Jumat, 15 November 2024

Amboina, VOC di Ambon pada tahun 1732 : Sebuah analisis sosial – ekonomi

(bag 2a)

[Maarten Vanhaverbeke]

 

AMBOINA IN 1732

 

  1. Personil VOC di Ambon.

Dalam bab ini kita akan membahas para pegawai kompeni di Amboina pada tahun 1732 : jumlah mereka, berbagai golongan profesi, semua jenis jabatan, asal geografis mereka, dan terakhir adalah gaji mereka. Yang kami maksud dengan pegawai kompeni hanyalah mereka yang bekerja untuk VOC. Lebih jauh dalam kajian ini, kita juga akan berbicara tentang “personel VOC” dalam sketsa demografi penduduk Ambon pada tahun 1732. Angka-angka yang digunakan di sana dari apa yang disebut “deskripsi jiwa” juga mencakup wanita, anak-anak dan budak dari pegawai kompeni. Namun, hal ini tidak diperhitungkan di sini. Tentu saja, orang Ambon yang menerima gaji dari VOC (sebagian besar assisten dan kepala sekolah) termasuk di sini.

Pelayaran Hongi Gouvernment van Amboina

1.1.    Jumlah pegawai kompeni.

Dalam surat (missiven) resmi dewan pemerintah di Amboina tertanggal 25 September 17321, yang ditujukan kepada Pemerintah Tertinggi di Batavia, kita menemukan entri “jumlah pegawai kompeni” di Amboina (lihat tabel 2). Personel VOC dibagi menjadi 5 kategori dalam surat ini : “administrasi dan perdagangan”, “agama”, “militer”, “pelaut”, dan “pengrajin” (lihat infra untuk pembahasan tentang kategori ini). Kita membaca bahwa pada Juni 1732 ada sebanyak 1.036 pegawai kompeni di Amboina, pada pertengahan September jumlahnya berkurang 10 orang [berarti 1.026 pegawai]2. Tanpa perbandingan, jumlah total ini jelas tidak berarti banyak. Namun, relatif sedikit yang diketahui dalam literatur tentang jumlaj dan komposisi personel VOC di gubernemen Amboina. Dalam karyanya Kruidnagelen en christenen, Gerrit Knaap secara singkat membahas jumlah pegawai kompeni sebagi bagian dari komunitas imigran di Amboina3, tetapi angkanya juga mencakup istri, anak, dan budak-budak mereka. Ia juga menjelaskan secara singkat tentang struktur pemerintahan VOC dan berbagai golongan profesional. Oleh karena itu, karyanya lebih berfokus pada penduduk pribumi Ambon daripada “kolonialis” Belanda. Dalam Geschiedenis van de VOC karya Femme Gaastra, kita menemukan angka-angka mengenai personel VOC di Amboina. Berdasarkan data yang diperoleh, ia merekonstruksi jumlah personel VOC per “Indisch Comptoir” pada tahun 1625, 1687/1688, 1700, 1753 dan 17804. Dalam tabel berikut (Tabel 1) datanya diedit bersama dengan data Juni 1732 dari surat yang dikutip di atas. 

Kita melihat peningkatan yang jelas dalam jumlah pegawai kompeni di Amboina : dalam waktu sekitar 100 tahun (antara tahun 1625 dan 1732) jumlahnya berlipat ganda. Perlu dicatat di sini bahwa entri untuk tahun 1625, 1687 dan 1780 hanya mencakup personel asal Eropa, yang berarti angka-angka ini kehilangan nilai perbandingannya. Lebih jauh lagi, akan menjadi jelas bahwa sekitar 10% personel VOC di Amboina adalah keturunan Asia (dan khususnya Ambon) (lihat infra). Namun, kita mengetahui dengan pasti dari entri tahun 1700, 1732, dan 1753 bahwa personel Asia termasuk di dalamya. Jumlah personel meningkat antara tahun 1700 dan 1732 (sekitar 100 orang) dan menurun antara tahun 1732 dan 1753 (sekitar 150 orang) hingga di bawah jumlah dari tahun 1700. Pada tahun 1780 jelas terdapat lebih banyak pegawai kompeni : 1.042 orang, tidak termasuk personel Asia. Tidak diketahui apa yang menyebabkan penurunan tersebut setelah tahun 1732. Agaknya penurunan ini terutama terjadi pada jumlah personel militer. Kelompok ini menyumbang lebih dari setengah jumlah pegawai kompeni pada tahun 1732, dan dalam kategori lain hanya ada sedikit ruang untuk pengurangan tenaga kerja. Jika sekarang kita melihat berbagai kategori secara terpisah pada tabel 1, kita melihat bahwa jumlah militer pada periode tahun 1688-1732 sudah sedikit berkurang5. Entri tahun 1688 tidak memasukan personel Asia, tetapi karena semua tentara pada tahun 1732 terdaftar sebagai orang Eropa (lihat infra), perbandingan ini memang relevan. Kebetulan seluruh personel maritim/pelaut juga keturunan Eropa. Di sini kita melihat peningkatan dari 38 menjadi 208 personel. Hal ini nampaknya agak terlalu tinggi, mungkin entri tahun 1688 hanya menyangkut personel pelaut sebenarnya di kapal dan personel pelaut yang berjumlah sedikit di darat dihitung dalam kategori lainnya. Sebagai perbandingan : pada tahun 1732 kelompok pertama ini terdiri dari 94 personel6, yang jumlahnya lebih dari 2 kali lipat dibandingkan tahun 1688. 


 

Di atas, angka-angka yang diutarakan, ternyata tidak selalu dapat dibandingkan. Akan lebih menarik untuk melihat kelompok-kelompok profesional yang berbeda secara terpisah. Di bawah ini kita akan melihat entri “jumlah pegawai kompeni” untuk tahun 1732.

Berikut ini, kita akan membahas 5 kategori dari entri personel VOC ini secara berurutan. Kita tidak hanya akan membuat analisis kuantitatif, tetapi juga kualitatif. Akan tetapi, sebagaimana disebutkan, hanya sedikit informasi yang tersedia mengenai aparatur administrasi VOC di Amboina dan interpretasi khusus apapun yang diberikan kepada (dari kantor-kantor perdagangan lain yang dikenal) fungsi-fungsi administrasi. Akan tetapi, bukan maksud untuk membahas administrasi VOC di Amboina dari sudut pandang umum, karena cara pengelolaan kantor perdagangan secara umum sudah diketahui. Kami ingin mencoba fokus sebanyak mungkin pada situasi di Amboina pada tahun 1732.  

1.2.   Personel Administrasi  

1.2.1.         Gouverneur Johannes Bernard

Maluku dibagi menjadi 3 gubernemen/kegubernuran dibawah kekuasaan VOC : selain Amboina, ada juga gubernemen Ternate dan Banda, atau Moluxse vrinden sebagaimana disebut juga dalam sumber-sumber Ambon tahun 1732. Gubernemen Amboina dibagi menjadi 5 “karesidenan” (yaitu Hila, Larike, Haruku, Saparua, dan Buru) masing-masing dipimpin oleh seorang Residenta. Pemerintah secara keseluruhan (logisnya) dipimpin oleh seorang Gouverneur/Gubernur yang diangkat oleh Gubernur Jenderal di Batavia. Ia adalah pemimpin tertinggi di Amboina, tetapi hanya [wilayah] Leitimor dan pesisir selatan Hitu yang secara langsung berada di bawah kekuasaannya8. Tentu saja ia juga memiliki wewenang atas karesidenan-karesidena dan para resident tidak dapat bertindak dengan bebas. Gubernur [van Amboina] pada tahun 1732 adalah Johannes Bernard, yang memegang posisi ini dari tahun 1727 hingga Mei 1733. Pada tahun terakhir itu ia diangkat sebagai “dewan luar biasa Hindia, [........] untuk membantu pekerjaan umum di Pemerintah Tertinggi”9. Dengan demikian ia menjadi anggota Raad van Indie di Batavia. Lebih lanjut mengenai karir Johannes Bernard di Asia dapat ditemukan di sumber terbitan milik Gerrit Knaap, Memories van overgave van gouverneur van Ambon in de zeventiende en achttiende eeuw. Di dalamnya ia memberikan gambaran singkat tentang karir di Asia dari semua gubernur/penulis memories itu10. Tabel 3 menunjukkan kepada kita gambaran tentang karir Johannes Bernard di Asia. 

Yang luar biasa adalah fakta bahwa ia sebagai seorang Belanda memulai karirnya dalam pelayanan kepada EIC atau Perusahaan Hindia Timur Inggris. Dia bahkan bekerja di sana cukup lama : 13 tahun. Hal ini membuatnya menjadi “orang luar” : dari 34 Gubernur yang menulis memories van overgave, dia adalah satunya-satunya yang pernah bekerja di EIC. Karir selanjutnya di VOC merupakan contoh yang cukup khas dari karir administratif dalam pelayanan perusahaan/kompeni. Dia melewati berbagi tingkat administrasi : dia berturut-turut menjadi onderkoopman11 di Padang [Sumatera Barat], onderkoopman dan resident di Haruku [Amboina], koopman dan syahbandar di Malaka dan opperkoopman12 di Malaka. Setelah bekerja selama 1 tahun di College van Schepenenb dan Raad van Justitie di Batavia, ia menjadi Gubernur Amboina pada tahun 1727. Seperti disebutkan, Johannes Bernard kembali ke Batavia pada tahun 1733, dimana ia menjadi anggota Raad van Indie selama 2 tahun. Dia meninggal pada tahun 1735c. Karir yang diuraikan di atas tidak jauh berbeda dengan Gubernur-gubernur Amboina lainnya. Di antara para pendahulu dan penggantinya juga banyak yang telah menduduki jabatan (administrasi yang lebih rendah) di Amboina pada awal karirnya, kemudian pindah ke pos perdagangan lain untuk berpromosi di sana, dan akhirnya kembali (baik melalui Batavia atau langsung) ke Amboina sebagai Gubernur. Jelaslah bahwa jabatan Gubernur Amboina merupakan kedudukan yang cukup tinggi dalam emporium perdagangan VOC. Namun, itu bukan level tertinggi : seperti Johannes Bernard, kebanyakan dari mereka menjadi anggota Raad van Indie selama 5 tahun menjabat sebagai Gubernur di Amboina. Dan seperti dia, mereka tidak lama : kebanyakan dari mereka meninggal dalam waktu 1 tahun setelah berakhirnya masa jabatan mereka sebagai Gubernur.

Dalam karya-karya tentang kompeni sering dibicarakan tentang korupsi di kalangan orang-orang VOC, dari eselon paling bawah sampai yang paling tinggi, seperti gubernur. Tidak diragukan lagi ada korupsi di Amboina. Menurut para penulis Natuur en samenleving van de Molukken, pegawai VOC – yang beroperasi di wilayah Asia dimana korupsi adalah hal lumrah – selalu menghadapi godaan korupsi selama karir mereka14. Resiko hukuman bukanlah penghalang yang cukup dan Maluku jauh dari Batavia (dimana, pemerintahannya juga tidak bebas dari korupsi). VOC tidak bermaksud menghukum berat setiap orang yang melakukan kesalahan, karena jumlahnya terlalu banyak. Oleh karena itu, banyak pelanggaran yang dimaafkan. Satu-satunya batasan bagi pegawai kompeni yang korup adalah “jalannya bisnis normal” tidak boleh terpengaruh oleh pelanggaran yang mereka lakukan15. Dalam tinjauan Knaap tentang karir gubernur-gubernur Ambon, kita melihat bahwa pendahulu Johannes Bernard, [yaitu] Stephanus Versluys, kemudian diberhentikan sebagai Gubernur Ceylond karena “malpraktik”16. Jadi kita masih melihat beberapa penangguhan untuk “malpraktik” bermunculan di sana-sini. Namun, tidak ada jejak perilaku korup dari Gubernur Johannes Bernard atau bawahannya yang ditemukan dalam sumber-sumber tahun 1732. Tetapi dalam generale missiven tanggal 22 Desember 1733, kita membaca bahwa Johannes Bernard (yang saat itu adalah anggota Raad van Indie) memprotes secara tertulis, menyampaikan beberapa keluhan tentang pemerintahannya di Amboina17. Ini mungkin bisa menunjuk pada “penyimpangan”, tetapi sayangnya tidak ada lagi yang disebutkan tentang masalah ini dalam generale missiven.

Tentu saja, Gubernur tidak menjalankan pemerintahan sendiri. Bersama dengan Raad van Politie (dimana Gubernur menjadi ketua/pemimpinnya), dia mengatur pemerintahan sehari-hari. Tapi tentu saja dewan eksekutif ini juga tidak sendirian, masih banyak lagi pegawai administrasi di Amboina. Mari kita lihat terlebih dulu staf administrasinya secara keseluruhan sebelum kita lanjut ke pembahasan Raad van Politie.

 

1.2.2 67 pegawai administrasi di Amboina

Pada tabel 2 terlihat bahwa pada bulan Juni 1732, jumlah 87 pegawai kompeni diklasifikasikan dalam kategori “administrasi dan perdagangan”. Namun, ini juga termasuk 20 ahli bedah, yang hampir tidak dapat dianggap sebagai staf administrasi. Jika kita mengabaikan kelompok ini, kita akan sampai pada angka hanya 67 pegawai administrasi atau sekitar 6% dari total jumlah pegawai kompeni di Amboina. Dalam entri “jumlah pegawai kompeni” kita juga mendapatkan gambaran tentang berbagai fungsi administasi dalam kelompok, tetapi tidak ada nama yang disebutkan. Salah satu sumber yang melakukan ini adalah apa yang disebut “deskripsi jiwa”. Ini adalah -sebagaimana telah disebutkan di bagian pendahuluan kajian ini- sumber informasi yang bersifat demografis, baik tentang pendatang maupun penduduk pribumi. Ini adalah sumber yang unik, terutama untuk kelompok yang terakhir. Lebih lanjut tentang jenis sumber ini dapat dibaca di bab 4, yang sepenuhnya didasarkan pada data dari deskripsi jiwa tahun 1732. Di sini kita menemukan (antara lain) gambaran umum dari semua pegawai kompeni di Amboina pada bulan Juni 1732. Namun ada hal lain yang dapat dipelajari darinya : penugasan ini dilakukan per tempat tinggal/wilayah dan selain nama-nama pegawai kompeni, kita juga mengetahui asal usulnya. Oleh karena itu, dimungkinkan untuk membuat analisis mengenai kewarganegaraa personel VOC (lihat infra).

Keterangan pegawai kompeni dari deskripsi jiwa tahun 1732 dapat dilihat pada lampiran 1. Perlu dicatat bahwa keterangan dari personel untuk karesidenan Hila tidak terdapat dalam deskripsi jiwa ini. Hal ini tidak menjadi kendala besar ketika membahas staf administrasi, karena hanya menyangkut 4 asisten dan 1 onderkoopman yang tidak dapat kami identifikasi18. Faktanya adalah sebagian besar (53 dari 67) staf administrasi (dalan seluruh komunitas imigran; lihat infra) tinggal di kota Ambon. Kota Ambon adalah pusat pemerintahan dan satu-satunya wilayah berstatus kota di wilayah Ambon. Di karesidenan, staf administrasi tidak lebih dari seorang resident dan seorang asisten. Dengan pengecualian Hila, dimana Resident memiliki 4 asisten dan ada juga 1 orang onderkoopman. 


 

Tabel di bawah ini (tabel 4) menunjukkan kepada kita gambaran umum pejabat tinggi sipil di wilayah kegubernuran. Selain fungsinya yang beragam, kita juga menemukan nama dan asal usul kelompok pegawai kompeni ini. Kita akan membahasnya nanti. Gubernur sudah dibahas di atas. Figur tertinggi kedua di Amboina adalah opperkoopman atau Secunde yang bernama Adriaan Willem Frisvogele, yang selain menjadi kepala perdagangan juga merupakan kepala administrasi pemerintahan (hoofd administrateur). Ia juga bertindak sebagai “wakil gubernur” saat ia melakukan pelayaran hongi (lihat infra). Selain itu, bersama Gubernur, ia menjadi Ketua Raad van Justitie dan Ketua Weeskamer [Dewan Yatim Piatu]19. Pejabat tinggi sipil lainnya di Amboina ditunjuk/diangkat sebagai koopman/pedagang (2 orang), onderkoopman/pedagang yunior (8 orang) dan boekhouder/akuntan (9 orang). 2 orang koopman tersebut adalah Resident Hila (Jan van Oordtf) dan Resident Saparua (Hendrik Lodewijk des Moulinsg). Resident lainnya adalah onderkoopman (Adriaan’t Hoofth di Larike dan Jan Kleijni di Haruku) dan boekhouder (Carel Trenoj di Buru). 2 onderkoopman yang paling penting adalah fiscal dan akuntan garnisun (garnisunboekhouder), yang duduk di Raad van Politie (lihat infra). Onderkoopman dan boekhouder lainnya adalah sekretaris dari berbagai lembaga, ketua Dewan Pengurus Balai Harta Warisan (College van Boedelmeesters), “kasir”, seorang yang bertanggung jawab atas pengelolaan upah/gaji, dispenser21 dan pengawas gudang.

Selain pejabat tinggi yang dibahas di atas, ada 45 pejabat “bawah” yang bekerja di Amboina (lihat tabel 5). Kelompok ini sebagian besar terdiri dari asisten atau juru tulis, seringkali menjadi penulis untuk membantu pedagang atau akuntan. Ada 32 asisten, dengan kata lain hampir setengah dari jumlah total pegawai administrasi di Amboina terdiri dari asisten. Tidak semuanya bekerja, ada pula yang disebut asisten komisi [assisten bij provisie] juga termasuk dalam jumlah ini22. Van Dam menulis dalam bukunya Beschryving van de Oostindische Compagnie, bahwa jabatan ini berfungsi “sebagai pengganti jika ada kematian dan untuk melayani sesuai tugasnya”23. Selain asisten, ada 13 pegawai administrasi “bawah” lainnya : 5 pegawai fiscal, 2 penulis, 3 utusan, 1 penjilid buku, 1 orang algojo dan 1 geweldiger. Kami tidak tahu persis apa tugas/fungsi jabatan terakhir ini (geweldiger) --- tukang las???

 

1.2.3 Dewan Eksekutif : de Raad van Politie [Dewan Politik]

De Raad van Politie [atau dewan politik di kota Ambon bertanggung jawab atas administrasi (harian) pemerintah. Selain Gubernur sebagai ketuanya, siapa-siapa yang duduk di dewan ini? Ini menyangkut sekelompok pejabat tinggi terpilih, yaitu : secunde, fiscal, akuntan garnisun, “kapitein”, dan resident dari wilayah Hila, Larike, Saparua dan Haruku jika mereka hadir/berada di kota Ambon. Oleh karena karesidenan Buru dan Manipa jauh dari kota Ambon, maka resident-nya tidak menjadi anggota dewan ini. Seorang fiscal bukanlah pejabat keuangan tetapi pejabat yudisial/hukum. Dia adalah seorang hakim keadilan yang memiliki pengetahuan yang baik tentang hukum dari suatu kasus dan resolusi/keputusan serta dekrit administrasi kompeni di Ambon dan Batavia24. Kapitein adalah komandan/panglima garnisun (lihat infra). 

Dari sebuah instruksi dari Johannes Bernard “tentang tata krama urusan kompeni25 -yang harus dipatuhi oleh secunde dan anggota dewan politik lainnya saat ketidakhadirannya selama pelayaran Hongi- tampaknya Gubernur tetap memiliki cukup banyak kekuasaan di dewan (lihat lampiran 2). Dalam instruksi ini kita membaca dalam pengertian yang kurang lebih terselubung bahwa sebanyak mungkin keputusan sebaiknya ditunda sampai gubernur kembali. Secunde mungkin secara teori telah ditunjuk sebagai wakilnya, tetapi apakah dia benar-benar bertindak sebagai wakil, terbuka untuk dipertanyakan. Kebetulan, Dewan tidak melakukan aktivitas selama pelayaran hongi tahun 1732.

Dewan secara keseluruhan bertanggung jawab atas administrasi di pemerintahan. Oleh karena itu, kita dapat berbicara tentang tanggung jawab kolektif untuk administrasi. Kebijakan yang akan diambil ini ditentukan dalam pedoman Pemerintah Tertinggi. Namun, ini tidak berarti bahwa dewan sepenuhnya bergantung pada Batavia, kita dapat menyatakan tentang tingkat otonomi tertentu26.

Dewan Politik bersidang/melakukan pertemuan di benteng Victoria di kota Ambon, dimana mereka melakukan 20 kali pertemuan pada tahun 173227. Ini tidak terjadi pada waktu yang tetap, tetapi setidaknya sebulan sekali. Jika kita resolusi dewan, kita hanya dapat menyimpulkan bahwa dewan benar-benar menangani semua kemungkinan masalah yang penting bagi tata kelola pemerintahan. Hal itu berkisar tentang pengiriman cengkeh tahunan – yaitu bisnis utama VOC – hingga permintaan “untuk memperoleh pengampunan dan penghapusan hukuman mati” untuk penduduk pribumi yang kurang ajar yang telah memperkosa penduduk desa28. 

 

1.2.4 Semua hal tentang penunjukan dan perpindahan  

Tidak perlu dijelaskan lagi bahwa pembahasa tentang pegawai administrasi di atas hanyalah gambaran singkat (khususnya situasi pada bulan Juni 1732). Lagi pula, ada cukup banyak perpindahan di antara pegawai administrasi pada tahun 1732. Jumlah dan jenis posisi kurang lebih tetap. Di bawah ini kami kutip beberapa contohnya. Namun, hal ini memiliki tujuan ilustratif murni, jadi bukan bertujuan untuk membahas terlalu mendetail.

Carel Gustaaf Gledesteijnk, misalnya, dipromosikan pada tahun 1732 : ia diangkat sebagai boekhouder (akuntan/pemegang buku) dan pakhuizopsiender (pengawas gudang), sebelumnya ia menjadi asisten29. Kemudian pada tahun itu, ia bahkan menjadi secretarie van den Landraad (sekretaris Landraad) dan menyerahkan posisinya sebagai pengawas gudang kepada asisten lain yang dipromosikan (lihat infra)30.

Christoffel Godloff Kraus, yang disebutkan di atas sebagai fiscal, tampaknya hanya berstatus deputi fiscal. Pada tanggal 5 Juli, koopman Gerrad van Brandewijk van Blokland datang dari Banda. Ia ditunjuk oleh Batavia sebagai fiscal baru di Amboina dan menempati jabatan ini pada akhir Juli 1932. Christoffel Godloff Kraus “akibatnya, mundur lagi dari jabatannya sebelumnya sebagai secretaris raad van politie setelah menjalankan tugas fiscal selama lebih dari 1 tahun mengabdi di divisi fiscal dengan penuh semangat31. Rupanya di Amboina tidak menyangka Batavia mengirimkan orang lain, kita membaca bahwa diharapkan Pemerintah Tertinggi “akan mempertimbangkan refleksi yang baik/menguntungkan atas petisi/permohonannya [Kraus] jika terjadi pertikaian lebih lanjut dari para pegawai di Timur, baik di tempat ini atau di tempat lain32

Namun, pada akhir tahun 1732, Christoffel Godloff Kraus ditunjuk menjadi (deputi) fiscal lagi. Setelah kematian Resident Saparua – koopman Hendrik Lodewijk de Moulins – pada tanggal 20 November, terjadi kubu-kubuan sebagai berikut :

“Seperti yang dinyatakan oleh Yang Mulia dalam resolusi ke-2333 ini, akan berkenan untuk mengangkat koopman dan fiscal Gerrad van Brandwijk van Blokland untuk menggantikan almarhum untuk mengurus kepentingan kompeni di sana [Saparua] dengan onderkoopman kompeni Jan Jochemsz, dan sebagai fiscal, onderkoopman dan secretarie raad van politie Christoffel Godloff Kraus. Selanjutnya, sekretariat telah ditugaskan kepada boekhouder dan juru tulis pertama Johannes de Ree, yang tempatnya kembali digantikan oleh secretarie van landraad Willem de Leus. Dan jabatan Willem de Leus digantikan oleh pakhuizopsiender Carel Gustaad Gledsteijn, yang jabatannya telah digantikan oleh asisten Sitje Geerloffs Wiltschut”34

Namun, Kraus tidak bertahan lama menjabat sebagai fiscal, karena tampaknya di Batavia mereka memang telah menanggapi petisinya dengan baik. Lebih jauh kita membaca bahwa ia dipromosikan “dengan kualifikasi sebagai koopman dan pimpinan comptoir Lontoir” di Banda35. Dimana dia berangkat pada tanggal 10 April 1733. Akibatnya, kubu-kubuan kembali terjadi, yang tidak akan kita bahas lebih jauh.

Penunjukan terpenting di Amboina tentu saja adalah Gubernur baru, David Johan Bake pada Mei 1733. Dia akan menjabat posisi gubernur ini sampai tahun 1738. Bake bukanlah orang asing di Amboina : antara tahun 1719 dan 1728 dia sudah bertugas di Ambon sebagai koopman. Ia menjabat sebagai Resident van Saparua antara tahun 1723-1725, dan kemudian menjadi Resident di Hitu sampai tahun 1728. Setelah itu, ia menetap sebentar di Batavia untuk kembali ke Amboina sebagai Gubernur36. Dalam situasi apapun, gubernur baru tidak boleh melakukan terlalu banyak perubahan pada staf pemerintahan setelah menjabat. Dalam Generale Missiven tahun 1731, yang dijawab oleh pemerintah di Amboina dalam missive Mei 1733, kita membaca kritik berikut terhadap praktik-praktik tertentu dari gubernur yang baru diangkat :

“Diantara berbagai penyalahgunaan dan pelanggaran terhadap perintah tegas kami, kami menemukan semakin besar kemungkinan terjadinya penyelewangan dan pelanggaran dalam pergantian para gubernur dan para resident hingga ke jabatan-jabatan kepala pos penjagaan dan pimpinan comptoir khususnya di gubernemen-gubernemen di wilayah Timur. Juga bahwa beberapa gubernur dan direktur – khususnya di Ceylon – mempunyai kebebasan lebih dari sebelumnya untuk memberhentikan semua staf lama dari jabatannya begitu mereka tiba dan mengangkat orang lain untuk menggantikan mereka berdasarkan atas ketentuan yang kami tentukan di kesempatan lain. Untuk mengungkapkan pemikiran kami lebih lanjut mengenai hal ini, bahwa para anggota raad van justitie serta para anggota pemerintah di Hindia sendiri mengetahui bagaimana cara memberhentikan para stafnya sesuka hati, dan setelah mengundurkan diri dari jabatan, kembali ke tanah air tanpa sepengetahuan kami dengan gaji dan kualitas yang penuh, yang sangat merugikan perusahaan. Oleh karena itu, sudah saatnya bagi Pemerintah Tertinggi untuk memperhatikannya, maka kami Pemerintah Tertinggi akan melihat dengan seksama siapa yang akan menjadi gubernur, komandan, direktur, atau kepala [opperhoofden] masing-masing kantor Hindia. Bahwa mereka adalah orang-orang yang cakap dan berpengalaman dan sebisa mungkin diambil dari antara mereka yang telah lama menduduki jabatan atau bertugas di kantor tersebut. Dia tidak dikirim dari Batavia atau dari tempat lain. Bahwa mereka yang dipilih dan diangkat dalam kapasitas tersebut harus tetap menduduki jabatan tersebut setidaknya selama 5 tahun tanpa diganti atau ditarik kembali. Jika mereka berperilaku baik, kemajuan mereka tidak hanya dari Pemerintah Tertinggi tetapi juga dari kami pada waktunya, maka Gubernur Jenderal di Batavia dan apalagi gubernur wilayah-wilayah bawahan, siapapun dia, tanpa kecuali, tidak akan diizinkan untuk mengundurkan diri/diberhentikan sejak mulai menjabat atau selama masa pemerintahannya, setiap pegawai perusahaan yang sudah berusia tua atau mereka yang telah memperoleh suatu jabatannya. Jika karena alasan tersebut dan yang akan diajukan dalam raad van indie atau oleh gubernur, direktur, dan kepala masing-masing kantor dalam dewan pemerintahan dan direktorat mereka, maka hal tersebut harus disetujui dan selanjutnya harus dimuat dalam sebuah resolusi/keputusan. Keputusan-keputusan itu harus selalu dikirimkan kepada kami bersama dengan brieven/berita tersebut, sehingga kami dapat memeriksanya dan melihat dari keputusan tersebut apakah alasan-alasan yang diberikan atas pengurangan atau penguatan tersebut, yang menyebabkan seseorang dicopot dari jabatannya, adalah adil dan pantas atau tidak, untuk kemudian mengambil keputusan-keputusan lebih lanjut berdasarkan hal ini37.

Di Amboina, tanggapan/jawabannya adalah bahwa tidak ada pegawai kompeni yang akan diberhentikan dari jabatannya oleh Gubernur dan Dewan [Raad van Politie] “kecuali karena alasan yang serius dan memaksa, yaitu ketidakmampuan dan tindakan-tindakan yang tidak dapat ditoleransi dalam pekerjaannya”38. Alasan-alasan juga akan dijelaskan dan dicantumkan dalam surat-surat yang dikirim ke Batavia.

1.3.   Personel-personel di bagian keagamaan 

Sebagian besar personel-personel di bidang keagamaan, yang berjumlah sekitar 7% dari total jumlah pegawai kompeni di Amboina, terdiri dari kepala sekolah [schoolmeesters]. Hal ini karena 64 dari 74 anggota pegawai/staf “bidang keagamaan” adalah “kepala sekolah Eropa dan Pribumi”39. Dari jumlah tersebut, paling banyak 2 orang merupakan keturunan Eropa (lihat infra). Sebagian besar adalah kepala sekolah pribumi. Informasi lebih lanjut tentang kedudukan kepala sekolah dan Kekristenan Ambon secara umum dapat dilihat pada bab 440. Namun yang dapat kami sebutkan secara singkat adalah bahwa jumlah kepala sekolah kira-kira sama dengan perkiraan jumlah 60 sekolah di Amboina. 

Selebihnya, pegawai di bidang keagamaan terdiri dari 4 pendeta dan 2 orang “penghibur orang sakit” [krankbezoekers]. Pengunjung atau penghibur orang yang sakit melakukan lebih dari sekadar “mengunjungi orang sakit”. Dia bertanggung jawab untuk memberikan “perawatan/pelayanan spiritual” dan melakukan banyak pekerjaan pastoral41. Dalam uraian kependudukan atau “deskripsi jiwa” kita melihat bahwa 1 pengunjung/penghibur orang sakit ditempatkan di kota Ambon dan 1 di tempatkan di Haruku42. 2 orang pengurus gereja (orang Ambon) juga disebutkan di sini. Tampaknya mereka tidak dipekerjakan oleh VOC karena tidak tercantum dalam entri “jumlah pegawai kompeni”. 

Ke-4 pendeta itu semuanya tinggal di kota Ambon. Mempertimbangkan jumlah komunitas Kristen sekitar 33.000 jiwa di pulau Ambon pada tahun 1732 (lihat infra), maka jumlah tersebut sangat sedikit. Namun, merupakan fakta umum bahwa jumlah pendeta sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah total orang Kristen di wilayah-wilayah VOC. Di semua pos-pos perdagangan milik VOC terjadi kekurangan pendeta yang kronis dan berkali-kali kita melihat permintaan akan lebih banyak personel gereja bermunculan. Selama abad ke-18, permintaan ini selalu konstan/tetap. Situasi ini sebagian karena kekurangan pendeta di Republik [Belanda] sendiri dan tuntutan yang relatif tinggi yang dibuat oleh Gereja Reformasi kepada para pegawai/pelayannnya43. Di Ambon juga, orang meminta lebih banyak pendeta pada tahun 1732, seperti yang terbaca dalam surat tertanggal 25 September 1732 sebagai berikut :

“dan karena jumlah pendeta sekarang hanya terdiri dari 4 orang, 2 diantaranya bertugas di gereja komunitas Melayu dan 2 di gereja komunitas Belanda, oleh karena itu kami dengan sangat rendah hati meminta agar di tahun mendatang kami dapat memperoleh 2 guru yang siap untuk pelayanan Gereja Tuhan”44.

Ini menunjukkan bahwa sebenarnya hanya ada 2 pendeta untuk melayani 33.000 orang Kristen Ambon !!!. Namun, permintaan tambahan 2 pendeta tidak dipenuhi, setidaknya pada tahun 1732. Pada musim semi tahun 1733 situasi ini akan berakhir dalam situasi yang mengerikan karena kepergian 2 orang pendeta. Dalam missive bulan September 1732 kita membaca bahwa, bersama dengan surat resmi ini, sebuah permintaan juga dikirim dari pendeta Balthazaar Delmhorstl, dimana dia meminta untuk diizinkan melakukan perjalanan ke Batavia “untuk bisa melangsungkan pernikahan”45. Permohonan ini disetujui dan dalam missive tertanggal 26 Mei 1733, kita membaca bahwa beliau akan berangkat ke Batavia bersama dengan bekas Gubernur Amboina, Johannes Bernard46. Tetapi dia bukan satu-satunya pendeta yang berangkat, Petrus Kraanm juga berangkat pada bulan Mei 1733, meskipun untuk alasan yang sama sekali berbeda. Istrinyan, khususnya, telah menyampaikan kepada Dewan [Raad van Politie] “nafsu yang tidak tahu malu, bahkan tercela, jahat dan kurang ajar, dan tidak terkendali dari suaminya terhadap 2 orang budak perempuannya, bersama dengan perilaku jahat dan memalukan lainnya, yang tidak akan melampaui rasa malu pria ini”47. Perilakunya – tidak layak bagi seorang pendeta – dikutuk keras dalam missiven bulan Mei 1733 :

“karena dokumen-dokumen yang diperoleh di sana tentang [..........] sepenuhnya [..........]  menunjukkan bahwa guru yang mengerikan ini, yang membuat jengkel umat Kristen dan non-Kristen, telah membuat dirinya terkenal dan tidak layak untuk terus melayani Tuhan sebagai guru injil tanpa keterasingan besar di antara umta Kristen Belanda yang lemah, oleh karena itu Gubernur Bernard terpaksa, segera setelah kehidupan yang mengerikan ini tampaknya menjadi jelas, untuk memberhentikan dari jabatannya dan segera menangkap dan menjebloskannya di dalam benteng Victoria hingga dia dideportasi dari sini. Saat kita membiarkannya terus hidup dengan cara ini dan membebaskan diri kita dari seorang laki-laki yang, bertentangan dengan ajarannya di Gereja, terlah berhasil berperan sebagai orang munafik di komunitas Belanda dengan cara yang ekstrim dengan topeng kesucian dan melakukan aksinya pada kehidupan yang cabul dengan topeng hidup yang saleh, berbudi luhur dan tulus”48

Karena pemecatan Petrus Kraan dan kepergian Balthazaar Delmhorst, “pelayanan penginjilan di komunitas Melayu akan terhenti untuk waktu yang lama”. Mereka harus puas dengan pembaca Melayu “sampai Yang Mulia berkenan dan menginjinkan guru Delmhorst kembali ke sinio setelah memenuhi niatnya”49. Jika ia tidak kembali, di Amboina diharapkan bahwa Batavia akan mengirimkan lagi pendeta yang bisa berbahasa Melayu. Setelah itu, mereka kembali meminta tambahan lagi 2 pendeta selain jumlah 4 pendeta tetap di atas. Kita tidak tahu apakah permintaan ini dikabulkan.

====== bersambung =====

 

Catatan Kaki

1.       VOC 2235a, missive, folio 890-891 (44).

2.      Berikut ini kami akan selalu menggunakan angka bulan Juni 1732; Deskripsi jiwa tahun 1732, yang akan digunakan lebih lanjut untuk analisis kewarganegaraan, juga berasal dari bulan Juni 1732.

3.      Knaap, Kruidnagelen en christenen, 132.

4.      Gaastra, De geschiedenis van de VOC, 84-86.

5.      Bahkan porsi mereka dalam jumlah pegawai Kompeni sudah turun sangat nyata dari 76,2% menjadi 56,9%, namun perbandingan tersebut tidak sah karena kurangnya jumlah orang Asia yang berjumlah 1688 orang.

6.      Lihat tabel 2.

7.      (Desa) utusan; Lihat Buijze,  De Ambonse Lant-beschrijvinge door G.E. Rumphius, 294.

8.      Boelens, Fraassen & Straver, Natuur en samenleving van de Molukken, 206.

9.      VOC 2283a, missive 26-05-1732, folio 12.

10.    Knaap, Memories van overgave, xviii-xxiv.

11.     Pejabat tinggi VOC yang tugas utamanya bersifat administratif.

12.     Kepala saudagar atau Pedagang senior atau Secunde menduduki peringkat kedua setelah gubernur.

13.     Syahbandar, yang bertugas mengawasi pedagang dan pelayaran, juga memungut pajak; ; Lihat Buijze,  De Ambonse Lant-beschrijvinge door G.E. Rumphius, 301

14.    Boelens, Fraassen & Straver, Natuur en samenleving van de Molukken, 207.

15.     Idem.

16.    Knaap, Memories van overgave, xxi.

17.     Goor, Generale missiven, Deel IX: 1729-1737, 546.

18.    Nama dan posisi onderkoopman/pedagang yunior ini telah ditemukan dalam resolusi, yang berkaitan dengan pedagang yunior “dan winkelier [manajer toko]”' Harman Christiaan Dove, dia adalah ketua college van boedelmeester; VOC 2235a resolutie 08-02-1732, folio 172.

19.    VOC 2235a resolutie 08-02-1732, folio 168-175.

20.    Harman Graswinkel terdaftar sebagai onderkoopman tanpa pekerjaan. Dia tiba di Amboina pada bulan Mei 1732 dan “kadang-kadang dia bekerja di sana” (VOC 2235a, folio 107). Pada tanggal 2 Desember, ia akhirnya diangkat menjadi anggota Raad van Justitie (VOC 2283a, folio 181)

21.     Dispens adalah gudang yang berisi persediaan makanan dan minuman, yang dipimpin oleh seorang dispenser; Lihat, Wagenaar, Galle, VOC-vestiging in Ceylon, 222.

22.    Lihat tabel 2.

23.    Dam, Beschryvinge van de Oostindische compagnie; Derde Boek, 230.

24.    Lihat Buijze, De Ambonse Lant-beschrijvinge door G.E. Rumphius, 289.

25.    VOC 2283a,  resolutie 17-10-1732, folio 163.

26.    Boelens, Fraassen & Straver, Natuur en samenleving van de Molukken, 207.

27.    Secara khusus, Dewan [Raad van Politie] bertemu pada tanggal 08-01, 13-01, 08-02, 23-02, 20-03, 27-03, 24-04, 19-05, 26-05, 23-06,18-07, 06-08, 13-08, 25-09, 17-10, 07-11, 20-11, 23-11, 02-12 dan 17-12.

28.    VOC 2235a, resolutie 08-01-1732, folio 154-158.

29.    VOC 2235a, missive 26-05-1732, folio 108 (15).

30.    VOC 2283a, missive 26-05-1732, folio's 99-100 (67).

31.     VOC 2235a, missive 25-09-1732, folio 865 (35).

32.    Idem.

33.    VOC 2283a resolutie 23-11-1732, folio's 178-180.

34.    VOC 2283a missive 26-05-1732, folio's 99-100 (67).

35.    VOC 2283a missive 26-05-1732, folio 101 (67).

36.    Knaap, Memories van overgave, xxii.

37.    VOC 2283a missive 26-05-1732, folio's 52-56 (80-81).

38.    VOC 2283a missive 26-05-1732, folio's 55 (81).

39.    Lihat tabel 2.

40.   Lihat pada bagian 4.2.1

41.    Schutte, 'Christendom en Compagnie', in: Blussé (red.), Kennis en Compagnie, 95-96.

42.    Lihat lampiran 1.

43.    Schutte, 'Christendom en Compagnie', in: Blussé (red.), Kennis en Compagnie, 94.

44.   VOC 2235a missive, folio's 899-900 (48).

45.    VOC 2235a missive, folio's 895-896 (47).

46.   VOC 2283a missive, folio 118 (73).

47.    VOC 2283a missive, folio 108 (69-70).

48.   VOC 2283a missive, folio 108-109 (70).

49.   VOC 2283a missive, folio 118 (73).

 

Catatan Tambahan

a.      Sebenarnya 5 wilayah ini dipimpin oleh seorang pejabat [yang dalam hal ini pedagang, baik onderkoopman [pedagang Yunior], koopman [pedagang] dan opperkoopman [pedagang senior] dengan gelar Opperhoofden atau Hoofd [Kepala] di masa VOC (1605 – 1799). Istilah “Resident” yang digunakan di sini, agar lebih familiar dan bisa “diterima” dengan baik oleh para pembaca yang lebih mengetahui/mengenali istilah resident dibandingkan opperhoofden.

b.      College van Schepenen adalah Pengadilan bagi golongan Swasta

§  Hendrik Niemeijer, Pengurus Pusat VOC dan Lembaga-lembaga pemerintahan kota Batavia (1619-1811) – sebuah pendahuluan [terjemahan Dr. Th. van den End]

c.      Johannes Bernard meninggal pada 30 Desember 1735 di Batavia.

§  Generale Missiven Gouverneur Generaal en Raad van Indie, tertanggal  23 Januari 1736

§  Register de Volgende wapens hangende binens Holandsche Kerk (in De Navorscher, zeventiende jaargang, C.M van Gogh, Amsterdam, 1867, ( Lett D. Aan de Oostzijde, Hal 27)

d.      Stephanus Versluys menjadi Gubernur van Amboina pada periode 1725 – 1727, ia menggantikan Pieter Gabrij (1721-1725). Stephanus Versluys menjadi Gubernur van Ceylon pada periode 1727 – 1732, menggantikan Jan Paul Schagen (1725 – 1727, - putra dari Nicolaas Schaghen, Gubernur van Amboina, 1691 – 1696)

e.      Adriaan Willem Frisvogel sebelumnya bertugas di Gubernemen Amboina sebagai Soldijboekhouder (akuntan garnisun) pada periode 1720-1723, kemudian dipromosikan menjadi Opperhoofden van Haruku (1723-1725) menggantikan Jacobus de Haan (1722-1723). Ia kemudian dimutasikan menjadi Opperhoofden van Saparua (1725-1731) menggantikan David Johan Bake (1723-1725) yang dimutasikan sebagai Opperhoofden van Hitu/Hila (1725-1728). Posisi Adriaan Willem Frisvogel di Haruku digantikan oleh Jan van Oordt (1725-1727). Adriaan Willem Frisvogel menjadi Secunde (1732-1737) pada awal tahun 1732 menggantikan Paulus Adriaan d’Ablaing (Awal 1731 – akhir 1731).

f.       Jan van Oordt sebelumnya pernah menjadi Opperhoofden van Haruku (1725-1727) menggantikan Adriaan Willem Frisvogel (1723-1725). Posisinya sebagai Opperhoofden van Haruku digantikan oleh Jan Kleyn (1728-1733), yang sebelumnya menjadi Opperhoofden van Larike (1725-1728).Jan van Oordt menjadi Opperhoofden van Hitu/Hila pada periode 1728-minimal 1733    menggantikan David Johan Bake (1725-1728). Putrinya yang bernama Sara Maria van Oordt, nantinya menikah dengan Hendrik Breton, Gubernur van Amboina (1767-1770)

g.      Hendrik Lodewijk des Moulins bertugas di Gubernemen Amboina saat menjadi Fiscal tahun 1731. Ia kemudian dipromosikan menjadi Opperhofden van Saparua pada awal tahun 1732  menggantikan Adriaan Willem Frisvogel (1725-1731 – lihat catatan huruf e). Ia bertugas di Saparua hingga meninggal pada September 1733. Posisinya di Saparua digantikan oleh Gebrand van Brandwijk van Blokland, yang sebelumnya menjadi Fiscal di Gubernemen Amboina

h.      Adriaan’t Hooft sebelumnya bertugas di Gubernemen Makassar sebagai syahbandar/havenmeester (1697-1700). Ia bertugas di Gubernemen Amboina menjadi Opperhoofden van Larike (1728-1733) menggantikan Jan Kleyn (1725-1728) yang dimutasikan sebagai Opperhofden van Haruku (1728-1733). Ia kemudian dimutasikan lagi ke Haruku (1733-1739) menggantikan Jan Kleyn yang dipromosikan sebagai Fiscal di Gubernemen Amboina. Setelah bertugas di Haruku, ia dimutasikan sebagai Opperhoofden van Hitu/Hila (1739-1744).

i.       Jan Kleijn sebelumnya menjabat sebagai Opperhoofden van Larike (1725-1728), ia kemudian dimutasikan sebagai Opperhoofden van Haruku (1728-1733) menggantikan Jan van Oordt (1725-1727 – lihat catatan huruf f). Posisinya di Larike digantikan oleh Adriaan’t Hooft (1728-1733 – lihat catatan huruf h). Setelah bertugas di Haruku, ia dimutasikan sebagai Fiscal Gubernemen Amboina menggantikan Gebrand van Brandwijk van Blokland yang dipindahkan ke Saparua menggantikan Hendrik Lodewijk des Moulins yang meninggal (lihat catatan huruf g)

j.       Carel Treno memiliki seorang putra yang bernama Carel Frederik Treno, yang nantinya menjadi Opperhoofden van Haruku pada periode 1761-1761 dan 1773 – 1782.

k.      Carel Gustaaf Gledesteijn kemudian menjadi Opperhoofden van Buru pada periode 1737 – 1749, dan Opperhoofden van Haruku (1749-1751). Salah satu putrinya yaitu Anna Sara Treno menikah dengan Carel Frederik Treno, Opperhoofden van Haruku (1761-1761, 1773-1782 – lihat catatan huruf j)

l.       Balthazaar Delmhorst tiba di Batavia pada 3 Februari 1725, dan mulai bertugas di Ambon pada tahun 1726. Ia diketahui meninggal pada tahun 1735. Tugasnya di Ambon digantikan oleh pendeta Christian Stenvers (1735-Juni 1739)

m.    Petrus Craan/Kraan  tiba di Batavia pada 27 Maret 1725 dan mulai bertugas di Ambon sejak tahun 1726 – Mei 1733.

n.      Petrus Craan/Kraan menikah dengan Elisabeth Sigismund di Cape Town, Afrika Selatan pada tanggal 3 Desember 1724. Putra mereka bernama Jacobus Johannes Craan lahir di Ambon pada tahun 1728 [ada dugaan Jacobus Johannes Craan ini adalah putra dari Petrus Craan dengan Wanita Ambon]. Elisabeth Sigismund sendiri meninggal di Batavia pada 11 Mei 1735.

o.      Balthazaar Delmhorst kembali ke Ambon pada tahun 1734 dan bertugas hingga meninggal pada tahun 1735.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar