Rabu, 08 April 2020

Radja van Saparoua : Suatu dialektika dan rekonstruksi Menurut sumber-sumber Belanda (VOC) dan lainnya


(bag 4)

Oleh: Aldrijn Anakotta

 

C. Periode abad ke-19

Pada permulaan abad ke-19, berdasarkan arsip  tahun 18031 disebutkan secara eksplisit identitas Radja van Saparoua. Radja van Saparoua yang dimaksud bernama Pieter Titaleij. Arsip tahun 1803 ini ada 2 arsip yaitu bertanggal 15 November 1803 dan 20 Desember 1803. Arsip pertama (15 November) adalah arsip tentang penunjukan/pengangkatan Kepala Soa dan perangkat-perangkatnya di beberapa negeri pada Gubernemen Ambon oleh Gubernur Carel Lodewijk Wieling (Juli 1803-April 18042). Khusus untuk negeri Saparua, disebutkan secara eksplisit bahwa atas usulan Yang Mulia Radja van Saparoua Pieter Titaleij, dan disetujui oleh Opperhoofd van Saparoua Cornelis van Aart (Mei 1803-18043), Frans Anakotta diangkat/ditunjuk sebagai Kepala Soa di negeri Saparua. 

Arsip pengusulan salah satu kepala soa oleh Radja van Saparoua

Kita tidak mengetahui dengan persis kapan Pieter Titaleij mulai memerintah, karena kami tidak memiliki arsip-arsip untuk menjawab pertanyaan itu. Namun dugaan kami, Pieter Titaleij ini telah memerintah pada awal pemerintahan interegnum Inggris periode pertama (1796-1803), atau bisa jadi mulai memerintah sekitar 1-2 tahun sebelum tahun 1796. Dugaan ini, berasal dari pembacaan arsip kedua (20 Desember 1803) ditambah pengetahuan tentang sejarah khususnya mengenai  latar belakang pengambilalihan kekuasaan antara Inggris dan Belanda di wilayah Maluku.

Kronologis sejarah pengambilalihan wilayah Maluku oleh Inggris, garis besarnya sebagai berikut :

Pada tahun 1780-1784, terjadi pergolakan politik di Eropa barat. Inggris turun ke arena pergolakan dan berhadapan dengan Perancis, yang memicu perang Inggris IV4.

1.      Tahun 1792, Perancis dibawah pimpinan Raja Louis XIV mulai menginvasi Belanda

2.      Desember 1794, jendral Perancis, Jean Charles Pichegru (1761-1804) menyerang Belanda dan akhirnya berhasil membentuk pemerintahan yang disebut Republik Batavia dibawah perlindungan Perancis5

3.      Januari 1795, Raja Belanda, William V, melarikan diri ke Inggris dan membentuk pemerintahan transisi di luar negeri. Ia “bersembunyi” di kota Kew, dekat London6

4.      William V, mengeluarkan instruksi yang dikenal dengan nama “Warkat Kew”, yang isinya menyerahkan semua daerah jajahannya (Belanda) di Afrika dan Asia ke Inggris,agar tidak jatuh ke tangan Perancis7

5.      Berbekal instruksi ini, maka Inggris memerintahkan militernya yang berpusat di India untuk mengambil alih wilayah-wilayah jajahan Belanda itu.

6.      Tanggal 17 Februari 17968, Inggris mengambil alih wilayah Ambon dari tangan Belanda, ditandai melalui pergantian Gubernur Ambon, Alexander Cornabe (1794-17969) ke Laksamana Inggris, Pieter Reiner (17 Februari 1796-Maret 179610). Wilayah Banda diambil alih pada Maret 179611

7.      Sejak itulah, Inggris mulai memerintah wilayah Ambon (1796-1803). Periode ini yang disebut sebagai pemerintahan interegnum (peralihan) Inggris jilid I.

