Sabtu, 02 Januari 2021

MALUKU : Tempatnya dalam Sejarah Ilmu Pengetahuan (bag 2 - selesai)


Oleh:

Charles H. Lamoureux

[Universitas Hawai Manoa]

  

WALLACE

                Dapatlah dengan yakin diperdebatkan bahwa kontribusi paling signifikan terhadap pemikiran ilmiah pada abad ke-19 adalah, proposal teori evolusi organik melalui seleksi alam, memberikan bukti pada gagasan bahwa spesies tidak hanya ciptaan abadi dari Tuhan, tetapi selalu berubah dan memunculkan spesies baru. Nama Charles Darwin selalu terkait erat dengan pengembangan teori evolusi; nama Alfred Russel Wallace juga memiliki hubungan yang sama eratnya.

                Alfred Russel Wallace lahir di Usk, Monmouthshire, Inggris, pada tahun 1823. Pendidikan formalnya berakhir pada usia 13 tahun, ketika keluarganya bangkrut. Dia mengikuti beberapa pelatihan sebagai tukang ukur tanah, tetapi sebagian besar adalah belajar sendiri dan mengembangkan minat yang mendalam pada sejarah alam. Pada tahun 1848, ia dan Henry Bates, yang juga menjadi ilmuwan yang disegani dan membuat kontribusinya yang penting bagi teori evolusi, berangkat ke Amazon dimana mereka berencana untuk membayar pengeluaran mereka dengan mengumpulkan spesimen tumbuhan dan hewan untuk dijual ke museum. Mereka menghabiskan 4 tahun yang produktif secara ilmiah di Amazon, dimana keduanya tidak hanya mengumpulkan spesimen tetapi memulai tulisan ilmiah mereka. Wallace kembali ke Inggris pada tahun 1852, dan pada tahun 1854, berangkat ke wilayah, yang ia sebut sebagai Kepulauan Melayu. Dia tetap di Asia Tenggara selama 8 tahun, dan sekitar 4 tahun berada di Maluku, serta kembali ke Inggris pada tahun 1862. Dia memiliki karir ilmiah yang penting, dan meninggal pada tahun 1913, tanpa pernah mengunjungi kembali Amazon atau Kepulauan Melayu (Beddall, 1969; Fichman, 1981). 

Alfred R.Wallace & F.F. Geach (1862)

                Wallace telah lama memikirkan pertanyaan tentang “keabadian spesies. Saat ia dan Bates berada di Amazon, mereka mendiskusikannya panjang lebar, dan keduanya menulis tentang hal itu sehubungan dengan kerja lapangan Amazon mereka. Wallace terus mengembangkan idenya saat berada di Kepulauan Melayu. Pada akhir tahun 1854 dan awal tahun 1855, ketika di Serawak sebagai tamu Raja Brooke, ia menyiapkan makalah berjudul “On the law has regulated the introduction of new species”, yang diterbitkan di Inggris pada tahun 1855. Makalah ini menarik banyak minat dari Darwin, dimana Wallace berkorespondensi secara teratur, dan sekarang diakui sebagai kontribusi penting bagi teori evolusi, walaupun Wallace belum mempertimbangkan prinsip seleksi alam.

                    Dari tahun 1857 hingga 1861, Wallace berada di Maluku. Sementara ia melakukan perjalanan secara luas di Maluku, sebagian besar waktu ia “bermarkas” di sebuah rumah sewaan kecil di Ternate10. Di Ternate, pada akhir Februari 1858, ketika ia sedang pulih dari serangan malaria yang menyerangnya dalam perjalanan ke Halmahera (atau Gilolo seperti yang Wallace ketahui), semua bagian dari teori itu akhirnya “terwujud”, sebagian didasarkan pada pengamatannya di Maluku. Dia telah menemukan konsep seleksi alam sebagai mekanisme penggerak evolusi. Dia menyiapkan sebuah makalah “On the tendency of varietes to depart indefinitely from the original type”, yang dia kirimkan ke Darwin dari Ternate. 

                    Darwin berada dalam dilema; dia menyadari bahwa Wallace, yang bekerja jauh dan sepenuhnya mandiri, telah mengembangkan teori mekanisme evolusi organik yang telah ia kerjakan selama bertahun-tahun. Dia bekonsultasi dengan teman-teman ilmiahnya di Inggris, dan diputuskan bahwa Darwin akan menyiapkan makalah singkat yang merangkum ide-idenya, yang akan dibaca bersama dengan makalah Wallace dari Ternate pada tanggal 1 Juli 1858, [pada] pertemuan Linnean Society. Dengan demikian, keduanya akan mejadi pengusul teori evolusi organik melalui seleksi alam.

