoelialoe (Hulaliu)29
Sedangkan kontak pertama
dengan para penguasa Pulau Saparua yang langsung ditandai dengan suatu hubungan
kontrak dimulai pada tanggal 16 Mei 161730. Dari Saparua, “wakili”
oleh penguasa dari Iha-Mau (Iha Islam dan Mau atau Mahu yang beragama Kristen)
serta Soresorij (Siri Sori)31. Pada kontak ditanggal ini hadir juga
penguasa dari Seram yaitu dari dari Pantai Selatan Seram, antara lain Cameryen
(Kamarian), Chijcolaly (Tihulale), Loemekay (Rumakay), Latoo (Latu), Hooloy
(Hualoi), Macrica (Makariki), Amahee (Amahai) dan Saoucou (Souhuku)32
Kontrak pertama ini
kemudian dilanjutkan atau diperbaharui lagi pada tanggal 7 Juni 162133.
Kali ini semua penguasa (orang kaia,patih,radja) pulau Saparua34 hadir
dan menandatangani kontrak ini.
Jadi, “mungkin” berdasarkan
pada kontrak2 inilah, VOC mulai membangun pos-pos dagang di Pulau Saparua.
Berdasarkan
sumber dari Rumphius, Redout Hollandia dibangun dalam tahun 1626,
tapi kapan tepatnya, tidaklah diketahui. Saat Artus Gysels melakukan
kunjungan kerja di Honimoa (Saparua) antara tahun 1632-1633, telah dibangun pos
dagang di Ullath. Begitu juga saat ia berkunjung ke Ihamahoe (Iha dan
Maoe).
Meski begitu, pusat
kekuasaan mereka di Pulau Saparua, berada di Sirisori, sehingga para
penguasa di Uliaser ini, dimulai dari pejabat yang berkuasa di tempat itu,
hingga pusatnya di pindahkan ke Saparua. Hal ini disebabkan karena
pada tahun 1671, Redoubt Holandia mulai rusak dan runtuh pada tahun 1674 akibat
tsunami.
Sejak tahun
1692 tepatnya tanggal 25 Juli 169235, semuanya dialihkan ke
Saparua, di benteng Duurstede yang mulai dibangun pada tahun 1691, dan
pemimpin disitu terkadang disebut hoofd, atau opperhoofd yang biasanya
dijabat oleh seorang, onderkoopman, opperkoopman atau koopman.
Untuk
lebih terstruktur, maka daftar ini disusun menurut status jabatan itu,
berdasarkan kronologis yang berkaitan dengan, naik-turunnya posisi
Saparua dan Haruku dalam pengorganisasian sistim pemerintahan di
tanah jajahan. Awalnya, dari posthouder, kemudian berubah menjadi
Hoofd (Opperhoofd), kemudian Residen, Asisten Residen hingga Controleur. Status
jabatan Hoofd/opperhoofd “berubah” menjadi Residen, sejak VOC
tidak lagi berkuasa di tahun 1799. Pada masa Hindia Belanda setelah
penyerahan kembali dari tangan Inggris untuk kedua kalinya pada Maret 1817,
sejak itulah pejabat-pejabat di wilayah “karesidenan” secara resmi disebut
Resident. Hal ini mungkin akibat pengaruh sistim “administrasi” kekuasaan
Inggris dalam masa pemerintahan interegnum (1796 – 1804 dan 1810 –
1817). Berdasarkan pada gambaran singkat itulah, maka daftar ini disusun
menurut hal itu. Disusun berdasarkan “gelar” para penguasanya, bukan pada
“status” kewilayahannya.
Isi
artikel ini hanya berisikan nama-nama para penguasa dan biografi singkat hidup
dan karir mereka sebelum bertugas di Saparua maupun setelah dimutasikan ke
tempat lain. Selain itu, juga berisikan kehidupan “pribadi” mereka, hubungan
keluarga mereka dengan keluarga-keluarga lain yang berpengaruh dimasa itu. Ada
juga, beberapa penguasa, yang tak dijelaskan panjang lebar tentang “kehidupan”
mereka, karena terbatasnya sumber.
A.
1. Masa Kekuasaan VOC 1602
– 1799
§ Bag I ( 1619 – 1701)
I.
POSTHOUDER
1)
Gerret Westerman van
Dantzik (1619- 162836)
Dalam Corpus Diplomaticum
Neerlando-Indicum Volume I, yang disusun oleh Mr. J.E. Heeres, dimana
berisikan koleksi kontrak2 VOC dengan para raja/penguasa pribumi, disebutkan
bahwa pada tanggal 16 Mei 1617, telah ditandatangani suatu kontrak
antara pihak VOC dengan para penguasa/raja dari Uliaser, seram, dan Ambon di
Benteng Victoria. Pada kontrak itu, yang menandatangani dari pihak VOC adalah,
J.P.Coen, Fredrik Houtman, Herman van Speult, Willem van Witsen, P. Pietersz
Wagensveld, Cornelis van den Berg, Cornelis de Meyer, Daniel du Buquay, Laurens
de Maarschalk, Jan Cornelisz, J. van Breul, Maarten Jan Visscher,
Charles Houw, Jan Graswinkel, Hendrik Lievensz, Christoffel van de Gracht,
Josephuz Mostaard, Georgius Musschamp, Henri Woolman, Simon Colin, Mathieu de
Klerk, Hans Jansz dan Gerrit Gerritsz Bak, sedangkan dari pihak pribumi
ditandatangani oleh para raja/orangkaia/patih /para penguasa dari kawasan itu.
Pihak VOC kemudian menunjuk Gerret Westerman secara
“resmi” untuk mengepalai daerah “Uliaser”, termasuk Nusalaut, Haruku
hingga ke bagian pantai selatan Pulau Seram (Makariki,Amahai, Soahuku dan
lain-lain).
Pada tahun 161737 ia
diketahui berpangkat Sersan, tahun 1619 – 162638, ia berpangkat
Letnan. Di tahun 162839 ia diketahui
telah berpangkat Kapten dan bertugas di ibukota Gubernemen Amboina
sebagai Kapten Kastil (Benteng) Victoria.
Ia menggantikan Kapten Kastil sebelumnya, Hans
Juriaanszoon40, yang sebelumnya
menggantikan Dominicus van Casiopyn karena pada Agustus
162741 menuju Batavia. Gerret Westerman van Dantzik
meninggal pada 14 Mei 164142
2)
xxxxxx (1628?? –
1632?)
Periode 4 tahun ini
“kosong”, beberapa sumber tidak menyebut nama penguasa yang memimpin
daerah Uliaser
II.
HOOFD (Opperhoofden) van HONIMOA
1)
Jan van de Voorde (1632 –
163743)
Tak banyak diketahui
tentang orang ini, namanya “hanya” muncul dalam sumber Valentyn.
2)
Pieter Nuyts (1637
-164344)
Ia diketahui pertama kali
datang ke “Nusantara” dalam tahun 1615 sebagai seorang adelborst (semacam ABK)
bersama armada yang dipimpin Woutersz45.
Ia meninggal di tahun 1643
di Honimoa46. Nama istrinya tidak diketahui, namun berdasarkan
sumber dari DS Hendrik Pontcasen47, istrinya hanya disebut Janda
dari Pieter Nuyts (weduwe van Pieter Nuyts).
3)
xxxxxxx (1643 – 1648)
(rentang waktu 5 tahun,
sejak 1643 – 1648 opperhoofd Honimoa/Saparua “kosong” karena berdasarkan sekian
data yang dipunyai oleh penulis, pada tahun-tahun ini, tak ada satupun nama
orang yang dikaitkan dengan posisi opperhoofd Honimoa/Saparua. Misalnya seperti
yang “disampaikan” di dalam Oud en Nieuw Oost Indien oleh Francois Valentijn,
ia menyusun daftar yang “lumayan” lengkap, namun dimulai sejak tahun 1632
hingga 1643, tahun berikutnya, posisi ini kosong kemudian meloncat ketahun 1648
dan seterusnya. Pada perspektif ini, daftar yang disusun oleh Valentijn bisa
dipercaya. Pertimbangannya adalah Valentijn mulai bertugas sekitar tahun 1662
sehingga rentang waktunya tidaklah terlalu jauh, dan tentunya Valentijn
mendapatkan banyak sumber yang tersedia dimasa-masa itu. Namun pertimbangan ini
pun, agak “janggal” karena rentang waktu ini “lumayan lama” bagi organisasi VOC
dimana pemimpin sebuah kawasan kosong tanpa ada satupun yang ditunjuk. Ini agak
kontradiktif dengan kebiasaan VOC, biasanya VOC akan menunjuk
pejabat dari pihak gubernemen atau ada pejabat yang merangkap
jabatan atau pemimpin definitif sesegera mungkin, apalagi kawasan Honimoa
merupakan daerah strategis dimasa itu. Jadi agak “tidak mungkin” daerah Honimoa
tidak ada pejabat atau pemimpin sepanjang waktu itu. Jika begitu, maka
“haruslah” ada nama pejabat atau orang yang namanya tercantum dalam data atau
arsip VOC meski “sekecil” atau “minimal” sekalipun, namun seperti yang
disampaikan oleh Valentijn, nama-nama tak ada satupun.
Mempertimbangkan kedua hal
itu, maka penulis lebih memilih solusi yang bisa diterima, yaitu “membiarkan”
tahun-tahun itu tetap “misteri” siapa tahu, pada saatnya nanti waktulah yang
akan melengkapi dirinya sendiri)
--------------- bersambung --------------
Catatan Kaki :
1.