8.      Pada 27 Maret  1802, terjadi perjanjian Amiens antara Belanda dan Inggris, yang isinya mengembalikan semua wilayah jajahan Belanda yang diambil alih oleh Inggris 6 tahun sebelumnya (1796)12. Komisi pengambilalihan dibentuk dengan W.J. Cranssen, C.L. Wieling dan A. Melissen sebagai anggota Komisi pengambilalihan itu, dengan memprioritaskan pengambilalihan wilayah Maluku lebih dulu

9.      19 Februari 1803, komisi pengambialihan tiba di Ambon, dan tanggal 28 Februari 1803 terjadi pengambilalihan itu13. Meski telah diambil alih, namun pemimpin wilayah Ambon masih dipimpin oleh orang Inggris James Oliver (Januari 1802-Juli 180314)

10.  Pada Juli 1803, barulah anggota Komisaris pengambil alihan, Carel. Lodewijk.Wieling menjadi penguasa Ambon (Juli 1803-April 180415).

Dengan memahami kronologis diatas, maka arsip pertama bertanggal 15 November 1803 itu, berarti ada dalam periode pemerintahan C.L. Wieling (Juli 1803-April 1804). Arsip kedua bertanggal 20 Desember 1803 adalah Laporan hasil pengambilalihan wilayah  dari ketua Komisi Pengambilalihan, W.J. Cranssen kepada Gubernur Jend Hindia Belanda, Johannes Siebers (1801-1805) yang dilakukan pada bulan Februari itu. Laporan hasil kerja komisi itu terdiri dari 347 poin/item. Pada poin mulai 220-241 membicarakan tentang situasi para regenten (Radja, Patih, Orang Kaja) di Gubernemen Ambon pada masa pemerintahan Inggris (1796-1803) hingga masa-masa pengambilalihan itu (Februari 1796). Pada poin ke-224, menyampaikan bahwa ada keluhan-keluhan dan permintaan yang disampaikan para regenten soal “tingkah laku” penduduk mereka pada masa pemerintahan Inggris. Poin ke-225 tentang “janji” dari pemerintahan yang baru (Belanda) untuk memperbaiki situasi itu (keluhan-keluhan dan permintaan). Poin 226 tentang akan mengeksekusi janji yang disampaikan pada poin 225. Poin ke-228  hingga 241 berupa daftar keluhan dan permintaan itu. Pada poin ke-242 disebutkan tentang penjelasan  dan instruksi dari Balthasar Smissaert dan Christian Hoffman, dalam rangka merealisasikan poin 226 itu, dimana realisasinya adalah melakukan penelitian tentang perilaku dan kelebihan dari para regenten itu dengan mempertimbangkan juga keluhan dan saran-saran dari penduduk negeri. Hasil penelitian “komisi” ini diputuskan pada 30 April 1803 dengan 3 kategori terhadap nasib para regenten, yaitu tetap dilanjutkan, dipensiunkan serta diangkat/ditunjuk dengan yang baru.

Pada daftar Regenten yang masa pemerintahannya tetap dilanjutkan adalah Pieter Titalaij, Radja van Saparoua. Selain Radja Saparua, dalam konteks di pulau Saparua para regent yang tetap dipertahankan/dilanjutkan adalah :

 

a.       Jacob Nekeoeloe : Radja van Oelat (tertulis seperti itu pada arsip)

b.      Johannes Lawa Latta : Radja van Papere (tertulis seperti itu)

c.       Frans Tanalepe : Radja van Tuhaha (tertulis seperti itu)

d.      Salom Kesaulija :  Pattij van Serre Sorrij (tertulis seperti itu)

e.       Matheus Elias Nanlohij : Radja van Poorto (tertulis seperti itu)

f.        Marcus Wattijmena : Pattij van Hawaka (tertulis demikian)

g.      Izaak Nicolaas Huilisela : Radja van Nolloth (tertulis demikian)

h.      Johannes Salomon Kesaulija : Pattij van Ihamahoe (tertulis demikian)

i.        Mattheus Hermanus Mattahelumuwal : Pattij van Tiouw (tertulis demikian)

 

Sedangkan untuk negeri Booi, Patih Booi sebelumnya, Eliza Manusama (?-30 April 1803) dipensiunkan/diberhentikan dan digantikan oleh ? Pattiasina pada tanggal 30 April 1803. Untuk negeri Ouw, kasusnya sama dengan negeri Booi, Radja Ouw sebelumnya, Anthonij Petrus Manusama (?-23 April 1803) digantikan oleh Joseph Nekioeloe dengan gelar Pattij van Ouw pada tanggal 23 April 1803.  Yang agak “aneh” adalah kasus di negeri Haria. Pada daftar ini, tidak disebutkan apakah pemimpin negeri Haria itu dipertahankan, dipensiunkan atau digantikan dengan yang baru. Namun, pada arsip tertanggal 15 November 1803 (1 bulan sebelumnya dari arsip tanggal 20 Desember 1803 ini), secara eksplisit disebutkan Lambertus Hermanus Manuhutoe sebagai Pattij van Haria16.

Perlu dijelaskan juga tentang siapa Balthasar Smissaert dan Christian Hoffman yang ditugaskan untuk melakukan penelitian perilaku dan kelebihan para regenten itu.

Balthasar Smissaert menjadi Secunde dan Hoofdadministrateur di Gubernemen Ambon pada periode 1787-179617. Jadi pada saat pengambilalihan wilayah Ambon oleh Inggris pada Februari 1796 (lihat kronologis pada poin 7  di atas), Smissaert adalah secunde atau orang nomor 2 setelah Gubernur Alexander Cornabe. Pada saat pemerintahan Inggris itu, Smissaert tetap berdinas di Gubernemen, dan pada Juni 1802 (masih pemerintahan Inggris), Smissaert ditunjuk sebagai President/Ketua Raad van Justitie (Dewan Peradilan) di Ambon18.  Jabatan ini dipegang hingga tahun 1807 saat ia dimutasikan ke Batavia. Ini berarti pada pengambilalihan wilayah Ambon kembali dari tangan Inggris pada Februari 1803 (lihat kronologis pada poin nomor 10 di atas), Smissaert masih menjadi President Raad van Justitie.

Christian Hoffman berdinas di Gubernemen Ambon dan menjadi Opperchirugjin (Kepala dokter bedah militer) pada periode 1783-180219, dan tahun 1803 menjadi anggota Raad van Justitie20. Informasi tentang 2 figur ini penting untuk diketahui, agar kita bisa “memahami” asal usul dari penjelasan, instruksi dan keputusan atas hasil penelitian tingkah laku dan kelebihan para regenten itu.


Dari pemahaman ini, maka sederhananya adalah Pieter Titalaij telah menjadi Radja van Saparoua di masa pemerintahan interegnum Inggris (1796-1803). Penjelasannya adalah saat Belanda mengambil kembali wilayah Ambon pada tahun 1803 itu, para regenten di gubernemen Ambon secara otomatis “diserahkan” juga oleh Inggris kepada Belanda. Itu berarti Pieter Titalaij telah menjadi Radja di masa pemerintahan Inggris. Kapan tepatnya ia mulai memerintah?.

Chr. F. Van Fraasen yang mengeditori sumber-sumber sejarah Maluku Tengah dalam periode 1796-1902, menginformasikan pada bagian register nama-nama, yang dalam konteks nama Pieter Titaleij ini, Fraasen hanya menulis Pieter Titaleij menjadi Radja van Saparua (1803). Pengertian dari hal ini adalah Fraasen tidak mengetahui secara pasti kapan Pieter Titaleij mulai memerintah. Ketidaktahuan ini karena ia tidak/belum menemukan arsip-arsip lain dalam konteks Pieter Titaleij sebagai Radja Saparua, selain hanya arsip tahun 1803 itu. Maka kita seharusnya menerima dan memahami “ketidaktahuan” van Fraasen ini.

