Rabu, 21 Desember 2022

Peraturan Kewan(g) Negeri Porto, Pulau Saparua (tahun 1870)

 

(bagian 1)

  1. Pengantar

Peraturan Kewan atau Kewang Negeri Porto di Pulau Saparua ini, dibuat atau disusun dan “disahkan” pada tanggal 15 Maret 1870. Peraturan ini kemudian dipublikasikan secara meluas 50an tahun kemudian, yang dimuat dalam Adat Recht Bundels edisi XXIV : Groote Oost, dan diterbitkan oleh penerbit Martinus Nijhoff di s,Gravenhage, pada tahun 1925. Peraturan ini dimuat dalam Seri R bernomor 42 pada halaman 252 – 288  pada buku Adat Recht Bundels edisi XXIV tersebut. Isi dari peraturan kewan ini dipublikasikan dalam bahasa Melayu Ambon (halaman 252 – 271) dan terjemahannya ke dalam bahasa Belanda (halaman 271 – 288). Peraturan Kewan/Kewang Negeri Porto ini terdiri dari 5 bagian dan 1 ketentuan tambahan, dengan jumlah pasal sebanyak 110 pasal. Perinciannya bisa diurai sebagai berikut :

1.         Bagian 1 : dari pasal 1 hingga pasal 39 (39 pasal)

2.        Bagian 2 : dari pasal 40 hingga pasal 57 (18 pasal)

3.        Bagian 3 : dari pasal 58 hingga pasal 64 (7 pasal)

4.       Bagian 4 : dari pasal 65 hingga pasal 74 (10 pasal)

5.        Bagian 5 : dari pasal 75 hingga pasal 109 (35 pasal)

6.       Ketentuan Tambahan : pasal 110 (1 pasal)

Informasi secara garis besar mengenai Peraturan Kewan ini, pernah dijelaskan oleh Charles Zerner dalam artikelnya yang berjudul Through a Green Lens : The Construction of Customary Environmental Law and Community in Indonesia’s Maluku Island, yang dimuat dalam Law & Society Review, volume 28, No 5, Symposium : Community and Identity in Sociolegal Studies (1994), halaman 1079 – 1122. Pada halaman 1090 hingga halaman 1095 dalam artikel tersebut, Zerner mengisahkan bahwa John Aponno, seorang pegawai kantor Gubernur Maluku, untuk pertama kalinya mendengar tentang dokumen “sejarah” ini pada tahun 1957, namun ia tidak pernah menemukan dokumen tersebut. Beberapa tahun kemudian, Zeth Aponno, menyampaikan bahwa ia menemukan dokumen tersebut tanpa disengaja bersama temannya, Jhon Aponno kemudian meminta izin untuk membaca dokumen tersebut, menyalinnya, dan atas kesepakatan bersama “menerjemahkan” dokumen tersebut ke dalam bahasa Indonesia “kekinian”. Terjemahan yang dibuat oleh Jhon Aponno itu kemudian dipublikasikan pada tahun 1977 dan diterbitkan oleh HUALOPU, sebuah lembaga non pemerintah yang bergerak di bidang lingkungan hidup.

Apa yang dimuat dalam artikel ini, bukan berasal dari publikasi oleh Jhon Aponno tersebut, melainkan dari naskah asli berbahasa Melayu Ambon yang dimuat dalam Adat Recht Bundels edisi XXIV. Kami menyalin secara utuh tanpa “mengubah” ejaan atau bahasa aslinya, dan hanya menambahkan 2 kata, yaitu kata [BAB] yang tidak ada pada naskah asli, dan kata PERKARA untuk “pasal” kedua hingga “pasal” 110, dimana pada naskah asli kata perkara hanya ditulis pada “pasal” 1. Kami membagi artikel ini menjadi 2 bagian, dimana pada bagian 1 akan memuat isi peraturan dari 2 bab yaitu pasal atau perkara 1 hingga pasal/perkara 57. Sedangkan bagian kedua akan memuat mulai dari pasal 58 hingga pasal/perkara 110. Kami akan menambahkan beberapa catatan kaki untuk menjelaskan beberapa kata “asing” yang digunakan di dalam naskah dan menjadi kata-kata familiar di akhir abad ke-19 itu, dimana kata-kata tersebut mungkin tidak lagi dipahami oleh kita di masa kini.

Akhir kata, semoga artikel ini bermanfaat dan mungkin bisa menjadi “pedoman” pertimbangan buat pemerintah-pemerintah negeri untuk tetap melestarikan pranata adat seperti lembaga Kewan ini.


  1. Isi Peraturan Kewan Negeri Porto (tahun 1870)

SAPAROEA

Kewan-Reglement van de negorij Porto

Pengatoran-Kewan debowat oleh Radja dan kapala soa serta orang-orang tuwa-tuwa dan bala-bala1 deri Negery Porto mengikot sambil bersama-bersamaan kabijasaan negery kami pada menggunakan kami dan lagi pada baperentongkan2 negery kami, seperti kami ada membahagi itoe didalam bahagijan Pertama, Ka-Duwa, Tiga, Ampat dan Lima serta lagi sawatu katambahan deri bala-bala demikijen

 

[Bab] Pertama, Akan hhak dan kawasa deri kapala-kapala kewan dan anak-anak kewan :

Perkara 1

Menurut kabijasaan deri dihuluw3  haros bitjara Radjapatti angkat kapala kewan berhadapan bala-balanja mengikot kapilehan4  njata-njata deri bala-bala berturut-berturutan bangsa jang betul

Perkara 2

Pada angkat sawatu kapala kewan haros bitjara Radjapatti menilikh orang jang bajikh jang tahuw hidop tedoh dan kabenaran dan angkat menurut kasukaan bala-bala

Perkara 3

Pada angkat kapala-kapala kewan haros bitjara Radjapatty tjahari orang jang tulis dan batja ija tahuw bajikk-bajikh

Perkara 4

Pada mendjadi kapala-kapala kewan ikot bijasa negeri kami, haros bitjara radjapatti angkat :

  1. Latukewanno (artinja) Radja hutang
  2. Latumahinakewanno (artinja) Radja hutang parampuan

Perkara 5

Itu kapala kewan jang pertama jang desebut tjara bahasa tanah kami Latukewanno ija ada lebeh kawasa deri itu kapala kewan jang keduwa jang desebut Latumahinakewanno, Latukewanno ada salaku laky dan Latumahinakewanno ada salaku bini, santijasa5 didalam segala pakaradjaan pangkat deri keduwa marika ini sawatu haros kasi kira-kiraan6 jan baik pada jang lajin

Perkara 6

Komedijan deri bitjara Radjapatti sudah mengankatkan keduwa ochnum tersebut haros bitjara Radjapatti angkat pula pada tulong marika itoe anak-anak kewan jang disebut tjara bahasa tanah kami Anakewanno samowa dihadapan bitjara Radjapatti, tetapi pelih orang-orang jang bajikh dan djangan angkat dengan kepakhsaan hanja mengikot sesaorang ampunja kasukaan sindiri sopaja ija jang suka djadi anakh kewan ataw Anakkewanno bowleh melakukan dengan kesenangan dan karadjinan segala apa jang pangkatnja menontut.

Perkara 7

Satelah sudah bitjara Radjapatti mengangkatkan ochnum-ochnum jang tersebut diatas Latukewanno dan Latumahinakewanno serta dengan Anakewanno haros bowat sawatu bitjara dan angkat sawatu ochnum pada mendjadi Sinakewanno (artinja) orang jang tjahari tahuw chaba-chaba6 deri segala apa jang djadi didalam hutang kami dan didalam negeri kami, tetapi bitjara tersebut harus dengan idzin deri Radjapattinja.

Perkara 8

Menurut kabijasaan deri dehuluw Latukewanno ato djika Latukewanno tijada Latumahinakewanno ada kapala parentah hutang ija berdiri dibawa kawasa deri Radjapattinja ato djika Radjapattinja tijada kapala soanja jang melakukan pangkat Radja ija ada kawasa Latukewanno.

Perkara 9

Dalam hal-hal jang kenah parentah dalam hutang Latukewanno ataw djika Latukewanno tijada Latumahinakewanno ada orang jang pertjaja dan orang kasih kira-kiraan jang bajikh pada baperontongkan bala-bala dan negery.

Perkara 10

Sinakewanno serta Anakewanno ada dibawah kawasa deri Latukewanno ataw djika Latukewanno tijada, Latumahinakewanno, marika itu haros melakukan segala kardja jang Latukewanno ataw Latumahinakewanno menjuroh marika itu kemana perginja, dan marika itu haros membery hormat pada Latukewanno dan Latumahinakewanno salaku marika itu punja kapala-kapala.

Perkara 11

Anakewanno ataw sijapa-sijapa jang melawan parentah, ataw mehilangkan Latukewanno ataw Latumahinakewanno ataw Sinakewanno ataw barang sijapa jang lebeh hormath deri Anakewanno, haroslah dija itu debawah behadapan bitjara Radjapatti dan akan dehhukomkan salaku orang pitjkah8  santosa

Perkara 12

Latukewanno dan Latumahinakewanno haros memberytahuw pada Radjapatti ataw djika Radjapattinja tijada kapala soa jang melakukan pangkat radja segala apa jang marika itu tahuw pada baperontongkan bala-bala dan negery dengan santausa.

Perkara 13

Latukewanno dan Latumahinakewanno haros parenta diorang punja Anakewanno dengan lombot9 dan kabetulan dan barapa boleh menjuroh diorang dengan lombot tijada bowleh dengan karas, dan kaduwanja haros kasih kira-kiraan jang sanunoh10 pada Anakewanno

Perkara 14

Latukewanno dan Latumahinakewanno serta dengan Anakewanno haros dengan berapa boleh tondjokin marika itu punja karadjinan dan djaga dengan baberapa bole kabetulan dan dengan kasatijan djangan dengan angkat muka orang

Perkara 15

Latukewanno dan Latumahinakewanno serta dengan Anakewanno haros berdjalan sasahari menguliling bahagijan hutang kami pada berdjaga dan melihat djangan orang dagang11 ato sijapa-sijapa masok hutang kami sambil saorang apa-apa diluwar idzin (diatas surat).

Perkara 16

Djikalo Latukewanno ato Latumahinakewanno ato Anakewanno ada dapat barang orang, bajikh dagan bajikh bejbas padudokh dalam negery kami, bajik orang negery kami sendiri jang melangka atorang jang ada tertulis berikot ini, haroslah ambil parangnja ato barang apa jang bowleh dapat deri padanja pada pertjaja dan bawah itu berhadapan bitjara kewan hanja djika tijada boleh dapat sabarang apa-apa deri padanja dan namanja haros deberitahuw pada bitjara kewan

Perkara 17

Latukewanno dan Latumahinakewanno haros bowat bitjara kewan (jang desebut tjara bahasa tanah kami Mulo’ul) pada sasadomingu12  duwa kali ija itu pada hari Salasa dan Djumaat dan itu Jurejtulis jang akan menjebut dibalakan13  ini serta dengan Sinakewanno dan Anakewanno haros dudokh sesama pada pariksa segala hhal-hhal apa jang telah djadi dalam itu domingu.

Perkara 18

Djikalo bitjara kewan jang sebit14  diperkara 17 ada dapat barang hhal deri sijapa-sijapa jang melangkah15 atorang kabijasaan ini dan bitjara tersebut haros menghabiskan djuga menurut pengatorang ini, dan ambil itu didalam kitab-kitab, pengingatan tetapi manakala orang jang melangkah tita itu tijada mauw ambil bajik menurut pengatoran ini berbunji dan hhalnja itu Latukewanno ato djika Latukewanno tijada Latumahinakewanno bawah berhadapan bitjara radjapatti.

Perkara 19

Kalau didalam bitjara kewan ada hhal kenah orang dagan dan Latukewanno ato Latumahinakewanno haros membawah dan membery tahuw kepada Radja dan nanti Radja tulis pada tuwan Pendjawat pada minta hhukomannja menurut atoran ini tetapi djika orang dangan sindiri datang turut sukanja sindiri berhadapan bitjara kewan minta menghabiskan hhalnja dan bajara denda menurut bunji pengatorang ini pada masing-masing kalangkahan16, dan hhalnja itu menghabiskan djuga hanja ambil dalam kitab-kitab pengingatan

Perkara 20

Itu kitab-kita pengingatan jang Latukewanno haros pegang tjontonja akn terbery awleh Radja dalam jang mana pada sesahifa17  deri itu kitab Radja akan bertanda namanja, sopaja itu kitab-kitab tijada bawleh tersalah.

Perkara 21

Latukewanno akan dapat sawatu Jurejtulis jang satija pada tulong Latukewanno pada pegang itu kitab-kitab dan pada tulis idzin kapada barang sijapa jang hendak minta, itu tjonto idzin akan di kassy awleh Radja.

Perkara 22

Itu Jurejtulis jang tersebut diatas pada perkara 17 dan 21 akan terangkat dan dibery awleh bitjara Radjapatti berhadapan bala-bala

Perkara 23

Latukewanno ataw djika Latukewanno tijada Latimahinakewanno ada kewasa pada kasi idzin bagi barang orang jang hendakh masokh hutang dan lagi pada barang-barang apa jang ada menjebut dalam atoran ini, samowa itu ada diatas kewasa Latukewanno ataw djika Latukewanno tijada Latumahinakewanno bertanda pada delihat, dan Radja ataw djika Radja tijada kapala soa jang melakukan pangkat Radja taroh tjap dibawahnja pada mengambil bajik (dengan tjap jang mana Radja bijasa pakej)

Perkara 24

Latukewanno ataw djika Latukewanno tijada Latumahinakewanno ada dapat kawasa pada simpan segala harta-harta ataw kaontongan-kaontongan jang terbit deripada atorang ini, dan lagi pada tontut itu denda-denda dan bajarang-bajarang jang terbit deri pada atorang ini sahingga wakhtu-wakhtunja pada memasokan didalam simpangan dalam peti negeri seperti nanti akan tertantoe dibalakan ini.

Perkara 25

Didalam penghabisan Juny dan penghabisan December deri segala tahon Latukewanno ataw Latumahina kewanno haros bowat djuwalan njata-njata segala apa jang negeri punja jang ija sudah ramedy18  pada memasokan itu dalam simpangannja seperti bowah-bowah kalapa negery dan bowa-bowahan lajn-lajn jang negery punja pohon sagu tuwa dan barang-barang jang orang bersala bajar itu gantikan ija punja kepen denda djuwalan ini haros berhadapan bitjara Radjapatti sijapa jang suka beli ya haros bajar contant, tetapi djika sijapa tijada kepen contant, bowleh dapat bajikh pada hutang satu bulan lamanja teritung deri hary beli, komedijen bajar pada Latukewanno ataw Latumahinakewanno di rumah kewan.

Perkara 26

Didalam segala bulan July Latukewanno ataw djika Latukewanno tijada Latumahinakewanno haros bawah itu kitab-kitab pengingatan (jang tersebut dalam perkara 20) pada Radja ataw djika Radja tijada kapada kapala soa pada parikhsa dan bertanda artinja pada bawleh dapat tahuw kaontongan deri anam bulan
selamanja tentang deri January sahingga Juny.

Perkara 27

Dihulaw19  deri itu kitab-kitab pengingatan mauw kasi pada Radja atau kapala soa pariksa dan bertanda seperti tersebut dalam perkara 26, haros Latukewanno ataw Latumahinakewanno bowat bitjara kewan pada bowat reken betul-betul segala kaontongan jang telah mendapat didalam itu anam bulan lamanja ija itu deri bulan January sahingga penghabisan bulan Juny dan djikalaw sudah memasokan itu semowa didalam kitab-kitab tersebut, bahharoe Latukewanno dan Latumahinakewanno serta Jurejtulis dan Sinakewanno bertanda nama-namanja dibawah salaku sudah mengambil bajikh20  hitongan itu, komedijen bawah pada Radja ataw djika Radja tijada kapada kapalasoa jang melakukan pangkat Radja bertanda namanja.

Perkara 28

Tetapi didalam sasatahon itu kupang-kupang21  ataw kaontongan jang terbit deripada atorang ini Latukewanno ataw djika Latukewanno tijada Latumahina kewanno haros memasokan kapada simpangan negery (didalam pety negery) dihadapan bitjara Radjapatti jang bijasa terpegang itu pada penghabisan sasatahon, dan djikalaw bitjara radjapatti sudah tarimah itu kupang-kupang samowa dengan kabetulan menurut kanjataan dalam kitab-kitab tersebut dan akan bertanda didalam itu kitab-kitab, tetapi itu
kitab-kitab haros bowat duwa sarupa bunji, sopaja komedijen deri bitjara Radjapatti sudah bertanda sawatu bowleh tinggal pada simpangan Radja dan jang lajin deberikan pulang pada Latukewanno ataw Latumahina kewanno sopaja djangan djadi tersala semowa ini akan dapat atorang betul deri Radja, ataw diartikan
awleh Radja.

Perkara 29

Latukewanno ataw djika Latukewanno tijada Latumahinakewanno haros ramed dengan beragan boleh sopaja betul-betul penghabisan dari sesetahon dan kupany semuwa djadi betul pada masok didalam simpangan di pety negery.

Perkara 30

Latukewanno ataw djika Latukewanno tijada Latumahina ada dapat kawasa pada bawleh taroh sasy dan buka sasy pada buwa-buwahan dan lajin-lajin jang kenah larangan dalam atorang ini, tetapi lebih dihuluw dari ija mauw taroh sasy ataw buka sasy haros membery tahuw kapada Radja ataw djika Radja tijada kapala kapala soa jang melakukan pangkat bitjara Radjapatti dan deberitahuw lagi bagi Tuwan pendjawat22 (menurut perkara 71 bahagijan jang ka III deri pengaturan kaparentahan Benowa Ambon Staatsblad 1824 No. 19a23).

Perkara 31

Djikalaw komedijen deri sasawatu tahon bitjara Radjapatti sudah menarimah itu kupang-kupang dan kaontugan-kaontugan deri Latukewanno ataw Latumahina kewanno dan nanti bitjara Radjapatti akan parikhsa pada kasy pahala pada Latukewanno serta Latumahina kewanno lagi Sinakewanno dan Anakewanno bekan lagi pada sijapa-sijapa jang ada tulong disitu, salaku diaorang punja upahan, awleh karana diaorang punja kalelahan.

Perkara 32

Manakala bitjara Radjapatti melihat jang negery ada dapat banjak ontong deri Latukewanno punja kasusahan dan tulongan dan nanti bitjara Radjapatti akan ramedi pada berikan kapada Latukewanno dan awrang-awrang jang dibawah kawasanja upahan jang tjukop, ija itu pada ataw dengan kaluwar persent deri itu djumlat kupan jang terimah sasatahon deri simpangan kewan, dan berbahagi itu pada masing-masing ataw kah tjara lajin, itu semowa akan detantukan deri balakan.

Perkara 33

Bitjara Radjapatti sakali tijadakan lupa pada karunjakan ontong jang sampei pada Latukewanno dan owrang-owrang jang dibawah kawasanja, terlebih kapada sijapa itu jang tondjok karadjinan terlebek24.

Perkara 34

Latukewanno ataw Latumahina kewanno haros peganingantan bajikh-bajikh sakali deri ija punja awrang-awrang jang dibowak kawasanja ampunja karadjinan dan kamalasan, satijawan dan tijada satijawan.

Perkara 35

Soperti sudah terator didalam perkara 23 deri atorang ini djikalau Latukewanno ataw Latumahina kewanno Jurej tulis sudah bertanda habis di itu idzin, dan Radja dan kapalasoa jang melakukan pangkat Radja taroh tjap (artinja) sopaja Radja ataw djika Radja tijada kapalasoa awleh parikhsa betul jang idzin itu wadjib deberijkan ataw tijada.

Perkara 36

Anakewanno ataw awrang-awrang jang dibawah kawasa Latukewanno tijada barang sakaly-sakaly pada tarimah barang awrang dagang di hutang atas di rumah hutang diluwar barang surat idzin deri Latukewanno.

Perkara 37

Latukewanno ataw Latumahina kewanno haros djaga bajikh-bajikh jang djangan saawrang deri keduwa marika itu punja Anakewanno ataw orang jang dibawah parentah keduwa marika itu berkonkel25  pada melangka ataurang ini.

Perkara 38

Latukewanno, Latumahina kewanno, Sinakewanno dan Anakewanno beserta ochnum-ochnum jang ditilikh salaku sabagitu harus ta’alokh dirinja dibawah pengatorang kabijasaan tanah kami ini dengan sabagimana patut sopaja hidop-hidopan kami djadi dengan satosa, sijapa-sijapa deri pada orang-orang jang menjebut dalam perkara 38 ini melangka atorang ini akan dihhukomkan menurut atorang ini djuga pada masing-masing kalangkahan.

Perkara 39

Djikalau Latukewanno ataw Latumahinakewanno ada fiker apa-apa ataw bowat apa-apa jang tijada menjebut dalam atorang ini, samowa haros tanja kira-kiraan jang bajik deri Radja tijada barang sakali-sakali berbowat turut suka sindiri.

[Bab] Keduwa,  kenah awrang dagan jang bukan padudokh di Porto djikalaw marika itu mauw ataw suka masok hutang Porto pada ambil barang apa-apa ataw berbowat apa lajin melajinkan menurut atorang ini, djika tijada dan tijada dapat bajik pada masokh hutang kami.

Perkara 40

Awrang dagan potong bele (kajuw hutang) pada seroh saratus bidji haros bajar pada kewan akan kaontongan negeri f 3 (tiga ropia) tetapi kurang deri saratus bidji haros bajar pada sasabidji 4 (ampat) cent dikewan akan kaontongan negery.

Perkara 41

Awrang dagan tijada bawleh masokh hutang melajinkan datang pada Latukewanno ataw Latumahina kewanno pada ambil idzin, mauw apa-apa ataw berbowat apa-apa samowa diatas pembajaran.

Perkara 42

Awrang dagan potong tali pada kardja satu seroh haros bajar pada kewan akan kaontongan negery 50 (limapoeloeh) cent.

Perkara 43

Awrang dagan potong papan pada kerdja satu orembai deri satenga kojang26  f 5 (lima ropia) deri satu koijang f 10 (sepoeloeh ropia), deri duwa koijang f 20 (duwa puloh ropia) dan berikut tamba-tamba lima-lima ropiah pada sasasatenga koijang bajar pada kewan akan kaontongan negery.

Perkara 44

Awrang dagan potong manara rumah deri kajuw bowah (kajuw hutang) deri saratus bidji bajar f 3 (tiga ropia) pada kewan akan kaontongan negery, tapi kurang deri saratus bidji bajar pada sasbitji 4 (ampat cent) pada kewan akan kaontongan negery.

Perkara 45

Awrang dagan potong kajuw pada kardja parahuw deri kajuw hutang haros bajar pada kewan akan kaontongan negery, pada satu parahuw kitjil sakali f 1 (satu ropia) tetapi pada harga betul akan detantukan awleh pemeriksa atauw taxeer jang akan tersuroh itu deri Bitjara Radjapatti, hanja kaluw kajuw itu ada didalam dusong awrang dalam negery dan orang dagang haros bajar sadja pada kewan akan kaontongan negery 20% deri saratus teritong deri harga kajuw jang awrang dagan haros bajar pada awrang jang punja kajuw itu menurut pemarikhsa jang tersebut dalam perkara 45 punja taxeer.

Perkara 46

Awrang dagan potong satu pahisal27  deri kajuw hutang haros bajar pada kaontongan negery di kewan 50 (lima puloh) cent tetapi deri kajuw dalam dusong orang didalam negery dan bajar sadja di kewan akan kaontongan negery 20 % deri saratus tentang deri harga kajuw jang awrang dagan haros bajar pada awrang jang punja kajuw menurut texeer dari pemarikhsa.

Perkara 47

Djikalaw awrang dagan ada potong barang pohon kajuw atau buluw ataw apa-apa lajin pada manara-manara jang deri dalam dusong awrang dalam negery dan awrang dagan baros bajar sadja pada kewan akan kaontongan negery 20 % deri saratus teritong deri harga itu jang awrang dagan haros bajar pada awrang jang punja menurut texeer deri pemarikhsa.

Perkara 48

Djikalaw awrang dagan potong kajuw hutang pada kajuw bakar (stapel) pandjannja anam kaki, lebar tiga kaky tinggi anam kaky haros bajar f 1 (satu ropia) pada kewan akan kaontongan negery.

Perkara 49

Djikalaw awrang dagan mauw ambil kajuw bakar (seperty bijasa dalam negery kami awrang ambil pada bakar sasahari) dan sasaawrang bawleh dapat bajikh pada ambil didalam duwa bulan lamanja hanja haros bajar pada kewan akan kaontongan negery sasaawrang dagan 8 (dawlapan) cent, djikalaw didalam ampat bulan lamanja sasaawrang dagan haros bajar 20 (duwa puloh) cent dan djikalaw didalam satu tahon lamanja sasaawrang dagan haros bajar 30 (tiga puloh) cent pada kewan akan kaontongan negery.

Perkara 50

Djikalaw awrang dagan potong manara lajin-lajin seperti palisaat kajuw nani balk persagi ampat atau lajin-lajin manara jang bukan didalam dusong awrang samowa itu ada susah pada tantu pembajarannja, tetapi kaluw awrang dagan ada suka pada potong manara-manara tersebut deri hutang kami dan bawleh minta deri bitjara Radjapatti dan nanti bitjara radjapatti angkat pemarikhsa seperti telah menjebut dalam perkara 45 pada pergi taxeer harganja, tetapi hanja jang patut jang tijada mengrugikan awrang dagan.

Perkara 51

Awrang dagan potong atap deri dusong awrang haros bajar pada kaontongan negery (di kewan) pada sasaikat 5 (lima) cent diluwar bajar pada awrang jang punja dawon atap.

Perkara 52

Awrang dagan kardja satu kobon pamery dan bakar (jani ditampat baharuw) haros bajar pada kaontongan negery di kewan 50 (lima puloh) cent diluwar bajar pada orang jang punja tampat kobon (leleanno).

Perkara 53

Tetapi didalam itu kobon jang awrang dagan kardja seperti tersebut dalam perkara 52 tijada bawleh tanam pisang dan pohon-pohon kajuw lajin, melajinkan sadja tanam, djagon, kaladi, padi, ubi, patatos kombili, katjan, salea hotong, dan lajin-lajin tanaman jang ditilikh salaku sabagini serta dengan sajor-sajoran.

Perkara 54

Tetapi djikalaw awrang dagan perusah kobon pada keduwa kali diatas ija punja tampat kobon jang ija perusah pada pertama kali dan bajar sadja di kewan pada kaontongan negery 25 (duwa puloh lima) cent diluwar bajar pada awrang jang punja tampat kobon (leleanno).

Perkara 55

Djikalaw ada barang apa-apa jang tijada memasokan didalam atorang ini samowa haros tanja kira-kiraan deri Radja.

Perkara 56

Djikalaw awrang dagan potong atap deri dusong awrang haros djaga jang djangan ambil dawon terlaluw banjak deri sawatu pohon saguw sahinggah itu pohon djadi binasa.

Perkara 57

Awrang dagan ambil dawon ananas haros bajar pada kewan akan kaontongan negery pada sasaikat 3 (tiga) cent diluwar bajar pada awrang jang punja dawon ananas tetapi tijada bawleh ambil kurang deri ampat ikat.

 

======= bersambung =======

 

Catatan Kaki

  1. Bala-bala bermakna penduduk atau masyarat
  2. Baperentongkan bermakna untuk peruntukan atau untuk kepentingan
  3. Dihuluw bermakna Dahulu atau Dulu
  4. Kapilehan bermakna Terpilih
  5. Santijasa bermakna Senantiasa
  6. Kira-kiraan bermakna advis, saran, pendapat
  7. Chaba-chaba bermakna informasi atau kabar
  8. Pitjkah bermakna pecah, yang dalam konteks kalimat ini berarti menimbulkan atau mengakibatkan keonaran
  9. Lombot bermakna lembut atau “lunak”
  10. Sanunoh bermakna sepatutnya
  11. Orang dagang, dalam konteks di masa itu bukan bermakna pedagang atau orang yang berdagang, tetapi semua orang luar yang bukan penduduk definitif suatu desa/negeri. Kategori orang dagang bisa terdiri dari pedagang, atau masyarakat umum dari negeri-negeri tetangga.
  12. Sasadomingu bermakna satu minggu atau satu pekan
  13. Dibalakan bermakna di belakang, yang dalam konteks kalimat berarti kemudian atau setelah atau nantinya.
  14. Sebit bermakna sebut
  15. Melangka atau Melangkah dalam konteks kalimat ini bermakna melanggar atau bersalah
  16. Kalangkahan mungkin bermakna kesalahan/pelanggaran (bandingkan dengan penjelasan nomor 15 di atas)
  17. Kata sesahifa belum kami ketahui makna sebenarnya
  18. Ramedy bermakna perbaikan
  19. Dihulaw bermakna dahulu, yang dalam konteks kali bermakna terlebih dahulu atau sebelum
  20. Mengambil bajikh pada kalimat ini bermakna menerima atau menyetujui
  21. Kupang berarti uang
  22. Tuwan Pendjawat yang dimaksud adalah atasan dari para Regent, yang di dalam konteks ini berarti Controleur van Saparoea
  23. Bunyi pasal 71 yang dimaksud adalah : Het is den regent verboden om sassie of verbod  op het plukken van vruchtboomen of vruchten te leggen, anders dan met voorkennis en toestemming van  den regentsraad, die van dit verbod en van de redenen van hetzelve verbod aanteekening moeten houden. Van dit verbod zal bovendien kennis moeten worden gegeven aan de resident of assistent resident  atau terjemahannya [Bupati dilarang memberlakukan sassie atau larangan memetik pohon atau buah-buahan, selain sepengetahuan dan persetujuan dewan radja, yang harus mencatat larangan tersebut beserta alasan larangan tersebut. Selain itu, larangan ini harus diberitahukan kepada residen atau asisten residen]
  24. Terlebek bermakna lebih
  25. Berkonkel bermakna melakukan kelicikan
  26. Kojang atau Koijang adalah ukuran berat di Nusantara pada masa lalu, terutama digunakan sebagai ukuran beras, tetapi juga untuk menunjukkan daya dukung kapal dan biasanya diterjemahkan dengan muatan*. Pada abad ketujuh belas, Kompeni menghitung satu kojang sebanyak 23 pikol*; kemudian meningkat menjadi 32 pikol. muatan 30 pikol, kurang lebih 1500-2000 kilogram.
    27.  Pahisal atau Paisal adalah Perahu yang sangat kecil, hanya bisa memuat 1 orang saja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar