Rabu, 10 November 2021

Herbarium Amboinense karya Georg Rumphius (1741–1750) sebagai sumber informasi tumbuhan Indonesia untuk Carl Linnaeus (1707–1778)


[C.E. Jarvis]

  1. Pengantar

Carl Linnaeus atau Carolus Linnaeus dikenal sebagai bapak taksonomi modern, namun bagi orang awam, mungkin banyak yang belum mengetahui, jika ia juga menggunakan sumber dari Rumphius untuk pekerjaannya tersebut. Fakta ini seharusnya membuat kita sebagai orang Maluku, khususnya orang Ambon, karena pekerjaan Rumphius dalam hal flora di kepulauan Ambon, mendapat perhatian khusus di kalangan ahli botani Eropa pada pertengahan abad ke-18.

C.E. Jarvis dari  Department of Life Sciences, Natural History Museum, London dalam kajian 21 halaman ini menjelaskan karya Rumphius sebagai sumber informasi tumbuhan Indonesia bagi Carl Linnaeus, saat menyusun bukunya yang terkenal Species Plantarum, yang terbit tahun 1753. Kajian sepanjang 22 halaman ini dimuat pada Garden,s Bulletin Singapore, no 71 (supplemen 2), tahun 2019, halaman 87-107.

Ada informasi menarik yang disebutkan oleh Jarvis dalam artikel ini, salah satunya adalah judul disertasi yang ditulis oleh Carl Linnaeus, dan dipertahankan oleh muridnya, Olaf Stickman, yang dipertahankan pada tanggal 1 Mei 1754,  “mengikuti” judul buku dari Rumphius, yaitu Herbarium Amboinensis, yang isinya berupa studi atau kajian lebih metodis tentang tumbuhan yang diilustrasikan dan dijelaskan oleh Rumphius.

Seperti disebutkan sebelumnya artikel dari C.E. Jarvis ini berjudul Georg Rumphius’ Herbarium Amboinense (17411750) as a source of information on Indonesian plants for Carl Linnaeus (17071778), terdiri dari 21 halaman,  7 gambar, 2 halaman berupa referensi/bibliografi. Pada artikel hasil terjemahan ini, kami menambahkan beberapa gambar ilustrasi, dan catatan tambahan yang kami anggap perlu ditambahkan.

Dengan membaca kajian ini, kiranya pemahaman kesejarahan kita semakin luas, dan minimal bersyukur dan bangga bahwa wilayah “mini” di Nusantara ini, menyumbang begitu banyak informasi bagi sejarah pengetahuan dunia.

 

Carolus Linnaeus (1707 -1778)

  1. Terjemahan 

Abstrak.

Herbarium Amboinense (1741-1750) dan “pelengkap” atau tambahan yaitu Herbarii Amboinensi Auctuarim(1755) dari Georg Eberhard Rumpf atau Rumphius (1627-1702) menyajikan deskripsi rinci dan ilustrasi tumbuhan di Pulau Ambon, yang saat itu merupakan koloni Belanda di Kepulauan Maluku (Moluccas), Indonesia. Karya awal (Herbarium Amboinense) diterbitkan dalam 6 jilid, berisi banyak informasi botani, pengobatan dan etnografis baru, dari bagian dunia yang saat itu tidak banyak diketahui. Diterbitkan di Belanda, lama setelah kematian Rumphius oleh Direktur Amsterdam Botanic Garden, Johannes Burman, karya tersebut muncul sebelum karya Carl Linnaeus, Species Plantarum (1753), dimana penggunaan nama binomial secara konsisten mulai diperkenalkan. Namun, dalam beberapa pekerjaan itu, Linnaeus hanya merujuk pada segelintir catatan spesies milik Rumphius. Studi lebih rinci oleh Linnaeus pada karya Rumphius kemudian menyusul, terutama dalam disertasi berjudul Herbarium Amboinense (Mei 1754; November 1759). Secara keseluruhan, hanya sekitar 100 dari hampir 700 taxa yang diilustrasikan oleh Rumphius, yang dirujuk oleh Linnaeus dalam berbagai publikasinya, meskipun banyak dari yang dikutip, berfungsi sebagai tipe nomenklatur untuk binomial Linnaean yang sesuai. Alasan-alasan Linnaeus mengabaikan sumber penting bagi informasi penting itu, akan dieksplorasi lebih jauh.

Pendahuluan

Pada tahun 2002, pada peringatan 3 abad kematian Georg Everhard Rumpf (atau Rumphius), ahli botani [alm]1 Jan-Frits Veldkamp, menggambarkan Rumphius sebagai “patriark botani, zoologi dan geologi Melayu yang tak terbantahkan. Tidak ada seorang pun yang memiliki pengetahuan yang luas dan terintegrasi tentang ilmu-ilmu ini, dan dia juga berpengalaman dalam bidang farmasi, arsitektur, peradilan, etnologis, linguistik, sejarah dan agama, termasuk astrologi dan magis”. Veldkamp (2002) memberikan ulasan yang sangat mudah dibaca tentang kehidupan dan karya Rumphius, berdasarkan penelitian bibliografi yang luas dan pengetahuan botani yang rinci tentang flora Indonesia, yang kemudian dilengkapi dengan karya utama Rumphius Herbarium Amboinense oleh Beekman (2011). 

Lahir di Jerman pada 1627 tetapi dengan latar belakang keluarga Belanda, Rumphius meninggalkan Eropa dengan kapal VOC pada tahun 1652, singgah di Cape of Good Hope (tempat ia mengumpulkan tanaman), dan pada tahun berikutnya bertugas di Amboina, salah satu kepulauan rempah-rempah, di sebuah pos perdagangan VOC. Meskipun awalnya bekerja sebagai insinyur militer, ia segera berpindah ke peran sipil, dan pada tahun 1662, menduduki posisi yang sangat menguntungkan sebagai seorang Opperkoopman (pedagang senior). Dia memiliki minat yang luas dalam sejarah alam kedokteran, dan tahun berikutnya mulai mengerjakan atau menulis Herbarium Amboinense, sebagain dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang pengobatan lokal bagi penyakit, dan membuat Kebun Botani. Namun, bencana pribadi yang berturut-turut mempengaruhi dia. Pada tahun 1670, dia menjadi buta, dan 4 tahun kemudian kehilangan istri dan 2 putrinya dalam peristiwa gempa bumi. Dengan bantuan putranya2 dan para asistennya3 dari VOC, Rumphius terus bekerja, tetapi pada tahun 1687, api membakar kota Amboina, yang juga turut menghancurkan perpustakaan serta sebagian besar manuskripnya. Namun, bagian penting dari manuskrip dan gambar-gambar Herbarium Amboinense, selamat. Bagian awal dari karya tersebut dikirim ke Batavia pada tahun 1690, dimana salinan yang sangat teliti dibuat, sebuah keputusan yang terbukti sangat tepat dan baik, karena manuskrip aslinya hilang ketika kapal yang membawa manuskrip aslinya ke Belanda, ditenggelamkan oleh Perancis pada tahun 1692. Rumphius melanjutkan pekerjaan untuk mempersiapkan bahan tambahan untuk buku tersebut, bagian terakhir dari naskah tersebut sampai di Belanda dengan selamat pada bulan Agustus 1697. Di dalam naskah itu, dijelaskan dan diilustrasikan sekitar 1.200 spesies, kebanyakan dari spesies tersebut untuk beberapa kegunaan praktik, pengobatan atau masalah ekonomi.

Akan tetapi, begitu naskah itu berada di tangannya, VOC pada awalnya enggan untuk menerbitkannya, mungkin karena takut bahwa pesaing-pesaing kolonialis lain yang saling bersaing, mempelajari lebih banyak tentang produk alam yang berharga dari wilayah tersebut, yang mungkin mencoba untuk menggantikan posisi Belanda. 5 tahun kemudian, pada tahun 1702 (dan pada waktu yang hampir bersamaan dengan kematian Rumphius), VOC mengalah, tetapi dengan suatu persyaratan yang memberatkan untuk izin penerbit (tidak menggunakan keuangan VOC) dan itu hingga tahun 1736 sebelum Johannes Burman4, Direktur yang masih berusia muda dari Amsterdam Botanic Garden, menerbitkan karya Rumphius untuk dibaca khayalak ramai.

 

Linnaeus di Belanda

Pada titik ini, ahli botanis Swedia, Carl Linnaeus5, masuk dan berkecimpung dalam situasi ini. Dia meninggalkan Swedia, ditemani oleh temannya, Claes Sohlberg, ke Belanda pada awal Juni 1735, terutama untuk memperoleh gelar di bidang kedokteran. Selama 4 hari tinggal di Amsterdam, mereka mengunjungi Botanic Garden dan secara singkat bertemu Burman. Linnaeus dan Sohlberg kemudian berlayar ke kota kecil Hardewijk di Belanda, tempat Linnaeus mendaftar di Universitas, menyerahkan tesisnya, suatu eksposisi tentang 2 aphorisme Hipocrates (Hipocrates’ Aphorism)6, mendiagnosis kasus penyakit kuning, dan diterima sebagai kandidat di bidang medis. Tesisnya kemudian dikirim untuk dicetak, dan 3 hari kemudian, Linnaeus mempertahankannya pada ujian publik dan dianugerahi gelar doktor, semuanya dilakukan dalam waktu 1 minggu. 

Johannes Burman (1707 -1780)

Pada bulan Juli, Linnaeus mengunjungi kembali Burman di Amsterdam. Kedua pria itu saling menyukai satu sama lain, dan Linnaeus menerima undangan untuk tinggal di rumah Burman, dan membantunya menyiapkan Thesaurus zeylanicus (Burman, 1737b), sebuah catatan tentang tanaman di Srilanka. Sebaliknya, Burman membantu Linnaeus untuk menyelesaikan manuskrip Bibliotheca Botanicus (1736a) dan Fundamenta botanica (1736b) yang dibawanya dari Swedia, dan Linnaeus diberi akses gratis ke perpustakaan dan koleksi-koleksi Burman. Namun, terlepas dari daya tarik rumah dan keramahan Burman, Linnaeus sangat kekurangan uang, dan pada September 1735, ia menerima tawaran pekerjaan dengan gaji dari bankir Anglo-Dutch (dan salah satu Direktur VOC), George Clifford7, dan akhirnya pindah untuk tinggal di perkebunannya yang besar, Hartekamp, dekat Haarlem, sebagai dokter pribadi Clifford, dan pengawas taman dan rumah kaca yang menajubkan.

 

George Clifford III (1685 - 1760)

Menerbitkan manuskrip Rumphius

Pada saat Linnaeus meninggalkan Amsterdam,  Burman berusaha membujuk VOC untuk mengizinkannya menyunting dan menerbitkan manuskrip Rumphius, tetapi baru setahun kemudian, pada Agustus 1736, Burman akhirnya dapat melakukannya. Surat Burman kepada orang Swedia itu menyampaikan komentar tentang kemajuannya sendiri dalam mempersiapkan karya untuk diterbitkan (yang terdiri dari teks Latina paralel di samping bahasa Belanda, serta cetakan-cetakan gambar berwarna dari karya asli Rumphius).

Pada tanggal 26 September, Burman (1736) menulis untuk memberi selamat kepada Linnaeus atas kembalinya Linnaeus ke Belanda dari kunjungan singkatnya ke Inggris, dan memberitahukan kepadanya bahwa jika penerbitan karyanya, Thesaurus Zeylanicus, dapat diselesaikan pada tahun berikutnya, dia akan berpikir untuk mulai mengedit naskah Rumphius. Dari surat-surat berikutnya, tampaknya Burman tidak mulai mengerjakannya sampai tahun 1737 pada awalnya (dan mungkin kemudian). Sekitar 5 April, Burman (1737a) menulis bahwa dia telah menemukan 4 penjual buku yang tertarik untuk menerbitkan Herbarium Amboinense, serta 4 pembuat cetakan “tetapi bajingan-bajingan itu sangat mahal dan menilai diri mereka sangat tinggi, sehingga mereka meminta 25 florin per setiap cetakan. Jadi, dengan keseluruhan pekerjaan yang terdiri dari lebih 800 cetakan, cetakan-cetakan itu saja akan menelan biaya lebih dari 20.000 florin”. Burman menulis bahwa dia bermaksud untuk mencoba memulai menerbitkan dengan cara yang lebih ekonomis.

Linnaeus dan Burman terus berhubungan dekat, dimana Burman ternyata adalah pengunjung tetap Hartekamp. Namun, kunjungan Linnaeus ke Amsterdam tampaknya lebih jarang, dan jelas bahwa Clifford membuat pekerjannya tetap bekerja keras, terutama dalam mempersiapkan Hortus Cliffortianus (Linnaeus, 1738b), catatan tentang tanaman yang tumbuh di kebun/taman milik Clifford disertai dengan cetakan tembaga pertama yang dibuat oleh seniman Georg Dionysius Ehret. Setelah selesai, Linnaeus menghabiskan musim dingin tahun 1737-1738 di Leiden, mengerjakan pengaturan sistematis baru untuk Botanic Garden dengan Direkturnya, Adriaan van Royen8, dan juga membantu ahli botani, Johan Gronovius, dengan studi tentang koleksi tanaman dari Virginia, yang sebelumnya dibuat oleh Sekretaris Gloucester Country kelahiran Inggris, John Clayton (lihat Gronovius, 1739-1743; Jarvis, 2007 : 134, 182-183,198-199). Pada Mei 1738, Linnaeus akhirnya meninggalkan Belanda untuk pulang ke kampung halamannya.

Setelah kedatangan Linnaeus di Swedia, Burman (1738) menulis kepadanya, menunjukan bahwa penerbitan Rariorum Africanarum Plantarum miliknya (Burman, 1738-1739) sedang berjalan dengan baik. Setelah selesai, dia berharap untuk memulai pekerjaannya pada Herbarium Amboinense, dan musim semi berikutnya, Burman (1739) menulis bahwa dia telah membuat perjanjian dengan seorang penjual buku untuk mencetak buku Rumphius dengan mencicil biayanya. 

Cover buku Herbarii Amboinensi Auctuarim (1755)

Ada jeda panjang sekitar 15 tahun dalam korespondensi antara Burman dan Linnaeus. Jelas bahwa Burman marah kepada orang Swedia itu, terutama karena Linnaeus telah gagal untuk memberinya 1 set spesimen yang telah lama dijanjikan, yang telah dikumpulkan Linnaeus di Lapland pada tahun 1732 (lihat Jarvis, 2007 : 65-67, 176-177). Teman baik Linnaeus, Abraham Bäck8, Presiden Collegium Swedia, yang bertemu dengan Burman di Belanda pada tahun 1742, melaporkan bahwa Burman tidak senang dengan Linnaeus, yang menurut Burman, ia (Linnaeus) telah mendapatkan pelayanan yang lebih baik setelah diberikan akomodasi gratis di rumahnya begitu lama. Dibandingkan dengan Adriaan van Royen dan Johan Gronovius, Burman merasa telah diperlakukan oleh Linnaues dengan cara yang tidak bersahabat dan tidak bermurah hati. Tidak ada korespondensi surat menyurat lebih lanjut antara Burman dan Linnaeus yang diketahui hingga tahun 1754.

 

Herbarium Amboinense karya Rumphius dan Species Plantarum karya Linnaeus

Sementara itu, Burman mengatur penerbitan buku Rumphius dalam 6 volume yang muncul pada interval antara tahun 1741-1750 (volume 1 dan 2 pada 1741; 3 dan 4 pada 1743; 5 pada 1747 dan 6 pada 1750). Namun, Linnaeus tampaknya tidak dapat melihat atau mendapatkan buku Rumphius itu hingga tahun 1753, tahun dimana Species Plantarum (Linnaeus, 1753a) yang inovatif dari orang Swedia itu diterbitkan. Linnaeus sangat ingin memasukan spesies baru Rumphius ke dalam Lampiran atau Appendix, dan dalam upayanya untuk mendapatkan buku Rumphius, dia mengirimkan 3 surat dalam 1 minggu kepada Abraham Bäck. Pada tanggal 25 Mei (Linnaeus, 1753b) meminta Abraham Bäck untuk mengiriminya salinan buku itu “dikemas dengan baik, dengan kapal ke Uppsala, jika anda tidak memiliki kemungkinan yang lebih cepat”. 4 hari kemudian, Linnaeus (1753c) mengulangi permintaannya, menekankan pentingnya permintaan tersebut. Namun, 6 volume buku Rumphius itu gagal didapatkan, karena 3 hari kemudian, Linnaeus (1753d) menulis lagi, kali ini dengan nada jengkel, menunjukan bahwa karena Lars Salvius akan segera menyelesaikan pencetakan Species Plantarum, maka tidak ada kemungkinan untuk memasukan informasi apapun di dalam bukunya itu dari buku Rumphius. Linnaeus juga mengusulkan untuk meminta Count Carl Gustaf Tessin untuk membantunya mendaptkan buku Rumphius.

Surat terakhir ini tampaknya membuahkan hasil, dalam surat tertanggal 5 Agustus, Linnaeus (1753f) berterima kasih kepada Tessin atas pemberian 6 volume karya Rumphius itu, yang telah disampaikan oleh Bäck. Linnaeus telah membaca buku-buku itu dan terkesan dengan deskripsi penulis tentang lokasi, kualitas dan sifat. 


Species Plantarum terdiri dari 2 jilid atau volume, jilid pertama terbit pada 1 Mei 1753, sebelum 6 volume buku Rumphius diterima Linnaeus. Pada saat buku Rumphius tiba, pencetakan jilid kedua (mulai halaman 561-1189, dengan Appendix (hal 1190-1199) dan Addenda (hal 1200), diterbitkan pada Agustus 1753) sedang berlangsung, karena 15 referensi Rumphius disertakan semuanya pada saat-saat terakhir. Pakis Rumphian (“Millefolium aquaticum”) didaftarkan (hal.1070) oleh Linnaeus sebagai sinonim dari Acrostichum siliquosum (spesies yang ia yakini telah dilihatnya dalam koleksi-koleksi di buku Ceylonese, karya Paul Hermann), dan catatan tentang 6 palem Rumphius juga dikutip (hal 1187-1189), tetapi hanya sebagai sinonim tambahan untuk spesies yang diyakini Linnaeus telah ia ketahui dari sumber terbitan lain, terutama dari Hermann (1698,1717) dan Rheede (1678-1693). 7 dari referensi sisa milik Rumphius muncul di bagian Appendix (lampiran), dimana 3 referensi dikutip sebagai sinonim, sedangkan 4 binomial Linnaean (Convolvulus peltatus (hal 1194), Croton variegatus (“variegatum”), Quercus molucca (keduanya di hal 1199), dan Rubus moluccanus (hal 1197) didasarkan pada catatan Rumphius, seperti juga halnya Hibiscus surattensis di bagian Addenda. Penambahan catatan tentang Croton variegatus adalah suatu pernyataan yang menegaskan atau “bukti” bahwa Linnaeus tidak memperoleh salinan buku Herbarium Amboinense hingga setelah pencetakan Species Plantarum telah selesai (“Opus eximium beati Rumfi ... ad me accessit primum absolute a typographo opera, cujus itaque synonyma alibi seorsim tradere animus est”). Juga pada bagian Appendix, Linnaeus menciptakan (atau menamakan) Rumphia amboinensis (hal 1193) untuk menghormati Rumphius (sayangnya, nama berdasarkan deskripsi dan cetakan dari karya Rheede yang telah menyebabkan kesulitan besar interpretasi bagi ahli-ahli botani selanjutnya).

Namun, sebuah aspek yang menarik, menyangkut volume atau jilid pertama dari Species Plantarum. Seperti yang dicatat oleh Merrill (1917) dan Veldkamp (2002), meskipun diterbitkan sebelum Linnaeus memperoleh salinan Herbarium Amboinense, protolog dari 5 spesies berisikan referensi eksplisit (termasuk nomor halaman dan cetakan) ke volume pertama dari buku Rumphius (terbit tahun 1741), menimbulkan pertanyaan bagaimana Linnaeus dapat memperoleh informasi-informasi ini. Protolog dari Garcinia mangostana (Linnaeus, 1753a : 443-444) tidak memberikan petunjuk; dalam catatan sebelumnya tentang spesies ini (Linnaeus, 1738 : 182), tidak disebutkan tentang Rumphius. Namun, 2 nama lainnya, Cynometra cauliflora dan C. ramiflora (Linnaeus, 1753a : 382), berisi referensi dari catatan sebelumnya dalam Decem Plantarum nova Genera (Linnaeus, 1741 : 78-79) dan Flora Zeylanica (Linnaeus, 1747 : 74, nos 166,167) dimana keduanya sesuai dengan gambar-gambar milik Rumphius yang dikutip. Deskripsi tahun 1747 disertai dengan pernyataan yang menunjukan bahwa Linnaeus telah melihat gambar kedua spesies itu di antara gambar-gambar koleksi Ceylon milik Paul Herman ( 4 volume spesimen dan 1 gambar telah dipinjam oleh Linnaeus dan menjadi dasar untuk publikasi ini – lihat Jarvis, 2007 : 87, 181-182, 211). Lebih lanjut, ia mengindikasikan bahwa kedua itu disalin dari gambar-gambar milik Rumphius (“pulchre etiam delineata a Rumpfo" dan "itidem a Rumpfo tradita"). Perbandingan gambar-gambar milik Hermann yang dikonsultasikan oleh Linnaeus (sekarang di Natural History Museum, London) dan cetakan-cetakan milik Rumphius yang diterbitkan, bagaimanapun, menunjukan sedikit bukti hubungannya. Mungkin pemeriksaan gambar-gambar asli milik Rumphius (dalam berbagai arsip di Belanda) akan menjelaskan pertanyaan ini. Van Andel dkk (2018) baru-baru ini menunjukan hubungan yang kuat antara gambar dan spesimen milik Rumphius dan koleksi-koleksi milik Paul Hermann, sehingga tampaknya kunci teka-teki itu ada di sini (meskipun masih belum jelas, bagaimana nomor halaman dan nomor cetakan, bisa diketahui oleh Linnaeus).

 

Rumphius' Herbarium Amboinense dan publikasi-publikasi Linnaeus pasca tahun 1753

Meskipun hanya 19 dari sekitar 5.900 nama spesies yang muncul di Species Plantarum mengacu pada karya Rumphius, Linnaeus sangat terkesan dengan karya itu, dan segera melakukan studi yang lebih metodis tentang tanaman yang dideskripsikan dan digambarkan. Hal tersebut muncul dalam bentuk dari disertasi yang berjudul Herbarium Amboinense (Linnaeus, 1754), yang ditulis oleh Linnaeus dan dipertahankan pada 11 Mei 1754 oleh muridnya, Olaf Stickman. Karya ini berformat 2 kolom dengan cetakan-cetakan milik Rumphius yang terdaftar secara berurutan di kolom kiri, dan di kolom kanan, berupa observasi oleh Linnaeus (gambar 1). Format ini kadang-kadang mengambil bentuk referensi ke publikasi oleh penulis (terutama Rheede), tetapi lebih dari 300 tanaman milik Rumphius diberi nama binomial Linnaean. Meskipun sebagian besar binomial ini telah diterbitkan tahun sebelumnya di Species Plantarum (dapat dipahami tanpa referensi apapun ke Rumphius), 30 binomial baru diterbitkan dalam disertasi ini, divalidasi dengan referensi dari deskripsi dan ilustrasi-ilustrasi milik Rumphius. Gambar 1 menunjukan tempat asli dari 3 binomial, Bromelia comosa L., Capsicum fruticosum L dan Aloë vivipara L. ;  cetakan milik Rumphius pada bagian pertama ini menjadi dasar yang ditunjukan pada gambar 2. 


Tidak lama setelah disertasi itu diterbitkan, korespondensi antara Burman dan Linnaeus dilanjutkan, dengan laporan orang Belanda (Burman, 1754) bahwa dia sekarang sedang mengerjakan volume tambahan dari karya Rumphius, Auctuarium, dan dia berharap akan segera diterbitkan. Linnaeus menanggapi dengan mengirimkan kepada Burman salinan disertasi Herbarium Amboinensis, dan Burman (1755) kemudian menanggapi bahwa ia telah mengirimkan, sebagai hadiah, salinan Actuarium (Rumphius, 1755). Ini termasuk lebih dari 30 deskripsi dan cetakan, disertai dengan indeks nama-nama yang ditampilkan di dalamnya dan di 6 volume sebelumnya dari publikasi karya Rumphius (dan memasukan sebagian besar identifikasi Linnaeus – lihat gambar 3). 

 


Dalam versi revisi dari disertasi asli tahun 1754 itu (Linnaeus, 1759b), Linnaeus menambahkan identifikasi untuk beberapa cetakan dari Auctuarium, serta merevisi dan mengoreksi beberapa penentuan yang diterbitkan sebelumnya untuk spesies yang ditampilkan dalam 6 volume awal. 7 binomial baru diterbitkan di sini, termasuk Canarium indicum L., Casuarina equisetifolia L., Phaseolus cylindricus L. dan Lagerstroemia chinensis L. Linnaeus juga menambahkan daftar tanaman Rumphius yang diatur mengikuti sistem seksual Linnaean. 


Sebanyak 35 binomial baru, berdasarkan setidaknya sebagian pada cetakan milik Rumphius, diterbitkan dalam publikasi Linnaean lainnya. Itu termasuk, mislanya Dolichos sinensis (Linnaeus, 1756), Epidendrum terrestre (Linnaeus, 1759a), Menispermum crispum (Linnaeus, 1763), Chalcas paniculata (Linnaeus, 1767) dan Xylophylla longifolia (Linnaeus, 1771), jadi nampaknya jelas bahwa Linnaeus terus berkonsultasi dengan pekerjaan Rumphius dalam waktu yang lama. Bukti lebih lanjut untuk hal ini, diberikan oleh draft yang tidak diterbitkan, yang ditulis tangan oleh Linnaeus, penggunaan Zalaca, genus palem baru yang terdiri dari 6 spesies (Linnaeus, tanpa tanggal; gambar 4). Baik nama generik dan julukan spesies dari masing-masing spesies, diambil dari Rumphius (1747, volume 5). Semua spesies “baru” ini telah diperlakukan sebagai varietas Calamus rotang L. yang tidak disebutkan namanya oleh Linnaeus (1762 : 463), yang menunjukan bahwa halaman ini merepresentasikan penilaian ulang selanjutnya oleh Linnaeus dari pohon palem ini, dengan kesimpulan bahwa keduanya berbeda secara spesifik dan umum. “Zalaca”, kemudian divalidasi oleh Reinwardt (1830). 

Publikasi-publikasi beranotasi di perpustakaan Linnaeus

Salinan karya Rumphius Herbarium Amboinense milik Linnaeus masih ada di perpustakaannya di Linneaen Society of London, begitu pula salinan disertasi Linnaeus tahun 1754, kedua sumber itu menyediakan beberapa anotasi yang dibuat oleh Linnaeus. Cetakan-cetakan Rumphius seringkali memuat nama binomial yang ditambahkan dalam skrip kecil di dasar cetakan, identifikasi umumnya cocok dengan yang diterbitkan dalam disertasi tahun 1754 dan revisinya pada tahun 1759. Namun, beberapa binomial yang pertama kali muncul dalam karya Linnaean juga ada, misalnya Stipa spinifex L. (Linnaeus, 1767). Ada beberapa tambahan dan perbedaan, dan bukti dari beberapa kesalahan yang tidak disengaja. Misalnya, “Cepa silvestris” menurut Rumphius (6 : 160, t.70. f. 1 1750), Linnaeus (1754 : 28) menerbitkan binomial baru Pancratium narbonense, pilihannya untuk julukan spesifiknya, bagaimanapun juga, tampaknya tidak cocok untuk tanaman dari Maluku. Setahun sebelumnya (Linnaeus, 1753a : 291), Linnaeus telah menerbitkan nama Pancratium amboinense, berdasarkan uraian dari material budidaya di Amsterdam (Commelin, 1697 : 77, t. 39). Dalam salinan buku Rumphius milik Linnaeus (gbr 5 dan 6), t. 60, f. 1 diberi anotasi sebagai P. amboinense, bukan P. narbonense, sedangkan dalam salinan disertasi tahun 1754, Linnaeus telah mencoret “narbonense” dan menggantinya dengan “amboinense” (gambar 7). Oleh karena itu, tampak jelas bahwa penggunaan “narbonense” muncul secara tidak sengaja, mungkin sebagai akibat dari kesalahan membaca tulisan tangan Linnaeus oleh pencetak.


 

Spesimen-spesimen Rumphius

Meskipun tidak jelas apakah Rumphius memiliki herbarium sendiri, tidak ada spesimen yang tetap bertahan hingga kini (Baas & Veldkamp, 2014). Namun, pada tahun 1682, Rumphius mengirim dari Ambon ke Grand Duke of Tuscany, Cosimo III, 6 kotak kayu besar, diikat secara baik dengan ikatan besi yang kuat,yang berisi “barang-barang langka dari jauh”, yang meliputi kerang, karang, mineral, ikan-ikan, kayu-kayu eksotis dan model-model buah artifisial “cocok untuk memuaskan keingintahuan ilmiah dari kaum bangsawan” (Martelli, 1903). 3 dari model-model buah terakota ini, tampaknya berasal dari Cina, masih ada (lihat Baldini, 2009 : 229-230, gbr 1-3) di Florence, bersama dengan beberapa spesimen tanaman. Yang terakhir sulit untuk diidentifikasi telah kehilangan label aslinya, tetapi 2 koleksi buah palem masih ada (Chiara Nepi, komunikasi pribadi), salah satunya dapat diidentifikasi sebagai spesies yang Linnaeus berniat untuk mengusulkan nama “Zalappa calapparius”, spesies yang masih menyandang nama julukan dari Rumphius sebagai Daemonorops calapparia (Mart.) Blume.

Sumber informasi lain tentang tumbuhan Asia bagian selatan

“Persepsi tentang pentingnya Rumphius” oleh Linnaeus pada publikasi-publikasinya, niscaya akan dipengaruhi oleh bagaimana deskripsi dan ilustrasi tumbuhan yang dikandungnya, terkait dengan informasi yang telah ia miliki dari sumber lain, baik dari herbarium spesimen dan penerbitan-penerbitan

Spesimen-spesimen Ceylon dari Paul Hermann (1646–1695)

Paul Hermann membuat salah satu koleksi-koleksi ilmiah paling awal dari spesimen tanaman dari Ceylon (Sri Lanka), ia adalah seorang Pegawai bidang medis VOC antara tahun 1672 dan 1677. Meskipun sebagian besar terbatas pada tanaman dari daerah sekitar Kolombo, dan termasuk sejumlah tanaman asing di Garden, koleksi yang, bagaimanapun, juga sangat penting secara ilmiah. Setelah kembali ke Eropa, Hermann menjabat sebagai Kepala Botani di Universitas Leiden pada tahun 1679, dimana dia menghabiskan sisa hidupnya. Spesimen-spesimen itu masih tersimpan di Belanda, tetapi koleksi terpisah (sekarang di Natural History Museum di London), terdiri dari 4 volume berisikan tanaman yang dipress dan sejumlah gambar, dipinjamkan kepada Linnaeus (lihat Jarvis, 2007 : 181-182, 211) yang mendeskripsikan dan mengidentifikasi banyak tumbuhan baru yang dikandungnya, dan hasilnya adalah Flora Zeylanica (Linnaeus, 1747)

Jacobus Bontius, Historia Plantarum (1658)

Publikasi penting paling awal tentang tumbuhan Indonesia adalah publikasi dari orang Belanda, Jacobus Bontius (1592-1631), yang pada tahun 1626 ditunjuk sebagai dokter, apoteker, dan pengawas dokter bedah di Batavia (Jakarta). Selama berada di sana, ia menghasilkan sejumlah komentar tentang masalah medis dan biologi. Salah satunya adalah soal tumbuhan, yang menjelaskan 70 spesies, kemudian diterbitkan pada tahun 1658, lama  setelah kematian Bontius, oleh Willem Piso (1611-1678). Publikasi beragam penulis di mana catatan-catatan Bontius disajikan, telah dijelaskan secara layak oleh Beekman (2011) sebagai “salah satu volume kumpulan karangan (omnibus) yang merupakan keputusasaan para sarjana bibliografi”. Bontius, sejarahwan alam pertama yang menulis tentang tumbuhan Indonesia, memasukan uraian tumbuhan/tanaman dari Jawa, disertai dengan sejumlah kecil ukiran kayu. Linnaeus mengutip deskripsi dan ilustrasi dari sumber ini, misalnya dalam protolog Piper siriboa L. (Linnaeus, 1753a : 29) dimana sososk Bontius dikutip, dengan julukan spesies “siriboa” yang diambil dari itu. Nama Bontius digunakan oleh Linnaeus sebagai bentuk penghormatan melalui nama generik Bontia, untuk semak belukar pesisir yang tumbuh di Antilles.

Hendrik Adriaan van Rheede tot Draakenstein, Hortus Malabaricus (1678–1693)

Publikasi yang jauh lebih penting untuk Linnaeus adalah dari Hendrik Adriaan van Rheede tot Draakenstein (ca. 1636 – 1690). Sebuah catatan rinci dan sangat berwarna dalam bahasa Latin tentang tanaman-tanaman di pantai Malabar, India, karya 12 volume milik Van Rheede ini berisi deskripsi ekstensif, catatan tentang penggunaan praktik dari spesies yang bersangkutan, dan nama-nama vernakular dalam beberapa bahasa, serta 794 cetakan tembaga (lihat Nicolson et al., 1988; Manilal, 2003). Catatan-catatan spesies ini dikutip secara ekstensif oleh Linnaeus dalam terbitannya sendiri, dan sekitar 100 di antaranya disajikan dalam tipe nomenklatur untuk binomial Linnaean.

Selain publikasi yang didedikasikan bagi tumbuhan-tumbuhan yang berasal dari Asia Selatan, catatan tentang spesies asli daerah tersebut juga muncul dalam publikasi dengan fokus yang sedikit berbeda (misalnya tumbuhan yang dibudidayakan di kebun botani). Dapat dimengerti bahwa Belanda berada di garis depan kegiatan ini, dengan menanam tanaman dari koloni-koloni mereka untuk dibudidayakan. Banyak tumbuhan eksotis dari Dunia Lama, ditanam di kebun-kebun Amsterdam, beberapa diantaranya ditampilkan dalam Horti medici Amsteldamensis (Commelin, 1697).

Paradiscus Batavus (Hermann, 1698), suatu catatan tentang tumbuhan yang tumbuh di kebun botani di Leiden, juga mencakup banyak tumbuhan Asia Selatan. Misalnya, deskripsi bergambar tentang anggrek bernama “Orchis amboinensis, floribus albis fimbriatis”, sebagai “Flos susannae” adalah nama anggrek yang dinamai oleh Rumphius untuk mendiang istrinya. Hermann mencatat bahwa karena tanaman ini belum berbunga di kebun, gambar yang dia terbitkan, diambil dari ilustrasi Rumphius. Perbandingan cetakan milik Bontius dengan ukiran milik Johannes Burman, menunjukan beberapa perbedaan. Dalam penerbitan binomial Orchis susannae L., Linnaeus jelas mengambil informasinya dari catatan Hermann daripada dari catatan Rumphius.

 

Para Kolektor di Inggris

Selain informasi yang diperoleh secara langsung maupun tidak langsung dari sumber-sumber Rumphian, ada orang-orang selain orang Belanda yang tertarik dengan keunikan alam Asia. Kolektor Inggris, Hans Sloane, Leonard Plukenet dan James Petiver, semuanya tekun dalam mengembangkan kontak-kontak di antara para pedagang, dokter bedah, perwira kapal, dan pelancong lainnya untuk menambah koleksi-koleksi mereka. James Petiver, seorang apoteker di London, sangat berpikiran praktis dan memperoleh banyak spesimen tanaman ( dan dalam beberapa kasus, gambar tanaman) dari tempat-tempat seperti Madras, Vietnam, pulau-pulau di Laut Cina Selatan seperti pulo Condore, Chusan dan Amoy, dan Filipina.

Sebagai contoh, material datang ke Inggris dari Georg Joseph Kamel (1661-1706), kelahiran Moravia, yang melakukan perjalanan ke Filipina pada tahun 1688, dimana dia mengambil studi tentang sejarah alam dan medis. Seorang koresponden bagi Jhon Ray dan James Petiver, dia mengirimi mereka sejumlah besar spesimen dan deskripsi (terutama tumbuhan dan serangga), dan juga ratusan gambar yang berkualitas baik. Meskipun Linnaeus tidak pernah melihat material ini, Jhon Ray (1704) menerbitkan deskripsi mendetail tentang sejumlah besar spesies dari Kamel, dan Petiver menerbitkan gambar berdasarkan material tersebut. Menariknya, Linnaeus membuat anotasi entri-entri Kamel dalam salinan bukunya sendiri dengan referensi silang ke gambar yang sesuai dalam publikasi Petiver, menunjukan bahwa material tersebut adalah sumber berharga bagi orang Swedia itu. Pastinya, dia mengutip banyak dari material itu, Adiantum philippense L (Linnaeus, 1753 : 1094), misalnya didasarkan pada material yang dikumpulkan oleh Kamel dan dijelaskan serta diilustrasikan oleh Petiver (1702 : 8,t. 4, f. 4)   

Diskusi

Apa yang dapat kita simpulkan tentang penggunaan yang dibuat oleh Linnaeus dari deskripsi Rumphius tentang tumbuhan?. Mengingat bahwa objek tersebut anggota dari flora tropis yang kaya dari daerah yang relatif jauh, yang sedikit diketahui atau dipahami oleh Linnaeus, lebih sedikit dari objek itu daripada yang diantisipasi, tampaknya telah dikutip oleh Linnaeus. Hal ini tampaknya disebabkan oleh 3 faktor utama.

Pertama, Linnaeus tidak punya waktu untuk membuat penilaian rinci tentang nama-nama sebelum penerbitan Species Plantarum. Seandainya, dia tidak berselisih dengan Johannes Burman saat meninggalkan Belanda pada tahun 1738, Linnaeus akan memiliki volume-volume karya Rumphius di tangannya bertahun-tahun sebelumnya, dan akan memiliki banyak waktu untuk menilai deskripsi dan cetakannya, sehingga hampir pasti akan menghasilkan banyak jumlah yang lebih besar pada tahun 1753. Sebagaimana diketahui, Linnaeus memang menilai material Rumphius itu untuk disertasinya pada tahun 1754, meskipun pekerjaan ini, menghasilkan pengakuan hanya sejumlah 30 spesial baru (meskipun binomial tambahan yang didasarkansetidaknya sebagian pada tanaman Rumphius diterbitkan dalam berbagai karya Linnaean selama 15 tahun berikutnya atau lebih).

Kedua, banyak ilustrasi dan deskripsi dari Rumphius, meskipun terperinci, tidak memiliki informasi khusus tentang struktur floral, ciri-ciri, yang bagi Linnaeus, sangat mendasar dalam menempatkan spesies baru dalam sistem seksual miliknya. Jika detail semacam itu hilang untuk spesies tertentu, betapapun uniknya, tidak mungkin untuk menempatkannya atau menggolongkannya pada Kelas dan Ordo tertentu, jadi Linnaeus terpaksa mengabaikannya sampai informasi lebih lanjut tersedia. Dalam Kata Pengantar untuk 2 volume pertama karya Rumphius, Johannes Burman menjelaskan beberapa alasan kurangnya informasi tersebut [dikutip dari terjemahan oleh Beekman (2011)] :

“Saya harus mengakui bahwa Rumphius kita ini, tidak selalu mempertimbangkan dengan cermat bagian dari bunga dan buah yang berfungsi sebagai regenerasi, dan mengumpulkan hal yang sama dalam hal ini, dan memisahkan yang berbeda, dan menempatkannya dalam urutan tertentu sesuai dengan apa yang para sarjana anggap sebagai genus atau family, tetapi para pembaca yang budiman, haruslah ingat bahwa, seperti yang diakui oleh penulisnya sendiri (Rumphius), orangtuanya tidak membesarkannya untuk tujuan itu, dia juga tidak dibimbing oleh seorang ahli dalam hal yang sama, dan oleh karena itu, bukanlah seorang ahli botani”.

Burman juga menambahkan :

“Saya juga mengakui bahwa tidak setiap ilustrasi menggambarkan tanaman dengan semua bagiannya secara lengkap, tetapi para pembaca yang budimana, harus mempertimbangkan dan membiarkan hal itu sepenuhnya di luar kekuasaan penulis, karena, pertama-tama, kita akan menemui banyak tanaman langka dalam buku ini, yang hanya terlihat sekali, dan yang dibawa dari pulau-pulau terpencil, pegunungan yang tinggi, batu-batu dan pantai yang hampir tidak dapat diakses, bahkan dari hutan belantara yang rimbun, dan pada saat yang sama, objek itu tidak selalu muncul bunga dan buahnya, dan kita juga harus mempertimbangkan bahwa beberapa pohon tersebar sangat jauh dan luas, dan tumbuh sangat jauh di atas yang lainnya, sehingga pohon tersebut tidak dapat dipanjat dan dengan demikian menghalangi untuk menghasilkan bunga dan buahnya”

Ketiga, Linnaeus percaya bahwa banyak spesies yang dideskripsikan oleh Rumphius telah ditulis oleh penulis sebelumnya, terutama oleh Rheede dan Herman, jadi objek tersebut tidak memiliki kebaruan, meskipun ukirannya sendiri berkualitas baik. Tentu saja, anggapan Linnaeus bahwa tanaman yang secara superfisial mirip dari Maluku dan pantai barat India adalah adalah milik satu spesies yang sama yang sekarang kita ketahui sering salah, karena tanaman-tanaman dari Rheede dan Rumphius, ditempatkan dalam sinonim oleh Linnaeus seringkali ternyata salah dan berbeda spesiesnya. Dalam menamai pohon palem India timur, Borassus flabellifer, Linnaeus memasukan unsur India, Sri Lanka, dan Indonesia ke dalam konsep spesiesnya. Meskipun tumbuhan India dan Sri Lanka termasuk dalam spesies yang terus menggunakan nama Linnaeus, tumbuhan yang digambarkan Rumphius sekarang dikenal sebagai spesies yang berbeda, Borassus sundaicus Becc. Namun, Linnaeus tidak seharusnya dikecam terlalu keras dalam soal ini. Bagaimanapun, dia telah melihat hampir tidak ada material herbarium dari timur Sri Lanka, dan harus bergantung pada jarangnya catatan-catatan yang diterbitkan dari penulis lain dalam membentuk konsep spesiesnya, yang, akibatnya seringkali sangat luas.

Akibatnya, sementara deskripsi dan ilustrasi dari Rumphius tidak ditampilkan secara ekstensif dalam tulisan Linnaeus seperti yang seharusnya diterima oleh spesies itu, hal ini mungkin karena objek tersebut tidak siap untuk digunakan dalam pekerjaan yang telah ditetapkan oleh Linnaeus sendiri – mengatur dan menyusun dunia alam yang dicptakan oleh Tuhan, menurut sistem Linnaeus sendiri, menyediakan sistem penamaan yang logis dan konsisten untuk masing-masing organisme di dalamnya.

'Meminjam dengan bebas (impunitas)'?

Seperti yang telah ditunjukkan di sini, adalah mungkin untuk mendokumentasikan sebagian besar penggunaan Linnaeus yang dibuat dari karya Rumphius studi korespondensi antara Linnaeus dan Burman, serta kutipan eksplisit dalam publikasi Linnaeus tentang deskripsi dan ilustrasi spesies-spesies dari Herbarium Amboinense. Telah jelas bahwa, Linnaeus meninggalkan Belanda jauh sebelum Burman mulai dapat menerbitkan manuskrip-manuskrip Rumphius, dan bahwa Linnaeus tidak memperoleh 6 volume karya Rumphius itu sampai Agustus 1753. Naskah asli Rumphius menjadi milik Burman pada Agustus 1736, dan Linnaeus diasumsikan telah mengakses sumber itu antara rentang periode tersebut dan kepergiannya dari Belanda Mei 1738, telah menimbulkan anggapan bahwa orang Swedia itu, tanpa pengakuan yang semestinya, “meminjam dari sarjana besar Ambon-Belanda dengan impunitas” (Raven&Margulis, 2009). Beekman (2011 : 139-145) secara khusus mengecam apa yang dia lihat sebagai karakter Linnaeus yang bebas dari hal merepotkan, membandingkan dirinya dengan Rumphius (yang tidak diragukan lagi, lebih sederhana dan menyenangkan).

Abraham Back (1713-1795)

Namun, hanya ada sedikit bukti yang dikemukakan untuk mendukung klaim ini. Beekman menyatakan bahwa adopsi Linnaeus atas nama generik Musa (Linnaeus, 1736c) dalam catatan terakhir tentang pisang yang tumbuh subur di kebun milik George Clifford, adalah karena dia telah mengambil nama tersebut dari manuskrip Rumphius. Namun, penggunaan nama Musa pada pisang, jelas mendahului Rumphius seperti yang telah digunakan oleh Carolus Clusius (1605 : 229), yang dikutip oleh Linnaeus dalam penelitiannya tentang Musa paradisiaca (Linnaeus, 1753a: 1043). Sementara Linnaeus pasti akan tertarik pada naskah Rumphius dan tanaman eksotis yang digambarkannya, dan gambar-gambar itu akan segera menjadi informasi, teks yang oleh Rumphius ditulis secara eksklusif dalam bahasa Belanda, bahasa yang mana Linnaeus membuat sedikit kemajuan selama 3 tahun masa tinggalnya di Belanda. Selanjutnya argumen antara Linnaeus dan penerbit Flora Laponica-nya, Salomon Schouten, Burman menyatakan bahwa pencetak asal Belanda itu, mungkin tidak mengerti apa yang dikatakan Linnaeus kepadanya, dan dengan tajam menambahkan bahwa Linnaeus tidak pandai berbahasa Belanda. Dan dalam surat selanjutnya kepada Bäck, Linnaeus (1753e) mengeluh bahwa daftar tanaman yang dia terima dari Belanda, tidak berguna baginya karena tanaman-tanaman itu dalam bahasa Belanda, dan hanya dapat dipahami oleh orang Belanda. Karena itu, tampaknya Linnaeus akan berjuang untuk memahami teks-teks Rumphius sebelum diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Burman, dan akibatnya tidak dapat “meminjam” konten dalam jumlah yang signifikan tanpa pengakuan. Jika, antara 1735 dan 1753, Linnaeus memang “meminjam” dari manuskrip Rumphius (seperti klaim Beekman, dan Raven & Margulis), kita mungkin berharap menemukan spesies Indonesia yang dapat dikenali yang dideskripsikan oleh Linnaeus tanpa merujuk pada Rumphius atau Herbarium Amboinense. Namun, ini sepertinya tidak ada. Veldkamp (2002 : 17-18) mencatat bahwa Adriaan van Royen, juga, pasti memiliki akses ke manuskrip-manuskrip Rumphius pada waktu yang hampir bersamaan, tetapi, meskipun ada banyak tanaman eksotis yang ditanam di Leiden, tidak disebutkan tentang Rumphius olehnya (Van Royen, 1740). Veldkamp menyatakan bahwa ada kesepakatan antara Linnaeus dan van Royen, bahwa mereka tidak akan “menyebutkan taksa berdasarkan manuskrip Rumphius sampai Burman menerbitkannya”.

Nama dan julukan Rumphian

Seperti nama botani dari sebagian besar penulis pra-Linnaean –mereka menggunakan nama generik dalam kombinasi dengan frase deskriptif dalam bahasa Latin – sebagian besar nama Rumphius tidak bertahan dalam transisi ke nomenklatur Linneaen yang utuh. Namun demikian, Rumphius masih dapat ditelusuri sebagai sumber dari beberapa nama formal yang diadopsi oleh Linnaeus. Beberapa diantaranya adalah nama generik, terutama Globba L., Quiqualis L., dan Xylophylla L., bersama dengan sejumlah contoh julukan khusus. Ini termasuk Ricinus mappa L., (dari “Folium mappae” nya Rumphius), Ricinus tanarius L. (dari 'Tanarius minor' nya Rumphius), Hernandia ovigera L. (dari 'Arbor ovigera' Rumph.), Stilago bunius L. (dari 'Bunius sativa' Rumph.), Menispermum flavum L. (dari 'Tuba flava' nya Rumphius.), Piper decumanum L. (dari 'Sirium decumanum' nya Rumphius), Maranta galanga L. (dari 'Galanga major' nya Rumphius.), Cucumis anguinus L. (dari 'Petola Anguina' nya Rumph.), Epidendrum scriptum L. (dari 'Angraecum scriptum” nya Rumphius.) dan Carissa carandas L. (dari 'Carandas' nya Rumphius). Dan tentu saja, sekitar 60 cetakan Rumphius yang berfungsi sebagai jenis tata nama untuk binomial Linnaean, dengan 300 lainnya adalah jenis binomial yang dijelaskan oleh penulis selanjutnya. 

Adriaan van Royen (1704-1779)

Kontribusi pada identitas modern tumbuhan yang dijelaskan dan diilustrasikan oleh Rumphius, termasuk dari Merrill (1917), Boedijn (1959), De Witt (1959) dan Zaneveld (1959), dan yang terbaru oleh Beekman (2011). Informasi tentang cetakan dari Rumphius yang berfungsi sebagai jenis binomial Linneaen, dapat ditemukan dalam Jarvis (2007).

Dalam bukunya Philosophia Botanica, Linnaeus (1751) membuat sedikit referensi ke Rumphius, mungkin karena dia tidak memiliki salinan dari buku yang diterbitkan di tangannya. Jadi, sementara Rumphius dihilangkan dari daftar “ahli botani utama” (Aph. 6) dan para ilustrator (Aph.11), namanya muncul dalam konteks Hindia bersama dengan nama van Rheede, di antara “para pendeskripsi” yang menurut Linneaus “telah menghasilkan sketsa sayur”. Karya Rumphius dari Amboina, juga termasuk di antara para pelancong (Aph. 17) [yang] “pergi ke daerah terpencil untuk menyelidiki tumbuhan”, meskipun sebagai salah satu dari apa yang dia sebut sebagai karya “selektif”, suatu kategori yang ternyata lebih rendah dari karya “luar biasa”. Ini semua ditulis sebelum Linnaeus melihat karya-karya Rumphius versi Burman yang diterbitkan. Namun, dalam edisi kedua Species Plantarum, Linnaeus (1762) mengangkat Rumphius ke dalam kelompok “Fundadores”, yang menunjukan bahwa Linnaeus terus kembali ke karya-karya Rumphius, dan menafsirkan ulang deskripsi dan ilustrasinya, justru karena dia (Linnaeus) karena dia sangat menghargai karya-karya Rumphius.

==== selesai ====

 

References

§  Baas, P. & Veldkamp, J.F. (2014). Dutch pre-colonial botany and Rumphius’s Ambonese Herbal. Allertonia 13: 9–19.

§  Baldini, E. (2009). I modelli pomologici (Pomological models). In: Raffaelli, M. (ed.) Il Museo di Storia Naturale dell’Università degli Studi di Firenze. Volume II. Le Collezione Botaniche, pp. 228–235. Firenze: Firenze University Press.

§  Beekman, E.M. (2011). The Ambonese Herbal. 6 vols. New Haven: Yale University Press and National Tropical Botanical Garden.

§  Boedijn, K.B. (1959). The Fungi in Rumphius’s Herbarium Amboinense. In: De Wit, H.C.D. (ed.) Rumphius Memorial Volume, pp. 289–294. Baarn: Hollandia.

§  Bontius, J. (1658). Historia plantarum. In: Piso, W. (ed.) De Indiae utruiusque re naturali et medica libri XIV. Amsterdam.

§  Burman, J. (1736). Letter to Carl Linnaeus, 26 Sep. 1753 (L0096), The Linnaean Correspondence, urn:nbn:se:alvin:portal:record-225119, consulted 30 Apr. 2019.

§  Burman, J. (1737a). Letter to Carl Linnaeus, ca. 5 Apr. 1737 (L0159), The Linnaean Correspondence, urn:nbn:se:alvin:portal:record-222959, consulted 30 Apr. 2019.

§  Burman, J. (1737b). Thesaurus zeylanicus. Amsterdam: Janssonius-Waesburg and Salomon Schouten.

§  Burman, J. (1738). Letter to Carl Linnaeus, 20 Nov. 1738 (L0262), The Linnaean Correspondence, urn:nbn:se:alvin:portal:record-223189, consulted 30 Apr. 2019.

§  Burman, J. (17381739). Rariorum Africanarum Plantarum. Amsterdam: Henricum Boussiere.

§  Burman, J. (1739). Letter to Carl Linnaeus, 7 Apr. 1739 (L0282), The Linnaean Correspondence, urn:nbn:se:alvin:portal:record-223207, consulted 30 Apr. 2019.

§  Burman, J. (1754). Letter to Carl Linnaeus, 1 Dec. 1754 (L2637), The Linnaean Correspondence, urn:nbn:se:alvin:portal:record-227556, consulted 30 Apr. 2019.

§  Burman, J. (1755). Letter to Carl Linnaeus, 30 Sep. 1755 (L1942), The Linnaean Correspondence, urn:nbn:se:alvin:portal:record-225863, consulted 30 Apr. 2019.

§  Clusius, C. (1605). Exoticorum libri decem. Antwerp: Plantijn.

§  Commelin, J. (1697). Horti medici Amstelodamensis rariorum … plantarum. Amsterdam: P. and I. Blaev and A. van Someren.

§  De Wit, H.C.D. (1959). A checklist to Rumphius’s Herbarium Amboinense. In: de Wit, H.C.D. (ed.), Rumphius Memorial Volume, pp. 339–460. Baarn: Hollandia

§  Gronovius, J.F. (1739–1743). Flora Virginica, exhibens plantas quas v.c. Johannes Clayton in Virginia observavit atque collegit … Leiden: Cornelius Haak.

§  Hermann, P. (1698). Paradisus botanicus … cui accessit Catalogus plantarum quas … deineandus curaverat Paulus Hermannus. Leiden: Abraham Elzevier.

§  Hermann, P. (1717). Musaeum Zeylanicum, sive Catalogus plantarum in Zeylana sponte nascentium … descriptarum a … Paulo Hermanno. Leiden: Isaacus Severinus.

§  Jarvis, C. (2007). Order out of chaos — Linnaean plant names and their types. London: Linnean Society of London with the Natural History Museum.

§  Linnaeus, C. (1736a). Bibliotheca Botanica. Amsterdam: Salomon Schouten.

§  Linnaeus, C. (1736b). Fundamenta Botanica. Amsterdam: Salomon Schouten.

§  Linnaeus, C. (1736c). Musa Cliffortiana. Leiden: privately published.

§  Linnaeus, C. (1738). Hortus Cliffortianus. Amsterdam: privately published.

§  Linnaeus, C. (1741). Decem Plantarum nova Genera. Acta Soc. Regiae Scient. Upsal. 1741: 77–84.

§  Linnaeus, C. (1747). Flora Zeylanica. Stockholm: Laurent Salvius.

§  Linnaeus, C. (1751). Philosophia Botanica. Stockholm: Laurent Salvius.

§  Linnaeus, C. (1753a). Species Plantarum. Stockholm: Laurent Salvius.

§  Linnaeus, C. (1753b). Letter to Abraham Bäck, 25 May 1753 (L1579), The Linnaean Correspondence, urn:nbn:se:alvin:portal:record-225063, consulted 30 Apr. 2019.

§  Linnaeus, C. (1753c). Letter to Abraham Bäck, 29 May 1753 (L1577), The Linnaean Correspondence, urn:nbn:se:alvin:portal:record-225066, consulted 30 Apr. 2019.

§  Linnaeus, C. (1753d). Letter to Abraham Bäck, 1 June 1753 (L1606), The Linnaean Correspondence, urn:nbn:se:alvin:portal:record-225103, consulted 30 Apr. 2019.

§  Linnaeus, C. (1753e). Letter to Abraham Bäck, 7 July 1753 (L1613), The Linnaean Correspondence, urn:nbn:se:alvin:portal:record-000000, consulted 30 Apr. 2019.

§  Linnaeus, C. (1753f). Letter to Carl Gustav Tessin, 5 Aug. 1753 (L1636), The Linnaean Correspondence, urn:nbn:se:alvin:portal:record-225119, consulted 30 Apr. 2019.

§  Linnaeus, C. (1754). Herbarium Amboinense. Uppsala: L.M. Höjer.

§  Linnaeus, C. (1756). Centuria II Plantarum. Uppsala: L.M. Höjer.

§  Linnaeus, C. (1759a). Systema Naturae, ed. 10, vol. 2. Stockholm: Laurent Salvius.

§  Linnaeus, C. (1759b). Herbarium Amboinense. Amoenitates Academicae 4: 112–143. Stockholm: Laurent Salvius.

§  Linnaeus, C. (1762). Species Plantarum, ed. 2, vol. 1. Stockholm: Laurent Salvius.

§  Linnaeus, C. (1763). Species Plantarum, ed. 2, vol. 2. Stockholm: Laurent Salvius.

§  Linnaeus, C. (1767). Mantissa Plantarum. Stockholm: Laurent Salvius.

§  Linnaeus, C. (1771). Mantissa Plantarum Altera. Stockholm: Laurent Salvius.

§  Linnaeus, C. (undated). Manuscript LM/LP/BOT/6/8, Linnean Society of London.

§  Manilal, K.S. (2003). Van Rheede’s Hortus Malabaricus — English Edition — with Annotations and Modern Botanical Nomenclature. 12 vols. Kerala: Thiruvananthapuram.

§  Martelli, (1903). Le collezioni di Giorgio Everardo Rumpf acquistate dal Granduca Cosimo III de’Medici ed una volta esistenti nel museo di Fisica e Storia Naturale di Firenze. Firenze: Tip. Luigi Niccolai.

§  Merrill, E.D. (1917). An interpretation of Rumphius’s Herbarium Amboinense. Manila: Bureau of Printing.

§  Nicolson, D.H., Suresh, C.R. & Manilal, K.S. (1988). An interpretation of Van Rheede’s Hortus Malabaricus. Regnum Veg. 119: 1–378.

§  Petiver, J. (1702). Gazophylacium Naturae, Dec. I. London: Chr. Bateman.

§  Raven, P.H. & Margulis, L. (2009). The herbal of Rumphius. Amer. Scientist 97(1): 7.

§  Ray, J. (1704). Historia Plantarum, Tomus Tertius. London: Sam. Smith and Benj. Walford.

§  Reinwardt, C.G.C. (1830). Zalacca. In: Roemer, J.J. & Schultes, J.A. (eds) Systema Vegetabilium, ed. 15 bis, 7(2): 1333. Stuttgart.

§  Rumphius, G.E. (1741–1750). Herbarium Amboinense … pars prima (-sexta), ed. J. Burman. Amsterdam: Franciscum Changuion, Joannem Catuffe, Hermannum Uytwerf.

§  Rumphius, G.E. (1755). Herbarii Amboinensis Auctuarium, ed. J. Burman. Amsterdam: Mynardum Uytwerf, S. Schouten.

§  Van Andel, T.R., Mazumdar, J., Barth, E.N.T. & Veldkamp, J.F. (2018). Possible Rumphius specimens detected in Paul Hermann’s Ceylon herbarium (1672–1679) in Leiden, the Netherlands. Blumea 63: 11–19.

§  Van Rheede tot Draakenstein, H.A. (16781693). Hortus Indicus Malabaricus, 12 vols. Amsterdam: Van Siomeren, Van Dyck.

§  Van Royen, A. (1740). Florae Leydensis Prodromus. Leiden: Samuel Luchtmans.

§  Veldkamp, J.F. (2002). 15 June 2002, 300th anniversary of Rumphius’s death. Fl. Males. Bull. 13: 7–21.

§  Zaneveld, J.S. (1959). An identifcation of the algae mentioned by Rumphius. In: De Wit, H.C.D. (ed.) Rumphius Memorial Volume, pp. 277–280. Baarn: Hollandia.




Catatan Tambahan

1. Jan Frederik atau Jan Frits Veldkamp meninggal dunia pada 12 November 2017, lahir di Amsterdam pada 31 Maret 1941

§ Lihat P. Baas dan P.H. Hovenkamp, In Memoriam Jan Frits Veldkamp (31 Maret 1941 – 12 November 2017), Blumea no 63, 2018, hal 1-10

2. Putra Rumphius adalah Paulus Augustus Rumphius, lahir sekitar tahun 1665

3. Para asisten Rumphius yang dimaksud adalah Daniel Crul, Philips van Eyck, Christiaen Gieraerts, J. Hoogeboom, Pieter de Ruyter,dan Johan Philip Sipman

§ Lihat, J.F. Veldkamp, Georgius Everhardus Rumphius (1627 – 1702) the blind seer of Ambon, Garden’s Bulletin Singapore, volume 63, 2001, hal 7-21, khusus hal 14

§ Lihat Leupe, P. A. 1871. Georgius Everardus Rumphius, Ambonsch natuurkundige der 17e eeuw. Verh. Kon. Akad. Wetensch. 12, 3: 1-63.

4. Johannes Burman lahir pada 26 April 1707 di Amsterdam dan meninggal pada 20 Februari 1780. Ia adalah putra tertua dari thelogis Frans Burman (1671 – 1719) dan Elizabeth Thierens. Johannes Burman was married to Adriana van Buuren

§ Lihat, https://en.wikipedia.org/wiki/Johannes_Burman

5. Carolus Linnaeus lahir pada tanggal 23 Mei 1707, dan adalah anak pertama dari pasangan Nils (Ingemarsson) Linnaeus (1674 – 1748) dan Christina Brodersonia (1688 – 1733). Ia menikah dengan Sara Lisa Morea pada 26 Juni 1739. Linnaeus meninggal pada 10 Januari 1778.

§ Lihat, misalnya S. Soemadikarta, Perjalanan Hidup Carl Linnaeus, Seorang Dokter Bangsa Swedia yang menjadi pakar botani dan zoologi kaliber dunia, Berita Biologi 8 (4a), 2007, halaman 13 – 19

6. Aphorism atau Aforisme merupakan ekspresi singkat dari prinsip atau kebenaran yang diterima secara umum dan disampaikan dalam pernyataan yang bernas, serta mudah diingat. Mungkin aforisme secara sederhana bisa didefinisikan sebagai “kata mutiara”. Dua aforisme dari Hipocrates adalah :

“ Life is short, the art long, opportunity fleeting, experiment treacherous, judgment difficult” [ Hidup itu singkat, seni itu lama, kejadian tiba-tiba dan berbahaya, dan penghakiman sulit]

“The physician must be ready, not only to do his duty himself, but also to secure the cooperation of the patient, of the attendant and externals” [dokter siap untuk melakukan apa yang perlu dilakukan olehnya, tetapi orang sakit, dan para pelayan dan semua kebutuhan lahiriah harus dipersiapkan dengan baik untuk urusan itu]

§ Lihat, Dickinson. W. Richards, The First Aphorism of Hippocrates, Perspectives in Biology and Medicine, volume 5, number 1, autmn 1961, hal 61-64

7. George Clifford III, lahir pada 7 Januari 1685 di Amsterdam dan meninggal 10 April 1760 di Heemstede.

§ Lihat https://en.wikipedia.org/wiki/George_Clifford_III

8. Adriaan van Royen lahir di Leiden pada 11 November 1704 dan meninggal 28 Februari 1779 di Leiden

§ Lihat https://en.wikipedia.org/wiki/Adriaan_van_Royen

9. Abraham Back, lahir pada Oktober 1713, meninggal pada 15 Maret 1795 di Stockholm. Menikah dengan Anna Charlotta Adleberg

§ Lihat, https://sv.wikipedia.org/wiki/Abraham_B%C3%A4ck


Tidak ada komentar:

Posting Komentar