Seperti disebutkan pada awal artikel ini, kalau kami menduga Pieter Titalaij/Titaleij/Titaley menjadi Radja pada masa pemerintahan Inggris (Februari 1796-Februari 1803), bahkan 1-2 tahun sebelum Februari 1796 itu. Dugaan ini tentunya didasari oleh pemahaman dan pengetahuan terhadap sumber-sumber lainnya. Sepanjang yang kami ketahui, sejak Inggris berkuasa (1796-1803), Inggris tidak melakukan pergantian, pengangkatan/penunjukan regent baru di Gubernemen Ambon, terkecuali “mungkin” untuk masalah-masalah “krusial”.

Masalah “krusial” yang kami maksud ini, khususnya dalam konteks pulau Saparua adalah soal kasus menyangkut regent Ullath, Ouw dan Porto. Pada bulan Juni 179921, Radja Ullath (Jeremias Latuihamallo/Salemba), Pattij van Ouw (Pieter Pietersz Nikijuluw) dan Radja van Porto (tidak diketahui namanya22) dibuang ke Madras (India) karena terlibat dalam pembunuhan Resident Saparua asal Inggris, Jhon Henry Slingsby (1798-April 1799) pada tanggal 26 April 179923. Itu berarti negeri Ullath, Ouw dan Porto sejak pertengahan tahun 1799 terjadi kekosongan pemerintahan. Maka “mungkin” Inggris menunjuk figur-figur baru untuk memimpin ke-3 negeri itu. Misalnya Jeremias Latuihamallo, mungkin digantikan oleh Jacob Nekeoloe (lihat poin a) di atas), Pieter Pietersz Nikijuluw mungkin digantikan oleh Anthonij Petrus Manusama, serta Matheus Elias Nanlohij mungkin menggantikan Radja Porto yang tidak diketahui namanya itu. Kata “mungkin” yang kami gunakan ini, adalah suatu “rekonstruksi” atas “ketiadaan” sumber informasi dari sumber yang menyebut tentang penggantian ke-3 penguasa di negeri-negeri ini. Rekonstruksi ini diperkuat oleh informasi tentang figur Anthonij Petrus Manusama.  A.P. Manusama diketahui menjadi assisten yang bertugas di Gubernemen Ambon sebelum Inggris mengambil alih Ambon pada Februari 179624. Itu berarti Manusama tetap berdinas di Gubernemen Ambon saat Inggris memerintah, dan kemudian mereka menunjuknya sebagai Pattij van Ouw saat Pieter Pietersz Nikijuluw terkena masalah dan dibuang ke Madras pertengahan 1799. Selain itu, ada informasi juga untuk memperkuat rekonstruksi di atas, pada tahun 1805 Radja Ullath Jacob Nikijuluw meninggal, dan Belanda kemudian menunjuk Pieter Pietersz Nikujuluw (setelah bebas dari pembuangan) menjadi Radja Ullath pada tanggal 30 Juli 180525, sedangkan putra dari P.P. Nikijuluw yang bernama Joseph Nikijuluw menjadi Pattij van Ouw menggantikan A.P. Manusama pada 23 April 1803 (lihat di atas).

Jadi, dari pemaparan di atas, kami menyimpulkan bahwa Radja Saparua tidaklah “bermasalah” sehingga nasibnya tidak sama dengan ke-3 penguasa itu. Penyimpulan  tidak “bermasalah” ini, didasari pada hasil penelitian tingkah laku dan kelebihan para regent tahun 1803, yang salah satu hasilnya adalah Pieter Titaleij tetap dipertahankan/dilanjutkan pemerintahannya. Perlu diingat juga bahwa Balthasar Smissaert yang melakukan penelitian itu, adalah Secunde dan Hoofdadministrateur Gubernemen Ambon sebelum Inggris mengambil alih pada Februari 1796, dan pastilah telah “mengetahui” tingkah laku dan kelebihan Pieter Titaleij saat ia (Smissaert) menjabat.

Dasar-dasar rekonstruksi itulah, yang membuat kami menduga kuat bahwa Pieter Titaleij telah menjadi radja pada awal Inggris berkuasa (1796) bahkan diangkat/ditunjuk oleh VOC (Belanda) 1 hingga 2 tahun sebelum tahun 1796, yang berarti antara 1794-1795 atau sederhananya sekitar 1790an awal.

 

Siapa sebenarnya Pieter Titalaij/Titaleij ini? Siapa nama orangtuanya?. Pada sumber silsilah keluarga Titaley, tertulis Pieter Oleon/Ileon Titaley26. Mungkin figur ini adalah identik dengan Pieter Titaleij pada sumber tahun 1803 itu. Pada sumber keluarga itu, pada tulisan Pieter Oleon/Ileon Titaleij tertulis kode nomor 2, yang artinya Radja ke-2 dari silsilah yang dibuat itu. Ada figur yang namanya agak “unik”. Figur ini semampu yang kami bisa “baca” bernama Thomas Latumeteng Titaley dan tertulis kode nomor 1, yang berarti Radja ke-1 atau pertama dari silsilah itu.

Jadi bisa diurai seperti ini, Thomas Latumeteng Titaley memiliki 2 anak yaitu Jacob Manuwala Titaley dan Pieter Oleon/Ileon Titaley. Thomas Latumeteng Titaley diberi kode nomor (1) dan anaknya Pieter Ileon Titaley diberi kode nomor (2).

Berdasarkan silsilah keluarga Titaley dan arsip-arsip dan sumber-sumber yang kami punyai, maka Pieter Ileon Titaley (nomor 2) pada silsilah keluarga, identik atau sama orangnya dengan Pieter Titalaij/Titaleij pada arsip Belanda tahun 1803 itu. Maka Thomas Latumeteng Titaley adalah Radja yang mungkin menggantikan Pieter Jansz Manusama. Jadi rekonstruksinya adalah Pieter Jansz Manusama (1760an-1780an) kemudian digantikan oleh Thomas Latumeteng Titaley (1780an-1790an) dan digantikan oleh putranya Pieter Ileon Titaley (1790an) seperti yang diurai di atas.

Namun, figur Thomas Latumeteng Titaley ini yang disebut Radja hanya berdasarkan pada silsilah itu, kami belum menemukan arsip-arsip dan sumber-sumber lain yang memverifikasi nama figur ini. Sehingga jika mau adil, maka figur ini “nasibnya” sama dengan figur Majasang Simatauw, yang disebutkan sebagai Radja berdasarkan pada 1 sumber saja.

Menurut sumber dari van Fraasen, disebutkan bahwa Pieter Titalaij/Titaleij (atau Pieter Ileon – menurut silsilah keluarga) menikah dengan Cornelija/Cornelia Pattiselano. Sayangnya, pada sumber silsilah tidak dicantumkan nama istri dari Pieter Ileon Titaley. Selain itu, figur Cornelija/Cornelia Pattiselano ini, agak “membingungkan” saat kami mencoba membandingkan serta memahami informasi dari van Fraasen dengan silsilah keluarga dan berkaitan nantinya dengan raja selanjutnya, dan keturunan mereka.  Pembahasan figur ini dengan berbagai alternatif kemungkinan akan dilakukan pada artikel berikutnya.

                Kapan Pieter Titalaij/Titaleij mengakhiri masa jabatannya?. Van Fraasen tidak menjawabnya dengan tegas. Kami juga belum memiliki sumber-sumber atau arsip-arsip untuk menjawab pertanyaan itu dengan tegas dan jelas. Kami hanya bisa memperkirakan saja, melalui “pengandaian” usia putranya saat menjadi raja menggantikan ayahnya.  Putra dari Pieter Titaleij yang bernama Melkianus Jacob Titaley diketahui telah menjadi radja dalam tahun 1817. Namanya disebutkan secara eksplisit pada 4 arsip27.  Jika kita mengandaikan saja, bahwa dalam tahun 1817 itu, Melkianus Jacob Titaley berumur sekitar 30an tahun, maka kemungkinan ia lahir sekitar tahun 1787an , dan ia mulai menjadi Raja pada usia 25an tahun, maka ia mungkin menjadi raja sekitar 1807-1810an.

Pengandaian dan perkiraan ini dengan menghitung rata-rata usia seseorang saat ia mulai menjadi raja. Hal yang kami lakukan ini, juga bisa “diterima” karena berkaitan dengan implikasinya. Misalnya saat ia lahir (1787an), ayahnya, Pieter Titaleij beberapa tahun kemudian baru menjadi Raja (1790an) atau bisa saja telah menjadi raja. Kemudian saat Melkianus Jacob Titaley menjadi raja (1807-1810an), maka Pieter masih memerintah beberapa tahun (4-7an tahun) lagi setelah namanya disebutkan pada arsip tahun 1803 itu.

Jadi, Pieter Titaleij memerintah sekitar 20an tahun yang berarti antara 1790an hingga 1810an, dan digantikan oleh Melkianus Jacob Titaleij sekitar 1807-1810an.

 

==== bersambung ====



Catatan Kaki:

1.         Benoeming van soa-hoofden en andere functionarissen in de negorijen door de gouverneur van Ambon (Wieling), Ambon, november 1803. Afschrift. ARNAS, Ambon 730/a

§  Eerste commissaris tot de overname en retablissering van 's Compagnies bezittingen in de Molukken (Cranssen) aan gouverneur-generaal (Siberg) en raden van Indië, Batavia, 20 december 1803. Afschrift. NA, collectie Van Alphen 2.21.004.19, 302

2.        Ludeking, E.A.W. Lijst van Gouverneurs van Ambon, Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 14 (1864), pp. 543

§  Doren, J.B.J. van, De Moluksche Landvoogden van het Jaar 1605 tot 1818, J.D. Sybrandi, Amsterdam, 1868, Hal 132

§  Benoeming van een soa-hoofd in de negorij Porto door de gouverneur van Ambon (Wieling), Ambon, 23 september 1803.Afschrift. ARNAS, Ambon 730/a.

3.        Instructie voor kapitein Van Aart in verband met de door hem over te nemen comptoiren Lariké, Hila, Haruku en Saparua, opgesteld door commissarissen tot de overname en retablissering van 's Compagnies bezittingen in de Molukken (Cranssen, Wieling en Melissen), Ambon, 4 maart 1803. Afschrift. NA, collectie Van Alphen 2.21.004.19, 299  (dimuat oleh Fraasen, Chr. Fr, dalam :Bronen Betreffende Midden Molukken 1796 – 1902)

§  Memorie van overgave van afgaand provisioneel gouverneur van Ambon C.L. Wieling, Ambon, 30 april 1804. Afschrift. NA, collectie Van Alphen 2.21.004.19, 305

4.        D.G. E. Hall, A History of Southeast Asia, 2nd edition, London, MacMillan & Co Ltd, 1964, hal 317-318

§  D.G.E. Hall, Sejarah Asia Tenggara, Surabaya, Penerbit Usaha Nasional, hal 212

5.        Ibid

6.       D.G. E. Hall, A History of Southeast Asia, 2nd edition, London, MacMillan & Co Ltd, 1964, hal 317-318

§  D.G.E. Hall, Sejarah Asia Tenggara, Surabaya, Penerbit Usaha Nasional, hal 212

§  M. C. Ricklefs,  Sejarah Indonesia Modern 1200 - 2004, Jakarta, PT Serambi Ilmu Semesta, 2005, hal 248

§  M.C. Ricklefs, A History of Modern Indonesia since 1200, 3rd edition, London, Palgrave MacMillan, 2001, hal 147

7.        Idem

8.        J.E. Heeres, Eene Engelsche lezing omtrent de verovering van Banda en Ambon in 1796 en omtrent den toestand dier eilandengroepen op het eind der achttiende eeuw (dimuat dalam Bijdragen tot de Taal-, Land-en Volkenkunde van Nederlandsch-Indie, deel 60 (1908), hal 249 -368, khususnya hal 277

9.       Doren, van J.B.J. De Moluksche Laandvoogden van het jaar 1605 tot 1818, J.D.Sybrandi, Amsterdam, 1808 (hal 131)

§  Ludeking, E.A.W. Lijst van Gouverneurs van Ambon, Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 14 (1864), pp 540-541

§  Ludeking, E.A.W. Lijst van Gouverneurs van Ambon, Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 14 (1864), pp 540-541

10.     Ludeking, E.A.W. Lijst van Gouverneurs van Ambon, Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 14 (1864), pp 542

11.       J.E. Heeres, Eene Engelsche lezing omtrent de verovering van Banda en Ambon in 1796 en omtrent den toestand dier eilandengroepen op het eind der achttiende eeuw (dimuat dalam Bijdragen tot de Taal-, Land-en Volkenkunde van Nederlandsch-Indie, deel 60 (1908), hal 249 – 368)

12.      D.G. E. Hall, A History of Southeast Asia, 2nd edition, London, MacMillan & Co Ltd, 1964, hal 443-444

§  P.A. Leupe, Overname van Ternate van Engelsche in 1803 (dimuat dalam Bijdragen tot de Taal-, Land-en Volkenkunde van Nederlandsch-Indie, deel 27 (1879), hal 202 – 223, khusus hal 202)

13.      Ludeking, E.A.W. Lijst van Gouverneurs van Ambon, Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 14 (1864), pp 542

§  Overeenkomst tussen commissarissen tot de overname en retablissering van 's Compagnies bezittingen in de Molukken (Cranssen, Wieling en Melissen) en Brits militair en civiel gezaghebber in de Molukken (kolonel Oliver), Ambon, 28 februari 1803. Afschrift. NA: collectie Van Alphen 2.21.004.19, 300; collectie Wolterbeek 1.01.47.19, 73

14.      Ex-resident te Ambon (Farquhar) aan gouverneur in Rade te Madras (Clive), Ambon, 17 januari 1802.

Afschrift. IOR, Madras Public Consultations 11 June 1802, P/242/41 f. 2189

15.      Ludeking, E.A.W. Lijst van Gouverneurs van Ambon, Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 14 (1864), pp. 543

§  Doren, J.B.J. van, De Moluksche Landvoogden van het Jaar 1605 tot 1818, J.D. Sybrandi, Amsterdam, 1868, Hal 132

16.     Benoeming van soa-hoofden en andere functionarissen in de negorijen door de gouverneur van Ambon (Wieling), Ambon, november 1803. Afschrift. ARNAS, Ambon 730/a

17.      Naamboekje van de weled heeren der Hooge Indische Regeering zoo tot als buiten Batavia, Desember 1791, Peter van Geeman, 1791, (hal 67)

§  Naamboekje van de weled heeren der Hooge Indische Regeering zoo tot als buiten Batavia, Desember 1795, Peter van Geeman, 1795, (hal 64)

18.      Militair en civiel gezaghebber in de Molukken (kolonel Oliver) aan gouverneur in Rade te Madras (Clive), Ambon, 6 juli 1802. Afschrift. IOR, Madras Public Consultations 8 October 1802, P/242/45 f. 3926-3949

§  Militair en civiel gezaghebber in de Molukken (kolonel Oliver) aan de president van de raad van justitie (Smissaert), Ambon, 23 juni 1802. Afschrift. IOR, Madras Public Consultations 8 October 1802, P/242/45 f. 3950.

19.     Naamboekje van de weled heeren der Hooge Indische Regeering zoo tot als buiten Batavia, Desember 1796, Peter van Geeman, Batavia, 1796, (hal 65)

20.    Chr. F. Van Fraasen, Bronnen Betreffende de Midden Molukken 1796-1902, Naam register, Hoffman, Christian

21.      Resident te Ambon (Farquhar) aan de gouvernementssecretaris te Madras (Webbe), Ambon, 8 juli 1799. Afschrift. IOR, Madras Public Consultations 30 August 1799, P/242/15 f. 3035-3036.

§  Ex-gezaghebber in de Molukken (kolonel Oliver) aan commissarissen tot de overname en retablissering van 's Compagnies bezittingen in de Molukken (Wieling en Melissen), Ambon, 20 mei 1803. Afschrift. IOR, Madras Public Consultations 21 October 1803, P/242/55 f. 4072-4074

22.     Van Fraasen secara jujur, menyebut dalam catatan kaki terhadap arsip-arsip yang berkaitan dengan kasus ini, bahwa nama Radja van Poorto, tidak bisa diidentifikasi/tidak ia ketahui. Namun, berdasarkan sumber lain, maka kami menemukan identitas radja van Porto itu. Mungkin namanya adalah Salomon Nanlohij

§  Pada arsip tertanggal 18 Mei 1803, disebutkan bahwa ada 3 petisi dari 3 wanita untuk membebaskan orang-orang tercinta mereka, yaitu Christina Picauli, Maria Sampson dan Wilhelmina Picauli, dimana 3 wanita ini adalah wanita pertama ibu dan 2 wanita terakhir adalah istri dari Radja Ullath, Pattij Ouw dan Radja Porto.

§  Itu berarti istri Radja Porto adalah Wilhelmina Picauli

§  Berdasarkan sumber lain itu, disebutkan bahwa Salomon Nanlohij menikah dengan Wilhelmina Picauli, maka Radja Porto yang dimaksud oleh van Fraasen mungkin adalah Salomon Nanlohij

§  Lihat : Commissarissen tot de overname en retablissering van 's Compagnies bezittingen in de Molukken (Wieling en Melissen) aan de ex-gezaghebber in de Molukken (kolonel Oliver), Ambon, 18 mei 1803. Afschrift. IOR, Madras Public Consultations 21 October 1803, P/242/55 f. 4067-4072.

§  Lihat : Overzicht van de raja’s van Porto Saparua oleh Eddy Monsjou --- https://www.facebook.com/groups/295621950521909/permalink/1916463801771041/

23.     Resident te Ambon (Farquhar) aan gouverneur in Rade te Madras (Clive), Ambon, 20 juni 1799.

Afschrift. IOR, Madras Public Consultations 30 August 1799, P/242/15 f. 2926-2974 (dimuat oleh Fraasen, Chr. Fr, dalam :Bronen Betreffende Midden Molukken 1796-1902)

§  Dodwelll, Edward and Miles, James, S. Alphabetical List of the Officers of the Indian Army, London, 1838, (bag II : Alphabetical List of the Madras Army, Hal 156-157)

(pada hal 157, tertulis Jhon Henry Slingsby tewas dibunuh oleh para pembunuh Melayu (pribumi), pada tanggal 28 April 1799)

Widjojo, Muridan Satrio, Cross-Cultural Alliance-Making and Lokal Resistance in Maluku during the Revolt of Prince Nuku, c. 17801810 (Disertasi Doktoral di Universitas Leiden, 12 September 2007), chapter eleven, pages 224

24.     Lijst van te Ambon dienende employés van de VOC, Ambon, 17 februari 1796.Afschrift. IOR, Madras Secret Consultations 23 August 1796, P/SEC/MAD/2 f. 523-524

25.     Benoeming van regent voor de negorij Ulat door gouverneur van Ambon (Cranssen), Ambon, 30 juli 1805.Afschrift. ARNAS, Ambon 730/a.

26.    Silsilah Radja-Radja dari Mata Rumah Titaley (koleksi Bpk. Johan Titaley – Radja Saparua)

27.     Hoofden der opstandige negorijen aan kapitein-ter-zee J. Groot en overige officieren aan boord der schepen voor de kust van Saparua, Hatowano (Nolot), 20 juli 1817. No. 14 la B. Afschrift van translaat. ARNAS, Ambon 566

§  Hoofden der opstandige negorijen aan kapitein-ter-zee J. Groot aan boord der Maria Reijgersbergen voor de kust van Saparua, Hatowano (Nolot), 20 juli 1817. No. 16 la B. Afschrift van translaat. ARNAS, Ambon 566

Verbaal handelingen en besluiten gouverneur-generaal (Van der Capellen) buiten Rade 10 februari 1825 no. 7, Batavia. Afschrift. NA, Koloniën 2.10.01, 2480.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar