Selasa, 11 Februari 2025

Tiga komet di tahun 1618: kesaksian dari Kepulauan rempah-rempah, Maluku

 

[Marco Ramerini]

 

A.      Kata Pengantar

Kemunculan komet di langit, yang bisa dilihat oleh mata telanjang maupun tidak oleh manusia di bumi, merupakan peristiwa astrologis. Komet atau kelodan, umumnya disebut bintang berekor, meskipun terminologi ini tidaklah tepat, karena komet bukanlah bintang. Orang Jawa, misanya, menyebut komet sebagai lintang kemukus. Periode kemunculan komet berbeda-beda, misalnya komet Halley, yang muncul 76 tahun sekali. 

Pada awal abad ke-17, tepatnya tahun 1618 di atas langit kepulauan Maluku, muncul 3 komet, yang “diamati” oleh seorang biarawan Katolik asal Spanyol bernama Gregorio de San Estebana. Sang pastor selain memberi kesaksian atau testimoni terhadap kemunculan komet ini, juga memberikan penafsiran “mistis” tentang hal itu, dimana ia merujuk pada tulisan astrologi Afganistan, yang kemudian ia hubungkan atau kaitkan dengan situasi Maluku saat itu, termasuk “pertikaian” Ternate dan Tidore. Kesaksian yang ditulis oleh Pastor inilah yang menjadi tema dari tulisan Marco Ramerini ini. Ramerini menulis artikel sepanjang 10 halaman yang membahas peristiwa ini, dengan judul dalam bahasa Spanyol Le tre comete del 1618: una testimonianza dalle isole delle spezie, le Molucche, yang dipublikasikan tahun 2021 di website miliknyab. Artikel berbahasa Spanyol ini kemudian diterjemahkan lagi oleh Marco Ramerini ke Bahasa Inggris dengan judul The three comets of 1618: A testimony from the spice islands, the Moluccas, yang dipublikasikan tahun 2023. Tulisannya yang berbahasa Spanyol maupun versi Bahasa Inggris, terdiri dari 10 halaman, 7 catatan kaki, 4 lukisan.

Kami beruntung memiliki artikel dalam 2 bahasa ini, sehingga lebih “memudahkan” kami menerjemahkannya dan menyajikan di blog ini. Kami hanya menambahkan sedikit catatan tambahan dan gambar ilustrasi untuk “melengkapi” artikel yang diterjemahkan, dan berharap bisa bermanfaat dalam menambah pengetahuan kesejarahan kita tentang Sejarah Maluku.

 

B.      Terjemahan

Pada tahun 1618, tiga komet yang sangat terang terlihat di Eropa dalam rentang waktu beberapa bulan. Peristiwa yang sangat langka ini kita hampiri pada tahun 1996-1997 dengan dua komet spektakuler di akhir abad ini: Hyakutake dan Hale-Bopp yang bahkan lebih spektakuler, yang terlihat dengan mata telanjang selama 18 bulan. Ketiga komet tahun 1618 juga semuanya mudah terlihat dengan mata telanjang. Komet-komet ini juga memiliki keistimewaan karena menjadi komet pertama yang diamati juga menggunakan teleskop astronomi. Komet pertama, yang saat ini dikatalogkan dengan nama C/1618 Q1, terlihat di langit Eropa pada akhir Agustus 1618. Komet ini pertama kali diamati di Hongaria pada tanggal 25 Agustus 1618. Bahkan astronom Kepler berhasil mengamatinya antara tanggal 1 hingga 25 September 1618. Komet kedua, yang dikatalogkan sebagai C/1618 V1 terlihat pada awal November 1618. Komet ini ditemukan pada tanggal 10 November di Sisilia, dan juga terlihat di Roma pada hari yang sama. Komet ketiga adalah yang paling spektakuler dan sejauh ini paling terang dari ketiganya. Komet ini telah dikatalogkan sebagai komet C/1618 W1. Di Eropa, komet ketiga ditemukan pada pagi hari tanggal 29 November oleh astronom Jerman terkenal Johannes Kepler, yang mengamati langit dari kota Linz di Austria. Komet itu memiliki, seperti yang sering terjadi pada komet yang sangat terang, memiliki ekor ganda. Komet itu juga terlihat di siang bolong untuk jangka waktu tertentu. Ekornya membentang di [posisi] 100° [di] langit. Komet itu mencapai magnitudo antara 0 dan 1 pada tanggal 29 November. Komet ini diamati selama sekitar tiga bulan, antara akhir November 1618 dan Januari 1619. 

Pierre Gassendi (1592 - 1655)

Di antara para astronom yang melakukan pengamatan terhadap komet ini, kita menemukan kaum Jesuit [yaitu] Orazio Grassic di Roma, Pierre Gassendid di Aix-en-Provence, Wilhelm Schickarde di Württemberg. Christen Sørensen Longomontanusf dari Denmark mengamati ekor yang lebih dari 100° di Kopenhagen pada tanggal 10 Desember. Snellius dari Belanda (Willebrord van Roijen Snellg) mengamati komet tersebut di Leiden. [Kaum] Jesuit Swiss, Johann Baptist Cysath mengamati komet tersebut dari Ingolstadt. Anehnya, tampaknya tidak satu pun dari komet ini yang diamati oleh Galileo Galilei yang saat itu sedang terbaring di tempat tidur karena menderita radang sendi dan tampaknya tidak melihat bahkan komet yang paling terang sekalipun. Untuk fakta ini, saya [penulis] punya penjelasan sendiri: Galileo tidak percaya bahwa komet adalah benda langit dan karena alasan ini mungkin dia tidak mengamatinya, tetapi saya ingin percaya bahwa dia pasti akan melihatnya. Galileo tidak pernah secara eksplisit menyatakan bahwa komet adalah ilusi, tetapi hanya mempertanyakan apakah komet itu nyata atau ilusi optik. Mengenai hal ini, dia juga bertukar pandangan dengan kaum Jesuit, Orazio Grassi yang sebaliknya menyatakan bahwa komet adalah benda langit. 

Risalah-risalah kecil tentang subjek tersebut diterbitkan oleh kedua astronom tersebut, dalam beberapa kasus menggunakan nama samaran. Orazio Grassi pada tahun 1619 menerbitkan "De tribus cometis anni MDCXVIII disputatio astronomica"1, yang menjelaskan gagasannya dalam hal ini. Galileo membalas melalui seorang temannya, Mario Guiducci, dengan menulis "Discorso delle comete"2. Dua publikasi lainnya menyusul: Orazio Grassi menulis risalah "Libra astronomica ac philosophica"3 dan Galileo menulis "Saggiatore"4. Mengenai komet ini, terdapat kesaksian pengamatan dari belahan dunia lain. Dua teks Tiongkok melaporkan bahwa sebuah komet terlihat pada pagi hari tanggal 26 November. Ekornya lebih dari 100 [10 derajat] panjangnya dan mengarah ke tenggara. Duta besar Spanyol untuk istana Persia, García de Silva Figueroai, bersaksi bahwa ia melihat komet tersebut di Isfahan di Iran saat ini. Penampakan lainnya juga dilaporkan di Korea dan Filipina.

 

KOMET YANG TERLIHAT DARI KEPULAUAN REMPAH-REMPAH, MALUKU

Kepulauan yang sebelumnya dikenal sebagai Maluku atau Kepulauan Rempah-Rempah adalah 5 pulau asal gunung berapi (Ternate, Tidore, Moti, Makian, dan Bacan) yang terletak di sebelah barat pantai pulau Halmahera, di kepulauan Indonesia, tepat di atas garis Khatulistiwa. Pulau-pulau ini adalah satu-satunya pulau di dunia tempat tanaman cengkeh tumbuh secara alami pada abad ke-16 dan ke-17, tanaman dari famili Myrtaceae, yang nama botaninya adalah Caryophyllus Aromaticus (Eugenia Caryophyllus, Syzygium Aromaticum). Pertama-tama Portugis, pada abad ke-16, dan kemudian Spanyol dan Belanda, pada abad ke-17, menguasai pulau-pulau ini secara militer. Antara tahun 1606 dan 1663, Spanyol menempatkan garnisun di pulau Ternate dan Tidore dan di beberapa pulau terpencil lainnya. Anggota berbagai ordo keagamaan juga telah tiba bersama pasukan Iberia5

Saat mempelajari dokumen tulisan tangan6 seorang biarawan Fransiskan Spanyol yang tinggal di Kepulauan Rempah, Maluku, yang saat itu sebagian berada di bawah kendali Spanyol, saya menemukan beberapa penyebutan tentang ketiga komet ini. Biarawan itu adalah Pastor Gregorio de San Esteban dan dokumen yang saya maksud adalah "Memoria y Relación e historia verdadera de lo sucedido en las Islas Molucas 1609 - 1619" miliknya, yang salinannya disimpan di Arsip Ibero Oriental Fransiskan di Spanyol. Saya dapat melihat dua salinan tulisan tangan "modern" dari dokumen menarik ini. Keduanya berisi deskripsi tentang ketiga komet tersebut. Dalam bukunya "Memoria y Relación...”. Pastor Gregorio de San Esteban mendedikasikan sebuah bab kecil setebal tiga halaman untuk tiga komet berjudul "De las señales que en el fin de este año se bieron que fueron grandes y de los demas que succedio hasta el fin de el". Subjudulnya berbunyi: "Cometas y tomas de sitios". Menurut deskripsi yang diberikan oleh Pastor Gregorio de San Esteban, dua komet pertama yang dilihatnya sebagai orang pertama, sedangkan mengenai komet ketiga yang "seharusnya" dan meragukan, jelas dari teks bahwa dia tidak melihatnya, tetapi melaporkan kesaksian orang lain.

Dari tanggal pengamatan, jelas bahwa apa yang ditunjukkan oleh Pastor Gregorio de San Esteban sebagai komet pertama adalah komet kedua yang diamati di Eropa, yang dikatalogkan sebagai C/1618 V1 dan terlihat pada awal November 1618. Meskipun komet kedua itu tentu saja adalah komet besar tahun 1618, itulah yang digambarkan oleh kronik Eropa sebagai komet ketiga, dan yang telah dikatalogkan sebagai komet C/1618 W1.

 

KOMET PERTAMA:

Pada hari Jumat, 9 November 1618, pukul empat pagi, sebuah komet muncul di timur, di atas Kepulauan Maluku. Inilah gambaran yang diberikan oleh Pastor Gregorio de San Esteban tentang hal itu:

“Pada hari kesembilan bulan November tahun 1618 ini, hari Jumat pukul empat pagi, sebuah komet muncul di timur di atas Kepulauan Maluku ini pada jam keempat, yang bentuknya seperti pohon palem yang sangat besar, yang ujungnya [kepalanya] agak ke timur laut, warnanya putih tetapi tanpa campuran warna apa pun, asalnya adalah bintang kecil yang hampir tidak terlihat, ukurannya menurut pendapat kami sekitar delapan atau sepuluh pica = itu berlangsung selama satu setengah bulan, lebih atau kurang tiga hari: lintasannya berbelok ke selatan selama berlangsungnya”.

 

Seperti yang tertulis di atas, menurut kesaksian yang saya temukan komet ini nampaknya telah teramati di Eropa mulai tanggal 10 atau 11 November. Jadi kesaksian Pastor Gregorio de San Esteban yang melaporkan melihat komet pada tanggal 9 November 1618 bisa jadi merupakan pengamatan pertama komet ini. Kalau itu memang benar (tapi saya belum menemukannya dan kapan diamati di Cina dan tempat-tempat lain di dunia), dengan kanon yang berlaku sekarang dia akan dianggap sebagai penemu komet dan nama komet itu akan dikaitkan dengannya. Dalam teksnya, Pastor Gregorio de San Esteban “tersesat” dalam pembahasan astrologi tentang makna lintasan komet ini. Di sini semua takhayul pada masanya. Namun dalam teks tersebut, selain kepercayaan astrologi yang menggelikan, ia memberi tahu kita dalam beberapa bagian tentang posisi komet di kubah langit, seperti fakta bahwa komet itu terlihat lahir ketika berada di konstelasi Scorpius, ia juga memberi tahu kita bahwa komet itu sedang menuju pergerakannya ke arah timur. 

Untuk penjelasan astrologi, Pastor Gregory mengutip seorang matematikawan dan astrolog Afghanistan "Al Bomafsar", yang dilatinkan menjadi Albumasar, tetapi nama lengkapnya adalah: Abū Maʻšar Gaʻfar ben Muammad ben ʻUmar al-Bali. Dia adalah salah satu astrolog paling terkenal di istana Abbasiyah di Baghdad. Dia lahir di Balkh di Afghanistan saat ini pada tahun 787, lebih dari 130 tahun setelah penaklukan Arab atas Persia dan jatuhnya Kekaisaran Sassaniyah. Buku yang dirujuk oleh Pastor Gregorius adalah "De magnis coniunctionibus annorum reuolutionibus ac eorum profectionibus octo continenstractatus" yang juga diterbitkan di Eropa dalam berbagai edisi7. Pastor Gregorio melaporkan:

“Menurut seorang astrolog Arab bernama Al Bomafsar dalam buku kelima (de magnis conjuncionibus) dalam perbedaan terakhir [dicon] warna ini berarti kebesaran dan lebar yang berarti penderitaan pada manusia dan merupakan sifat Jupiter dan karenanya pada manusia Jupiter itu akan berdampak pada penyakit alami dan terbit ke timur berarti bahwa [itu akan dimulai] dengan cepat dampaknya pada kesedihan manusia dan sedikit kepatuhan kepada Raja: Akan ada kesehatan di timur = berada di musim dingin berarti banyak berita, tanda kalajengking lahir, sehubungan dengan ini berarti pertempuran antara Raja dan penguasa = akan ada banyak air yang berbahaya dan perusak buah-buahan = akan ada banyak gangguan angin = dan menjadi sifat Jupiter itu akan mengancam Raja, gubernur, pangeran dan orang-orang kuat dan akhirnya akan mengancam semua orang yang optimis = Tuhan di atas segalanya”.

 

KOMET KEDUA:

Komet kedua ini terlihat oleh Pastor Gregorio de San Esteban pada tanggal 26 November 1618, hari Senin. Ekornya kecil pada awalnya, tetapi kemudian tumbuh besar. Itu tetap terlihat selama sekitar satu bulan "kurang lebih" arahnya ke utara "lebih dari yang lain". Mengenai komet ini, berdasarkan apa yang telah saya temukan, Pastor Gregory dapat dianggap sebagai penemunya (menurut kanon modern) atau setidaknya rekan penemunya, faktanya tanggal penampakan tertua yang disebutkan adalah dari dua teks Tiongkok yang melaporkan bahwa sebuah komet terlihat pada pagi hari tanggal 26 November, hari yang sama ketika Biarawan Gregorio de San Esteban melihatnya. Harus dikatakan bahwa Maluku terletak lebih jauh ke timur daripada Cina dan karena itu sangat mungkin bahwa Pastor Gregorio benar-benar melihat komet tersebut beberapa jam sebelum orang Cina. “Sebuah komet muncul di bagian timur, juga di timur. Awalnya berupa bintang besar. Ekornya kecil pada awalnya, tetapi kemudian membesar. Warnanya agak merah. Ujung ekornya menghadap ke tenggara, tetapi badannya menghadap ke utara. Bentuknya berdasarkan bintang, berwarna merah muda = lahir pada tanggal 26 November, Senin, komet itu bertahan  selama kurang lebih satu bulan, lintasannya mengarah ke arah utara, dan lebih panjang dari yang lain”.

Seperti yang ditunjukkan di awal tulisan ini, ini tentu saja yang ditunjukkan oleh catatan sejarah Eropa sebagai komet ketiga tahun 1618. Ini adalah yang paling spektakuler dan sejauh ini paling terang dari ketiga komet. Komet ini sekarang dikatalogkan sebagai komet C/1618 W1. Juga mengenai komet ini, Pastor Gregorio memanjakan dirinya dengan mencantumkan efek yang diyakini berdasarkan buku astrolog Afghanistan. Namun, bahkan di sini ia memberi tahu kita bahwa komet itu pertama kali terlihat di konstelasi Sagitarius.

Di bawah judul “Significaccion de la segunda cometa” tertulis: “Menurut dugaan astrolog, maknanya adalah warna dan bentuknya yang melambangkan kekuatan = dan terbit ke Timur akan segera memberikan pengaruhnya kepada orang-orang [muda] dan kepada tanaman dan buah-buahan = terbit di tanda Sagitarius dan dengan demikian berarti kematian Raja: dan kekuatan Raja atas rakyat dalam meminta uang: itu berarti penindasan di antara manusia? panas yang menyengat, buah di pohon palem sedikit: kekuatan dalam penyakit selama tiga bulan, berita perang, gempa bumi, perampokan, kemakmuran selama bertahun-tahun = itu adalah sifat matahari dan karenanya berarti banyak panas dan kekeringan dan [kenyataan] ini kematian seorang Raja dan kejadian banyak hal dan banyak perubahan”

 

KOMET KETIGA

“Hari ketika komet kedua ini keluar [muncul] di Tidore, ada satu lagi yang melahirkan tiga ekor anjing, yang satu punya tiga tangan dan dua kaki, yang satu lagi buta, dan yang satu lagi [bierro?] katanya, karena sesuatu yang mengerikan.”

Mengenai komet ketiga, jelas dari baris-baris tersebut bahwa Pastor Gregorio de San Esteban tidak melihatnya, tetapi ia memberi tahu kita bahwa seseorang, di pulau Tidore di dekatnya, pada suatu malam melihat (salib? atau cahaya?) putih di timur di atas Maluku, sementara yang lain mengatakan mereka melihat komet lain. “Ada yang bilang mereka melihat [salib? [cahaya?] di suatu malam, putih di sebelah timur di atas pulau-pulau ini dan yang lain mengatakan mereka melihat komet lain. Tuhan kami, kasihanilah…”

Karena kurangnya informasi, kesaksian ini menghalangi untuk mengklarifikasi apa yang telah dilihat oleh para saksi. Namun saya pikir itu tentu saja tidak merujuk pada komet baru. Fakta bahwa komet itu hanya terlihat selama satu hari, setelah yang lain menghilang, bahwa Pastor Gregorio tidak melihatnya dan bahwa ia juga menyebutkan komet ketiga ini dengan kata-kata yang meragukan membuat saya condong ke arah penampakan yang salah atau komet biasa (yang kedua disebutkan oleh Pastor Gregorio) terlihat untuk terakhir kalinya. Dokumen itu berlanjut, "Komet yang disebutkan di atas mulai berdampak pada pulau-pulau ini segera karena tanpa memikirkan perang, hal itu dipahami sebagai sesuatu yang kejam seperti “peperangan” antara Tidore dan Ternate..." kemudian biarawan itu melanjutkan menggambarkan peristiwa perang yang terjadi pada tahun-tahun itu di kepulauan itu.

 

=== selesai ===

 

Catatan Kaki

1.       Orazio Grassi "De tribus cometis anni MDCXVIII disputatio astronomica publice habita in Collegio Romano Societatis Iesu", 1619

2.      Mario Guiducci "Discorso delle comete", 1619

3.      Lotario Sarsi "Libra astronomica ac philosophica", 1619

4.      Galileo Galilei “Il Saggiatore, nel quale con bilancia esquisita e giusta si ponderano le cose contenute nella Libra astronomica e filosofica di Lotario Sarsi Sigensano”, 1623

5.      Untuk gambaran lebih rinci tentang sejarah Maluku antara abad ke-16 dan ke-17, lihat: Marco Ramerini "The Spaniards in the Moluccas, 1606-1663/1671-1677" Pubblicato in: https://www.colonialvoyage.com/i-primi-contatti-degli-spagnoli-con-le-isole-molucche/

6.      Gregorio de San Esteban “Memoria y Relación e historia verdadera de lo sucedido en las Islas Molucas 1609 – 1619” manuscript present in the Franciscan Ibero Oriental Archive.

7.      Karya ini mungkin ditulis sekitar tahun 848. Karya ini pertama kali diterjemahkan dalam Bahasa Latin oleh John of Seville dalam tahun 1133, dengan judul “Introductorium in Astronomiam”, dan kemudian dengan judu “De magnis coniunctionibus”, oleh Herman of Carinthia dalam tahun 1140. Terjemahan karya Herman of Carinthia yaitu “De magnis coniunctionibus ”, pertama kali diterbitkan oleh Augsburg dalam tahun 1488/9. Karya ini diterbitkan lagi di Venice, dalam tahun 1506 dan 1515.

 

Catatan Tambahan

a.      Gregorio de San Esteban pada tahun 1614 dikirim ke utara Sulawesi

b.      https://www.colonialvoyage.com/le-tre-comete-del-1618-una-testimonianza-dalleisole-delle-spezie-le molucche/

c.      Orazio Grassi lahor pada 1 Mei 1583 dan meninggal pada 23 Juli 1654  

d.      Pierre Gassendi, lahir pada 22 Januari 1592 dan meninggal dunia pada 24 Oktober 1655

e.      Wilhelm Schickard, lahir pada 22 April 1592 dan meninggal dunia pada 24 Oktober 1635

f.       Christen Sørensen Longomontanus lahir pada 4 Oktober 1562 dan meninggal dunia pada 8 Oktober 1647

g.      Willebrord Snellius (nama lahir Willebrord Snel van Royen), lahir pada 13 Juni 1580 dan meninggal dunia pada 30 Oktober 1626  

h.      Johann Baptist Cysat, lahir sekitar tahun 1587 dan meninggal pada 17 Maret 1657

i.       García de Silva Figueroa lahir pada 29 Desember 1550 dan meninggal dunia pada 22 Juli 1624

Tidak ada komentar:

Posting Komentar