                    Kertas-kertas kerja itu dibaca, tetapi menghasilkan sedikit diskusi langsung di luat komunitas ilmiah Inggris, bahkan ketika kedua karya itu diterbitkan bersama sebulan setelahnya pada Journal of Proceedings of Linnean Society of London Zoology (Darwin and Wallace, 1858). Pada tahun 1859, Darwin menerbitkan karyanya On the Origin of Species, dan kontroversi tentang validitas teori evolusi dimulai . Sejak saat itu, para sejarahwan sains telah menerbitkan banyak volume yang mencoba untuk mengevaluasi kontribusi dari Wallace dan Darwin, dan untuk memeriksa bukti untuk menentukan apakah karya Wallace dari Sarawak dan Ternate telah memberikan ide-ide penting yang membantu Darwin menyelesaikan pekerjaannya (lihat misalnya Beddall 1969; Brackman 1980; Brooks 1984; Fichman 1981; McKinney 1972; Williams-Ellis 1966; dan referensi yang dikutip oleh para penulis ini). 

Charles Darwin

                    Sejak saat itu, nama Darwin secara konsisten dikaitkan dengan teori evolusi organis melalui seleksi alam; [sedangkan] nama Wallace tidak. Jika Wallace merasa pekerjaannya dibayangi, ia pandai menyembunyikannya. Pada tahun 1869, ia mendedikasikan bukunya yang luar biasa tentang sejarah alam, The Malay Archipelago, “Kepada Charles Darwin, penulis The Origin of Spicies, saya persembahkan buku ini, tidak hanya sebagai tanda penghargaan pribadi dan persahabatan, tetapi juga untuk mengungkapkan kekaguman mendalam saya pada kejeniusannya dan karya-karyanya”.

                    Wallace terus menerbitkan tentang topik evolusi melalui seleksi alam (Wallace 1870, 1889, 1891)11. Dia secara konsisten menunjukan rasa hormatnya kepada Darwin dalam tulisan dan pidatonya12, dan bahkan bertugas sebagai pengusung [peti] jenazah Darwin pada tahun 1882 (Moorhead, 1969).

                    Nama Wallace telah diabadikan terutama untuk karya perintisnya dalam biogeografi. Wallace’s Line (Garis Wallace), yang ia usulkan sebagai [garis] pemisah antara daerah fauna Oriental dan Australia, yang membentang antara Bali dan Lombok dan antara Kalimantan dan Sulawesi (Wallace 1860, 1869, 1880), sekarang begitu familiar bagi setiap siswa biogeografi dan sejarah alam Indonesia.                    

Wallace Line [Garis Wallace]

KERJA-KERJA LAINNYA
                Meskipun Rumphius dan Wallace mungkin adalah ilmuwan alam yang terkenal yang telah bekerja secara luas di Maluku, kepulauan ini dengan laut di sekitarnya telah berkontribusi pada penelitian banyak orang lain.

                    Dari pelayaran keliling pertama hingga ekspedisi ilmiah modern, Maluku sering menjadi tujuan para penjelajah. Kapal Magellan berlabuh di Ternate pada tahun 1521; demikian pula [kapal] “Golden Hind” milik Drake pada tahun 1579. Sejak itu, setidaknya 50 ekspedisi telah mengunjungi Maluku terutama untuk eksplorasi ilmiah. Ekspedisi-ekspedisi tersebut termasuk dibawah sponsor Inggris, Belanda, Perancis, Amerika, Rusia, Denmark, Jerman, Austria, Jepang dan Indonesia. Di antara ini, beberapa yang lebih penting misalnya Ekspedisi Challenger (Inggris, 1872 – 1876), Ekspedisi Siboga (Belanda, 1899 - 1900), Ekspedisi Snellius (Belanda, 1929 – 1930) dan Operasi Raleigh (Inggris dan Indonesia, 1987)13.

                Selain itu, sejumlah ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu telah mengunjungi Maluku secara individu atau dalam kelompok kecil. Sebagai contoh, lebih dari 200 pekerja yang berbeda telah mengumpulkan spesimen botani dari Maluku, yang sekarang dilestarikan di museum dan kebun botani di seluruh dunia. Banyak yang lain telah melakukan pekerjaan zoologi, geologi, dan oseanografi di daerah tersebut. Di antaranya para naturalis yang telah bekerja dan bepergian secara luas di Maluku adalah Count Italia, Odoardo Beccari (beberapa kunjungan antara tahun 1872 dan 1878), Scott Henry Forbes (1880 hingga 1882), dan orang Amerika, David Fairchild (satu kunjungan pada tahun 1900, dan yang lain pada tahun 1940).

Selama 40 tahun terakhir, ada sejumlah ekspedisi ke Maluku. Proyek-proyek ini disponsori oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), oleh Flora Malesiana Foundation di Belanda, dan oleh kelompok lain. Pada awal 1970an, Lembaga Oseanologi Indonesia (LON) (sekarang bernama Pusat Penelitian Oseanologi), mendirikan stasiun penelitian di kampus Universitas Pattimura. Menggunakan stasiun ini sebagai pangkalan, 4 Ekspedisi Rumphius dilakukan selama dekade berikutnya. Kegiatan ini menyatukan para ilmuwan Indonesia dan asing yang melakukan penelitian dasar dan terapan dalam biologi kelautan dan oseanografi di seluruh Maluku. Operasi Raleigh membawa sejumlah ilmuwan Indonesia dan asing ke Seram pada tahun 1987, dan sebuah buku tentang sejarah alam Seram, sekarang sedang dipersiapkan di Royal Botanic Garden, Edinburgh.

Dengan demikian, pembangunan di pangkalan yang didirikan oleh Rumphius, Wallace, dan banyak pekerja lain dari seluruh dunia, Maluku terus memainkan peran penting dalam pengembangan pemahaman manusia tentang ilmu pengetahuan alam.


==== selesai ====

 

Catatan Kaki

  1. Pada tahun 1986, seorang pemandu lokal menunjukan kepada saya sebuah rumah di Ternate, yang menurutnya, adalah rumah tempat Wallace bekerja. Saya tidak punya banyak waktu untuk memeriksanya, jadi tidak dapat memverifikasi keakuratan informasi pemandu ini. Namun, Wallace memberikan deskripsi yang baik, dan denah lantai, dari rumah, kondisi yang yang ia gambarkan “agak rusak” pada halaman 234 – 236 dari The Malay Archipelago (1869), jadi mungkin bagi pengunjung lain bisa menentukan, apakah itu sebenarnya rumah Wallace atau bukan
  2. Dalam bukunya, Darwinism (1889), Wallace mengatakan : “Meskipun saya mempertahankan, dan bahkan menegakan perbedaan saya dari beberapa pandangan Darwin, seluruh pekerjaan saya cenderung untuk secara paksa menggambarkan betapa pentingnya seleksi alam atas semua agensi lain yang memproduksi spesies baru”
  3. Pada perayaan 50 tahun yang diselenggarakan oleh Linnean Society untuk merayakan ulang tahun ke-50 pada Juli 1858, Wallace, yang saat ia berusia 85 tahun, dianugerahi medali untuk karyanya dalam sejarah alam dan geografi. Dalam pidato penerimaan medali, Wallace membuat sejumlah pernyataan yang menyatakan sikapnya tentang siapa yang menemukan [teori evolusi] dan kapan : “ Sejak kematian Darwin, saya menerima penghargaan dan pujian di bawah kesalahpahaman. Telah dinyatakan... bahwa Darwin dan saya sendiri menemukan “seleksi alam” secara bersamaan, sementara beberapa orang dengan lebih berani menyatakan bahwa saya adalah orang pertama yang menemukannya, dan saya “mengalah” kepada Darwin!. Apa yang sering dilupakan oleh pers dan publik adalah bahwa gagasan itu muncul di [kepala] Darwin pada tahun 1838, hampir 20 tahun lebih awal dari saya (pada bulan Februari 1858); dan selama 20 tahun itu, dia dengan susah payah mengumpulkan bukti”. Wallace melanjutkan dengan berkomentar : “ Gagasan itu datang kepada saya seperti yang datang kepadanya [dalam] tiba-tiba kilasan wawasan; itu dipikirkan dalam beberapa jam – ditulis dengan menggunakan sketsa dari berbagai aplikasi dan perkembangannya seperti yang terjadi pada saya saat ini – dan dikirimkan semua dalam waktu 1 minggu. Saya kemudian (seperti seringkali) “pemuda terburu-buru” : dia siswa yang telaten dan sabar. Akhirnya, dia berkata : Benar-benar keberuntungan yang luar biasa yang memberi saya bagian apa pun... dan hanya keinginan ekstrim Darwin untuk menyempurnakan pekerjaan yang memungkinkan saya untuk mengerti” (William – Ellis, 1966)
  4. 2 sumber penting informasi tentang sejarah botani Maluku adalah daftar kolektor dan ekspedisi yang disajikan dalam volume pengantar Flora Malesiana (van Steenis, 1950), dengan suplemen dalam volume berikutnya, dan laporan ekspedisi dan koleksi yang dilaporkan dalam Buletin Flora Malesiana, buletin tahunan yang dikeluarkan oleh Flora Malesiana Foundation. Karena sumbernya tersebar sangat luas, akan sangat memakan waktu untuk menemukan data yang sebanding untuk pekerjaan dalam bidang zoologi, geologi, dan oseanografi. Saya belum berusaha untuk melakukannya untuk kajian ini.

