Badgelegenheid/zwemmen op
Saparoea
Tempat Pemandian
Orang-orang Belanda di Negeri Saparua
(Oleh : Aldrijn Anakotta)
A. PENDAHULUAN
Mengutip
kata-kata Sejarahwan J.J. Rizal dalam artikelnya di Koran Tempo, 11 Desember
2011 yang dimuat ulang (reposting) pada blog komunitas bambu dengan judul
“Senja Kala Tuinstad Menteng” : Kalau ada yang bilang “a city
without old building is like people without remembrance,” berani
sumpah, itulah Jakarta! Ya seperti itulah juga riwayat
bangunan-bangunan tua di Saparua di masa sekarang! Sebuah kota bekas
pusat Keresidenan Saparoea, yang dulunya banyak terdapat peninggalan
bangunan-bangunan tua, tempat-tempat “sejarah” yang merupakan peninggalan dan
saksi bisu penjajahan, semakin lama semakin hilang!!!.
Benteng
Duurstede, Landraad (pengadilan) Saparua, SD Negeri 1 Saparua, SD Negeri 2
Saparua, SD Kristen Tiouw, Beesturstaad Contrelaur (Kantor Kontrolir/Camat),
Inggris Cementary (Kubur Inggris), Begraafplats op Saparua (Pekuburan
Saparua), dan beberapa yang lainnya adalah bukti peninggalan dan
saksi sejarah yang ada di negeri ini.
Tergugah
dengan tulisan sejarahwan J.J. Rizal di atas, serta “desakan’” dan usulan dari
adik tercinta, Ferdy. Lalala/Anakotta, artikel ini ditulis. Artikel ini
ditulis dengan tujuan sebagai pengingat akan kenangan kita semua. Kenangan
bahwa kita pernah memiliki sesuatu yang telah hilang karena ketakpedulian.
Kenangan akan sesuatu yang pernah ada, pernah hidup bersama kita dan kenangan
akan situs sejarah. Juga sebagai “peringatan” kepada para pembesar di negeri
ini untuk “menghargai” sejarah bangsa ini. Kedepan kiranya “tuan-tuan pembesar”
bisa melestarikan semua itu, hingga generasi berikutnya bisa tahu dan belajar
sejarah kehidupan.