(bag 3)
Adryn Anakotta
(bag 1)
Adryn Anakotta
A. Pendahuluan
Bangsa tanpa arsip adalah bangsa yang berpotensi kehilangan memori kolektif. Demikian kata adik bungsuku, Ferdy Lalala. Kalimat “indah” ini bisa diterapkan dalam wawasan yang lebih “lokal” yaitu sebuah negeri atau desa. Sebuah negeri/desa tanpa arsip, bisa berpotensi kehilangan memori kolektifnya, yang dalam banyak aspek kehilangan “sejarah”nya sendiri, termasuk di dalamnya identitas pemimpin negeri itu di masa lalu. Sebagian besar negeri-negeri di Kepulauan Ambon-Lease dan Seram, hampir tidak memiliki “arsip” dan “sumber” yang memadai dan tersedia untuk merekonstruksi kembali sejarahnya, termasuk para “Bapa Raja” negeri mereka.
Identitas para “Bapa Raja” di tiap negeri di kawasan Ambon-Lease yang tercakup dalam tulisan ini hanyalah pada rentang tahun 1670-1695. Arsip atau sumber yang digunakan berasal dari arsip-arsip VOC, yaitu zielsbeschrijvinge atau cacah jiwa alias sensus penduduk yang dilakukan oleh Pemerintah Amboina (Gouvernment Amboina) sejak tahun 1670a. Meski telah dilakukan pada tahun 1670, namun data tahun itu tidak tersedia, mungkin telah “hilang”, sehingga data yang masih “bertahan” hanyalah berasal dari tahun 1671 – 1695.
Untuk lebih terstruktur dengan baik, maka tulisan ini dibagi menjadi beberapa bagian, dimana pada bagian pertama akan diawali dengan mengidentifikasi dan menyajikan data para “Bapa Raja” dari negeri-negeri yang berada di Pulau Saparua, kemudian diikuti dengan Pulau Haruku, dan diakhiri dengan Pulau Nusalaut. Jika memungkinkan, kami akan “memperluas” wilayah cakupan tulisan termasuk Pulau Ambon dan Seram, terkhususnya Seram Pesisir.
Apa yang kami lakukan melalui tulisan ini merupakan “proyek” dimaksud, melestarikan “arsip” dalam bentuk tulisan yang akan diwariskan kepada generasi berikutnya. Tentunya kerja ini tidaklah sempurna dan sangat-sangat jauh dari memadai, namun minimal telah berupaya dengan segala keterbatasan dan ketidakmampuan untuk menyajikan “arsip” dan “sumber” yang bisa digunakan nantinya.
B. Figur-figur Hebat di Masa lalu…………
1. Negeri Saparua
a. Orangkaija : Lisamata (1670 – 1671)
b. Orangkaija : Matheus Lisamata (1671 – 1685)
c. Orangkaija : Pieter Lisamata (1686)
d. Orangkaija : Francisco Arimole (1687 – 1695)
Catatan
§ Data tahun 1671b, Orangkaija van Saparua hanya ditulis Lisamata, mungkin figur ini bernama Matheus Lisamata yang disebut pada data tahun 1673c, dengan mempertimbangkan rentang waktu yang sangat “dekat”, meskipun bisa saja adalah 2 figur yang berbeda.
§ Orangkaija van Saparua Pieter Lisamata secara eksplisit tertulis “hanya” dalam data tahun 1686, ini berarti kemungkinan ia mulai menjadi Orangkaija van Saparua pada tahun 1685 saat menggantikan Matheus Lisamata, atau pada tahun 1686 itu saja. Hal yang sama juga berlaku pada Orangkaija van Saparua Francisco Arimole, yang mulai memerintah mungkin pada tahun 1686.
2. Negeri Tiouw
a. Pattij : Joris Latoeloerij (1670 – 1695)
Catatan
§ Pattih van Tiouw Joris Latoelorij, terkadang varian namanya ditulis Joris Latoulorij.
3. Negeri Paperu
a. Radja : Marcus Moesa (1670 – 1679)
b. Radja : Dominggus Sakamana (1680 – 1685)
c. Radja : Pieter Pattijleuw (1686 – 1697)
Catatan
§ Radja van Paperu, Pieter Pattijleuw adalah adik dari Marcus Moessa.d
4. Negeri Booi
a. Pattij : Anthonij Annacota (1670 – 1691)
b. Pattij : Francisco Lisouwa (1692 – 1695)
Catatan
§ Pattih van Booi Anthonij Annacota, terkadang ditulis dengan varian nama Anthonij Annakotta, Anthonij Ancota.
§ Pattih van Booi Francisco Lisouwa, terkadang ditulis dengan varian nama Francisco Risouwa.
5. Negeri Porto
a. Radja : Francisco Annacota (1670 – 1680)
b. Radja : Francisco Liliasa (1681 – 1695)
Catatan
§ Radja van Porto Francisco Annacota (1670-1680) dan Francisco Liliasa (1681-1695), mungkin adalah figur yang sama, tetapi mungkin juga adalah figur yang berbeda meski menyandang nama “depan” yang sama.
§ Francisco Liliasa terkadang ditulis dengan varian Francisco Ririasa.
6. Negeri Haria
a. Pattij : Matheus Pikasiwa (1670 – 1691)
b. Pattij : Jan Talahatoua (1692 – 1695)
Catatan
§ Pattij van Haria Jan Talahatoua, berdasarkan arsip gereja tahun 1695e bernama Cornelis Tarahate, sehingga mungkin varian namanya Cornelis Jan Tarahate/Talahatoua atau bisa juga Jan Cornelis Tarahate/Talahatoua.
7. Negeri Tuhaha
a. Radja : Joan Ternate (1670 – 1687)
b. Radja : Cornelis Pieterszoon (1689 – 1695)
8. Negeri Ihamahu
a. Pattij : Jeremias Djoemat (1682 – 1695)
Catatan
§ Menurut sumber dagregister in’t Batavia per tanggal 10 Oktober 1682f, disebutkan pada tanggal 30 Agustus 1682 di benteng Victoria, figur yang nantinya menjadi Pattij van Ihamahu dibaptis dan “mengambil” nama Jeremias.
§ Sejak tahun 1682, negeri Ihamahu secara resmi berdiri.
9. Negeri Nolloth
a. Orangkaija : Hermanus Ouliselan (1670 – 1675)
b. Orangkaija : Gerard Lissalouanij (1676)
c. Orangkaija : Marcus Lisalouan (1677 – 1686)
d. Orangkaija : Adrian Passalbessij (1687 – 1695)
10. Negeri Negeri Itawaka
a. Pattij : Pieter Lissaloan (1670 – 1679)
b. Pattij : Isaac Patinaija (1680 – 1695)
Catatan
§ Pattih van Ihamahu Isaac Patinaija, terkadang ditulis dengan varian Isaac Patijneij.
11. Negeri Ouw
a. Pattij : Pieter Anacota (1670 – 1694)
b. Pattij : Thomas Neijra (1695)
Catatan
§ Pattih van Ouw Pieter Annacota, terkadang ditulis dengan varian Pieter Annakotta.
12. Negeri Ullath
a. Radja : Bartholemeus Roumaelij (1670-1680)
b. Radja : Anthonij Maijasang (1681 – 1695)
Catatan
§ Berdasarkan arsip gereja tahun 1674g, Radja van Ullath ditulis Bartholomeus Nekiulo, sehingga Radja van Ullath Bartholemeus Roumelij, varian namanya bisa menjadi Bartholemus Roumelij Nekiulo.
§ Radja van Ullath Anthonij Maijasang menjadi Ouderling (Penatua) untuk Pulau Saparua (Honimoa) sejak tahun 1684h hingga meninggal pada tahun 1704.i
13. Negeri Siri Sori
a. Pattij : Jacob Salwane (1670-1695)
Catatan
§ Pattih van Siri Sori, Jacob Silwane, terkadang ditulis dengan varian Jacob Salwanij, Jacob Salewanij, Jacob Silwane.
===== bersambung=====
Catatan Kaki
a. Gerrit Knaap, The Demography of Ambon in Seventeenth Century: Evidence from Colonial Proto-Censuses, Journal of Southeast Asian Studies, volume 26, no 2 (September 1995), hal 227-241, khusus hal 228
b. N.A. 1.04.02 1282 Ambon
c. N.A. 1.04.02 1293 Ambon, folio 916-917
d. Jouverd F Frans dan Christwyn R. Alfons, Paperu, Negeri Lama dan Lumatau, Ambon, 2013 (tulisan ini diterjemahkan oleh Chr Fr Frassen dan diberi catatan kaki)
e.
RAPPORT BETREFFENDE EEN VISITATIE VAN KERKEN EN
SCHOLEN OP SAPARUA, NUSA
LAUT EN DE ZUIDKUST VAN CERAM DOOR DS. NICOLAAS HODENPIJL EN DE OUDERLINGEN ANTHONI
MAYASSA EN JOANNES PATTIKAYHATU. Saparua, juli 1695. ANRI, Archief Kerkenraad
Batavia 136, bundel rapporten en extracten 1692-1705, ongefolieerd. Afschrift.
f. W. Frein-Mess, Dagh-Register Gehouden In’t Casteel Batavia……deel II, G.Kolf & Co, Batavia, 1931, hal 1202
g.
RAPPORT BETREFFENDE EEN VISITATIE VAN KERKEN EN
SCHOLEN OP AMBON, MANIPA,
BUANO,CERAM,SAPARUA EN NUSALAUT DOOR DS.JACOBUS MONTANUS. Ambon, z.d. [mei
1674]. NA, VOC 1300, fol. 906r-927v. Afschrift
h. Francois Valentijn, Oud en Nieuw Oost Indien, deel III, Joannes van Braam & Gerard Onder der Linden, Dordrecht & Amsterdam, 1726 hal 144
Idem, hal 145