 

REFERENCES

  • Beddall, B. G., ed. 1969. Wallace and Bates in the Tropics: An Introduction to the Theory of Natural Selection. London: Macmillan.
  • Beekman, E. M. 1981. The Poison Tree: Selected Writings of Rumphius on the Natural History ofthe Indies. Amherst: University of Massachusetts Press.
  • Brackman, A. C. 1980. A Delicate Arrangement: The Strange Case of Charles Darwin and Alfred Russel Wallace. New York: Times Books
  • Brooks, J. L. 1984. Just Before the Origin: Alfred Russel Wallace's Theory of Evolution. New York: Columbia University Press.
  • Darwin, C. 1859. On the Origin of Species by Natural Selection, or The Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life. London: John Murray. (Reprinted 1964, Cambridge, Mass.: Harvard University Press; and many other times and places.)
  • Darwin, C., and A. R. Wallace. 1858. On the tendency of species to form varieties; and on the perpetuation of species and varieties by natural means of selection. Journal ofthe Proceedings of the Linnean Society of London, Zoology 3:53-{)2.
  • Fichman, M. 1981. Alfred Russel Wallace. Boston: Twayne Publishers. McKinney, H. L. 1972. Wallace and Nmu.ra! Selection. New Haven: Yale University Press.
  • Merrill, E. D. 1917. An Interpretation of Rumphius's Herbarium Amboinense. Manila: Bureau of Printing.
  • Moorhead, A. 1969. Darwin and the Beagle. New York: Crescent Books.
  • Rumphius, G. E. 1705. D'Amboinsche Rariteitkamer. Amsterdam: Franyois Halma.
    ---. 1741-1755. Herbarium Amboinense, p!urimas complectens arbores, frutices, herbas, p!amas terrestres & aquaticas, qua in Ambon, et adjacentibus reperiuntur insulis,... [Separate title page in Dutch, Het Amboinsche KruidBoek ...]. Vols. 1-4, 1741, 1741, 1743, 1743 Amsterdam/Den Haag/Utrecht; vols. 5-6, 1747, 1750 Amsterdam/Den Haag; vol. 7, Auctuarium, 1755, Amsterdam.
  • Sirks, M. J. 1945. Rumphius, the blind seer of Ambon. In Science and Scientists in the Netherlands Indies, ed. by P. Honig & F. Verdoorn, pp. 295-308. New York: Board for the Netherlands Indies, Surinam and Curacao.
  • van Steenis, C. G . G. J. 1950. Flora Malesiana, series 1, vol. 1. Jakarta: Noordhoff Kolff N.Y.
  • Valentijn, F. 1726. Oud en Nieuw Oost-lndien. Amsterdam: J. van Braam.
  • Wallace, A. R. 1855. On the law which has regulated the introduction of new species. Annals and Magazine of Natural History (2nd series) 16:184-196.
    ---. 1860. On the zoological geography of the Malay Archipelago. Journal of the Proceedings of the Linnean Society of London, Zoology 4:172-184.
    ---. 1869. The Malay Archipelago:The Land of the Orang-Utan and the Bird of Paradise. A Narrative of Travel with Studies of Man and Nature. London: Macmillan. (Reprinted 1962, New York: Dover.)
    ---. 1870. Contributions to the Theory of Natural Selection: A Series of Essays. London: Macmillan.
    ---. 1880. Island Life: Or the Phenomena and Causes of Insular Faunas and Floras, Including a Revision and Attempted Solution of the Problem of Geological Climates. London: Macmillan. (Revised and reprinted, 1892.)
    ---. 1889. Darwinism, An Exposition of the Theory of Natural Selection with Some of Its Applications. London: Macmillan.
    ---. 1891. Natural Selection and Tropical Nature: Essays on Descriptive and ' Theoretical Biology. London: Macmillan.
  • Williams-Ellis, A. 1966. Darwin's Moon: A Biography of Alfred Russel Wallace. 1. London: Blackie. !
  • de Wit, H. C. D., ed. 1959. Rumphius Memorial Volume. Hollandia: Baarn. I
    ---. 1977. Orchids in Rumphius' Herbarium Amboinense. In: Orchid Biology: Reviews and Perspectives, ed. by J. Arditti, pp. 48-56. Ithaca: Comstock.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar