Rabu, 05 Agustus 2015

Botol manci, Nene jaganti, Tete momo_Mitos atau Fakta?


BOTOL MANCI

Dalam cerita rakyat Maluku “Botol Manci” mungkin bisa disamakan dengan “Kurcaci”1 dalam mitologi Nordik yang tinggal di gua-gua dan bawah tanah. Makhluk gaib ini bertubuh kecil dan memakai topi mirip “Santa Claus” seperti dalam “Tradisi menjelang Natal” serta memegang botol susu. Mungkin saja kata botol manci diadaptasi dari kata botol susu dan manci tersebut. Bentuk fisiknya diciri-cirikan seperti manusia namun berukuran lebih kecil dan pendek, ada yang masih bayi, ada yang tua berjanggut panjang. Mereka hidup di alam lain yang sewaktu-waktu dapat dilihat oleh mata manusia. Botol manci bagaikan sebuah “mitos, legenda, dongeng”, namun di balik mitos tersebut ada orang-orang tertentu dapat melihatnya dengan nyata. Adalah mereka yang terlahir dengan “sarong, sarung”2, menurut kepercayaan masyarakat Maluku konon mereka memiliki indera keenam yang dapat melihat dan merasakan keberadaan makhluk-makhluk gaib di dunia lain. Botol manci  sering muncul pada saat “mati-mati galap” (menjelang malam) hingga waktu malam, ditandai cahaya warna-warni, kelap-kelip seperti cahaya kunang-kunang yang menyala-nyala.

Peristiwa-peristiwa aneh yang sering terjadi seperti anak kecil yang hilang tanpa jejak berhari-hari selalu dikaitkan dengan ulah daripada botol manci, anak hilang tersebut disembunyikan oleh botol manci untuk dijadikan teman bermain. Biasanya baru ditemukan saat penduduk dan orang tuanya meminta bantuan dari “dukun kampung, orang pintar” maka atas petunjuk mereka anak hilang tersebut baru dapat ditemukan, ada yang kedapatan sedang bermain dengan botol manci, ada pula yang mendapat  piring emas karena petunjuk dari botol manci3. Diceritakan pula bahwa anak-anak yang pernah disembunyikan botol manci dalam proses pertumbuhan fisik akan mengalami masalah pada bentuk tubuhnya yang kemudian menjadi “cebol, kerdil” atau tidak akan tinggi lagi. Dunia medis dan kedokteran sudah menerangkan dengan jelas bahwa lahirnya orang-orang cebol, kerdil dan sebagainya diakibatkan karena faktor genetika atau persilangan “kromosom seks x dan y”4  yang tidak sempurna dari orang tuanya.
 
via http : //juliansoplanit.blogspot.com/image

NENE JAGANTI

Cerita “Nene Juganti, Nene Jaganti” sangat populer di kalangan masyarakat Maluku. Nene itulah sapaan untuk nenek dalam bahasa hari-hari Maluku. Cerita-cerita rekaan atau dongeng penghantar tidur ini biasanya dipakai untuk menakuti anak-anak agar menuruti perintah orang tua. Sosok nene jaganti adalah nenek tua renta yang hidup sendirian di tengah hutan rimba dan sewaktu-waktu mendatangi desa-desa pesisir mencari manusia terutama anak-anak yang nakal untuk dijadikan santapannya. Nene jaganti digambarkan seperti seorang “perempuan raksasa” yang menyeramkan, memiliki indera penciuman yang tajam, sehingga dapat mengetahui keberadaan manusia dalam jarak jauh... mirip-mirip Mak Lampir kali ya! Hahahaha
 
via http : //lyphosse.blogspot.com//image

TETE MOMO

Dalam bahasa hari-hari Maluku, tete adalah sebutan untuk kakek. Dari mana asal mula sebutan atau istilah “tete momo”? tidak diketahui pasti! namun penulis menduga kebiasaan masyarakat Maluku dalam membahasa, mencipta dan mengistilahkan suatu “sosok jahat” dengan mengumpamakan kakek atau orang tua yang sudah lanjut usia, berambut putih dan berwajah buruk, lalu kemudian digabungkan dengan kata “momok”5. Cerita “tete momo” adalah cerita rekaan orang tua untuk menakuti anak-anak yang kemudian membudaya dari generasi ke  generasi di Maluku. Tete momo adalah “sosok kakek” yang sangat menakutkan, selalu datang menangkap anak-anak nakal yang suka melawan perintah orang tua. Capat sono jang sampe tete momo loko (cepatlah tidur jangan sampai ditangkap kakek tua) begitulah kata-kata sakti orang tua yang membuat nyali ciut, bisa dipastikan anak-anak yang tengah “barmaeng pawela” (asyik bermain) pun terdiam, cepat-cepat mencuci kaki, naik ke kasur, lalu tidur dengan ketakutan...Hahahaha
Istilah tete momo pun mengalami perluasan makna yang dikaitkan dengan sosok “setan, jin, iblis” dan sebagainya. Tentunya jika ada sosok jahat yang menakutkan, harus ada pula sosok baik yang menjaga dan membela. Maka kemudian diciptakan pula istilah “Tete Manis” yang dalam kebudayaan Maluku telah bercampur/berasimilasi dengan tradisi kristen, dianggap sebagai manifestasi keberadaan “Tuhan Yesus” di tengah-tengah umat-Nya. Menurut kepercayaan dan tradisi masyarakat Maluku, sosok Tete Manis adalah “Yesus Kristus” itu sendiri, sosok yang baik hati, penyayang dan segala-galanya.
 
via https : //www.google.com/image

Di balik cerita-cerita “rakyat” atau “dongeng” seperti ini terdapat pesan moral yang ingin disampaikan bahwa dalam kehidupan ada sifat baik dan sifat buruk, sifat baik diikuti dan ditaati, sifat buruk ditanggalkan dan dibuang jauh-jauh. Pendidikan moral yang diajarkan orang tua kepada anak-anaknya dalam lingkup keluarga seperti inilah yang memainkan peranan penting pada tumbuh kembang anak-anak nantinya. Perlahan-lahan “dongeng” sebelum tidur mulai hilang dari pendengaran kita, kebiasaan mendongeng orang tua kepada anaknya pun mulai luntur tergerus jaman, cerita-cerita ini telah tergantikan dengan kecanggihan teknologi yang ikut mempengaruhi tumbuh kembang dan karakter anak-anak masa kini.
Mari budayakan mendongeng kembali untuk anak cucu kita!.

Sumber :

           1.         https://id.wikipedia.org/wiki/Kurcaci
           2.         http://biologimediacentre.com/sistem-reproduksi
                 - sarong, sarung (dialek maluku) : selaput yang membungkus pada saat lahir, terdiri dari selaput sakus vitelinus, amnion, korion dan alantois 
  4.        www. sensusxp.com/span-classoverlay :  faktor genetika (kromosom x dan y) yang mengakibatkan lahirnya orang “cebol, kerdil” dsbnya 
   5.        http://kbbi.web.id/momok
momok/mo·mok/ n 1 hantu (untuk menakut-nakuti anak); 2 ki sesuatu yg menakutkan krn berbahaya, ganas, dsb


10 komentar:

  1. mantap Ontjo..urband legend!
    nene Luhu deng Swanggi mana?

    salam hantu_belau :D

    BalasHapus
  2. "Nene Luhu" deng "Suanggi" masih dalam proses penggarapan cerita CLAM_J!! Tunggu saja!!

    Salam Hantu Balau!! Hahahaeee

    BalasHapus
  3. Tapi memang botol manci ni beta opa oma deng om om samp skarang masi carita kata dulu dong dapa lia akang .... smpe beta search di google par lia akang nii..thank's par infonya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau botol manci itu memang ada. Bukan dongeng Beta pernah liat pada waktu usia 10 thn.

      Hapus
  4. Semoga artikel ini bermanfaat buat Andass Raossel! Terima Kasih sudah berkunjung ke blog negeri saparua.

    BalasHapus
  5. Beta pernah didatangi botol manci sekitar thn 1975 umur 5 tahun, waktu sedang tidur bt di gili2(dikelitik) dan dicubit, bt mama dengar kadang beta tertawa deng menangis. Sehingga pas beta mama masuk kamar botol manci langsung menghilang. Seingat beta botol manci orangnya sudah tua, pendek kerdil dan berjanggut panjang. Jadi pas dicubit karena sakit beta sempat liat itu botol manci. Hahaha.. pengalaman dolo2 yg lucu...

    BalasHapus
  6. botol manci di beta pung kampong di Seram - Kairatu ,biasanya muncul di rumpun pohon sagu, kalu jaganti itu derivasi dari kata Gigantic(besar)..

    BalasHapus
  7. Botol manci tu jamur....jamur deng akang pung jaring.

    BalasHapus
  8. Botol manci tu jamur....jamur deng akang pung jaring.

    BalasHapus