Scholastic Luis Frois SJ by
order of FR. Baltasar Dias SJ to The Jesuit in Portugal (dimuat
pada Documenta Malucensia, Vol 1 (1542-1577 ), Hubert Jacobs, SJ,
Institutum Historicum Societatis Iesu, Roma, 1974, hal 182 – 206. Surat ini
ditulis di Malaka dan bertanggal 19 November 1556, secara eksplisit kata Liasse
ada pada hal 203)
§ FR Pero Mascarenhas SJ by order of FR Rector
Luis de Gois to The Jesuits of The College in Goa (dimuat pada Documenta
Malucensia, Vol 1 (1542-1577 ), Hubert Jacobs, SJ, Institutum Historicum
Societatis Iesu, Roma, 1974, hal 593 - 611. Surat ini di tulis di Ambon dan
bertanggal 15 Juni 1570, secara eksplisit kata Lliasser/Licar/Liasor ada pada
hal 610)
(Dalam surat ini,
Mascarenhas telah eksplisit menyebut beberapa nama negeri yang berada di pulau
Saparua yaitu Iha/Ihamahu (Hiamao – hal 603), Tuhaha (Tua/Tuha/Tuhaa – hal
600), Ullath (Ulate – hal 600), Sirisori (Fore-sore – hal 600)
§ Informations of FR Afonso Pacheco for FR
Everard Mercurian, Generaal Rome (dimuat pada Documenta Malucensia,
Vol 2 (1577-1606 ), Hubert Jacobs, SJ, Institutum Historicum
Societatis Iesu, Roma, 1980, hal 9 – 10. Surat ini ditulis bertarikh November
1577, secara eksplisit kata Oliazer ada pada hal 9, juga disebut nama Nuzelao
(Nusalaut)
§ Fransisco Chaves commisions by FR Duarte
Leitao, Rector to FR Everard Mercurian, Generaal Rome (dimuat
pada Documenta Malucensia, Vol 2 (1577-1606 ), Hubert
Jacobs, SJ, Institutum Historicum Societatis Iesu, Roma, 1980, hal 58 –
62). Surat ini bertanggal 20 November 1579, secara eksplisit
Fransisco de Chaves menyebut ilhas do Liaser (hal 61)
§ FR Bernardino Ferarri, superior to FR
Everard Mercurian, General Rome (dimuat pada Documenta Malucensia,
Vol 2 (1577-1606 ), Hubert Jacobs, SJ, Institutum Historicum
Societatis Iesu, Roma, 1980, hal 97 – 106. Surat ini ditulis di Ambon,
bertanggal 12 Mei 1581, Ferarri dengan eksplisit menyebut Isole/Isola de Iliacer
(hal 103,105)
§ FR Antonio Marta, visitor of Maluku to FR
Claudio Acquaviva (dimuat pada Documenta Malucensia,
Vol 2 (1577-1606 ), Hubert Jacobs, SJ, Institutum Historicum
Societatis Iesu, Roma, 1980, hal 191 – 198. Surat ini ditulis di Ambon, bertanggal
30 Mei 1587, Marta “mendeskripsikan” wilayah Maluku lain yang
terdiri dari Amboino (Ambon), Veranula (Hoamual-Seram bag Barat), Saparua
(Liacer – hal 192), Haruku (Homo), Nusalaut (Ruscelao)
2.
Beschrijvinge van’t eylant,
stadt ende casteel van Ambona, midgaders die eylanden onder den archipela van
Ambona sorterende door Steven van der Hagen, 1608 (di muat
pada Memorie van Overgave Gouverneur Ambon ,Gerrit J. Knaap, 1987)
§ Memorie van Overgave Gouverneur Ambon,
Jasper Janz, 25 Juni 1614 : ARA VOC 1064 folio 208r – 210v,
atau VOC 1066 folio 386r – 388v (di muat
pada Memorie van Overgave Gouverneur Ambon , Gerrit J. Knaap, 1987)
§ Sommier verbael rackende de jegenwoordige
constitutie door Philip Lucaszoon, 23 Mei 1631 : ARA VOC 1102 folio 292r –
313r (dimuat pada Memorie van Overgave Gouverneur Ambon ,
Gerrit J. Knaap, 1987)
§ Bouwstoffen voor de geschiedenis de
Nederlanders in den Malaischen Archipel Vol 1, P.A. Tiele, s’Gravenhage 1886
3.
W.C. Lennon
Capten, Brief account of the present state of Amboina (dimuat pada
Bronnen Betreffende Midden Molukken 1796-1902 oleh Chr. Fr. Fraasen. Sumber ini
berada pada arsip Afschrift. IOR, Bengal Secret Consultations 8 July 1796
no. 18, P/BEN/SEC/36. Sumber ini diletakan oleh Fraasen pada periode
tanggal 20 Maret 1796. Lennon secara eksplisit menyebut islands Saparoua,
Nussalaut dan Haroekoe)
§ Opgave
van op de Nederlanders in de Molukken buitgemaakte schepen, Ambon, maart
1796. Afschrift. IOR, Madras Secret Consultations 23 August 1796, P/SEC/MAD/2
f. 569-570 (dimuat pada Bronnen Betreffende Midden Molukken 1796-1902 oleh
Chr. Fr. Fraasen. Sumber ini diletakan oleh Fraasen pada periode tanggal 25
Maret 1796. Pada sumber ini secara eksplisit menyebut Saproa)
§ Schout-bij-nacht Rainier, commandant van de
expeditie ter inbezitneming van Ambon en Banda, aan gouverneur in Rade te
Madras (Hobart), aan boord van de Orpheus voor het fort Nieuw-Victoria, Ambon,
11 April 1796. Afschrift. IOR, Madras Secret Consultations 21 June
1796, P/SEC/MAD/1 f. 64-68; Bengal Secret Consultations 8 July 1796
no. 3,P/BEN/SEC/36. (dimuat pada Bronnen Betreffende Midden Molukken
1796-1902 oleh Chr. Fr. Fraasen. Sumber ini diletakan oleh Fraasen pada periode
tanggal 11 April 1796. Pada sumber ini secara eksplisit menyebut Saparowa,
Nassalaut, Haroeko)
§ Resident van Ambon (Jones) aan gouverneur in
Rade te Madras (Hobart), Ambon, 16 mei 1797.Afschrift. IOR, Madras Public
Consultations 11 August 1797, P/241/73 f. 2488-2503. . (dimuat pada
Bronnen Betreffende Midden Molukken 1796-1902 oleh Chr. Fr. Fraasen. Sumber ini
diletakan oleh Fraasen pada periode tanggal 16 Mei 1797. Pada sumber ini,
Residen Ambon asal Inggris, Jones secara eksplisit menyebut Saparooa, Noessa
laut, Harooka)
4.
Lobato, Manuel, A Man in
the Shadow of Magellan : Fransisco Serao, the first European in the Maluku
Island (1511-1521), Revista de Cultura / Review of Culture,
International Edition, série 111, 39, 2011, pp. 103-20
§ Lobato, Manuel, The Introduction
of Islam in the Maluku Islands (Eastern Indonesia) : Early
Iberian Evidence and Oral Traditions, Estudos Orientas Universidade Catolica
Editora, pp 65-74
§ Tiele, Pieter Anthon, De Europeers in den
Malaischen Archipel, eerste gedelte (1509 – 1529) ( dimuat pada Bijdragen tot
de Taal, Land en Volkenkunde van Nederlandsch-Indie, 1877, hal 321-420)
§ De Argensola, Bartholemew Leonardo. The
discovery and conquest of the Moluco and Philipine Islands, (edisi Inggrisnya
diterjemahkan dan diterbitkan ulang London Printed, 1708)
5.
Aritonang ,Jan
Sihar and Steenbrink,Karel, A history Christianity in
Indonesia, Leiden Brill 2008
§ Hubert, Jacobs, Documenta Malucensia vol 1
(1542-1577), 1974, vol 2 (1577-1606),1980 Institutum Historicum Societatis
Iesu, Roma
§ Wessel, C. S.J, De Geschiedenis der RK
Missie in Amboina (1546 – 1605), N.V Dekker & Van De Vegt en J.W. Van
Leeuwen, Nijmegen – Utrecht, 1926
§ Visser, B.J.J, Msc. Onder
Portugeesch-Spaansche vlag : De Katholieke missie van Indonesie 1511 – 1605,
N.V. De R.K Boek Centrale, Amsterdam, 1934
6.
J. Keuning, ‘Ambonese,
Portuguese and Dutchmen: the history of Ambon to the end of
the seventeenth century,’
in Meilink-Roelofsz, Opstall, and Schutte (eds.), Dutch authors on
Asian history(Leiden:
KITLV, 1988), 368.
§ De scheepstogt onder bevel van den Admiraal
Steven van der Hagen. December, 1603. (dimuat oleh J.K.J. de
Jonge dalam De Opkomst van Het Nederlands Gezag In Oost-Indie (1595 – 1610),
vol 3, S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, Amsterdam, Fredrik Muller,
1865, Hal 36)
§ Uittreksels uit нет dagboek gehouden door
Hendrik Jansz. Craen, aan boord van неt schip gelderland, gezeild op
den 18 december 1603 шt texel, in ebne vloot van 12 schepen, onder bevel
van den Admiraal Steven van der Hagen en den vice admiraal Cornelis Bastiaensz. (dimuat
oleh J.K.J. de Jonge dalam De Opkomst van Het Nederlands Gezag In Oost-Indie
(1595 – 1610), vol 3, S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, Amsterdam, Fredrik
Muller, 1865, Hal 185-186)
7.
www.atlasofmutualheritage.nl>Fort Duurstede/
Honimoa/Hollandia
§ Artus Gijsels, Gouverneur van Ambon aan den
Gouv-Gen, Jacques Specx, 23 Mei 1632 (dimuat oleh P.A.
Tiele dalam Bouwstoffen voor geschiedenis der Nederlanders in den
Maleischen Archipel, Tweede deel, Martinus Nijhoff, 1890, hal 195)
§ Den Voortreffelijcken, Aensienlijcken
Ende Vermaerden Staat Van Amboyna ' Door Anthonio Van Den
Heuvel, 30 augustus 1633. ARA: VOC 1110 fol. 557 r-601 r. Dit
stuk behandelt niet alleen Ambon, maar ook de gouvernementen Banda en de
Molukken. Het gedeelte over Ambon is fol. 557r -573r (dimuat
oleh Gerrit. J. Knaap dalam Memorien van Overgave van Gouverneurs van Ambon in
den zeventiende en achtiende eeuw, S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1987, hal
94)
§ Remonstrantie aen d'ed. Heer Gouverneur
Generael 'door Artus Gijsels 21 oktober 1635.
ARA: VOC 1118 fol. 312r-378v. Het gedeelte over Ambon is te vinden op fol. 312r-352v. Ook aanwezig in de Badische Landesbibliothek te Karlsruhe, collectie Gijsels nr 477 fol. 5r-50r (dimuat oleh Gerrit. J. Knaap dalam Memorien van Overgave van Gouverneurs van Ambon in den zeventiende en achtiende eeuw, S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1987, Hal 123)
ARA: VOC 1118 fol. 312r-378v. Het gedeelte over Ambon is te vinden op fol. 312r-352v. Ook aanwezig in de Badische Landesbibliothek te Karlsruhe, collectie Gijsels nr 477 fol. 5r-50r (dimuat oleh Gerrit. J. Knaap dalam Memorien van Overgave van Gouverneurs van Ambon in den zeventiende en achtiende eeuw, S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1987, Hal 123)
8.
Bor, Levinus. Amboinse
Oorlogen door Arnold de Vlaming van Oudshoorn, Arnold Bon Boek-veerkoper,
Delft, 1663
9.
Valentyn, Francois. Oud en
Nieuw Oost Indie (twede deel) Beschyving van Amboina Vervattende.......,
Joannes van Braam, Dordrecht, 1724
§ Doren, van J.B.J. De Moluksche Laandvoogden
van het jaar 1605 tot 1818, J.D.Sybrandi, Amsterdam, 1808 (hal 84-85)
§ Ludeking, E.A.W. Lijst van Gouverneurs
van Ambon, Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 14
(1864), pp. 529-530
§ Niemeijer, Hendrik.E, End, Th van den,
Schutte, G.J. Bronnen Betreffende Kerk en School in de gouvernementen Ambon,
Ternate en Banda ten tijde van de VOC (1605-1791), Eerste deel (bijlagen
halaman 30) HUYGENS ING (KNAW), Den Haag, 2015
§ Knaap, Gerrit.J. Memorie van Overgave van
Gouverneur van Ambon in de zeventiende en achtiende eeuw, ‘S Gravanhage,
Martinus Nijhoff, 1987 (hal XVI-XVII)
10.
Rumphius, George Everhard,
Ambonse Historie, tweede gedelte, hal 74
§ Memorien van Overgave Gub
Amboina Jacob Hustaert 6 Juli 1662 : ARA: VOC 1240 folio 736—775, Arsip : Ambon
717 (dimuat oleh Gerrit. J. Knaap dalam Memorien van Overgave van
Gouverneurs van Ambon in den zeventiende en achtiende eeuw, S’Gravenhage,
Martinus Nijhoff, 1987, Hal 213)
11.
Valentyn, Francois. Oud en
Nieuw Oost Indie (twede deel) Beschyving van Amboina Vervattende.......,
Joannes van Braam, Dordrecht, 1724
§ Doren, van J.B.J. De Moluksche Laandvoogden
van het jaar 1605 tot 1818, J.D.Sybrandi, Amsterdam, 1808 (hal 95)
§ Ludeking, E.A.W. Lijst van Gouverneurs
van Ambon, Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 14
(1864), pp.532
§ Niemeijer, Hendrik.E, End, Th van den,
Schutte, G.J. Bronnen Betreffende Kerk en School in de gouvernementen Ambon,
Ternate en Banda ten tijde van de VOC (1605-1791), Eerste deel (bijlagen
halaman 30) HUYGENS ING (KNAW), Den Haag, 2015
§ Knaap, Gerrit.J. Memorie van Overgave van
Gouverneur van Ambon in de zeventiende en achtiende eeuw, ‘S Gravanhage,
Martinus Nijhoff, 1987 (hal XVI-XVII)
12.
MOG Gub Amboina Anthonio
Hurdt 24 April 1669 : ARA: VOC 1271 folio 422r—437r,
Arsip : Ambon 717 (dimuat oleh Gerrit. J. Knaap dalam Memorien van
Overgave van Gouverneurs van Ambon in den zeventiende en achtiende eeuw,
S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1987, Hal 227)
13.
Rumphuijs, Georgius
Everhardus, De Ambonsche Historie behelsende een kort verhaal Der
Gedenkwaardigste Geschiedenissen zo in Vreede als oorlog voorgevallen sedert
dat de Nederlandsche Oost Indische Comp: Het Besit in Amboina Gehadt Heeft.
"s-Gravenhage, Martinus Nijhoff (eerste deel), caput 12, hal 78
§ Valentyn, Francois. Oud en Nieuw Oost Indie
(twede deel) Beschyving van Amboina Vervattende......., Joannes van Braam,
Dordrecht, 1724
§ Doren, van J.B.J. De Moluksche Laandvoogden
van het jaar 1605 tot 1818, J.D.Sybrandi, Amsterdam, 1808 (hal 35-59)
§ Ludeking, E.A.W. Lijst van Gouverneurs
van Ambon, Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 14
(1864), pp. 526
§ Niemeijer, Hendrik.E, End, Th van den,
Schutte, G.J. Bronnen Betreffende Kerk en School in de gouvernementen Ambon,
Ternate en Banda ten tijde van de VOC (1605-1791), Eerste deel (bijlagen
halaman 30) HUYGENS ING (KNAW), Den Haag, 2015
(Pada catatan kaki hal 122,
Niemeijer menulis bahwa Gijsels ditunjuk menjadi gubernur melalui resolusi Raad
van Indie tanggal 17 Januari 1631 (1628-1631),
§ Heeres, J.E, Corpus Diplomaticum Neerlando
Indicum, 1596-1650 (eerste deel), CIV, Ambon 30 November 1631 (hal 252-254),
CVII, Ambon, 17 Juni 1633 (hal 258-261)
§ Coohas, W.Ph, Generale Missiven van
Gouverneurs-Generaal en Raden een Heeren XVII, Deel 1,hal 279 (Coolhas dalam
catatan kaki, menyebut Gijssels sejak 9 Februari 1631)
14. Gezicht op Ulat, expeditie A. Gijsels _ Atlas
of Mutual Heritage.htm
15. Idem
(kedua sumber ini menyebut
lukisan yang berjudul Oulath tidak diketahui pelukisnya atau anonimous dan
diperkirakan dilukis tahun 1690)
16. www.atlasofmutualheritage.nl>Fort Duurstede/
Honimoa/Velsen
17. www.atlasofmutualheritage.nl>Fort Duurstede/
Honimoa/Delft
§ Oudheidkundig Verslag 1921, door het
Bataviasch Genootschap van Kunsten en Wetenschapen, S’Gravenhage, Martinus
Nijhoff, 1922, Hal 118
18. Briev Gouverneur VOC Ambon, Herman van Speult
aan Gouv – Gen, Pieter de Carpentier tanggal 16 September 1624 (dimuat oleh
P.A. Tielle dalam Bouwstoffen voor de geschiedenis der Nederlanders in den
Malaischen Archipel, twede dell ,S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1890, Hal 32)
19. Waerachtig verhael van de Schriklijke
Aardbevinge Nuonlanghs eenigen tyd herwerts, ende voor naemntlijck op den 17
February de jaers 1674.voorgevallen in/en ontrent de eylanden van Amboina,
sebuah buku yang ditulis berdasarkan laporan yang dibuat. G.E. Rumphuijs tahun
1675
20. Generale Missiven Gouverneur
Generaal, Joan Maetsuyker tertanggal 31 Juli 1672, 1175 folio
68-83 (dimuat oleh W.Ph Coolhas dalam Generale Missiven Gouverneur
Generaal aan Raad van Indie, derde deel, (1655-1675),hal 815)
21. Generale Missiven Gouverneur Generaal Willem
van Outhoorn tertanggal 31 Januari 1692 (dimuat oleh W.Ph Coolhas
dalam Generale Missiven Gouverneur Generaal aan Raad van Indie, vol 5,
(1686-1697) hal 442)
§ Valentyn, Francois. Oud en Nieuw Oost Indie
(twede deel) Beschyving van Amboina Vervattende......., Joannes van Braam,
Dordrecht, 1724 (hal 250)
22. www.atlasofmutualheritage.nl>Fort Beverwijk
23. Knaap, Gerrit. J, Kruidnagelen en
christenen; De VOC en de bevolking van Ambon 1656-1696. Leiden 2004, hal 106.
§ Vanharbeke, Maarten, Amboina, de VOC op
Ambon in 1732 : een socio-economische analyse (skripsi di Universitas Gent, Hal
186)
§ Fraasen, Chr. Fr. Bronnen Betreffende Midden
Molukken 1796 – 1902 (Register name Saparua Residentie)
24. Idem
25. Idem
26. Idem
27. J.E. Heeres , Corpus Diplomaticum
Neerlando - Indicum versameling van politieke contracten en verdere verdragen
door de Nederlanders in het oosten gesloten, van privilegebrieven aan hen
veerlend, enz (1596-1650) (vol 1), s’Gravenhage Martinus Nijhof,
1907. Kontak awal ini dimuat pada bagian XV, hal 33-34
28. J.E.
Heeres , Corpus Diplomaticum Neerlando - Indicum versameling van
politieke contracten en verdere verdragen door de Nederlanders in het oosten
gesloten, van privilegebrieven aan hen veerlend, enz (1596-1650) (vol
1).s’Gravenhage Martinus Nijhof, 1907. Kontak awal ini dimuat pada bagian XXVI
, hal 58-59
29. Idem
30. Corpus
Diplomaticum Neerlando - Indicum versameling van politieke contracten en
verdere verdragen door de Nederlanders in het oosten gesloten, van privilegebrieven
aan hen veerlend, enz (1596-1650) (vol 1), Mr. J.E. Heeres,
s’Gravenhage Martinus Nijhof, 1907. Kontak awal ini dimuat pada bagian LV , hal
130-132
31. Idem
32. Idem
33. J.E.
Heeres , Corpus Diplomaticum Neerlando - Indicum versameling van
politieke contracten en verdere verdragen door de Nederlanders in het oosten
gesloten, van privilegebrieven aan hen veerlend, enz (1596-1650) (vol
1), s’Gravenhage Martinus Nijhof, 1907. Kontak awal ini dimuat pada bagian
LXXI, hal 170 – 172
34. Idem
(Pada catatan kaki, J.E.
Heeres menjelaskan tentang para penguasa pulau saparua yang hadir, ia mengutip
deskripsi Valentijn. Valentijin menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan para
princapalien (penguasa), yang hadir adalah dari Radjas van Oelath (4 negeri),
van Toehaha, van Paperoe, hoofden van Haria, van Tiow, van Boi, van Sirisori,
van Ihamahoe (Iha dan Maoe, 8 negeri). Maksud dalam kurung adalah jumlah
negeri-negeri (petuanan) yang masuk dalam “yuridiksi” wilayah kekuasaan Negeri
itu dimasa itu).
Catatan tambahan :
Penulis belum menemukan
data, sumber maupun referensi untuk menjelaskan daerah-daerah yang dimaksud
oleh Valentyn yang masuk dalam kekuasaan negeri Ullath, sedangkan untuk
Iha-Mahoe, 8 “negeri” yang dimaksud adalah Iha, Matalete, Hatala, Mahu,
Hatulesi, Soulima, Pia/Hukom, Ohoe (Koelor) atau menurut Arnold de Vlaming van
Oudshoorn : Iha, Mahu, Nolloth, Kulor, Pia, Sirisori, Matalete dan Hatala
Lihat sumber :
v Valentyn, Francois. Oud en Nieuw Oost Indie
(twede deel) Beschyving van Amboina Vervattende......., Joannes van Braam,
Dordrecht, 1724, bag 1 (hal 86)
v Memorie van Overgave Arnold de Vlaming van
Oudshoorn tanggal 24 Mei 1656 (dimuat oleh Gerrit. J. Knaap dalam Memorien
van Overgave van Gouverneurs van Ambon in den zeventiende en achtiende eeuw,
S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1987, Hal 198)
35. Generale Missiven Gouverneur Generaal,
Willem van Outhoorn tertanggal 11 Desember 1692 (dimuat oleh W.Ph Coolhas dalam
Generale Missiven Gouverneur Generaal aan Raad van Indie, vol 5, (1686-1697)
hal 512)
36. Catatan kaki nomor : 30
§ Memorie van Adriaen Blocq Martensz nagelaten
aan zijn opvolger als Gouverneur van Ambon, Steven van der Haghen tanggal 4
Juli 1617 (dimuat oleh P.A. Tielle dalam Bouwstoffen voor de geschiedenis der
Nederlanders in den Malaischen Archipel, eerste deel ,S’Gravenhage, Martinus
Nijhoff, 1886, Hal 201, 206)
§ Briev Gouverneur VOC Ambon, Herman van
Speult aan Gouv – Gen, Pieter de Carpentier tanggal 31 Agustus 1619 (dimuat
oleh P.A. Tielle dalam Bouwstoffen voor de geschiedenis der Nederlanders in den
Malaischen Archipel, eerste deel ,S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1886, Hal
250, 251)
§ Briev Gouverneur VOC Ambon, Herman van
Speult aan Gouv – Gen, Pieter de Carpentier tanggal 15 Juni 1622 (dimuat oleh
P.A. Tielle dalam Bouwstoffen voor de geschiedenis der Nederlanders in den
Malaischen Archipel, eerste deel ,S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1886, Hal
313, 316, 327)
§ Briev Gouverneur VOC Ambon, Herman van
Speult aan Gouv – Gen, Pieter de Carpentier tanggal 15 Mei 1624 (dimuat oleh
P.A. Tielle dalam Bouwstoffen voor de geschiedenis der Nederlanders in den
Malaischen Archipel, twede deel ,S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1890, Hal 11)
37. Catatan
kaki nomor : 30
38. Briev Gouverneur VOC Ambon, Herman van Speult
aan Gouv – Gen, Pieter de Carpentier tanggal 31 Agustus 1619 (dimuat oleh P.A.
Tielle dalam Bouwstoffen voor de geschiedenis der Nederlanders in den
Malaischen Archipel, eerste deel ,S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1886, Hal
250, 251)
§ Briev Gouverneur VOC Ambon, Herman van
Speult aan Gouv – Gen, Pieter de Carpentier tanggal 15 Juni 1622 (dimuat oleh
P.A. Tielle dalam Bouwstoffen voor de geschiedenis der Nederlanders in den
Malaischen Archipel, eerste deel ,S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1886, Hal
313, 316, 327)
§ Briev Gouverneur VOC Ambon, Herman van
Speult aan Gouv – Gen, Pieter de Carpentier tanggal 15 Mei 1624 (dimuat oleh
P.A. Tielle dalam Bouwstoffen voor de geschiedenis der Nederlanders in den
Malaischen Archipel, twede deel ,S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1890, Hal 11)
39. Valentyn, Francois. Oud en Nieuw Oost Indie
(twede deel) Beschyving van Amboina Vervattende......., Joannes van Braam,
Dordrecht, 1724 bag 2 (hal 1-4)
§ Jan van Gorcum tertanggal 6 Agustus
1627, ( di muat oleh Coolhas, W.Ph, dalam : Jan Pietersz Coen
: Bescheiden Omtrent Zijn Bedrijf In Indië, zevende deel, S’Gravenhage,
Martinus Nijhoff, 1952, hal 1127 dan catatan kaki no 8 hal 1822)
§ Herman van Speult tertanggal 10 Agustus 1619
( di muat oleh Coolhas, W.Ph, dalam : Jan Pietersz Coen : Bescheiden
Omtrent Zijn Bedrijf In Indië, zevende deel, S’Gravenhage, Martinus Nijhoff,
1952, hal 453 dan catatan kaki no 12, hal 899)
(Valentyn berbeda dengan
Coolhas dalam penentuan waktu Westerman menjadi Kapten Kastil Victoria,
Valentyn dalam daftar menyebut tahun 1628 - 1641, Coolhas menyebut sejak tahun 1630
– 1641).
40. Valentyn, Francois. Oud en Nieuw Oost Indie
(twede deel) Beschyving van Amboina Vervattende......., Joannes van Braam,
Dordrecht, 1724 bag 2 (hal 1-4, dan 35)
41. Jan van Gorcum tertanggal 6 Agustus
1627, ( di muat oleh Coolhas, W.Ph, dalam : Jan Pietersz Coen
: Bescheiden Omtrent Zijn Bedrijf In Indië, zevende deel, S’Gravenhage,
Martinus Nijhoff, 1952, hal 1127 dan catatan kaki no 8 hal 1822)
42. Valentyn, Francois. Oud en Nieuw Oost Indie
(twede deel) Beschyving van Amboina Vervattende......., Joannes van Braam,
Dordrecht, 1724 bag 2 (hal 4)
§ Rumphius, George Everhard, de Ambonse
Historie, Eerste deel Hal 186
(Rumphius menyebut tanggal
27 Mei, sedangkan Valentyn menyebut tanggal 14 Mei sebagai tanggal kematian
Gerret Westerman, dan kemudian “dikoreksi” menjadi tanggal 27 Mei pada hal 35)
43. Valentyn, Francois. Oud en Nieuw Oost Indie
(twede deel) Beschyving van Amboina Vervattende......., Joannes van Braam,
Dordrecht, 1724 bag 2 (hal 2-3 dan 36)
44. Valentyn, Francois. Oud en Nieuw Oost Indie
(twede deel) Beschyving van Amboina Vervattende......., Joannes van Braam,
Dordrecht, 1724 bag 2 (hal 3 – 5 dan 36)
§ Brief van DS (Dominus – Pendeta) Justus
Heurnius aan Raad van Indie Artus Gijsels, Ambon 8 september 1636, NA VOC 1121
folio 1473-1474 (dimuat oleh Hendrik. E. Niemeijer, Th. Van den End, G.J.
Schutte dalam : Bronnen betrefende kerk en in de Gouvernementen
Ambon, Ternate en Banda ten tijde van VOC 1605-1791, deel 1, Huygens
ING (KNAW) 2015, hal 205)
§ Brief van DS (Dominus – Pendeta) Justus
Heurnius aan Kerkenraad van Batavia, Ambon 9 september 1636, ANRI Archief
Kerkenraad Batavia 136, folio 202-203 (dimuat oleh Hendrik. E. Niemeijer,
Th. Van den End, G.J. Schutte dalam : Bronnen betrefende kerk
en in de Gouvernementen Ambon, Ternate en Banda ten tijde van VOC
1605-1791, deel 1, Huygens ING (KNAW) 2015, hal 207)
§ Brief van DS (Dominus – Pendeta) Justus
Heurnius aan Gouverneur General Antonio van Diemen, Ambon 8 Agustus 1637, NA
VOC 1125, folio 751 – 754 (dimuat oleh Hendrik. E. Niemeijer, Th. Van den
End, G.J. Schutte dalam : Bronnen betrefende kerk en in de
Gouvernementen Ambon, Ternate en Banda ten tijde van VOC 1605-1791, deel
1, Huygens ING (KNAW) 2015, hal 220)
§ Gerard Demmer, Gouverneur van Ambon en Raad
aan Gouverneur General en Raden, 31 Mei 1644 (dimuat oleh J.E.
Heeres dalam Bouwstoffen voor de geschiedenis der Nederlanders in
den Malaischen Archipel, deerde deel ,S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1890, Hal
222)
§ Calenbach, Jacobus Richard, Justus Heurnius
: eene bijdrage tot de geschiedenis des Christendoms in Nedelandsch Oost Indie
(Disertasi doktoral di Universitas Utrecht pada 5 Mei 1897), Hal 211 dan
222
45. Uit een brief van Herman van Speult aan den
Geuverneur General J.P. Coen in datum 4 Mei 1620 ((dimuat oleh P.A. Tielle
dalam Bouwstoffen voor de geschiedenis der Nederlanders in den Malaischen
Archipel, eerste deel ,S’Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1886, Hal 459. Catatan
kaki no 1 oleh Tielle)
46. Valentyn, Francois. Oud en Nieuw Oost Indie
(twede deel) Beschyving van Amboina Vervattende......., Joannes van Braam,
Dordrecht, 1724 bag 2 (hal 3 dan 36)
47. Attestatie voor de Raad van Justitie
betreffende het gedrag van DS Hendrick Pontcasen, Ambon 9 Januari
1646. ANRI, Archief Kerkenraad Batavia 191, folio 281-285 (dimuat
oleh Hendrik. E. Niemeijer, Th. Van den End, G.J. Schutte dalam
: Bronnen betrefende kerk en in de Gouvernementen Ambon, Ternate en
Banda ten tijde van VOC 1605-1791, deel 1, Huygens ING (KNAW) 2015,
hal 254)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar