Jumat, 30 Januari 2015

Arsitektur Baileo Pisarana Hatusiri Amalatu dan Unsur - Unsur Yudaisme Kuno

Sebuah Analisis dan Dugaan

Oleh
Aldrijn Anakotta


A.     PENDAHULUAN
 
Baileo atau rumah adat merupakan salah satu unsur dalam kebudayaan lokal. Pada umumnya baileo adalah rumah adat negeri Maluku. Bangunan ini biasanya berfungsi sebagai tempat berlangsungnya upacara adat atau tempat pertemuan masyarakat adat untuk membicarakan berbagai hal menyangkut adat di negeri tersebut. Negeri Saparua atau Pisarana Hatusiri Amalatu, sebagai salah satu negeri adat di Maluku, tentunya juga memiliki baileo. Dalam kebudayaan masyarakat agraris atau maritim, pembangunan rumah terkhusus rumah adat atau baileo, pastilah memasukan unsur atau elemen yang merupakan simbol kehidupan yang dipercayai baik itu agama, kepercayaan atau simbol kehidupan lain di dalamnya. Ketika membaca sebuah buku yang berjudul The Name of books atau kitab nama-nama karya Jill Gregori dan Karen Tintori 1) dalam buku tersebut diurai tentang simbol-simbol yudaisme yang dimasukan dalam arsitektur pembangunan sinagoga / sinagoge sebagai rumah ibadah kaum Yahudi. Mungkinkah pembangunan rumah adat / baileo juga memasukan unsur-unsur tersebut??? mungkin saja, karena itu dalam artikel ini, saya mencoba menganalisis serta menduga kemungkinan itu. Artikel ini hanyalah berupa analisis dan dugaan atas pembacaan beberapa referensi yang dimiliki. Perlu penelitian lebih jauh tentang beberapa aspek kemungkinan itu. Para antropolog, arkeolog, sosiolog, dan arsitek serta para ahli terkait lainnya bisa meneliti dan menyelidiki hal itu lebih jauh dalam basis ilmiah.
B.      
SEKILAS TENTANG PENYEBARAN AGAMA DAN PENGARUHNYA

Seperti kita ketahui, jauh sebelum agama Islam dan Kristen dianut oleh masyarakat Maluku, telah ada kepercayaan yang disebut agama lokal atau agama suku. Dalam agama suku, suku itu mempunyai cerita-cerita atau mitos yang menyatakan asal usul suku, yaitu silsilahnya yang melalui nenek moyang naik sampai ke dewa-dewa. Mitos ini memberitakan juga tentang aturan hidup, atau adat yang diberikan oleh dewa atau nenek moyang2). Masyarakat Maluku, terkhususnya Saparua Lease, percaya bahwa para leluhur mereka berasal dari suku Alifuru di pulau Seram sebagai pulau Ibu. Bahkan kata Alifuru mungkin berakar dari bahasa Arab yaitu Alif yang artinya pertama atau abjad pertama dalam aksara Arab. Bisa juga kata Alifuru berasal dari bahasa Ibrani yaitu kata Aleph, yaitu huruf pertama dalam aksara Ibrani3). Jadi mungkin Alifuru bisa berarti manusia pertama yang menunjuk sebagai asal mula orang Maluku. Saat terjadinya perang Nunusaku, masyarakat suku ini, kemudian turun gunung ke wilayah pesisir pulau Seram dan membentuk negeri-negeri baru, ada yang menetap tapi ada juga yang mencari wilayah baru, salah satunya adalah 4 kapitan dari negeri Soahuku atau Lilipori Kalapessy yang mencari wilayah baru dan akhirnya menemukan sebuah petuanan di pulau Saparua. Wilayah atau petuanan ini yang menjadi cikal bakal Pisarana Hatusiri Amalatu atau yang sekarang dikenal sebagai Negeri/Desa Saparua 4)
 
Van den End 5), menjelaskan berdasarkan buku yang ditulis di Mesir sekitar ±1050 M, dan yang mengandung data-data mengenai gereja-gereja serta biara-biara Kristen, dikatakan bahwa di “Fansur” ada beberapa gedung gereja. Mungkin “Fansur” ini adalah kota Barus di pantai Barat Sumatera Utara, namun kehadiran orang-orang Kristen tersebut tidak meninggalkan bekas di Indonesia. Dr. Jan Aritonang 6) bahkan lebih jelas menyatakan bahwa orang-orang Kristen dimaksud adalah orang Kristen Nestorian yang berasal dari Khaldea / Syria dan Persia dan itu terjadi pada abad ke-7 M. Pada abad ke-13, Islam mulai memasuki Indonesia melalui jalur perdagangan. Berawal dari Gujarat, saudagar-saudagar Islam mulai menyebarkan agama itu ke Indonesia. Penyiaran Islam di Indonesia mulai di kota-kota pelabuhan dan mengikuti jalur-jalur perdagangan. Pedagang-pedagang Islam dari luar yang menetap di salah satu tempat akan kawin dengan putri-putri bangsawan. Dengan demikian agama Islam tersebar melalui hubungan dagang dan kekeluargaan7). Teori tentang masuknya agama Islam pun banyak ragam versi dan banyak ahli sejarah yang belum sepakat tentang hal itu 8). Namun yang pasti pada abad ke-15 agama Islam sudah tersebar di banyak penjuru Nusantara, termasuk kawasan yang kita kenal sebagai Indonesia timur khususnya Maluku9). Van den End lebih jelas menyatakan Ternate masuk Islam sekitar ±1480 M10). Kekuasan kerajaan Ternate yang sangat luas bahkan meliputi jazirah pulau Ambon dan Lease, maka hal yang wajar jika penduduk di jazirah itu memeluk agama Islam. Namun dalam hal itu ada beberapa daerah yang tidak berhasil di Islamkan. Mereka tetap teguh memegang agama suku / agama lokal. Begitupun ketika Kristen disebar, ada yang masuk Kristen tetapi ada juga yang tetap memegang teguh agama suku / agama nenek moyang11).
Dalam blog Pisarana Hatusiri Amalatu, diceritakan bahwa sekitar tahun 1436, 4 kapitan besar itu berlayar dari negeri Soahuku dan mencapai pulau Saparua, jika diperbandingkan dengan data-data tahun penyebaran agama Islam maupun Kristen, maka para leluhur tadi kecil kemungkinan telah beragama Islam ataupun Kristen. Jadi bisa disimpulkan mereka masih memeluk agama lokal / agama suku. Dan andaikata beberapa puluh tahun kemudian, Islam disebarkan ke pulau Saparua, belum ada bukti berupa arsip-arsip, arsitektur, makam, tulisan dan sebagainya yang bercorak Islam khususnya di negeri Pisarana Hatusiri Amalatu yang ditemukan sampai saat ini. Begitupun referensi tentang masuknya agama Kristen di pulau Saparua tidaklah jelas karena kekurangan data, atau data yang belum valid. Dengan uraian itu maka leluhur Pisarana Hatusiri Amalatu adalah beragama suku / agama nenek moyang / agama lokal. Jika begitu, sebenarnya agama suku berakar dari apa??? Mungkinkah ini berasal dari tradisi yudaisme kuno??? Sebuah tradisi Abrahamic yang telah bercampur, berasimilasi atau persilangan dengan budaya dan alam sekitarnya… pembangunan baileo atau rumah adat tidak menunjukan karakteristik dalam budaya Islam atau Kristen.

Baileo juga bukan hasil dogmatika agama-agama dimaksud. Jika gereja dan masjid merupakan hasil rekonstruksi pemikiran Tuhan yang berdiam di bumi dan harus memiliki tempat sebagai tempat hunian-Nya,12) Maka lebih tepatnya baileo adalah semacam “rumah ibadah”, “rumah suci” dalam perspektif agama suku / agama nenek moyang / agama lokal. Pembangunan rumah “ibadah, suci” tentunya sering memasukan unsur-unsur kepercayaan di dalamnya yang bertujuan untuk mengingat, atau menjaga kesakralan rumah tersebut. Baileo juga memiliki unsur atau elemen dimaksud. Pemaparan ini hanya khusus terhadap kemungkinan itu pada baileo atau rumah adat Pisarana Hatusiri Amalatu.
 
Baileo Pisarana Hatusiri Amalatu

 C.     LOKASI, BENTUK DAN PEMAPARAN SINGKAT BAILEO

Sebagai bagian dari persekutuan Patasiwa, baileo negeri Saparua berbentuk menggantung dengan menggunakan penyangga yang memisahkan lantai dasar baileo dengan tanah / bumi. Berbeda dengan negeri-negeri adat yang tergabung dalam persekutuan Patalima, dimana baileonya tidak ada penyangga sehingga lantai baileo dibangun di atas tanah sebagai lantainya. Baileo Negeri Saparua terletak di negeri Saparua dan berlokasi di halaman SD Negeri 1 Saparua. Dibangun pertama kali pada masa pemerintahan Raja Melyanus Titaley sekitar tahun 1514. Letak koordinat geografisnya (UTM) adalah koordinat x yaitu 0461965 dan koordinat y adalah 9605159. Selain menggantung, baileo juga berbentuk persegi panjang berlantai papan kayu dengan 16 tiang penyangga yang terletak di dasar baileo atau bangunan utama, 4 tiang penyangga yang terletak di luar bangunan utama, menyangga bangunan kecil yang mirip topi untuk bangunan utama. 4 tiang itu terbagi menjadi 2 tiang di pintu masuk dan 2 tiang di pintu keluar, atapnya berbentuk pelana kuda dan penutupnya menggunakan atap / daun rumbia kering. Dari 16 tiang penyangga bangunan utama tersebut tersebut terdapat 4 tiang utama yang terletak pada pintu masuk dan pintu keluar baileo.

4 tiang utama tersebut adalah lambang 4 soa / fam asli / marga asli atau orang negeri asli dari negeri Saparua / Pisarana Hatusiri Amalatu. 2 tiang utama di pintu masuk, 1 tiang sebelah kanan adalah milik Soa Anakotta atau biasa dikenal dengan nama Tiang Anakotta (anakotta pung tiang). 1 tiang sebelah kiri adalah milik Soa Titaley atau biasa dikenal dengan nama Tiang Titaley (titaley pung tiang). 2 tiang utama di pintu keluar, 1 tiang sebelah kanan adalah milik Soa Ririnama atau biasa dikenal dengan nama Tiang Ririnama (ririnama pung tiang) dan 1 tiang sebelah kiri  milik Soa Simatauw atau dikenal Tiang Simatauw (simatauw pung tiang). Harus dipahami kalau penjelasan lokasi 4 tiang tersebut diatas berdasarkan dipandang dari depan pintu masuk ke arah pintu keluar baileo, bukan sebaliknya. Hal ini harus diperjelas agar tidak disalah pahami. Di dalam baileo terdapat 1 meja berbentuk bulat / bundar dan beberapa kadera / kursi buat upulatu / raja, namun karena ketidak pedulian dari pemerintah negeri Saparua sendiri, maka barang-barang tersebut sudah rusak / hilang.



D.     ANALISIS ELEMEN YUDAISME KUNO PADA ARSITEK BAILEO

Jill Gregory dan Karen Tintori 13) menjelaskan bahwa sinagoga sebagai rumah ibadah kaum yahudi kuno selalu penuh dengan simbolisme / elemen mistis. Elemen-elemen itu menyimbolkan kepercayaan Yudaisme pada satu Tuhan yang mereka percayai. Sinagoga dibangun dengan 4 tiang utama yang mewakili 4 elemen penciptaan yaitu udara, air, api dan tanah, ke-4 elemen ini dalam tradisi yudaisme dikenal dengan elemen fisikal, emosional, intelektual dan spiritual. Selain itu ada bimah – podium / bagian teratas tempat gulungan Taurat dibacakan. Untuk menuju bimah, ada 6 anak tangga, ke-6 anak tangga itu melambangkan 6 hari dalam seminggu, sementara bimah yang lebih tinggi dari anak tangga menandakan hari ke-7 hari tersuci, hari sabath atau hari perhentian / peristirahatan. 
Ada hal menarik, bahwa simbolisme mistis atau kuno ini juga terdapat dalam arsitektur baileo Pisarana Hatusiri Amalatu. Pertanyaan kritis, adalah mengapa??? Untuk apa??? Dan apa hubungannya??? Apa hanya sebuah kebetulan??? Atau ada  makna yang bersifat mistis dan punya keterkaitan dengan tradisi yudaisme kuno???

d.1. uraian mengenai 4 tiang utama




Baileo Pisarana Hatusiri Amalatu, memiliki 4 tiang utama yang merupakan simbol atau mewakili 4 marga yang merupakan penduduk asli. Ke-4 tiang itu terbagi menjadi 2 tiang di area pintu masuk, dan 2 tiang di area pintu keluar (lihat gambar). Jika dipandang dari arah pintu masuk, terdapat 2 tiang di area pintu masuk yaitu tiang sebelah kanan adalah milik Soa Anakotta, di sebelah kiri adalah milik Soa Titaley. Sedang di area pintu keluar terdapat 2 tiang, di sebelah kanan milik Soa Ririnama, sedang sebelah kiri milik Soa Simatauw. Jadi bisa diringkas, di bagian kanan ada 2 tiang, yang di depan adalah milik anakotta sedang di belakangnya milik Ririnama, sedang di bagian kiri ada 2 tiang, di depan adalah milik Titaley dan di belakangnya adalah milik Simatauw. Posisi 4 tiang ini tidak bisa dipertukarkan atau tak bisa diganti urutan dan letaknya. Hal ini didukung / diperkuat dengan posisi para penari dalam prosesi tutup baileo dimana penari dari soa Anakotta berposisi paling depan, diikuti Ririnama, Titaley dan Simatauw, posisi ke-4 tiang pun bisa dilihat pada ke-4 ujung atau sisi terluar dari batu meja / altar persembahan / batu pengalasan (lihat gambar). Dari penjelasan di atas maka ke-4 elemen penciptaan itu disimbolkan dalam 4 tiang utama milik ke-4 soa / faam tersebut. Tiang Anakotta mewakili elemen udara, Tiang Ririnama adalah elemen air, Tiang Titaley adalah elemen Api dan Tiang Simatauw mewakili elemen Tanah. Dalam tradisi kabalis yang merupakan akar yudaisme kuno, udara adalah fisikal / fisik, air adalah emosional, api adalah intelektual dan tanah adalah spiritual.
 
4 (empat) buah Tiang Utama


d.1.1. Tiang Anakotta

Anakotta dalam masyarakat adat Pisarana Hatusiri Amalatu dikenal sebagai Kapitane Iralo / Panglima Perang. Soanya bernama Manupalo, matarumah / rumatau Leparissa. Manupalo berasal dari kata Manu yang berarti burung sedang Palo berarti lindung / pelindung Lepa berarti Bicara, Rissa berarti Perang, dari makna soa bisa dikaitkan dengan penguasa udara yaitu burung. Bahkan dalam penciptaan alam semesta, Tuhan lebih dulu menciptakan langit / udara?14), jadi bisa saja ini semacam simbolisasi dari yang awal atau pemimpin terdepan dari sebuah sistim/struktur. Selain itu jabatan kapitan adalah sesuatu yang berhubungan dengan fisik. Sifat keras, pantang menyerah, laki-laki kabaresi adalah ciri khas dari fisik yang dimaksud serta dibutuhkan oleh seorang kapitan. Unsur udara atau unsur fisik ini merupakan simbolisasi atau mewakili marga Anakotta.
 
d.1.2. Tiang Ririnama
  
Ririnama dikenal sebagai Malessy, penjaga rumah adat sekaligus pengawal kapitan. Soanya bernama Namasina, matarumah / rumatau Souhala, pengertiannya, Nama berarti Nama, Sina berarti Sapa, bisa diartikan “memberitahu nama” sedang Souhala berarti Sou artinya beritahu, Hala artinya Pikul, bisa diartikan memikul beban / tanggung jawab untuk memberitahu. Ririnama mewakili unsur / elemen air atau elemen emosional. Sebagai seorang pengawal, ciri khasnya adalah orang yang pendiam / tak banyak bicara yang selalu waspada terhadap ancaman di sekelilingnya. Seperti air yang selalu diam / tenang, namun bisa menghancurkan siapa saja jika air “mengamuk” pada waktu-waktu tertentu. Orang yang emosional adalah orang yang bisa menata mentalnya, kapan dia harus tenang dan kapan waktunya dia harus menunjukan kemarahan pada saat yang tepat sebagai bentuk kewibawaannya. Dalam perspektif modern, seorang pengawal / bodyguard / secret service sang presiden haruslah bersikap tenang, tidak menunjukan emosi yang meledak-ledak. Seperti tipe air, maka Ririnama mewakili elemen air atau elemen emosional. Pengertian nama soa serta mata rumah / rumatau dari marga ini bisa di kaitkan dengan peran dan tanggung jawab mereka sebagai seorang pengawal yang bisa merangkap sebagai pasukan “intelejen”.

d.1.3. Tiang Titaley

  Titaley adalah keturunan Raja / kaum bangsawan. Nama Soanya adalah Pelatu, matarumah / rumatau Latu. Pengertiannya dikaitkan dengan Raja atau penguasa yang memberikan perintah. Dalam elemen penciptaan, Titaley mewakili elemen api, api sering disimbolkan sebagai unsur intelektual / pengetahuan. Api juga adalah simbol penerang dalam kegelapan. Dalam kitab Exodus15), Tuhan menjumpai Musa/Moshe dalam wujud api dalam semak yang terbakar. Itu simbol pengetahuan yang tertinggi, sebuah anasir pemimpin atau penguasa yang dihormati atau dipercayai dan memiliki kebijaksanaan. Seorang Raja haruslah memiliki pengetahuan, kebijaksanaan / hikmat sebagai seorang pemimpin yang dipercayai dan dihormati. Titaley merupakan simbol dari elemen api atau elemen intelektual yang dimaksud.

d.1.4. Tiang Simatauw

Simatauw adalah Mauweng atau pendeta adat. Golongan yang selalu berhubungan dengan masalah spiritual/kerohanian masyarakat. Elemen yang diwakili adalah elemen tanah atau elemen spiritual. Soa Simatauw selalu menguasai bahasa tanah/pakatang/mantera/jimat atau “liturgi” dalam acara adat. Nama soanya adalah latuwaelaiti sedangkan matarumah/rumatau adalah soulessy. Pengertian nama soa serta mata rumah marga ini bisa dikaitkan dengan tanggung jawab dalam adat atau merangkap menjadi seorang penjaga moral dan aturan (kewang).
  
d.2. Uraian mengenai anak tangga

Baileo Pisarana Hatusiri Amalatu, memiliki 6 anak tangga jika dihitung dari tanah, sedang dasar baileo merupakan anak tangga yang ketujuh. Di dasar baileo sebagai bangunan utama itu tempat masyarakat adat berkumpul untuk berbicara bermusyawarah bahkan mendengar wejangan dari raja. Penjelasan ini bisa dikaitkan dengan posisi bimah dalam arsitektur sinagoga yang telah diurai diatas.


d.3. Uraian mengenai 12 tiang

Seperti dijelaskan di atas, selain 4 tiang utama, ada 12 tiang di sekelilingnya (lihat gambar). Hal ini menarik, kenapa harus ada 12 tiang??? Kenapa tak lebih atau kurang??? Apa hanya kebetulan?? Atau ini semacam simbol dari 12 suku Israel yang merupakan cikal bakal lahirnya Yudaisme??? 12 tiang sebagai lambang dari anak-anak Yacob sebagai bapak bangsa Israel dan mengelilingi 4 tiang utama sebagai elemen penciptaan???  jika dugaan ini keliru, pertanyaan lebih jauh adalah kenapa arsitektur baileo negeri lain di pulau saparua tidak memiliki jumlah tiang seperti ini??? Ada apa dengan jumlah-jumlah ini???



d.4. Uraian mengenai 4 tiang kecil

Dalam uraian bentuk baileo, ada 4 tiang yang membentuk seperti rumah kecil atau topi menuju ke bangunan utama (lihat gambar). 2 tiang dari arah pintu masuk dan 2 tiang di arah pintu keluar. Ini juga menarik jika dikaitkan dengan sejarah yudaisme kuno, dilihat dari bentuknya ke-4 tiang ini seperti menyangga bangunan utama atau “melahirkan” bangunan utama yang terdiri dari 12 tiang dan 4 tiang utama tadi. Bahkan saat memasuki pintu masuk baileo harus melewati tiang-tiang ini. Keluar dari baileo juga harus melewati tiang ini. Apa ke-4 tiang ini semacam simbol dari ke-4 ibu yang melahirkan suku Israel??? Dalam kitab Genesis 16) disebutkan ibu para suku israel adalah Lea, Rachel, Bilha dan Zilpa. Apa ini maksudnya??? Atau ada penjelasan lain yang masuk akal??? Atau ke-4 tiang ini hanyalah mengikuti konstruksi bangunan???


E.      PENUTUP

Mungkin artikel ini bisa dinilai “berlebihan” karena mengaitkan hal-hal yang tak ada hubungannya. Namun seperti dijelaskan bahwa ini hanyalah dugaan dan analisis terhadap referensi bacaan dan melihat konstruksi bangunan. Namun yang tak bisa disangkali dalam sebuah bangunan pastilah memasukan elemen / anasir atau unsur dari sesuatu yang dipegang, dipercayai dalam konstruksi bangunan. Rumah Tuhan seperti Gereja dan Mesjid tak luput dari memasukan elemen kitab suci / budaya / pemahaman di dalamnya. Begitu juga dengan rumah adat atau baileo. Sekali lagi ditekankan, ini hanyalah dugaan, perlu penelitian lebih lanjut terhadap masalah ini. Dan itu merupakan kajian para ahli tentunya. Semoga ini semacam “jalan masuk” untuk meneliti, menganalisis bahkan merekonstruksi kajian ini.


Sumber Referensi:

1). The Book of Names karya Jill Gregory dan Karen Tintori  terbitan Onread Books Publishers 2008
2). Ragi Carita I, Sejarah Gereja di Indonesia 1500 – 1860, hal 13 Karya Dr Th. Van den End, terbitan PT BPK Gunung Mulia, 1980
3) Jerome becomes a genius, mengungkap rahasia kecerdasan orang Yahudi, Karya Eran Katz, Terbitan Ufuk Publishing House, 2009
4). Sedjarah Negeri Pisarana Hatusiri Amalatu, Blog Pisarana Hatusiri Amalatu Saparoea
5). Ragi Carita I, Sejarah Gereja di Indonesia 1500 – 1860, hal 20 Karya Dr Th. Van den End, terbitan PT BPK Gunung Mulia, 1980
6). Dr Jan. S. Aritonang, Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia, PT BPK Gunung Mulia, 2004
7). Ragi Carita I, Sejarah Gereja di Indonesia 1500 – 1860, hal 20 Karya Dr Th. Van den End, terbitan PT BPK Gunung Mulia, 1980
8). A Hasymi, Sejarah masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia (Bandung: al maarif, 1989), M.C Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern (Gadjah Mada University Press, 1991),  Alwi Shihab, Islam Sufistik (bandung : Mizan, 2001), Sidi Ibrahim Boechari, Sejarah masuknya Islam dan beberapa teori Islamisasi di Indonesia (Jakarta : STAI, 2001)
9). Dr Jan. S. Aritonang, Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia,  hal 15, PT BPK Gunung Mulia, 2004
10). Ragi Carita I, Sejarah Gereja di Indonesia 1500 – 1860, hal 21 Karya Dr Th. Van den End, terbitan PT BPK Gunung Mulia, 1980
11). ). Dr Jan. S. Aritonang, Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia,  hal 24 - 40, PT BPK Gunung Mulia, 2004
12). Karen Armstrong, Jerusalem, Satu Kota Tiga Iman, Terbitan Ballantine Book, 1997
13). The Book of Names karya Jill Gregory dan Karen Tintori hal 284, terbitan Onread Books Publishers 2008
14) Kejadian/Genesis 1:1
15). Keluaran/Exodus 3:2
16). Kejadian /Genesis 35 : 22b - 26

1 komentar:

  1. Wate sangat bagus artikel yang dibuat ini..
    tp mungkin beta koreksi 1 aja yaitu mengenai 4 tiang soa dan saran sdikit.
    1. mungkn beta salah atau tidak tolong jga di koreksi biar katong 1 presesi. setahu beta tiang soa itu bukan yang d jadi tiang pintu, tapi yang ada di sudut-sudut baileo, karena waktu tutup baileo or pelantikan raja katong 4 soa masing2 naik baileo trua menuju ke tiang masing2 (yang disudut) untuk kapata/bicara di tiang soa.
    2. beta sarankan untuk artikel2 ini juga harus dikutip sumber referinsi dari sejarah2 adat maluku sebagai pembanding.
    3. susunan bumbungan juga b rasa perlu ditambahkan disini juga.

    sementara itu saja wate...

    Salam Ana Negeri pisarana Hatusiri Amalatu..
    Hormatee.....

    BalasHapus